ESP #4
Jawaban:
Menurut saya, Iya. Karena menjadi relawan di ESP #4 dapat dianggap sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Sebagai relawan, saya memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi langsung dalam upaya membangun dan memberdayakan masyarakat di
desa tersebut. Berikut adalah beberapa cara di mana kegiatan relawan di desa Friwen
dapat menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat:
Jadi, penting untuk dicatat bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses yang
berkelanjutan dan holistik. Sebagai relawan, saya dapat berperan dalam berbagai aspek
pemberdayaan masyarakat di desa Friwen, dan kolaborasi dengan masyarakat setempat
akan menjadi kunci keberhasilan upaya pemberdayaan ini.
4. Bagaimana strategi yang akan kamu gunakan pada kegiatan ekspedisi sapa papua #4
yang akan dilaksanakan seminggu agar program kerja maksimal dan dekat dengan
masyarakat?
Jawaban:
Berdasarkan pengalaman saya sebagai organisator dan pernah menjadi relawan, saya
akan memastikan bahwa kegiatan ESP #4 dapat mencapai hasil yang maksimal dan dekat
dengan masyarakat. Berikut adalah beberapa strategi yang akan saya lakukan:
a. Riset dan pemahaman yang baik: Melakukan riset dan pemahaman yang mendalam
tentang desa-desa yang akan dikunjungi selama ekspedisi. Mengumpulkan informasi
tentang kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat setempat akan membantu dalam merancang program kerja yang relevan
dan efektif.
b. Keterlibatan masyarakat: Libatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
program. Melakukan dialog terbuka dengan pemangku kepentingan lokal, meminta
masukan dan saran dari masyarakat tentang kebutuhan dan aspirasi mereka.
Memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap ekspedisi akan
membantu menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab yang lebih besar.
c. Kolaborasi dengan mitra lokal: Bekerja sama dengan mitra lokal, seperti lembaga
pemerintah, organisasi masyarakat, atau lembaga nirlaba yang sudah berpengalaman
di wilayah tersebut. Kolaborasi ini akan memperkuat pemahaman tentang konteks
lokal dan memungkinkan akses ke sumber daya dan jaringan yang dapat mendukung
program kerja.
d. Pendekatan partisipatif: Menggunakan pendekatan partisipatif dalam merancang dan
melaksanakan program. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, dan evaluasi program. Memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta memberikan ruang bagi
mereka untuk berperan aktif dalam proses tersebut.
e. Penyuluhan dan pelatihan: Mengadakan penyuluhan dan pelatihan yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat. Fokus pada penguatan kapasitas masyarakat dalam
bidang seperti kewirausahaan, keterampilan hidup, kesehatan, dan pendidikan.
Menggunakan metode partisipatif dan interaktif untuk memastikan pemahaman dan
penerapan praktis oleh peserta.
f. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi: Memanfaatkan teknologi dan komunikasi
yang tersedia, seperti ponsel cerdas atau media sosial, untuk memperkuat
komunikasi dan berbagi informasi dengan masyarakat. Menggunakan platform
online untuk menggalang dukungan, mengadakan diskusi virtual, atau membagikan
hasil dan cerita dari ekspedisi.
g. Evaluasi dan pemantauan: Melakukan evaluasi dan pemantauan berkala terhadap
program yang dilaksanakan. Melibatkan masyarakat dalam proses evaluasi untuk
mendapatkan masukan dan umpan balik yang berharga. Menggunakan hasil evaluasi
untuk peningkatan program di masa mendatang.
5. Menurut kalian apa si yang secara substantif membedakan kegiatan charity dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat? Kalau kalian mau melakukan kegiatan sosial kalian
pilih mana, apa alasannya?
Jawaban:
Secara substantif, ada beberapa perbedaan antara kegiatan charity (amal) dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah penjelasan perbedaan utama:
a. Fokus:
1) Kegiatan Charity.
Cenderung berfokus pada memberikan bantuan dan dukungan langsung kepada
individu atau kelompok yang membutuhkan. Fokus utamanya adalah
memberikan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, atau
layanan kesehatan kepada orang yang membutuhkan.
2) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat berfokus pada memberikan keterampilan,
pengetahuan, sumber daya, dan dukungan yang memungkinkan masyarakat
untuk mengatasi masalah mereka sendiri dan meningkatkan kualitas hidup
mereka secara berkelanjutan. Ini melibatkan memberdayakan masyarakat untuk
berperan aktif dalam pengambilan keputusan, mengembangkan keterampilan,
meningkatkan kemandirian, dan memperjuangkan hak-hak mereka.
b. Pendekatan:
1) Kegiatan Charity.
Cenderung menggunakan pendekatan yang lebih paternalistik di mana donor
atau pemberi bantuan memiliki peran yang dominan dan penerima bantuan
adalah pihak yang pasif. Pemberi bantuan menentukan jenis bantuan yang
diberikan berdasarkan penilaian mereka terhadap kebutuhan penerima.
2) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.
Menggunakan pendekatan yang lebih partisipatif dan kolaboratif. Masyarakat
yang menjadi subjek pemberdayaan dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan. Tujuan utamanya adalah
untuk memberikan masyarakat kontrol atas proses dan hasil yang diinginkan,
serta memberdayakan mereka untuk mengambil langkah-langkah konkret guna
memecahkan masalah mereka.
Pilihan antara kegiatan charity dan kegiatan pemberdayaan masyarakat tergantung pada
konteks, tujuan, dan prioritas yang ingin dicapai. Kegiatan charity dapat mendesak dan
memberikan bantuan langsung dalam situasi darurat, sementara kegiatan pemberdayaan
masyarakat memberikan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan memberdayakan
masyarakat untuk meraih perubahan yang lebih luas.
Jadi, kegiatan charity dan pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang baik. Namun,
jika saya harus memilih salah satu, saya akan memilih kegiatan pemberdayaan
masyarakat, hal ini dikarenakan saya dapat terjun langsung dalam memberikan atau
meningkatkan kesadaran dan pemahaman betapa pentingnya aspek kehidupan
masyarakat, seperti dalam hal pendidikan, pelatihan, kesehatan, ekonomi dll. Serta, dapat
memberikan masyarakat kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk memajukan desa setempat.
6. Anda salah satu delegasi ke Raja Ampat, nanti akan diberikan kondisi geografis dan
monografis oleh tim fasilitator, kemudian temen-temen dalam satu divisi membuat
program di masyarakat, temen-temen sudah membuat program sekeren mungkin. Namun
ada kasus sebagai mana berikut :
a. Beberapa alat ternyata tidak tersedia apa yang akan Anda lakukan?
b. Bagaimana jika program yang temen-temen susun dirasa tidak menarik di
masyarakat, apa yang Anda lakukan?
c. Program kegiatan ternyata menyalahi adat setempat, apa yang Anda lakukan?
Jawaban:
a. Beberapa alat ternyata tidak tersedia apa yang akan anda lakukan?:
1) Identifikasi alternatif.
Mencari alat alternative yang dapat digunakan sebagai pengganti yang
memenuhi fungsi yang sama.
2) Kolaborasi dengan tim lain.
Bekerja sama dengan tim lain dalam delegasi atau dengan pihak lokal untuk
mencari solusi bersama berupa sumber daya atau informasi tambahan yang
dapat membantu dalam mencari alat pengganti atau mencari cara lain untuk
mencapai tujuan program.
3) Penyesuaian program.
Jika alat yang tidak tersedia sangat krusial dan tidak ada alternatif yang
memadai, maka perlu meninjau ulang program yang telah dibuat dan
menyesuaikannya dengan sumber daya yang ada.
c. Program kegiatan ternyata menyalahi adat setempat, apa yang Anda lakukan?
1) Belajar tentang adat setempat.
Perlu memahami dan menghormati adat dan budaya setempat sebelum
merencanakan dan melaksanakan program. Pelajari nilai-nilai, kepercayaan, dan
norma-norma adat yang berlaku.
2) Konsultasikan dengan pihak lokal.
Segera berkomunikasi dan berdiskusi dengan tokoh adat atau pemangku
kepentingan setempat untuk memperoleh masukan dan arahan tentang cara
menjalankan program yang sesuai dengan adat setempat. Berbagi rencana
program dengan masyarakat sekitar dan mendengarkan masukan serta perspektif
mereka.
3) Adopsi dan penyesuaian.
Jika program ternyata tidak sesuai dengan adat setempat, perlu melakukan
penyesuaian dan modifikasi. Temui pihak lokal untuk berdiskusi tentang cara
mengubah program agar sesuai dengan nilai-nilai adat dan kebutuhan
komunitas. Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan
implementasi program.
4) Pembelajaran dan adaptasi.
Mengambil kesempatan untuk belajar dan mengembangkan pemahaman tentang
budaya dan adat setempat. Dengan menjaga dialog terbuka dan kolaboratif,
dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan harapan
masyarakat serta memastikan bahwa program yang dilaksanakan tetap
menghormati adat setempat.
7. Akan ada pembagian divisi nantinya di kegiatan Ekspedisi Sapa Papua #4 beberapa
Divisi adalah Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan dan Ekowisata. Divisi apa yang akan
pilih? Buat kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai divisi yang Anda pilih! Dan apa
indikator keberhasilan yang Anda lakukan dan bagaimana cara monitoring kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang kamu rancang shingga bisa dikatakan berhasil atau
gagal?
Jawaban:
9. Jika kamu mengabdi di lokasi pengabdian lebih penting mana; a. kesuksesan program
kerja atau b. kedekatan bersama masyarakat? berikan alasannya
Jawaban:
10. Bagaimana cara kamu menyusun program kerja secara online biasanya setiap orang
memiliki kesibukan masing masing, mengingat tim adalah orang baru dan belum bisa
bertemu langsung?
Jawaban:
11. Program pengabdian tidak akan selalu lancar sesuai dengan ekspektasi, bagaimana cara
kamu mengelola ekspektasi jika dilokasi pengabdian banyak sekali kekurangan baik dari
panitia maupun masyarakat?
Jawaban: