Di Susun Oleh :
1. Sera despa indah : P00340219036
2. Setri viona alhida : P00340219037
3. Sintia : P00340219038
4. Sri annisa nur safitri :P00340219040
5. Yuni sartika : P0034021941
6. Yolanda maya sari : P00340219042
Dosen Pengampu
Indah Fitri Andini SST, M.Keb
Semester : 4 (empat)
Sub topik :
Waktu : 100
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu melakukan pemberdayaan
masyarakat dengan pendekatan RPA
.
REFERENSI
Chambers, Robert. 1996. “PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa Secara
Partisipatif”. Yogyakarta: Penerbit Kanisuis.
Hudayana, Bambang. (2017). Pemberdayaan Masyarakat, Bunga Rampai Antropologi
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mikkelsen, Britha. (2011).
Metode Penelitian Parttisipatoris dan Upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Faris Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo. (2014). Konsep Pengembangan Kawasan
Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan”. Jurnal
Teknik Pomits
URAIAN MATERI
1. Participatory Rulal Apprasial (PRA)
Handout Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pendekatan PRA Page 3
a. Pengertian participatory rural apprisial (PRA)
PRA (Participatory Rulal Apprasial atau Partisipatif Kondisi Pedesaan) adalah
sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan dan atau
pesisir untuk turut serta meningkatkan dan mengkaji pengetahuan mereka mengenai
hidup dan keadaan mereka sendiri agar meraka dapat menyusun rencana dan tindakan
pelaksanaannya. PRA merupakan metode yang memungkinkan masyarakat secara
bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan
dan kebijakan secara fakta.
Metode PRA mulai menyebar dengan cepat pada tahun 1990-an. Metode ini semakin
meluas dan kegunaannya diakui ketika paradigma pembangunan berkelanjutan mulai
dipakai, seperti yang terjadi di beberapa negara sedang berkembang. Di dalam paradigma
tersebut, masyarakat ditempatkan sebagai poros inti dalam proses pembagunan.
Masyarakat dalam pembangunan tidak hanya dijadikan sebagai objektif, akan tetapi
mereka harus menjadi subjektif serta aktif dalam keikut sertaan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, juga dalam menikmati hasil pembangunan itu sendiri. Dalam
perkembangannya, metode PRA banyak digunakan dalam proses pelaksanaan progam
pembangunan secara partisipatif, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengawasannya (Robert, 1992).
b. Tujuan penerapan metode PRA
Pada intinya, PRA (Participatory Rulal Apprasial atau Partisipatif Kondisi Pedesaan)
merupakan sekelompok pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa saling berbagi,
untuk meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan
kehidupan desa, juga membuat rencana dan tindakan nyata. Beberapa prinsip dasar yang
harus dipenuhi dalam metode PRA antara lain adalah saling belajar dan berbagi
pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi, orang luar sebagai
fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi praktis dan berkelanjutan
progam. Selain tujuan tersebut, terdapat juga tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang dari pengunaan metode ini. Tujuan tersebut ialah sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Pendek: untuk melaksanakan kegiatan bersama masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan praktis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Tujuan Jangka Panjang: untuk mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan
sosial dengan pengembangan masyarakat melalui proses pembelajaran.
Yang dimaksudkan dengan pemberdayaan masyarakat ialah memperkuat
masyarakat, dengan cara menggerakkan dan mendorong agar masyarakat mampu
menggali potensi dirinya, dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, dengan
cara melalui pembelajaran yang terus-menerus selama adanya pendamping atau
fasilitator. Yang dimaksudkan dengan perubhah sosial ialah suatu perubahan cara
hidup masyarakat, baik karena adanya pengaruh dari dalam masyarakat sendiri
maupun sebagai pengaruh dari luar. Dan sebenarnya bahwa perubahan sosial itulah
d. Teknik-Teknik PRA
Fasilitator masyarakat akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang
bersifat heterogen. Apabila kita mengharapkan hasil optimal dalam upaya memahami
kondisi masyarakat pedesaan yang akan kita fasilitasi dalam penyusunan rencana
program pengembangannya, fasilitator harus mampu melibatkan diri secara baik dan
benar dalam masyarakat agar informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan secara mudah,
bersifat komprehensif dan representatif. Demikian juga dengan masyarakat yang kita
dampingi, agar tidak merasa jenuh dan bosen, maka diperlukan penerapan berbagai
variasi teknik PRA (Participatory Rulal Apprasial atau Partisipatif Kondisi Pedesaan).
Teknik kajian desa atau tekni-teknik PRA selama ini lebih banyak dipergunakan
untuk perencanaan kegiatan atau program. Hal ini terjadi karena ketrampilan untuk
melakukan modifikasi (penyesuaian) teknik –teknik PRA bagi kebutuhan lain, belum
banyak yang dimiliki para LSM atau pekerja sosial masyarakat yang mengetahui teknik
penelitian seperti PRA ini. Terdapat beberapa metode atau teknik PRA yang digunakan
dalam kegiatan pendampingan masyarakat, diantaranya yaitu:
Handout Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pendekatan PRA Page 7
1) Teknik Penelusuran Alur Sejarah Desa
Setiap Desa senantiasa memiliki asal usul masing-masing atau sejarahnya sendiri yang
menjadikan berbeda- beda antar wilayah satu dengan wilayah yang lain. Sejarah
tersebut menjadi bagian dari kebanggan suatu wilayah itu sendiri. Sejarah ini bukanlah
suatu lisan atau tulisan tetapi suatu kisah dimana pertama munculnya wilayah tersebut
atau sebab akibat terjadinya wilayah itu.
Tujuan :
- Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan desa dan
lingkungannya sendiri.
- Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan keadaan yang
terjadi dari sumberdaya mereka, yaitu mengenai sebab-sebab dan akibat-akibat
dari perubahan tersebut.
8) Wawancara
Dalam metode penelitian ilmiah terdapat teknik penelitian yang paling umum dikenal,
yaitu wawancara, baik wawancara semi struktur atau non formal. Wawancara semi
struktur adalah suatu kegiatan dimana ada tanya jawab dengan warga tanpa harus
membuat angket atau waktu tertentu sehingga dalam wawancara ini seperti ngobrol biasa
tanpa harus membawa teks tetapi dalam perbincangan ada suatu point masalah yang
dibahas dalam perbincangan itu.
9) Teknik Bagan Arus Masukan dan Keluaran
Teknik pembuatan bagan arus masukan dan pengeluaran adalah teknik PRA
(Participatory Rulal Apprasial atau Partisipatif Kondisi Pedesaan) untuk mengkaji
sistem-sistem yang ada dalam masyarakat atau komunitas. Sistem tersebut dapat
digambarkan ke dalam bagan yang memperlihatkan bagian-bagian dalam sistem, yaitu
masukan (input) dan keluaran (output), serta hubungan antara bagian-bagian dalam
sistem itu. Masukan (input) adalah sumber daya yang membuat sisitem berjalan dengan
baik. Sumber daya itu berupa tenga kerja, waktu, uang, modal, peralatan, akses, aset, dan
sebagainya. Keluaran (output) adalah suatu manfaat atau hasil yang diperoleh setelah