Anda di halaman 1dari 16

ADVOKASI KESEHATAN

(Langkah – Langkah Dalam Advokasi)

Disusun Oleh :

Puspa Wardani N1A11712

Dosen Pengampu :
M.Ridwan.,S.K.M.,M.P.H

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan saya kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah kemitraan dalam
promosi kesehatan yang berjudul “Langkah – Langkah Dalam Advokasi”. dapat
selesai seperti waktu yangtelah penulis rencanakan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
mebimbing saya dalam menyusun makalah ini. Saya juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Besar harapan saya makalah ini dapat memberi manfaat kepada para
pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan
laporan berikutnya.

Jambi, Maret 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………………………..1
B.Rumusan masalah……………………………………………………..2
C.Tujuan…………………………………………………………………2
D.Manfaat……………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Promosi Kesehatan……………………………………………3
B. Advokasi……………………………………………………………….3
BAB III PEMBAHASAN
A. Strategi Advokasi Kesehatan……………………………………………5
B. Luaran (Hasil yang didapatkan)…………………………………………5
C. Sasaran Dalam Advoksasi……………………………………………….6
D. Langkah-langkah Advokasi……………………………………………..6
E. Indikator Keberhasilan Advokasi………………………………………..9
F. Kiat untuk Advokator…………………………………………………..10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..11
B. Saran……………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan
yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk
swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh
masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan kami membuat makalah
ini dengan langkah dalam advokasi kesehatan untuk mengetahui bagaimana strategi
promosi kesehatan yang ditunjukan  kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan
masyarakat.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan advokasi kesehatan?
2. Bagaimana Luaran (Hasil yang didapatkan) dalam advokasi ?
3. Sasaran Dalam Advoksasi
4. Apa saja langkah-langkah dalam advokasi ?
5. Apa yang dimaksud Indikator Keberhasilan Advokasi ?
6. Bagaimana Kiat untuk Advokator

C. Tujuan
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas Dasar Promosi
Kesehatan, juga memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca untuk
mengetahui tentang bagaimana strategi promosi kesehatan.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian Advokasi kesehatan.
2. Dapat mengetahui bagaimana Bagaimana Luaran (Hasil yang didapatkan)
dalam advokasi
3. Sasaran Dalam Advoksasi
4. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam advokasi
5. Dapat mengetahui Indikator Keberhasilan Advokasi
6. Dapat mengetahui kiat-kiat untuk Advokator
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Promosi Kesehatan


Strategi promosi kesehatan adalah suatu kegiatan untuk mewujudkan atau
mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara
dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut “strategi´, yakni teknik atau
cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Aturan dalam memilih strategi promosi kesehatan:
1. Pilih minimal tiga strategi
2. Umumnya, penggunaan media sering digunakan dalam promosi
kesehatan.
3. Semakin lama program, semakin banyak strategi.
4. Dimulai dengan strategi yang paling murah & sederhana.
5. Semakin kompleks permasalahan perilaku yang akan diintervensi,
semakin banyak strategi yang digunakan .
6. Strategi yang mempengaruhi faktor predisposisi umumnya mempunyai
efek yang singkat

B. Advokasi
Advokasi merupakan kegiatan yang memberikan bantuan kesehatan kepada
masyarakat melalui pihak pembuat keputusan dan penentu kebijakan dalam
bidang kesehatan. Advokasi merupakan upaya atau sebuah proses yang strategis
dan terencana dengan tujuan mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-
pihak yang terkait (stakeholders). Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan
(approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan suatu program. Berangkat dari pengertian tersebut, maka yang
menjadi sasaran atau target advokasi adalah para pemimpin suatu organisasi atau
institusi kerja baik dilingkungan pemerintah maupun swasta serta organisasi
kemasyarakatan. Aspek komunikasi, advokasi adalah salah satu komunikasi
personal, interpersonal, maupun massa yang ditujukan bagi para penentu
kebijakan (policy makers) pada semua tingkat dan tatanan sosial. Secara
operasional,
Notoatmodjo (2012) menguraikan advokasi dimulai dari aspek historis,
definisi, prinsipprinsip advokasi, kegiatan-kegiatan dan indikator keberhasilan
advokasi dalam program kesehatan. Istilah advokasi (advocay) digunakan dalam
program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai
salah satu strategi global promosi kesehatan.
Tujuan advokasi kesehatan ini adalah untuk meningkatkan jumlah kebijakan
publik berwawasan kesehatan, untuk meningkatkan opini masyarakat dalam
mendukung kesehatan, dan terpecahkannya masalah kesehatan secara bersama
dan terintegrasi dengan pembangunan kesehatan didaerah melalui kemitraan dan
adanya dukungan serta kepedulian dari pimpinan daerah (Solang, Losu dan
Tando, 2016: 72
BAB III
PEMBAHASAN

A. Strategi Advokasi Kesehatan


Advokasi kesehatan adalah pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan agar dapat memberi dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya
pembangunan kesehatan. Tujuan dari Advokasi Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Mempengaruhi pihak lain (program, sektor, LSM peduli kesehatan,profesional)
agar mendukung perilaku hidup bersih dan sehat melalui kemitraan dan jaringan
kerja.
3. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah khususnya
kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.
4. Menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media komunikasi
tentang program perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Luaran (Hasil yang diharapkan):


1. Adanya dukungan politik dari para pengambil keputusan baik dalam bentuk
instruktur/surat daran/surat keputusan maupun himbauan untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Makin banyak LSM (lembaga swadaya masyarakat)yang peduli kesehatan.
3. Adanya anggaran rutin yang dinamis dari APBD II dan sumber lain untuk
pelaksanaan PHBS di kabupaten/kota.
4. Adanya indikator PHBS dalam perencanaan daerah.
5. Fasilitas umum semakin merata terutama di daerah kumuh.
C. Sasaran dalam advokasi
Sasaran advokasi meliputi sasaran kepada perorangan dan kepada sasaran
publik (masyarakat). Sasaran perorangan dapat dilakukan melalui komunikasi
interpersonal sedangkan untuk sasaran publik dilakukan melalui media massa dan
kampanye. Sasaran menurut jenjang administrasi adalah :
1. Pengambilan kebijakan di tingkat pusat seperti : DPR (komisi 7),
parpol,Menteri Dirjen departemen terkait,BAPPENAS, Lembaga Donor
(WHO, World Bank, UNICEF, ADB), organisasi profesi, LSM Nasional dan
Internasional.
2. Pengambilan kebijakan di tingkat daerah/Propinsi seperti: DPRD (Komisi E),
parpol, BAPPEDA, Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Ka.Din.Kes
Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi, LSM internasional, nasional dan
propinsi.
3. Pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten dan Kota seperti : DPRD
Kabupaten/Kota/Komisi E, parpol BAPPEDA, Bupati/Walikota dan Bagan
Kesejahteraan rakyat, Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi,
LSM, Institusi pendidikan, Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan, Lembaga
swasta /industri (tempat umum dan tempat kerja).

D. Langkah-langkah Advokasi.
Secara umum menurut Jhon Hopkins University (JHU) advokasi kesehatan
ditempuh melalui kerangka advokasi yang memuat 6 langkah yaitu:
1. Melakukan analisa
a. Identifikasi masalah.
b. Kebijakan yang ada.
c. Program-program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk membuat
kebijakan.
d. Perubahan kebijakan yang diinginkan oleh tingkat tertentu.
e. Stakeholder (mitra kerja) yang terkait dengan perubahan kebijakan.
f. Jejaring untuk penentu kebijakan dan pesan yang tepat.
g. Sumber daya yang memungkinkan untuk pelaksanaan kebijakan.

2. Menyusun Strategi.
a. Membentuk kelompok kerja .
b. Identifikasi sasaran primer dan sekunder.
c. Mengembangkan tujuan “SMART” (Specific/spesifik, Measurable/dapat
diukur, Appropriate/tepat, Realistic/nyata, Time Bound/sesuai jadwal).
d. Menentu indicator.
e. Menyiapkan dukungan dana dan kebijakan pelaksana.
f. Menempatkan "issue” yang pantas mendapat dukungan dari penentu
kebijakan.
g. Merencanakan perbaikan sarana komunikasi.

3. Menggalang kemitraan (mobilisasi)


a. Menyusun POA (plan of action) bersama-sama.
b. Mendorong kemitraan.
c. Mendelegasikan tanggung jawab.
d. Merencanakan koordinasi peliputan berita dan data oleh media.

4. Tindakan/pelaksanaan
a. Melaksanakan rencana advokasi (POA).
b. Mengumpulkan mitra.
c. Menyajikan pesan yang tepat.
d. Menepati jadwal.
e. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan mitra.
5. Evaluasi.

Evaluasi dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan (proses dan output)


melalui pengecekan dokumentasi tentang kegiatan-kegiatan yang seharusnya
dilaksanakan, materi KIE yang telah diterbitkan dan disebarluaskan serta produk-
produk kebijakan yang diterbitkan.

6. Kesinambungan proses
Melaksanakan proses komunikasi secara terus menerus dengan memanfaatkan
hasil evaluasi, Langkah-langkah berikut ini :
a. Persiapan
1. Identifikasi masalah dari data yang ada seperti :
 Data 10 penyakit terbanyak di kabupaten/kota.
 Status gizi.
 Angka kesakitan.
 Angka kematian.
 Perlaku spesifik masyarakat yang terkait dengan perilakum PHBS.
 Data dasar (kualitatif dan kuantitatif) pengkajian PHBS.
 Hasil pemetaan wilayah/klasifikasi PHBS tiap tatanan.
 Rencana detail tat kota (RDTK) dan rencana umum tata ruang kota
(RUTRK).
 Mempelajari kebijakan apa saja yang mendukung dan menghambat
program perilaku .
 Mempelajari program komunikasi yang telah dilaksanakan dengan
menggali pengalaman dari orang lain tentang program komunikasi
yang telah dilaksanakan untuk dpat dimanfaatkan sebagai pengalaman
belajar dalam program .
 Menempatkan issue atau gagasan untuk mendapatkan dukungan dari
penentu kebijakan pada waktu yang tepat untuk menyampaikan
gagasan tersebut, minsalnya pada kesehatan sedunia (7 april), hari
kesehatan nasional (12 november), hari sadar pangan dan gizi, hari
AIDS sedunia dan lain-lain.
b. Pelaksanaan
 Lakukan advokasi dengan penyajiann yang menarik dengan menggunakan
metode dan teknik yang tepat.
 Adanya tanya jawab, tanggapan dan masukan-masukan untuk
menyempurnakan program yang sudah ada.
 Simpulkan dan sepakati hasilnya.
 Buat laporan tertulis hasil advokasi dan sebarluaskan pada sasaran yang
terkait.
 Lakukan tindak lanjut kegiatan berdasarkan kesepakan bersama.

E. Indikator Kebersilan Advokasi

Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat adanya


tanggapan/respon para individu dan publik dalam bentuk :

1. Adanya peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi,


himbauan tentang pentingnya program.
2. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan
dinamis untuk pelaksanaan program.
3. Adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelakanaan program.
4. Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan program
dalam setiap kegiatan.
5. Terbentuknya dan berfungsinya kelompok kerja.
6. Mulai dengan sisi yang positif dari sasaran, misalnya perhatian
yang ditunjukan kepada sasaran di bidang kesehatan yang
merupakan program unggulan.
7. Mau kompromi, sabar dan tegar serta tidak menyalahkan sasaran.
8. Pusatkan pada pesan pokok dengan bahasa yang menggugah.
9. Kemukakan hai-hal baru yang relavan dengan materi sasaran.
Kendala dalam Advokasi :
1. Para pembuat kebijakan masih belum mempunyai persepsi yang sama
terhadap promosi kesehatan dan paradigma sehat.
2. Penyelenggara kesehatan masih mementingkan budaya kuratif.
3. Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat terhadap petugas
dalam upaya kesehatan.

F. Kiat untuk Advokator


1. Kiat advokator sebagai pengelola program.
a. Menetapkan, menerima tanggung jawab dan bekerjasama dalam tim.
b. Memahami misi, rician tujuan, menentukan apa/mana yang diutamakan.
c. Tahu teknik yang tepat untuk menyamakan persepsi.
2. Kiat advokator sebagai pimpinan rapat atau kelompok kerja.
a. Sudah membuat persiapan yang rinci sebelum memimpin rapat, semua
yang harus hadir sudah diberi tahu sebelumnya, agenda rapat dan
akomodasi siap sedia.
b. Dia nomor satu diantara yang hadir (primus interpares), bukan tuan besar
yang sok resmi di tengah kelompok, melainkan seorang pelayanan yang
ceria dan ramah.
c. Dia membuat anggota tim tidak canggung bahkan membuat orang lain
percaya diri, bisa membuat yang pendiam dan pemalu berani bicara serta
menegahi yang agresif dengan tegar dan sikap bersahabat.
d. Dia menguasai keadaan, tahu bahwa potensi setiap anggotanya untuk
mencapai sukses.
e. Dia menghargai orang lain dan memperlakukan semua orang sederajat.
f. Dia pendengar yang baik.
g. Dia selalu antusias dan menaruh minat, terampil mengajukan pertanyaan
dn membagi pertanyaan.
h. Dia memulai rapat tepat waktu, menjelaskan maksud dan tujuan dengan
semangat dan membuat diskusi hidup, mampu menentukan kapan rapat
selesai.
3. Cara menyiapkan model media advokasi.
a. Media advokasi dapat dibuat sederhana, berupa tulisan, ilustrasi, tetapi
dapat juga dibuat canggih.
b. Inti pembicaraan harus jelas dan tidak terlalu banyak informasi.
c. Jika meminta sumbangan/bantuan sebutkan kgunaannya dan berupa apa
(fikiran,tenaga atau dana).
d. Tunjukkan aspek manuasiawi sehingga yang baca mau berbuat.
e. Desain harus bagus termasuk ukuran, gambar,/ilustrasi, huruf jika
menyajikan data ilmiah sajikan dengan bahasa sederhana,mantap dan
efektif.
f. Cantumkan logo.
g. Distribusikan media.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum strategi promosi kesehatan ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi
(Advocacy), Bina Suasana, dan Gerakan Masyarakat. Salah strteginya yaitu
advokasi, Advokasi adalah sebuah pendekatan mengamankan kebutuhan sumber
daya ekonomi dan perubahan kebijakan, pedoman atau prosedur dengan
mempengaruhi para stakeholders seperti politisi, pengambil keputusan
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan ada sendiri agar masyarakat lebih
mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam pemilihan strategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri,
intinya adalah agar srategi promosi kesehatan program-programnya semakin
berkembang dan tidak salah sasaran.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai
calon tenaga kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan
dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat
kesehatan masyaraka, dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan
kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai analis kesehatan
dapatmencegah berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, wiku. 2007. Sistem kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ewles, Linda. 1994. Promosi Kesehatan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Notoatmodjo,S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S.2002.Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.

Yogyakarta: Andi Offset.

Notoatmodjo, S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Ewles, Linda. 1994. Promosi Kesehatan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wardani, Ika Novita, Yanik Muyassaroh, Murti Ani. 2016. Buku Ajar Promosi
Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai