Anda di halaman 1dari 34

STRATEGI PROMOSI KESEHATAAN

BAB 4
Visi dan misi promosi kesehatan akan dapat
tercapai jika para petugas kesehatan
menerapkan beberapa pendekatan yang
strategis. Strategi ini membantu tercapainya
visi misi prokes yg efektif dan efisien. Strategi
promosi kesehatan adalah cara atau
pendekatan yg dilakukan u/mencapai dan
mewujudkan visi misi promosi kes. Berikut
beberapa strategi prokes yg diterapkan :
A. Strategi global promosi kesehatan (WHO)
Menurut WHO ada 3 strategi yg dpt dipilih
dan diteraapkan yaitu
1. Advokasi
2. Dukungan sosial
3. Pemberdayaan masyarakat
B. Strategi promosi kesehatan Menurut Piagam
Ottawa
1. kebijjakan berwawasan kesehatan (health
public policy)
2. Ligkungan yg mendukung ( supprotive
environment)
3. Reorientasi pelayanan kesehatan
(reorientation health service)
4. Keterampilan individu (personal skill)
5. Gerakan masyarakat (community action)
C. Advokasi dan kemitraan dalam promosi kesehatan
1. Pengertian advokasi
Sebagai salah satu strategi global promosi
kesehatan, WHO pertama kali menggunakan
istilah advokasi dlm program kesehatan
masyarakat pd thhn 1984. organisasi dunia ini
menyatakan bahwa untuk mewujudkan visi misi
prokes menggunakan 3 strategi pokok yaitu
advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan
masy. Berikut beberapa langkah yg dpt diambil
dlm pelaksanaan strategi global prokes adalah :
a. Para pelaku prokes sebaiknya melakukan
pendekatan dan melobi pembuat kebijakan
agar berkomitmen dan bersedia menerbitkan
kebijakan dan aturan yg dpt mendukung
sukses dan lancarnya kegiatan kegiatan
prokes yg dilakukan
b. Tahap selanjutnya adalah melakukan
pendekatan dan pelatihan kpd para tokoh
masyarakat, baik formal mmaupun non
formal
• Langkah terakhir adalah petugaas kesehatan
bersama tokoh masyarakat melalui berbagai
kesempatan dan media mengadakan kegiatan
penyuluhan kes, konselng dll.
2. Prinsip-Prinsip Advokasi
aadvokasi tdk hanya dipandang sbg upayaa
melobi para tokohhh masy. Dan pembuat
kebijakaan, melainkan jg usaha persuasif,
memberikan semangat dan dukungan. Materi
yg akan dibahas dsni adalah :
a. Tujuan advokasi : untuk meningkatkan alokasi
sumber daya untuk kesehatan yg harus
dimulai dari para pembuata kebijakan
ditingkat pusat, daerah, pengusaha, LMS
Secara inklusif, tujuan advokasi 4 yaitu :
1. Komitmen politik atau political comittment
2. Dukungan kebijakan
3. Dukungan masyarakat
4. Dukungan sistem
b. Kegiatan kegiatan Advokasi
Berikut adalah beberapa kegiatan advokasi
yg dpt dilakukan untuk menyukseskan
program2 kes.mas
1. Lobi politik
2. Seminar atau presentasi
3. Media
4. Perkumpulan (asosiasi) peminat
3. Argumentasi untuk Advokasi
Meyakinkan pejabat2 ttg pentingnya beragam
program kesehatan tentu bukanlah tugas yg
mudah. Argumentasi2 yg kuat , jelas, dan
berstruktur dng rapi sangat dibutuhkan agar
para pejabat tsbb bersedia memberikan
simpati, dukungan, fasilitas dan dana terhadap
program yg akan dilakukan. Berikut beberapa
hal yg dpt dilakukan u/ memperkuat
argumentasi dlm kegiatan advokasi :
a. Meyakinkan (credible)
b. Layak (feasible)
c. Relevan (relevant)
d. Penting (urgent)
e. Perioritas tinggi (high priority)
4. Komunikasi dalam Advokasi
advokasi diartikan sbg cara berkomunikasi
dng para pengambil kebijakan. Berdasarkan
hal tsb, advokasi di bidang kesehatan diartikan
sbg komunikasi antara petugas kesehatan dng
para pejabat. Beberapa prakondisi dlm
komunikasi advokasi yaitu :
a. Antraksi interpersonal : daya tarik seseorang
atau sikap positif pd seseorang yg dpt
memudahkan org lain dlm berkomunikasi
Ada beberapa faktor yg menentukan atraksi
interpersonal yaitu :
a. Daya tarik
b. Percaya diri
c. Kemampuan
d. Familiar
e. kedekatan
b. Perhatian
dalam sebuah proses komunikasi untuk
keperluan advokasi, sasarannya adalah pejabat
yg berwenang membuat kebijakan di berbagai
tingkat dan sektor agar komitmennya terhadap
penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat
dpt dipegang. Hal yg perlu dilakukan untuk
mendapatkan komitmen tsb adalah petugas
kesehatan harus berhasil dulu mempunyai
perhatian terhadap permasalahan kesehatan di
masy.
Secara psikologis ada 2 faktor yg
mempengaruhi perhatian seseorang yaitu
- Faktor internal : faktor biologis dan faktor
sosio psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi,
kebiasaan, kemauan, kebutuhan). Oleh karna
itu ketika kita sbg petugas kesehatan
melakukan aadvokasi dng pejabat pembuat
kebijakan maka harus memperhatikan minat,
kebiasaan dan kebutuhan
C. Intensitas komunitas
diyakini dpt mempengaruhi dan menarik
perhatian pejabat pembuat kebijakan

d. Visualisasi
informasi-informasi penting yg berkaitan dng
program kesehatan yg hendak dikampanyekan
oleh petugas kesehatan seharusnya disajikan
dng tampilan yg baik dan menarik
5. Indikator Hasil Advokasi
semua kegiatan ataupun program dpt dikatakan
baik jika memenuhi suatu indikator. Hasil dari
sebuah advokasi adalah adanya komitmen politik
dan dukungan kebijakan kesehatan dari para
pembuat kebijakan yg berwenang. 3 Indikator
untuk menilai dan mengevaluasi hal tsb :
a. Input : org yg melakukan advokasi dan bahan2 yg
berupa data dan informasi yg akan mendukung
argumen ketika melakukan advokasi .
Berikut adalah beberapa hal yg dpt dijadikan indikator
untuk menilai dan mengevaluasi kompetensi para
petugas kesehatan saat melakukan advokasi
1. Intensitas petugas kesehatan dan pejabat di sektor
kesehatan mengikuti pelatihan
2. Intensitas dinas kesehatan mengadakan pelatihan u/
meningkatkan kemampuan advokasi petugas kesehatan
3. Adanya data informasi yg valid sehingga dapat
memperkuat argumentasi petugas kesehatan sehingga
memperoleh dukunga dan komitmen dari para pejabat
pembuat kebijakan khususnya bidang kes.
b. Proses
diartikan sbg kegiatan saat melakukan advokasi kes.
Oleh krn itu evaluasi proses advokasi sebaiknya hrs
sesuai dng bentuk kegiatan advokasi yg
dilakasanakan. Berikut adalah beberapa indikator
proses advokasi
1. Intensitas kegiatan lobi yg dilakukan u/ mendptkan
dukungan dan komitmen terhadap kebijakan ttg
kesehatan yg diajukan
2. Intensitas kehadiran petugas kesehatan dllm
pertemuan ataupun rapat g membahas
permasalahan kesehatan
3. Intenstas seminar atau pelatihan yg membahas ttg
permasalahan kesehatan dan program2 kesehatan
yg akan dilaksanakan, serta mengundang pihak yg
menangani sektor pembangunan yg berhubungan
dng kes.
4. Intensits kehadiran pejabat kesehatan dlm seminar
atau pelatihan yg diadakan sektor lain yg
membahas permasalahan dan program
pembangunan yg berhubungan dng kes.
5. Intensitas media membahas dan mengeluarkan
artikel ttg kes. Dan pembangunan yg berkaitan dng
permasalahan kes.
C. OUTPUT
Output dari kegiatan advokasi di bidang kes. Ada
2 hal yaitu
- Output dlm bentuk perangkat lunak dan keras.
Indkator out put dpt berupa peraturan
perundang-undangan.
- Out put dlm bentuk perangkat keras misal
peningkatan dana dan anggaran u/
pembangunan fasilitas kes dan tersedianya
fasilitas dan sarana pelayanan kes seperti PKM,
poliklinik, RS
6. PENGERTIAN KEMITRAAN
konsep kemitraan sudah dikenal lama di
masyrakat indonesia. Gotong royong adalah
esensi dari konsep kemitraan. Masyarakat harus
saling mendukung dan membantu u/
menyelesaikan permasalahan di masy.
Notoatmodjo dlm Promos Kes dan Perilaku Kes
menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu
kerjasama formal antar individu, klp dan
organisasi u/ mencapai suatu tugas dan tujuan
tertentu
Ketika menjalin kemitraan dengan pihak lain
tentunya ada harapan dan komitmen setiap
pihak, mulai dari kesepakatan ttg pembagian
resiko dan keuntungan yg diperoleh.
Ada 3 hal yg utama dlm kemitraan
a. Kerjasama antar kelompok, Organisasi dan
individu
b. Mencapai tujuan yg telah disepakati bersama
c. Kesepakatan u/ saling membagi resiko dan
keuntungan
Konsep kemitraan ini membuat pihak yg
berkomitmen menjadi mitra harus ingat bahwa
seluruh pihak yg terlibat hrus rela bekerjasama dan
mau melepaskan kepentingann masing2 lalu
membangun kepentingan bersama. Saat
membangun kemitraan dng org lain, kemitraan hrs
didasarkan pd beberapa hal yaitu :
a. Kesamaan perhatian dan kepentingan
b. Saling mempercayai dan menghormati
c. Memilki tujuan yg jelas dan terukur
d. Bersedia mengorbankan wakatu, tenaga dan
Sumber daya
PRINSIP DAN KERANGKA KEMITRAAN
Sebuah prinsip sangatlah diperlukan jika masy
ingin membangn kemitraan dng pihak lain.
Notoatmodjo mengatakan bahwa ada 3
prinsip yg harus dipahami yaitu :
a. Persamaan
b. Keterbukaan
c. Saling menguntungkan
8. MODEL-MODEL KEMITRAAN
Dibawah ini ada 2 model kemitraan di bidang
kesehatan g dpt dipilih dan diterapkan u/
memperlancar kegiatan promosi Kes
a. Model 1 = model ini berbentuk jaringan kerja
atau networking. Model kemitraan ini
mengharuskan setiap mitra ataupun institusi yg
terlibat memiliki program sendiri dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Contoh : indonesia sehat, forum promosi
kesehatan indonesia
b. Model II
Model kemitraan yg ke 2 dinilai lebih baik dan
solid krn setiap anggota kemitraan memiliki
tanggung jawab yg besar terhadap program
dan kegiatan kesehatan yg telah disepakati
bersama. Visi dan Misi program dan kegiatan
tsb seharusnya direncanakan, dilaksanakan
hingga akhirnya di evaluasi secara bersama.
Contoh gebrak malaria merupakan program yg
bertujuan memberantas penyakit malaria
BINA SOSIAL
1. PENGERTIAN BINA SOSIAL
selain sering disebut sbg dukungan sosial juga
memiliki sebutan lain yaitu bina suasana.
Maulana mendefinisikan bina sosial sbg
kegiatan yg dpt membuat suasana atau iklim
yg mendukung terwujudnya perilaku sehat
dng mengembangkan opini publik yg positif
melalui media massa, tokoh masy, dan figur
publik
Bina suasana adalah pembentukan suasana
lingkungan sosial yg kondusif dan mendorog
dipratikkannya PHBS serta penciptaan
panutan2 dlm mengadopsi PHBS dan
melestarikannya. Kegiatan tsb ditujukan kpd
parah tokoh masy baik formal (camat)
maupun non formal (tokoh agama, toko
masyarakat) yg tentunya memiliki pengaruh di
masy
2. Tujuan Bina Sosial
- Mendapaatkan dukungan dari tokoh masyarakat dan tokoh
agama, sehingga kedua tokoh tsb diharapkan dpt menjadi
jembatan penghubung antara masy dng para petugas program
kes.
- Bina suasana jg sbg upaya u/ menciptakan lingkungan sosial yg
mendorong individu anggota masy u/ mau melakukan sesuatu
apabila lingkungan sosial dimmana pun ia berada. Upaya ini bs
dimulai dari keluarga dirmh, organisasi
siswa/mahasiswa,pekerja, org yg mnjdi panutan sehingga
masy. Umum. Apabila ingin memperkuat proses
pemberdayaan, khususnya dlm upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau diperlukan strategi bina
suasana
3. Kategori Bina Sosial
a. Bina Suasana Individu : upaya yg dilakukan o/ individu-
individu tokoh masy dng cara mempraktekkan perilaku
yg sedang diperkenalkan o/ para petugas kesehatan
b. Bina Suasana KLp : dilakukan o/ klp-klp di dlm masy
seperti : pengurus RT, pengurus RW, organisasi profesi ,
organisasi perempuan, organisasi pemuda
c. Bina Suasana Publik : dilakukan o/ masy umum melalui
pengembangan kemitraan dan pemanfaatan media2
komunikasi spr : radio, TV, koran , majalah, internet.
Media tsb diharapkan dpt peduli & mendukung
perilaku yg sedang dipromosikan o/ para petugas kes
SASARAN METODE
Tokoh agamaStudi banding
Tokoh masy Pertemuan berkala
Kunjungan Lapangan
Kampanye
Dunia Usaha Lokakarya mini
Swasta Sarasehan
Diskusi Meja bundar
LSM Pelatihan
PKK Penyuluhan
Organisasi Profesi Semiloka
Media Massa Konfrensi Pers
Dialog Terbuka

Anda mungkin juga menyukai