Anda di halaman 1dari 9

 PENGGALANGAN DUKUNGAN SOSIAL

 Tujuan umum penggalangan dukungan sosial ialah tercapainya perilaku sehat


masyarakat sebagai akibat dari adanya dukungan sosial terhadap program
kesehatan.
 Tujuan umum dukungan sosial bersifat abstrak artinya ukurannya tidak jelas dan
bersifat jangka panjang artinya tidak jelas kapan tujuan tersebut akan dicapai.
 Tujuan khusus dukungan sosial adalah suatu pelaksanaan perumusan perilaku
yang meliputi peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebagai akibat
adanya dukungan sosial terhadap program kesehatan.
 Tujuan khusus dukungan sosial harus jelas, realitas (bisa dicapai) jelas
ukurannya, jelas waktunya yaitu kapan mau dicapai, jelas lokasinya dan jelas
sasarannya. Agar penilaian dukungan sosial dapat dilaksanakan dengan baik.
 Tujuan jangka panjang Dukungan Sosial adalah meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, tujuan jangka menengah adalah perilaku hidup bersih
dan sehat sedang tujuan jangka pendeknya adalah terciptanya pengetahuan, sikap,
norma, dan keterampilan yang diharapkan. Perlu diingat, bahwa terciptanya
pengetahuan, sikap, norma, keterampilan tersebut tidak selalu akan menuju
kepada terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat. Sebab itu, yang lebih penting
adalah tujuan terciptanya perilaku hidup sehat.
I. Bina Suasana (social support) adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan
sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan
Tujuan Bina Suasana :
1. Terciptanya opini, etika, norma dan kondisi masyarakat yang ber PHBS
2. Terciptanya dukungan kebijakan, sumberdaya, fatwa serta peraturan formal
maupun non-formal dalam meningkatkan cakupan RT PHBS
3. Meningkatnya peran serta individu maupun kelompok potensial dalam
meningkatkan cakupan RT PHBS
Sasaran Bina Suasana :
1. Sasaran individu yaitu: Anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif, Tokoh
agama, tokoh masyarakat, tokoh adat,Petugas, Kader
2. Sasaran kelompok yaitu: Organisasi kemasyarakatan (organisasi pemuda,
organisasi wanita, organisasi keagamaan) , Organisasi profesi, Dunia usaha/
swasta, Kelompok peduli kesehatan
3. Sasaran massa yaitu : Masyarakat umum yang dapat dijangkau oleh media
massa baik cetak, elektronik maupun tradisional.
Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu:
1. Bina Suasana Individu ditujukan kepada individu-individu tokoh masyarakat,
2. Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga
(RW), Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi, Organisasi
Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
3. Bina Suasana Masyarakat Umum dilakukan terhadap masyarakat umum
dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti radio,
televisi, koran, majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta
pendapat umum.
metode bina suasana yaitu: Pelatihan, Semiloka, Konprensi pers, Dialog
terbuka, Sarasehan, Penyuluhan, Pendidikan, Lokakarya mini, Pertunjukan
tradisional, Diskusi meja bundar (round table discussion), Pertemuan berkala
di desa, Kunjungan lapangan, Studi banding, Traveling seminar
Prinsip melakukan bina suasana adalah kemitraan yakni menggalang
partisipasi semua sektor untuk berperan aktif serta sebagai motor penggerak
pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan atau meningkatkan cakupan
RT PHBS.
Langkah-Langkah Bina Suasana :
1. Persiapan : Identifi kasi sasaran, Menyiapkan paket informasi, Menentukan
metode atau cara melakukan bina suasana, Merencanakan waktu dan tempat,
Menyiapkan instrumen pemantauan dan penilaian.
2. Pelaksanaan kegiatan bina suasana mencakup beberapa komponen yaitu:
a. Membangun forum komunikasi
b. Menyajikan data atau informasi kemudian dilanjutkan dengan merancang
kegiatan bersama-sama.
c. Saling berbagai peran dan tanggung jawab sesuai kemampuan serta
potensinya.
d. Melakukan kegiatan sesuai kesepakatan serta setiap kegiatan ada
dokumentasinya
e. Melakukan konsulidasi secara rutin sesuai kesepakatan.
f. Menyajikan hasil kegiatannya masing-masing , kemudian menyusun
rencana tindak lanjut. Dengan demikian merupakan kegiatan yang
berkesinambungan
g. Memfokuskan kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat atau membantu
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
h. Menjalin hubungan kemitraan yang serasi, dinamis serta memegang
prinsip-prinsip kemitraan
i. Tidak meracuni komitmen
j. Menggalang sumberdaya/sumberdana serta potensi yang ada di masing-
masing mitra.
3. Pemantauan dan penilaian di arahkan pada proses serta hasil (output)
pelaksanaan kegiatan.
Indikator keberhasilan Bina Suasana :
1. Indikator input :
a. Adanya data tentang mitra potensial, sumberdaya yang dimiliki, kegiatan
mitra yang dapat diselaraskan
b. Adanya informasi yang akan disosialisasikan pada mitra
2. Indikator proses:
a. Adanya forum komunikasi.
b. Sosialisasi informasi melalui berbagai media
c. Terbentuknya jejaring komunikasi
d. Adanya rencana kegiatan yang terpadu
e. Adanya dukungan sumberdaya dalam pelaksanaan promosi PHBS
II. PENYUSUNAN RENCANA DENGAN MEMBUAT RANCANGAN CARA
UNTUK MENDAPATKAN DUKUNGAN SOSIAL
Perencanaan adalah penentuan apa yang ingin dicapai, kapan akan dicapai dan
bagaimana posisi yang ingin dicapai.
Langkah-Iangkah dalam melakukan perencanaan
1. Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah
2. Keadaan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat
3. Pola komunikasi di masyarakat
4. Sumber daya (resources)
5. mengenai sumber daya tenaga,
6. Bagaimana pengalaman masyarakat terhadap program¬-program
sebelumnya, dan bagaimana sikap mereka terhadap pelayanan yang
diberikan
7. Apakah daerah tersebut banyak kontak dengan luar?
Manfaat Perencanaan
1. Mengurangi risiko ketidakpastian
2. Memusatkan perhatian pada khalayak sasaran
3. Menjadi dasar bagi fungsi-fungsi manajemen yang lain
CARA MERUMUSKAN TUJUAN PENGGALANGAN DUKUNGAN
SOSIAL
1. Tujuan umum penggalangan dukungan sosial ialah tercapainya perilaku
sehat masyarakat sebagai akibat dari adanya dukungan sosial terhadap
program kesehatan
2. Tujuan khusus dukungan sosial adalah suatu pelaksanaan perumusan
perilaku yang meliputi peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku
sebagai akibat adanya dukungan sosial terhadap program kesehatan.
3. Menentukan sasaran penggalangan dukungan sosial terhadap program
kesehatan
4. Menentukan bentuk dukungan sosial terhadap program kesehatan
5. Menentukan metode penggalangan dukungan sosial terhadap program
kesehatan
6. Menentukan media dukungan sosial terhadap program kesehatan
7. Menentukan format monitoring dan evaluasi
III. PENGGALANGAN DUKUNGAN SOSIAL
Penggalangan dukungan sosial dukungan sosial di: Tingkat Propinsi, Tingkat
Nasional, Tingkat Internasional
IV. PENGEMBANGAN UNTUK MENGGALANG DUKUNGAN SOSIAL DI
MASYARAKAT
Pengembangan untuk menggalang dukungan sosial di masyarakat dilakukan
melalui Advokasi
Teknik advokasi adalah suatu instrumen atau taktik menghantar metode
advokasi yang diterapkan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan penerapan teknik advokasi adalah meningkatnya kualitas penyampaian
pesan sehingga sasaran advokasi menjadi paham, tertarik, sadar/peduli,
komitmen serta bertindak untuk memberikan dukungan kebijakan atau
sumberdaya, sehingga proses pelaksanaan advokasi dapat berjalan dengan
baik serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Fungsi penerapan teknik advokasi : Meningkatkan pemahaman, Membangun
kepercayaan atau keyakinan, Membangun sikap positif atau daya tari, minat,
Mempengaruhi paradigma/ pola pikir, Membangun komitmen, Memotivasi
atau menggerakkan untuk bertindak , membangun opini publik, Membangun
hubungan atau interaksi yang baik dengan sasaran advokasi.
Teknik advokasi kesehatan dengan menggunakan media massa/ media pers
a. menggunakan media massa/ media pers berupa: press release, konferensi
pers, penulisan artikel, siaran pers, press Kit, lembar fakta, wisata pers,
editorial, surat untuk Editor, dll
b. Konferensi pers
Konferensi pers dalam kegiatan advokasi merupakan teknik yang efektif
untuk mempengaruhi pejabat publik, melalui penyebarluasan isu kepada
insan pers yang dapat berdampak pada desiminasi informasi kepada
banyak pihak atau masyarakat luas, dan dapat membangun opini publik
mengenai suatu isu.
Konferensi pers merupakan pertemuan singkat, kurang lebih 30 menit
dengan sejumlah wakil media massa yang diundang untuk mendapatkan
penjelasan mengenai isu penting yang segera perlu diketahui oleh
masyarakat.
c. Siaran pers Merupakan bentuk berita yang menjelaskan informasi sebuah
peristiwa
d. Lobi
Karakteristik Lobi :
1) Bersifat tidak resmi/ Informal dapat dilakukan diluar forum atau
perundingan yang secara resmi disepakati .
2) Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan
tegursapa, atau dengan surat
3) Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi
wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih atau
dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan suasana yang
menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rileks.
4) Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobi dapat beragam dan
siapa saja yakni pihak yang bekepentingan, dapat pihak eksekutif atau
pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh
masyarakat atau ormas, atau pihak terkait lainnya.
5) Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
6) Arah pendekatan dapat bersifat satu arah. Pihak yang melobi harus
aktif mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak bersikap
pasif atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan teknik


lobi, yaitu: Sistem Politik, Norma dan Etika, Norma hukum dan peraturan,
Memperhatikan adat istiadat, Mengetahui siapa yang akan dilobi, ) Siapa
yang melobi

Lima prinsip dasar dalam melobi 1) Berikan informasi yang benar dan
akurat 2) Jangan berikan janji-janji surga 3) Simak baik-baik apa yg
diutarakan 4) Bina hubungan dengan sekretaris, staf/anak buah
langsungnya 5) Sampaikan hal-hal yg penting

e. Negosiasi
Negosiasi atau perundingan bertujuan menghasilkan sesuatu yang
memuaskan pihak pihak yang berunding, biasanya disebut kesepakatan
atau persetujuan
Busyairi (1997) mengemukakan bahwa menurut Schoonmaker ada tiga
kondisi yang memerlukan adanya negosiasi yaitu :
1) Adanya pertentangan pendapat atau kepentingan
2) Ada beberapa pilihan kemungkinan untuk pemecahan masalah , apabila
hanya ada satu saja kemungkinan maka tidak perlu dilakukan negosiasi
3) Ada kemungkinan untuk saling kompromi: Kondisi ini akan memberi
peluang memuaskan semua pihak dengan pengertian tidak semua
keinginan akan dapat diperoleh, sebagian hak akan dilepaskan agar
dapat memperlancar kegiatan kesepakatan

Prinsip – Prinsip dalam negosiasi menurut Maschab (1997) adalah: Bersifat


formal, Bentuknya baku, Pelakunya telah ditentukan, Tempat dan Waktu
ditentukan berdasar kesepakatan, Pendekatan dua arah,masing-masing
pihak berusaha mempengaruhi, Target, Kemampuan Negosiasi( Tiga
elemen kunci: mendengarkan, mengamati, menyampaikan SHAPE : sincere,
sensitive (tulus, peka); honest, humorous (perhatian, humoris); attentive,
articulate (perhatian, pandai bicara); profi cient (pandai, cakap);
enthustiastic, emphatic (antusias, bisa merakan perasaan orang lain))

Langkah-langkah negosiasi : Negosiasi merupakan suatu proses yang


memiliki tahapan atau langkah sebagaimana proses kegiatan lainnya yaitu
persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir negosiasi.

f. Presentasi interaktif adalah metode dan teknik advokasi yang cukup efektif
untuk melaksanakan proses alih pengetahuan dan meningkatkan pemahaman
pada sasaran advokasi
MERANCANG TEKNIK ADVOKASI KESEHATAN.
a. Advokasi kesehatan merupakan suatu adalah usaha untuk mempengaruhi
para penentu kebijakan atau pengambil keputusan untuk membuat
kebijakan publik yang bermanfaat untuk peningkatan kesehatan
masyarakat. Agar tujuan advokasi kesehatan tersebut dapat tercapai, maka
pihak pengelola/ tim advokasi kegiatan advokasi harus mampu merancang
teknik advokasi yang tepat.
b. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang teknik
advokasi kesehatan, yaitu: 1. Isu strategis atau pesan advokasi 2. Tujuan
advokasi 3. Sasaran advokasi 4. Advokator 5. Metode advokasi 6. Teknik
advokasi 7. Jenis media advokasi 8. Isi pesan setiap yang ada dalam setiap
jenis media advokasi. 9. Waktu pelaksanaan advokasi
c. Dalam kegiatan advokasi kesehatan, metode dan teknik serta jenis media
yang dipergunakan tidak hanya satu jenis saja melainkan menggunakan
beberapa jenis teknik serta media advokasi secara terinegrasi dan saling
memperkuat.
d. Misalnya: Isu strategis : 60% masyarakat Indonesia terpapar asap rokok
setiap hari baik sebagai perokok aktif maupun pasif.

V. PEMBUATAN LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENGGALANGAN


DUKUNGAN SOSIAL
Definisi Laporan Berdasarkan KBBI,
laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan atau diberitakan. Dengan
demikian laporan dapat diartikan suatu bentuk penyampaian berita,
keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggung jawaban baik secara lisan
maupun secara tulisan dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan
wewenang dan tanggung jawab yang ada
Jenis-Jenis
a. Berdasarkan Sarana Pengungkapan : laporan lisan dan tertulis
b. Berdasarkan Pengertian :
1) Laporan Data Bertujuan memberitahukan informasib.
2) Laporan Analitik Laporan ini tida hanya memberikan informasi, tapi
juga menafsirkan data sebaik mungkin.
3) Laporan analitis masih memberitahukan informasi, tetapi interpretasi
yang diberikan sama pentingnya dengan fakta yang masih mentah.
Kesimpulan harus ditekankan, tidak disembunyikan dalam teks.
4) Laporan Rekomendasi Difokuskan pada aksi, dan sasaran dalam
penulisan adalah memberikan nasihat kepada seseorang untuk berbuat
sesuatu. Dalam setiap kasus, rekomendasi dipusatkan pada suatu fakta,
analsis, dan penafsiran dengan suatu cara yang mendukung
rekomendasi.
c. Berdasarkan Periode
1) Laporan Berkala Merupakan pertanggungjawaban yang bersifat rutin
dan dibuat berkala.
2) Laporan Insidental Laporan yang perlu disampaikan, baik atas
permintaan atasan maupun atas prakarsa bawahan sehubungan dengan
adanya kasus atau masalah tertentu.
3) Laporan Statistik Laporan yang baru digunakan jika data yang diolah
cukup banyak, padahal perkembangan peristiwa harus dapat diketahui
secara cepat dan tepat.
d. Berdasarkan Maksud
1) Laporan Informatif Laporan yang memberikan sekedar gambaran
informasi mengenai suatu keadaan agar pimpinan dapat mengikuti
perkembangan yang terjadi.
2) Laporan Eksaminasional Laporan yang selain memberikan informasi,
juga menyertakan pendapat mengenai latar belakang informasi itu.
3) Laporan Analitis Laporan yang membuat sumbangan pikiran, yaitu
pendapat dan saran atas dasar analisis yang mendalam terhadap masalah
yang dilaporkan.
e. Berdasarkan Ruang Lingkup a. Laporan Umum, Laporan dan Khusus
Laporan
f. Berdasarkan Peristiwa a. Laporan Rutin Laporan, Laporan Aksidental
(Laporan yang memuat hal istimewa atau yang tidak biasa terjadi)

Anda mungkin juga menyukai