NIM: G1D121007
KELAS: 4 A
DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
METODE PEMBERDAYAAAN MASYARAKAT
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Metode atau metodik berasal dari Bahasa
Yunani, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa
berartijalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut
Poerwadarminta, bahwa “metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud”. adalah cara kerja yang sistematis untuk mempermudah
Metode pemberdayaan masyarakat merupakan suatu cara atau jalan yang dilakukan
Istilah PRA sebenarnya sudah cukup lama diterapkan di Indonesia, namun bagi beberapa
Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Raya Lintas
saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan
kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan secara partisipatif (Chambers dalam
masyarakat secara berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan serta berbasis konteks lokal.
Dalam konteks UU Desa maka PRA dapat memberikan pemahaman kepada para aparatur
pemerintahan desa dalam melakukan proses identifikasi potensi dan permasalahan di desanya
(Supriatna Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten et al.,
n.d.).
Rochdyanto (2000) menjelaskan bahwa beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi
Penerapan konsep triangulasi (multidisipliner tim PRA, variasi teknik dan keragaman
narasumber)
Dari berbagai sumber disimpulkan bahwa siklus pendekatan PRA adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi wilayah pedesaan secara umum;
perkembangan masyarakat;
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan PRA yang disarikan dari berbagai sumber bacaan dan
Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang
terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini
semua informasi di daerah sasaran. Pada dasarnya, metode RRA merupakan proses belajar
yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat.
Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin,
menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk
date).
sebagai sekumpulan pendekatan yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta
meningkatkan dan mengkaji pengetahuan mereka mengenai hidup dan keadaan mereka
sendiri agar mereka dapat menyusun rencana dan tindakan pelaksanaan.Untuk dapat
menggerakkan dan mendorong agar menggali potensi dirinya, dan berani bertindak untuk
meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara atau melalui pembelajaran yang terus menerus
1. Suatu proses pembalikan pemahaman, yaitu belajar dari masyarakat setempat (local
2. Belajar dengan cepat dan progresif melalui ekplorasi yang terencana, penggunaan metode
yang luwes, improvisasi, pngulangan, cek silang, tidak mengikuti blue print ; dapat
5. Membuat network mengenai pengukuran (kisaran) ada tiga hal : metode, jenis informasi,
6. Mencari keanekaragaman informasi dan kekayan informasi dengan jalan mencari dan
meneliti hal-hal yang kontradiktif, anomaly serta perbedaan. Missal dengan pengambilan
Mack et al. (2005) mendefinisikan FGD sebagai metode pengumpulan data kualitatif
yang mempertemukan satu atau dua peneliti dengan beberapa peserta sebagai kelompok
untuk mendiskusikan suatu topik penelitian (Rizal Bisjoe Balai Litbang Lingkungan Hidup
Irwanto (2006) mendefinisikan FGD sebagai suatu proses pengumpulan data dan informasi
yang sistematis mengenai suatu permasalahan yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Menurut Gerritsen (2011) FGD merupakan suatu diskusi terstruktur untuk memperoleh
informasi mendalam (data kualitatif) dari suatu kelompok masyarakat tentang suatu topik.
opini, keyakinan, sikap, persepsi masyarakat dan bukan untuk memperoleh konsensus atau
keputusan. Mencermati definisi yang dikemukakan para pakar sebelumnya dan melihat frase
FGD, maka di dalamnya dijumpai 3 (tiga) kata kunci yang mejadi kekhasan FGD, yaitu:
c. terfokus, sebagai penegasan bukan bebas tak terarah. Dengan demikian, FGD dapat
dipahami sebagai suatu proses pengumpulan data dan informasi kualitatif secara sistematis
Irwanto (2006) menyebutkan 3 (tiga) kata kunci tersebut sebagai prinsip-prinsip FGD yang
Mack et al. (2005) menyatakan bahwa metode FGD tepat digunakan untuk
mengidentifikasi dan meminta pendapat tentang norma suatu kelompok masyarakat dan
Paramita dan Kristiana (2013) menyatakan bahwa FGD merupakan teknik yang tepat
untuk menggali data dengan karakteristik khusus dan untuk penelitian dengan tujuan tertentu
(Rizal Bisjoe Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl P Kemerdekaan
berlangsung cukup singkat 60-120 menit (Krueger, 1988), namun karena melibatkan
sejumlah personil tim, beberapa partisipan dari para pihak, dan pihak terkait lainnya dengan
beberapa faktor pendukung atau penghambat, maka penyelenggaraan FGD perlu disiapkan
sebaik-baiknya secara bertahap. Tahapan dimaksud mencakup (Mack et al., 2005; Irwanto,
2006): persiapan rancangan FGD dan penyusunan materi FGD (Rizal Bisjoe Balai Litbang
filosofis maupun nilai aksi dengan mengutamakan pada proses belajar Bersama. Program
Keluarga Harapan harus mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap program
metode PLA cukup berhasil dalam proses pemberdayaan masyarakat. Emi Kusumawardani
Participatory Learning and Action (PLA) Sebagai Upaya Penurunan Kasus Malaria”
meskipun penelitian yang dilakukan mengambil dari sisi Kesehatan, tetapi dalam praktiknya
Kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa metode Participatory Learning and Action (PLA) mampu membuat
masyarakat menjadi berdaya karena adanya keterlibatan dari semua stakeholder yang
berkaitan dengan programnya. Participatory Learning and Action (PLA) atau proses belajar
dan praktik secara partisipatif merupakan bentuk baru dari metode pemberdayaan masyarakat
yang dahulu dikenal sebagai “Learning by doing” atau belajar sambil bekerja. Participatory
Learning and Action (PLA) merupakan metode pemberdayaan yang terdiri dari proses belajar
melalui : ceramah, curah pendapat, diskusi dll. Maka dari itu peneliti tertarik mengambil
judul Participatory Learning and Action (PLA) pada kelompok keluarga harapan. Hal ini
diangkat agar peneliti mampu mnegungkap apakah penyelenggaraan Program PKH yang di
danai besar oleh pemerintah pusat menggunakan metode yang tepat dalam membuat
masyarakat berdaya, dan apakah proses pemberdayaan yang dilakukan oleh program keluarga
harapan mampu membuat seluruh stakeholder berpartisipasi dalam membuat masyarakat
Sugiyono (2015: 15) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, analisis data
generalisasi. Dalam Konsepnya Participatory Learning and action meupakan induk dari
model pendekatan partisapatif, diamna terdapat beberpa jenis pendekatan partisipatif yang
5. PELATIHAN PARTISIPATIF
metode :
2). Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan metode Participatory Rural Appraisal (PRA),
Kegiatan dan metode ini dilakukan setelah melihat permasalahan mitra seperti masih
banyak anggota kelompok yang belum memiliki pengetahuan pentingnya berorganisasi untuk
belum tertib dan teratur, banyak yang tidak mengerti dan sama pemahamannya tentang
budidaya pertanian, pengaturan waktu pembagian kerja dalam mengurusi organisasi dan
usaha pertanian dengan kesibukan di urusan rumah tangga serta permasalahan kesulitan
mencarikan lahan yang tepat bagi sebagian anggota untuk Kebun Bibit Desa.
Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya lokasi kebun bibit desa yang baru sesuai
pelaksanaan pendampingan transect dan Participatory Rural Appraisal (PRA). Lokasi kebun
bibit desa di atur sedemikian rupa sehingga terjadi pengelompokan bibit-bibit tanaman seperti
tanaman hias, tanaman buahbuahan dan tanaman obat. Kelompok Wanita Tani Lestari
umumnya menempatkan lokasi tanaman hias pada area lingkungan perumahan sehingga
mudah perawatan harian dan langsung bermanfaat dalam memberikan keindahan pada
lingkungan rumahnya. Sedangkan tanaman buah-buahan dan tanaman obat pada lokasi kebun
bibit desa bersama. Penyiapan kebun bibit desa merupakan tahapan terakhir dalam kegiatan
pendampingan Kelompok Wanita Tani Lestari. Secara umum hasil dari tahapan siklus ini
dalam menyiapkan sebuah lokasi kebun bibit desa yang baru dan meningkatnya kuantitas
serta kualitas bibit-bibit tanaman (Bidang Manajemen dan Bidang Produksi), (Mustanir,
dan pengalaman sosial serta memiliki tujuan berupa upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat masyarakat yang tidak mampu untuk melepaskan diri dari lingkaran kemiskinan dan
memerlukan adanya sebuah prinsip yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pemberdayaan.
Senada dengan hal tersebut Najiyati mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul
Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut adanya empat prinsip yang sering digunakan
Kesetaraan
Kesetaraan berasal dari kata ―setara‖ atau sederajat yang berarti sama tingkatan, kedudukan
atau pangkatnya. Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang
sama dan memiliki beban yang sama. Dalam proses pemberdayaan masyarakat kesetaraan
masyarakat dengan lembaga yang melakukan program pemberdayaan, antara laki-laki dan
perempuan, dan masyarakat dengan pihak otoritas. Dinamika yang dibangun adalah
serta keahlian satu sama lain, saling mengakui kelebihan dan kekurangan satu sama lian,
Partisipatif
Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program
yang memiliki sifat parstisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh
masyarakat. Namun, agar sampai pada tingkat tersebut, diperlukan waktu dan proses
penikmat dan penonton saja. Banyak praktik pemberdayaan yang belum memberikan
kesempatan dan kebebasan kepada masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Keswadayaan
Pola program pemberdayaan masyarakat yang terjadi saat ini, lebih menekankan pada
charity atau mebagikan bantuan secara cuma – cuma, dan mengesampingkan penumbuhan
kemampuan masyarakat untuk mandiri dalam upaya membangun dirinya sendiri. Dalam hal
ini, kemandirian hanyalah sebuah kiasan kata saja yang diterjemahkan secara manusiawi.
Tidak sedikit diantara para pemangku kebijakan menganggap bahwa pemberian bantuan
dengan cara charity, dianggap lebih efektif dalam menyelesaikan persolan sosial di
masyarakat. Sementara itu, bantuan yang bersifat penguatan kapasitas cenderung tidak
disukai karena prosesnya yang lama dan tidak bisa langsung terlihat hasilnya. Namun perlu
diketahui bahwa pada dasarnya, pemberian bantuan atau dukungan yang bersifat
pengembangan kapasitas dan kemandirian masyarakat, jauh lebih berdampak dari pada
pemberian bantuan yang bersifat charity. Selain itu pemberian bantuan yang bersifat charity
cenderung akan membuat masyarakat menjadi tidak mandiri atau bergantung pada bantuan
orang lain. Sebagai seorang fasilitator harus dapat memahami bahwa sumber daya utama
untuk pengembangan kapasitas dan kemandirian sebagian besar berasal dari masyarakat
sendiri. Upaya menumbuh kembangkan kapasitas dan kemandirian yang berasal dari sumber
Berkelanjutan
Pemberdayaan masyarakat bukanlah suatu program yang bersifat instan yang hanya sekedar
menjalankan suatu program dengan adanya pembatasan waktu serta biaya. Namun
dilaksanakan secara terus menerus. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat
pemberdayaan, hanya sebatas waktu dan biaya pendanaanya saja. Apabila waktu dan
pendanaanya sudah habis, maka usai sudah program pemberdayaan yang dilaksanakan, dan
tidak ada kejelasan tindak lanjut dari program tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat masih berorientasi pada Project based, dan belum
bisa disebut sebagai pemberdayaan masyarakat yang sebenarnya. Karena salah satu tanda
budi, usaha untuk meningkatkan kemampuan komunitas atau kelompok masyarakat agar
mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat dalam menjalankan hak dan tanggung
dan memberikan perubahan pada kualitas kehidupan masyarakat, agar menjadi lebih sejahtera
dan berdaya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga mampu menciptakan kemandirian
Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 3(1), pp. 570–579.
Endah, R. (no date) METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Talenta 2020 View project
https://www.researchgate.net/publication/357753028.
MODERAT.
Rizal Bisjoe Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl P Kemerdekaan
Km, A.H. and Selatan, S. (no date) MENJARING DATA DAN INFORMASI PENELITIAN
Supriatna Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, A.,
Raya Lintas Timur Km, J. and Tanjung, K. (no date) RELEVANSI METODE