KELOMPOK 2
Terakreditasi B
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Strategi Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mewujudkan atau mencapai visi
dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang
strategis. Cara ini sering disebut “strategi´, yakni teknik atau cara bagaimana mencapai atau
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Aturan dalam memilih strategi promosi kesehatan:
1. Pilih minimal tiga strategi
2. Umumnya, penggunaan media sering digunakan dalam promosi kesehatan.
3. Semakin lama program, semakin banyak strategi.
4. Dimulai dengan strategi yang paling murah & sederhana.
5. Semakin kompleks permasalahan perilaku yang akan diintervensi, semakin banyak
strategi yang digunakan .
6. Strategi yang mempengaruhi faktor predisposisi umumnya mempunyai efek yang
singkat
BAB II
PEMBAHASAN
3. Sasaran
Sasaran advokasi meliputi sasaran kepada perorangan dan kepada sasaran publik (masyarakat).
Sasaran perorangan dapat dilakukan melalui komunikasi interpersonal sedangkan untuk
sasaran publik dilakukan melalui media massa dan kampanye. Sasaran menurut jenjang
administrasi adalah :
1. Pengambilan kebijakan di tingkat pusat seperti : DPR (komisi 7), parpol,Menteri
Dirjen departemen terkait,BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO, World Bank, UNICEF,
ADB), organisasi profesi, LSM Nasional dan Internasional.
2. Pengambilan kebijakan di tingkat daerah/Propinsi seperti: DPRD (Komisi E),
parpol, BAPPEDA, Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Ka.Din.Kes Tkt I,
Lembaga donor, organisasi profesi, LSM internasional, nasional dan propinsi.
3. Pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten dan Kota seperti : DPRD
Kabupaten/Kota/Komisi E, parpol BAPPEDA, Bupati/Walikota dan Bagan Kesejahteraan
rakyat, Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi, LSM, Institusi pendidikan,
Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan, Lembaga swasta /industri (tempat umum dan
tempat Akerja)
4. Metode Advokasi.
Kegiatan yang bernuansa advokasi dapat berupa :
1. Seminar sehari.
2. Orientasi.
3. Lobby.
4. Kampaye.
5. Sarasehan (penyuluhan).
6. Bentuk kegiatan lain yang sesuai.
5. Langkah-langkah Advokasi.
Secara umum menurut Jhon Hopkins University (JHU) advokasi kesehatan ditempuh melalui
kerangka advokasi yang memuat 6 langkah yaitu :
1. Melakukan analisa
a. Identifikasi masalah.
b. Kebijakan yang ada.
c. Program-program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk membuat kebijakan.
d. Perubahan kebijakan yang diinginkan oleh tingkat tertentu.
e. Stakeholder (mitra kerja) yang terkait dengan perubahan kebijakan.
f. Jejaring untuk penentu kebijakan dan pesan yang tepat.
g. Sumber daya yang memungkinkan untuk pelaksanaan kebijakan.
2. Menyusun Strategi.
a. Membentuk kelompok kerja PHBS.
b. Identifikasi sasaran primer dan sekunder.
c. Mengembangkan tujuan “SMART” (Specific/spesifik, Measurable/dapat diukur,
Appropriate/tepat, Realistic/nyata, Time Bound/sesuai jadwal).
d. Menentu indicator.
e. Menyiapkan dukungan dana dan kebijakan pelaksana.
f. Menempatkan "issue” yang pantas mendapat dukungan dari penentu kebijakan.
g. Merencanakan perbaikan sarana komunikasi.
3. Menggalang kemitraan (mobilisasi)
a. Menyusun POA (plan of action) bersama-sama.
b. Mendorong kemitraan.
c. Mendelegasikan tanggung jawab.
d. Merencanakan koordinasi peliputan berita dan data oleh media.
4. Tindakan/pelaksanaan
a. Melaksanakan rencana advokasi (POA).
b. Mengumpulkan mitra.
c. Menyajikan pesan yang tepat.
d. Menepati jadwal.
e. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan mitra.
5. Evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan (proses dan output) melalui
pengecekan dokumentasi tentang kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksanakan, materi KIE
yang telah diterbitkan dan disebarluaskan serta produk-produk kebijakan yang diterbitkan.
6. Kesinambungan proses
Melaksanakan proses komunikasi secara terus menerus dengan memanfaatkan hasil evaluasi.
Langkah-langkah berikut ini :
Persiapan
1. Identifikasi masalah dari data yang ada seperti :
a. Data 10 penyakit terbanyak di kabupaten/kota.
b. Status gizi.
c. Angka kesakitan.
d. Angka kematian.
e. Perlaku spesifik masyarakat yang terkait dengan perilakum PHBS.
f. Data dasar (kualitatif dan kuantitatif) pengkajian PHBS.
g. Hasil pemetaan wilayah/klasifikasi PHBS tiap tatanan.
h. Rencana detail tat kota (RDTK) dan rencana umum tata ruang kota (RUTRK).
2. Mempelajari kebijakan apa saja yang mendukung dan menghambat program perilaku
PHBS.
3. Mempelajari program komunikasi yang telah dilaksanakan dengan menggali pengalaman
dari orang lain tentang program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk dpat dimanfaatkan
sebagai pengalaman belajar dalam program PHBS.
Pelaksanaan
a. Lakukan advokasi PHBS dengan penyajiann yang menarik dengan menggunakan
metode dan teknik yang tepat.
b. Adanya tanya jawab, tanggapan dan masukan-masukan untuk menyempurnakan
program yang sudah ada.
c. Simpulkan dan sepakati hasilnya.
d. Buat laporan tertulis hasil advokasi dan sebarluaskan pada sasaran yang terkait.
e. Lakukan tindak lanjut kegiatan berdasarkan kesepakan bersama.
B. KONSEP PERILAKU DAN DETERMINAN PERUBAHAN PERILAKU
A. Batasan Perilaku
Dari sudut pandang biologis, perilaku adalah aktivitas organisme atau suatu aktivitas
makhluk hidup yang saling mempengaruhi.Semua makhluk hidup seperti dari tumbuh-
tumbuhan, binatang, dan manusia itu berperilaku karena mempunyai aktivitasnya
masing-masing.Sehingga perilaku manusia yang secara inheren adalah perilaku
atau aktivitas manusia yakni berjalan, berbicara, menangis, tertawa, belajar, bekerja, dan lain
sebagainya.Sehingga dapatdisimpulkanbahwa tindakan manusia ialah semua kegiatan yang
dapat diamati langsung maupun tidak langsung.Skinner merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangandari luar).
Pengertian Media
Media (latin): medis yang berani tengah, perantara atau pengantar. AECT Association for
Education and Communication Technology) Media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan
dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) Media sebagai
segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar. dibaca atau dibincangkan beserta
instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Media Promosi kesehatan (Sockidjo, 2005) adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronika, dan media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhimya dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Media promosi kesehatan adalah alat bantu pendidikan (AVA) yang merupakan saluran
untuk menyampaikan informasi kesehatan. Media promosi kesehatan merupakan saluran untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan dipergunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan-pesan kesehatan. Dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi atau tunggal
ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
b. Ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran Alat peraga
yang digunakan secara baik memberikan keuntungan:
Fungsi media:
Kelemahan tidak dapat menstimulasi efek suara, efek gerak serta mudah terlipat
b. Media elektronik, yaitu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika, seperti televisi (TV). radio, video,
slide, film strit, CD, VCD, DVD, CD interactive Kelebihan: sudah dikenal masyarakat,
melibatkan semua panca indra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relative lebih luas, dapat
diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi
Kelemahan biaya lebih tinggi sedikit rumit, membutuhkan energy listrik. diperlukan alat
canggih dalam proses produksi, perlu persiapan yang matang. peralatan yang selalu
berkembang dan berubah, perlu ketrampilan penyimpanan dan perlu ketrampilan dalam
pengoperasian
c. Media papan luar ruang (Billboard) yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika. Papan (Billboard) yang dipasang di
tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan
Kelebihan sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua panca indra, lebih menarik
karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relative lebih luas Kelemahan: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik
atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah,
perlu ketrampilan penyimpanan
a. Bahun bacaan: modul, buku rujukan bacaan, leaflet majalah, bulletin, tabloid, dil
b. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film, dll
a. Alat peraga "complicated" (rumit) seperti film, film strip, slide. Memerlukan listrik dan
proyektor
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan setempat yang
mudah diperoleh, Misal
1) Di rumah tangga : leaflet, model, buku bergambar, benda nyata (sayur, buah)
2) Di kantor dan sekolah papan tulis, flipchart, poster, buku cerita bergambar
3) Di masyarakat umum: poster, spanduk, leaflet, boneka
1) Mudah dibuat
2) Bahannya diperoleh dari bahan local
3) Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat
4) Ditulis (digambar) dengan sederhana
5) Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat
6) Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat 5. Menurut Rebert Heinich (1996),
macam media:
a. Media nonproyeksi, misal: foto, diagram, display, model
b. Media proyeksi, mis: slide, overhead transparancy (OHT), proyeksi computer
c. Media audio, misal: kaset, CD
d. Media bergerak, misal: film, video
e. Pembelajaran yang dimediasi computer
f. Multimedia dan hypermedia berbasis computer
Media seperti radio dan televise untuk pembelajaran jarak jauh
Kelemahan:
2) Media radio
Masih diandalkan sebagai media promosi kesehatan di negara berkembang sering disebut
Shadow Medium Kelebihan: santai, auditif, daya langsung, daya tembus, mengatasi buta huruf
bersifat personal/ akrab
Kekurangan: sekilas dengar, banyak gangguan, tidak menyampaikan pesan yang kompleks,
pesan-pesan kurang atraktif
3) Media televisi
Merupakan media paling akhir. Banyak inovasi bermunculan seputar hardware. Kelebihan:
4) Media film.
Merupakan tipe audio visual yang mirip dengan televise sehingga kelebihan kekurangannya
hampir sama.
b. Media Lini bawah (Media Below The Line) kampanye atau promosi yang dilakukan di
tingkat konsumen untuk merangkul lebih banyak konsumen dan meningkatkan brand
awareness, promosi lini bawah atau below the line tidak disiarkan di media massa sehingga
biayanya bisa lebih rendah daripada iklan lini atas, Iklan lini bawah sering dilakukan di event
perusahaan untuk konsumen sehingga perusahaan dapat berkomunikasi langsung dengan para
konsumennya.
8. Berdasarkan bentuk:
a. Benda asli
Adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga paling
baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat
Kelemahannya adalah tidak selalu mudah dibawa kemana-mana. Contoh sampel, specimen, dll
b. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan jika benda asli tidak mungkin digunakan (misal terlalu besar), Benda tiruan dapat
dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen,plastic, dll
c. Gambar media grafis
Media grafis adalah penyajian visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan
penyajian dua dimensi. Contoh : poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur,
lukisan, dll. (media elektronik BUKAN termasuk)
1. Menetapkan tujuan
Tujuan:
a. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
b. Memberikan kepuasan pada masing-masing segmen
c. Menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk
d. Menghitung jenis dan penempatan media
3. Mengembangkan posisioning pesan
Posisioning adalah proses atau upaya untuk menepatkan suatu produk perusahaan, individu
atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran. Posisioning akan
membentuk citra
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis ya itu strategi promosi kesehatan.
Secara umum strategi promosi kesehatan ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Bina
Suasana, dan Gerakan Masyarakat. Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan ada sendiri agar
masyarakat lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam pemilihan strategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah
agar srategi promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah
sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, noto. 2005. Promosi Kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmojo, noto. 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Adisasmito, wiku. 2007. Sistem kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.