Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER PERHUTANAN SOSIAL

“Pengenalan Teknik-Teknik Kajian Partisipatif”

Disusun oleh :
Miftahul Zannah (H0420049)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan paper Pengenalan Teknik-Teknik Kajian Partisipatif ini disusun


guna melengkapi tugas mata kuliah Perhutanan Sosial. Laporan ini telah diketahui
dan disahkan oleh Dosen Perhutanan Sosial pada :
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh :
Nama : Miftakhul Zannah (H0420049)
Program Studi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Mengetahui,
Dosen Pengampu Perhutanan Sosial

Dr. Sapja Anantanyu, S.P., M.Si


NIP. 196812271994031002
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan partisipatif merupakan salah satu cara merumuskan
kebutuhan pembangunan daerah dan desa yang menempatkan masyarakat
sebagai pelaku utama pembangunan. Konsep ini menempatkan masyarakat
lapisan bawah sebagai perencana dan penentu kebijakan pembangunan di
tingkat lokal (Nurman, 2015). Pendekatan partisipatif merupakan suatu paduan
atau model penggalian potensi yang menitikberatkan pada partisipasi atau
peran serta masyarakat dalam proses pembangunan. Konsep ini dilandasi oleh
nilai-nilai dan semangat gotong royong yang telah menjadi budaya masyarakat
Indonesia. Gotong royong bertumpu pada keyakinan bahwa setiap warga
masyarakat memiliki hak untuk memutuskan dan merencanakan apa yang
terbaik bagi diri sendiri dan lingkungan serta cara terbaik dalam upaya
mewujudkannya (Wahyudin, 2004).
Upaya yang dapat dilakukan agar pendekatan partisipatif dalam
pembangunan desa dapat berjalan efektif, maka pemerintah desa dibantu oleh
lembaga kemasyarakatan desa bersama-sama melakukan tugas dan fungsinya
antara lain ikut serta menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan,
melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan desa secara
partisipatif. Selain itu, lembaga kemasyarakartan desa juga sebagai wadah
partisipasi masyarakat, penampung, dan penyalur aspirasi masyarakat dalam
pembangunan desa.
Fakta di lapangan menunjukan bahwa konsep pendekatan partisipatif
dalam pembangunan desa belum berjalan secara efektif sebagaimana yang
diharapkan. Menurut identifikasi masalah di lapangan, ada beberapa
permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan pendekatan partisipatif dalam
pembangunan desa antara lain, masih rendahnya komitmen pemerintah desa
untuk melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan desa, lembaga
kemasyarakatan desa terutama lembaga pemberdayaan masyarakat belum
berfungsi secara maksimal dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan
pembangunan desa, lemahnya koordinasi, komunikasi, dan kerjasama antara
lembaga-lembaga di desa, rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat
desa untuk terlibat dalam pembangunan di desanya.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengerti teknik pemberdayaan partisipatif.
2. Mahasiswa dapat memahami bentuk perencanaan partisipatif.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan metode PRA dalam pemberdayaan
masyarakat.
II. PEMBAHASAN

A. Teknik Pemberdayaan Partisipatif


Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu
berkaitan dengan pendekatan kemandirian, partisipatif, dan jaringan kerja.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi, tetapi
juga harkat, martabat, rasa percaya diri, harga diri, serta terpeliharanya tatanan
nilai dan budaya setempat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan harus
didukung dan ditumbuhkembangkan secara bertahap, perlahan namun pasti dan
menyeluruh. Jiwa partisipatif yang ditanamkan terhadap masyarakat akan
memunculkan perasaan memiliki terhadap apa yang dikembangkan. Terdapat
banyak teknik dan metode pemberdayaan secara partisipatif, namun strategi
dasarnya sama. Secara garis besar langkah-langkah dalam pemberdayaan
masyarakat secara partisipatif, antara lain perumusan konsep, penyusunan
model, proses perencanaan, pelaksanaan gerakan pemberdayaan, pemantauan
dan penilaian hasil pelaksanaan, pengembangan pelestarian gerakan
pemberdayaan.
Strategi pemberdayaan masyarakat secara partisipatif melibatkan sejumlah
praktisi pembangunan sebagai fasilitator dalam memfasilitasi peningkatan
aksesibilitas terhadap sumber-sumber daya yang dikembangkan. Oleh karena
itu, para praktisi harus mempunyai keterampilan dalam rangka menciptakan
kemampuan-kemampuan internal masyarakat. Kemampuan tersebut diantaranya
adalah 1) Negosiasi, keahlian meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
penawaran program, proyek dan kegiatan yang diusulkan masyarakat. 2)
Pengambilan keputusan, keahlian meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengambil keputusan secara demokratis, transparan, dan memperhatikan
akuntabilitas masyarakat. 3) Pelibatan berbagai pihak di tingkat lokal, bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur masyarakat
yang berperan optimal dalam pembangunan.
B. Perencanaan Partisipatif
Seluruh lapisan masyarakat perlu diajak berperanserta atau berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan pembangunan. Melalui perencanaan partisipatif
diharapkan hubungan antara masyarakat dengan kelembagaan masyarakat dapat
terjalin erat secara terus-menerus. Masyarakat diberi kesempatan untuk
menyampaikan masalah yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan
untuk berlangsungnya proses perencanaan berdasarkan kemampuan warga
masyarakat.
Perencanaan partisipatif memberikan kesempatan pada semua warga atau
kelompok dalam masyarakat untuk berperan didalamnya agar dapat
mengungkapkan permasalahan dan kebutuhan mereka. Terdapat beberapa ciri
khusus perencanaan partisipatif dilihat dari adanya peran serta masyarakat dalam
proses pembangunan desa. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) Adanya hubungan
yang erat antara masyarakat dan kelembagaan secara terus menerus. 2)
Masyarakat atau kelompok masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan
permasalahan yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan berharga. 3)
Proses berlangsungnya perencanaan berdasarkan kemampuan warga itu sendiri
4) Warga masyarakat berperan penting dalam setiap keputusan. 5) Warga
masyarakat mendapatkan manfaat dari hasil pelaksanaan perencanaan.
Dalam pembangunan partisipatif juga terdapat 3 prinsip pokok guna
pembangunan masyarakat desa antara lain, 1) Belajar dari masyarakat,
perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa bertolak dari pengakuan
dan kepercayaan akan nilai pengetahuan tradisonal masyarakat, serta
kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalahnya sendiri sehingga
belajar dari masyarakat penting untuk dilakukan. 2) Adanya pemandu
masyarakat sebagai pelaku, peran pemandu sangat diperlukan tetapi bukan
sebagai guru ataupun penyuluh namun menempatkan warga sebagai narasumber
utama dalam memahami keadaan mereka sendiri. 3) Keterkaitan semua
kelompok masyarakat, artinya tidak terbatas pada kelompok-kelompok
masyarakat tertentu saja.
C. Metode PRA Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Metode PRA (Participatory Rural Appraisal) merupakan metode
pendekatan belajar tentang kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan
oleh masyarakat desa sendiri. Tujuan utama metode PRA adalah untuk
menghasilkan rancangan program yang lebih sesuai dengan hasrat dan keadaan
masyarakat. PRA juga bertujuan memberdayakan masyarakat dengan
kemampuan masyarakat dalam mengkaji keadaan mereka sendiri, kemudian
melakukan perencanaan dan tindakan.
Indikator Keberhasilan PRA dalam perencanaan partisipatif dapat
diketahui melalui pengamatan terhadap perilaku masyarakat yang menunjukan
keberdayaan dilihat dari beberapa dimensi berikut: 1) Aktualisasi: Ekspresi diri
setiap anggota masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, baik pada
tahap dialog maupun penemuan dan pengembangan untuk program selanjutnya.
Internalisasi penilaian yang merupakan hasil ekspresi diri yang dihargai dan
dijadikan pertimbangan keputusan kelompok. 2) Koaktualisasi Eksistensi:
Gejala-gejala perilaku yang menunjukan bahwa adanya aktualisasi bersama
dalam kelompok atau komunitas atau masyarakat yang berimplikasi pada
eksistensi kelompok atau komunitas atau masyarakat dalam mengatasi masalah-
masalah sosial dan lingkungan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari paper ini adalah:
a. Pendekatan partisipatif dalam tahap perencanaan dapat dilakukan
dengan musyawarah desa yang diawali dengan pemggalian gagasan dan
aspirasi masyarakat. Musyawarah hendaknya melibatkan seluruh
kelompok masyarakat sehingga pengambilan keputusan dan penetapan
program dalam disepakati bersama.
b. Pendekatan partisipatif dalam pelaksanaan program dinilai lebih baik
kualitasnya dibanding pada tahap-tahap lainnya karena pada tahap ini
semua unsur masyarakat ikutserta memberikan dukungan partisipasi
baik dalam bentuk dana, bahan, ataupun tenaga.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain:
a. Pendekatan partisipatif dalam perencanaan perlu ditingkatkan kualitas
pelaksanaannya.
b. Seluruh kelompok masyarakat terutama tokoh/pemuka masyarakat dan
perwakilan kelompok-kelompok masyarakat hendaknya diikutsertakan
dalam merancang implementasi program.
DAFTAR PUSTAKA
Agribisnis, D., 2002 Teknik Pemberdayaan Masyarakat Secara Pertisipatif.
Nurman, 2015. Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada.
Wahyudin K., 2004, Perencanaan Pembangunan Desa, Jakarta: Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Anda mungkin juga menyukai