Anda di halaman 1dari 20

Materi Promosi Kesehatan

Model dan prinsif promosi kesehatan

KELOMPOK 2

1. Rika Riana (PO7124321005)

2. Fina Anggraini (PO7124321007)

3. Anggun Sintia (PO7124321017)

4. Wiwit Haniah (PO7124321018)

5. Enny Dwi Susidawati (PO7124321021)

6. Desi Pawitri (PO7124321027)

7. Riski Ulpa Saputri (PO7124321035)

8. Anjeli puspita sari (PO712321029)

Dosen Pengampuh : SURTI ANGGRAENI, S.Kep,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM

Terakreditasi B

TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Strategi Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mewujudkan atau mencapai visi
dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang
strategis. Cara ini sering disebut “strategi´, yakni teknik atau cara bagaimana mencapai atau
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Aturan dalam memilih strategi promosi kesehatan:
1. Pilih minimal tiga strategi
2. Umumnya, penggunaan media sering digunakan dalam promosi kesehatan.
3. Semakin lama program, semakin banyak strategi.
4. Dimulai dengan strategi yang paling murah & sederhana.
5. Semakin kompleks permasalahan perilaku yang akan diintervensi, semakin banyak
strategi yang digunakan .
6. Strategi yang mempengaruhi faktor predisposisi umumnya mempunyai efek yang
singkat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Promosi Kesehatan


Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut “strategi”, yakni
teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan
tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.

B. Strategi Advokasi Kesehatan


Pengertian Advokasi Kesehatan
Advokasi kesehatan adalah pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan
agar dapat memberi dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan
kesehatan.

1. Tujuan Advokasi Kesehatan:


1. Mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Mempengaruhi pihak lain (program, sektor, LSM peduli kesehatan,profesional) agar
mendukung perilaku hidup bersih dan sehat melalui kemitraan dan jaringan kerja.
3. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah khususnya kesehatan
lingkungan di tempat-tempat umum.
4. Menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media komunikasi tentang program
perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Luaran (Hasil yang diharapkan):


1. Adanya dukungan politik dari para pengambil keputusan baik dalam bentuk
instruktur/surat daran/surat keputusan maupun himbauan untuk melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Makin banyak LSM (lembaga swadaya masyarakat)yang peduli kesehatan.
3. Adanya anggaran rutin yang dinamis dari APBD II dan sumber lain untuk pelaksanaan
PHBS di kabupaten/kota.
4. Adanya indikator PHBS dalam perencanaan daerah.
5. Fasilitas umum semakin merata terutama di daerah kumuh.

3. Sasaran
Sasaran advokasi meliputi sasaran kepada perorangan dan kepada sasaran publik (masyarakat).
Sasaran perorangan dapat dilakukan melalui komunikasi interpersonal sedangkan untuk
sasaran publik dilakukan melalui media massa dan kampanye. Sasaran menurut jenjang
administrasi adalah :
1. Pengambilan kebijakan di tingkat pusat seperti : DPR (komisi 7), parpol,Menteri
Dirjen departemen terkait,BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO, World Bank, UNICEF,
ADB), organisasi profesi, LSM Nasional dan Internasional.
2. Pengambilan kebijakan di tingkat daerah/Propinsi seperti: DPRD (Komisi E),
parpol, BAPPEDA, Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Ka.Din.Kes Tkt I,
Lembaga donor, organisasi profesi, LSM internasional, nasional dan propinsi.
3. Pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten dan Kota seperti : DPRD
Kabupaten/Kota/Komisi E, parpol BAPPEDA, Bupati/Walikota dan Bagan Kesejahteraan
rakyat, Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi, LSM, Institusi pendidikan,
Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan, Lembaga swasta /industri (tempat umum dan
tempat Akerja)

4. Metode Advokasi.
Kegiatan yang bernuansa advokasi dapat berupa :
1. Seminar sehari.
2. Orientasi.
3. Lobby.
4. Kampaye.
5. Sarasehan (penyuluhan).
6. Bentuk kegiatan lain yang sesuai.
5. Langkah-langkah Advokasi.
Secara umum menurut Jhon Hopkins University (JHU) advokasi kesehatan ditempuh melalui
kerangka advokasi yang memuat 6 langkah yaitu :
1. Melakukan analisa
a. Identifikasi masalah.
b. Kebijakan yang ada.
c. Program-program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk membuat kebijakan.
d. Perubahan kebijakan yang diinginkan oleh tingkat tertentu.
e. Stakeholder (mitra kerja) yang terkait dengan perubahan kebijakan.
f. Jejaring untuk penentu kebijakan dan pesan yang tepat.
g. Sumber daya yang memungkinkan untuk pelaksanaan kebijakan.
2. Menyusun Strategi.
a. Membentuk kelompok kerja PHBS.
b. Identifikasi sasaran primer dan sekunder.
c. Mengembangkan tujuan “SMART” (Specific/spesifik, Measurable/dapat diukur,
Appropriate/tepat, Realistic/nyata, Time Bound/sesuai jadwal).
d. Menentu indicator.
e. Menyiapkan dukungan dana dan kebijakan pelaksana.
f. Menempatkan "issue” yang pantas mendapat dukungan dari penentu kebijakan.
g. Merencanakan perbaikan sarana komunikasi.
3. Menggalang kemitraan (mobilisasi)
a. Menyusun POA (plan of action) bersama-sama.
b. Mendorong kemitraan.
c. Mendelegasikan tanggung jawab.
d. Merencanakan koordinasi peliputan berita dan data oleh media.
4. Tindakan/pelaksanaan
a. Melaksanakan rencana advokasi (POA).
b. Mengumpulkan mitra.
c. Menyajikan pesan yang tepat.
d. Menepati jadwal.
e. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan mitra.
5. Evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan (proses dan output) melalui
pengecekan dokumentasi tentang kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksanakan, materi KIE
yang telah diterbitkan dan disebarluaskan serta produk-produk kebijakan yang diterbitkan.
6. Kesinambungan proses
Melaksanakan proses komunikasi secara terus menerus dengan memanfaatkan hasil evaluasi.
Langkah-langkah berikut ini :
 Persiapan
1. Identifikasi masalah dari data yang ada seperti :
a. Data 10 penyakit terbanyak di kabupaten/kota.
b. Status gizi.
c. Angka kesakitan.
d. Angka kematian.
e. Perlaku spesifik masyarakat yang terkait dengan perilakum PHBS.
f. Data dasar (kualitatif dan kuantitatif) pengkajian PHBS.
g. Hasil pemetaan wilayah/klasifikasi PHBS tiap tatanan.
h. Rencana detail tat kota (RDTK) dan rencana umum tata ruang kota (RUTRK).
2. Mempelajari kebijakan apa saja yang mendukung dan menghambat program perilaku
PHBS.
3. Mempelajari program komunikasi yang telah dilaksanakan dengan menggali pengalaman
dari orang lain tentang program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk dpat dimanfaatkan
sebagai pengalaman belajar dalam program PHBS.

Hal-hal yang dapat digali antara lain :


1. Strategi yang berkelanjutan.
2. Isu advokasi yang tajam (fokus).
3. Sasaran yang spesific.
4. Tindak lanjut kegiatan.
Mempelajari perubahan kebijaksanaan yang terjadi, contoh : sekitar tahun 1998 kebijaksanaan
paradigma sakit mengalami perubahan menjadi paradigma sehat. Hal ini memberi peluang
kepada para ahli kesehatan masyarakat untuk mengkampanyekan paradigma sehat dengan
tema “Menjaga kesehatan lebih murah dan mudah dari pada mengobati”.
5. Menentukan mitra kerja terkait yang berpengaruh dalam program PHBS dan membuat
6. jejaring bagi penentu kebijakan dan kelompok peduli kesehatan.
7. Memanfaatkan dan menggali sumber daya yang memungkinkan untuk pelaksanaanPHBS.
8. Menyiapkan materi yang berkaitan dengan PHBS serta menentukan metode advokasi
kesehatan.
9. Menempatkan issue atau gagasan untuk mendapatkan dukungan dari penentu kebijakan
pada waktu yang tepat untuk menyampaikan gagasan tersebut, minsalnya pada kesehatan
sedunia (7 april), hari kesehatan nasional (12 november), hari sadar pangan dan gizi, hari
AIDS sedunia dan lain-lain.

Pelaksanaan
a. Lakukan advokasi PHBS dengan penyajiann yang menarik dengan menggunakan
metode dan teknik yang tepat.
b. Adanya tanya jawab, tanggapan dan masukan-masukan untuk menyempurnakan
program yang sudah ada.
c. Simpulkan dan sepakati hasilnya.
d. Buat laporan tertulis hasil advokasi dan sebarluaskan pada sasaran yang terkait.
e. Lakukan tindak lanjut kegiatan berdasarkan kesepakan bersama.
B. KONSEP PERILAKU DAN DETERMINAN PERUBAHAN PERILAKU

A. Batasan Perilaku

Dari sudut pandang biologis, perilaku adalah aktivitas organisme atau suatu aktivitas
makhluk hidup yang saling mempengaruhi.Semua makhluk hidup seperti dari tumbuh-
tumbuhan, binatang, dan manusia itu berperilaku karena mempunyai aktivitasnya
masing-masing.Sehingga perilaku manusia yang secara inheren adalah perilaku
atau aktivitas manusia yakni berjalan, berbicara, menangis, tertawa, belajar, bekerja, dan lain
sebagainya.Sehingga dapatdisimpulkanbahwa tindakan manusia ialah semua kegiatan yang
dapat diamati langsung maupun tidak langsung.Skinner merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangandari luar).

Oleh karena perilakuiniterjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,


dan kemudian organismetersebut merespons. Makateori Skinner ini disebut “s-O-R” atau
stimulus organisme Respons. skinner membedakanada duarespons :
1. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan - rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting
stimulation karena menimbulkan respons - respons yang relatif tetap. Misalnya: minuman
yang manis menimbulkan keinginan untuk meminumnya, sinar matahari di siang
hari menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent response ini juga mencakup
perilaku emosional, misalnya mendengar berita teman dirawat dirumah sakitkita merasa

C. METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

A. Metode Promosi Kesehatan


1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Perubahan perilaku dapat dilakukan dengan berbagai strategi yang diawali
dengan perubahan pengetahuan dan sikap.
2. Metode Penyuluhan Kesehatan
Terdapat duametodedalam penyuluhankesehatanyaitu : Metode didaktik yang merupakan
metode penyuluhan yang dilakukan secara satu arah oleh pemateri kepada peserata yang
mendengarkannamuntidakmendapatkan kesemapatan untuk mengemukakan pendapatnya.
a. Metode sokratik merupakan metode penyuluhan dua arah yang memberikan
kesempatan kepada peserta yang berpartisipasiaktif dalam mengemukakan pendapatnya.

Selain dua metode diatas, Notoatmodjo membedakan penyuluhan berdasarkansasaran


penyuluhan, yaitu
a. Penyuluhan individual, yang merupakan metode untuk mengubah perilaku individu
berdasarkan dengan keampuandan kebutuhan individu itusendiri.
b. Penyuluhan kelompok, pada metode penyuluhan kelompok ini terdiri atas kelompok
besar dan kelompok kecil.

Pengertian Media

Media (latin): medis yang berani tengah, perantara atau pengantar. AECT Association for
Education and Communication Technology) Media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan
dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) Media sebagai
segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar. dibaca atau dibincangkan beserta
instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Media Promosi kesehatan (Sockidjo, 2005) adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronika, dan media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhimya dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Media promosi kesehatan adalah alat bantu pendidikan (AVA) yang merupakan saluran
untuk menyampaikan informasi kesehatan. Media promosi kesehatan merupakan saluran untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan dipergunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan-pesan kesehatan. Dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi atau tunggal
ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
b. Ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran Alat peraga
yang digunakan secara baik memberikan keuntungan:

a. Dapat menghindari kesalahan pengertian pemahaman atau salah tafsir


b.Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan

II.Tujuan Media Promosi Kesehatan

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi


b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap mata
g. Memperlancar komunikasi.

Fungsi media:

a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan


b. Mencapai sasaran yang lebih banyak
c. Membantu mengatasi hambatan bahasa
d. Merangsang sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
e. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan kepada orang lain
f. Mempermudah penyampaian informasi oleh para pendidik
g. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasarann pendidikan mendalami, dan
h. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih akhirnya memberikan
pengertian yang lebih baik
i. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh
j. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh audience
k. Dapat melampaui batasan ruang promosi
l. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara audience dengan lingkungannya
m. Menghasilkan keseragaman pengamatan
n. Menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis
o. Membangkitkan keinginan dan minat haru
p. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
q. Memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret hingga abstrak

III. Jenis Media Promosi Kesehatan

Penggolongan media promosi kesehatan


1. Berdasarkan cara produksi
Berdasarkan cara produksi sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi
tiga, yaitu

a. Media cetak, yaitu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual


seperti Booklet, Leaflet, Flyer, Flip Chart, poster, Rubrik atau tulisan pada surat kabar majalah
yang membahas kesehatan, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan
kelebihan: tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energy
listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, meningkatkan gairah belajar

Kelemahan tidak dapat menstimulasi efek suara, efek gerak serta mudah terlipat

b. Media elektronik, yaitu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika, seperti televisi (TV). radio, video,
slide, film strit, CD, VCD, DVD, CD interactive Kelebihan: sudah dikenal masyarakat,
melibatkan semua panca indra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relative lebih luas, dapat
diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi

Kelemahan biaya lebih tinggi sedikit rumit, membutuhkan energy listrik. diperlukan alat
canggih dalam proses produksi, perlu persiapan yang matang. peralatan yang selalu
berkembang dan berubah, perlu ketrampilan penyimpanan dan perlu ketrampilan dalam
pengoperasian

c. Media papan luar ruang (Billboard) yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika. Papan (Billboard) yang dipasang di
tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan

Contoh: papan reklame, spanduk, pameran, banner, layar lebar, dll

Kelebihan sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua panca indra, lebih menarik
karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relative lebih luas Kelemahan: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik
atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah,
perlu ketrampilan penyimpanan

2. Berdasarkan bentuk umum penggunaan:

a. Bahun bacaan: modul, buku rujukan bacaan, leaflet majalah, bulletin, tabloid, dil
b. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film, dll

3. Berdasarkan indra yang mendapat stimulus

a. Alat bantu lihat (visual aids)


Membantu menstimulasi indera mata (penglihatan). Ada 2 bentuk: 1) Alat yang diproyeksikan,
misal: slide, film, film strip
2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan, misal:
a) Dua dimensi, misal:: gambar peta.bagan
b) Tiga dimensi, misal: bola dunia, boneka

b. Alat bantu dengar (audio aids)


Alat yang dapat membantu menstimulasikan indera pendengar. Misal - piringan hitam, radio
c. Alat bantu lihat dengar (audio visual aid AVA), misal: Televisi, VCD

4. Berdasarkan Pembuatan dan penggunaannya

a. Alat peraga "complicated" (rumit) seperti film, film strip, slide. Memerlukan listrik dan
proyektor
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan setempat yang
mudah diperoleh, Misal

1) Di rumah tangga : leaflet, model, buku bergambar, benda nyata (sayur, buah)
2) Di kantor dan sekolah papan tulis, flipchart, poster, buku cerita bergambar
3) Di masyarakat umum: poster, spanduk, leaflet, boneka

Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana

1) Mudah dibuat
2) Bahannya diperoleh dari bahan local
3) Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat
4) Ditulis (digambar) dengan sederhana
5) Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat
6) Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat 5. Menurut Rebert Heinich (1996),
macam media:
a. Media nonproyeksi, misal: foto, diagram, display, model
b. Media proyeksi, mis: slide, overhead transparancy (OHT), proyeksi computer
c. Media audio, misal: kaset, CD
d. Media bergerak, misal: film, video
e. Pembelajaran yang dimediasi computer
f. Multimedia dan hypermedia berbasis computer
Media seperti radio dan televise untuk pembelajaran jarak jauh

6. Menurut Anderson (1976)

a. Audio: kaset audio, siaran radio, CD, telepon


b. Cetak buku pelajaran, modul, brosur, Koran, foto/ gambar
c. Audio cetak; kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
d. Proyeksi visual diam, overhead transparency (OHT)
e. Proyeksi audio visual; film bingkai (slide) bersuara
f. Visual gerak, film bisu
g. Audio visual gerak: film gerak bersuara, VCD, televisi
h. Objek fisik, benda nyata, model, specimen
i.Manusia dan lingkungan: penyaji, pustakawan, laboran
j. Komputer; CAL, CBI

7. Berdasarkan indra penerima

a. Media Lini atas (Media Above the line)


Yaitu aktivitas promosi yang dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk
brand image yang diinginkan. Jika dilihat dari penggunaan medianya ATL adalah modin iklan
yang menggunakan media massa, secara ekonomis membayar (pajak), dan terikat kontrak

1) Media cetak: surat kabar, majalah, tabloid Kelebihan media cetak


a) Sifatnya permanen: komunikasi dapat mengulang suatu informasi yang belum dipahami
sehingga pendalaman efek lebih dimungkinkan
b) Sifatnya yang space organized mengakibatkan isinya lebih terinci dan relative mendalam
c) Komunikasi dapat kapan saja menentukan waktu yang tepat dalam menikmati isi pesan

Kelemahan:

a) Menuntut kemampuan baca (melek huruf) komunikannya


b) Menuntut kemauan baca dari pembaca (audience) terlebih pada masyarakat yang memiliki
kebiasaan membaca yang rendah
c) Harganya relative mahal
d) Memerlukan konsentrasi yang tinggi dari komunikannya

2) Media radio

Masih diandalkan sebagai media promosi kesehatan di negara berkembang sering disebut
Shadow Medium Kelebihan: santai, auditif, daya langsung, daya tembus, mengatasi buta huruf
bersifat personal/ akrab
Kekurangan: sekilas dengar, banyak gangguan, tidak menyampaikan pesan yang kompleks,
pesan-pesan kurang atraktif

3) Media televisi

Merupakan media paling akhir. Banyak inovasi bermunculan seputar hardware. Kelebihan:

a) Merekam peristiwa dengan tingkat distorsi yang rendah


b) Dapat digunakan secara berulang-ulang untuk mencapai penonton yang luas dan heterogen
c) Mampu mengungkapkan perasaan melalui gambar, music, dan kata-kata sehingga dapat
menimbulkan efek beragam
d) Mampu mengajak penonton pada objek siaran yang menimbulkan pendekatan secara
individual pada seseorang yang ditokohkan

e) Dapat mengemukakan ide-ide yang abstrak

Kekurangan: harganya relative mahal, komunikan relative lebih dituntut


intensitas perhatiannya, kurang akrab.

4) Media film.
Merupakan tipe audio visual yang mirip dengan televise sehingga kelebihan kekurangannya
hampir sama.

b. Media Lini bawah (Media Below The Line) kampanye atau promosi yang dilakukan di
tingkat konsumen untuk merangkul lebih banyak konsumen dan meningkatkan brand
awareness, promosi lini bawah atau below the line tidak disiarkan di media massa sehingga
biayanya bisa lebih rendah daripada iklan lini atas, Iklan lini bawah sering dilakukan di event
perusahaan untuk konsumen sehingga perusahaan dapat berkomunikasi langsung dengan para
konsumennya.
8. Berdasarkan bentuk:
a. Benda asli
Adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga paling
baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat
Kelemahannya adalah tidak selalu mudah dibawa kemana-mana. Contoh sampel, specimen, dll

b. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan jika benda asli tidak mungkin digunakan (misal terlalu besar), Benda tiruan dapat
dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen,plastic, dll
c. Gambar media grafis
Media grafis adalah penyajian visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan
penyajian dua dimensi. Contoh : poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur,
lukisan, dll. (media elektronik BUKAN termasuk)

IV. Pengembangan Media Promosi Kesehatan

Merancang pengembangan media promosi kesehatan

1. Menetapkan tujuan

a. Tujuan harus realistis


b. Jelas dan dapat diukur
c. Apa yang diukur
d. Siapa sasaran yang akan diukur
e. Seberapa banyak perubahan yang akan diukur
f. Berapa lama dan dimana pengukuran akan dilakukan
Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan merancang evaluasi

2. Menetapkan segmentasi sasaran


Adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap sangat .enentukan
keberhasilan promosi kesehatan.

Tujuan:
a. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
b. Memberikan kepuasan pada masing-masing segmen
c. Menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk
d. Menghitung jenis dan penempatan media
3. Mengembangkan posisioning pesan

Posisioning adalah proses atau upaya untuk menepatkan suatu produk perusahaan, individu
atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran. Posisioning akan
membentuk citra

4.Menentukan strategi posisioning

a. Identifikasi para pesaing


b. Persepsi konsumen
c. Menetukan posisi pesaing
d. Menganalisis preferensi khalayak sasaran
e. Menentukan posisi merek produk sendiri
f. Ikuti perkembangan posisi

5. Memilih media promosi kesehatan

a. Didasarkan pada selera khalayak sasaran


b. Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas
c. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda
d. Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi dan efektivitas pesan
Kesimpulan

Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis ya itu strategi promosi kesehatan.
Secara umum strategi promosi kesehatan ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Bina
Suasana, dan Gerakan Masyarakat. Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan ada sendiri agar
masyarakat lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam pemilihan strategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah
agar srategi promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah
sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ewles, Linda. 1994. Promosi Kesehatan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Atmojo, noto. 2005. Promosi Kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmojo, noto. 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset.

Atmojo, noto. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Adisasmito, wiku. 2007. Sistem kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai