Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Disusun oleh :

1. Haniifah Fadhlyah Suyun Nur Jannah (202213099)

2. Imelda Tri Enjelina (202213105)

3. Latifa Anna Setiawati (202213117)

4. Latifa Nur Hidayah (202213118)

5. Mayfajma Sandya Maheswari (202213122)

6. Megita Gina Ismaya (202213123)

7. Muhammad Faisal Nur Rahman (202213132)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2022 /2023
KATA PENGANTAR

Puji dam Syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas limpahan Karuniah-Nya dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul strategi
promosi Kesehatan dengan lancar dan sesuai pada batasan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini berisi mengenai pengertian promosi strategi promosi Kesehatan, informasi
strategi promosi kesehatan, metode promosi kesehatan, sasaran promosi Kesehatan

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berupaya semaksimal mungkin, bila mana
masih ditemukan kekurangan baik pemilihan kata maupun bahasa yang kurang baku serta
informasi referensi yang masih belum mencakup seluruh materi kami berharap kritik dan
saran yang konstruktif untuk perbaikan serta penyempurnaan makalah kami.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tenaga
penyuluh kesehatan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan

2.2 Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan

2.3 Metode Strategi Promosi Kesehatan

2.4 Pemilihan Strategi Promosi Kesehatan

2.5 Sasaran Promosi Kesehatan

2.6 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

2.7 Perilaku dalam Promosi Kesehatan

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Promosi kesehatan merupakan suatu Upaya tenaga kesehatan untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan kita kepada Masyarakat umum mengenai kesehatan penyakit dan lain
sebagainya dengan Bahasa yang mudah dipahami dikalangan Masyarakat. Sehingga tujuan
yang kita tentukan dapat tercapai Bersama dengan bantuan Masyarakat serta rekan kerja.
Promosi yang dilakukan tidak harus mengacu pada teori tetapi harus adanya praktek agar
Masyarakat mampu untuk mengingat mampu untuk melakukannya tanpa pengawasan dari
tenaga kesehatan.

Pembangunan kesehatan merupakan Upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat.
Keberhasilan tenaga kesehatan saat melakukan promosi kesehatan ada pada bisa dan tidaknya
Masyarakat melakukan dan memahami apa yang tenaga kesehatan sampaikan. Juga sebagai
pembantu dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan semakin
rendahnya tingkat kematian diiringi dengan tingginya jumlah usia produktif. Oleh karena itu,
perlu diselenggarakan Upaya kesehatan Masyarakat yang optimal dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu, terencana, dan berkesinambungan.

Untuk memenuhi target tersebut diperlukan tenaga kesehatan yang professional dan
mampu bekerja tanpa adanya keluhan serta mengharapkan imbalannya. Mampu memajukan
Masyarakat menuju tingkat kesehatan yang tinggi, tingkat Pendidikan yang tinggi. Jadi, tidak
ada lagi kasus yang membuat tenaga kesehatan tidak berarti di Masyarakat dan mengubah
cara pandang Masyarakat terhadap tenaga kesehatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
yaitu :

1. Apa pengertian strategi promosi kesehatan?


2. Apa tujuan strategi promosi kesehatan

iv
3. Apa saja metode strategi promosi kesehatan?
4. Apa saja pemilihan strategi promosi kesehatan?
5. Apa saja sasaran promosi kesehatan?
6. Apa saja ruang lingkup strategi pembahasan?
7. Apa saja perilaku dalam strategi promosi kesehatan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian strategi promosi kesehatan


2. Untuk mengetahui bagaiman strategi promosi kesehatan
3. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam strategi promosi kesehatan

1.4 MANFAAT

Manfaat pembuatan makalah ini antara lain :

1. Pembaca dapat mengetahui pengertian strategi promosi kesehatan


2. Pembaca mengetahui bagaimana strategi promosi kesehatan
3. Pembaca mengetahui metode yang digunakan saat promosi kesehatan
4. Pembaca mengetahui aturan dalam memilih strategi promosi kesehatan

v
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut WHO ( dalam Fitriani, 2011 ), promosi kesehatan sebagai “ The Proces of
enabling indviduals and communities to increases control over the determinants of health
and there by improve their health “ ( proses yang mengupayakan individu dan masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat
eningkatkan derajat kesehatannya ).

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada masa lalu,
dimana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang apa saja, tetapi
juga sebagai upaya yang mampu menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam
masyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Perubahan lingkungan yang yang
diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi, lingkungan fisik – nonfisik, sosial –
budaya, ekonomi, dan politik. Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai maca,
dukungan baik pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang – undangan untuk
perubahan lingkungan ( Mubarak dkk., 2017 )

Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini banyak digunakan dalam kesehatan
masyarakat dan telah mendapatkan dukungan kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan
kegiatannya. Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah “ upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat meonolong diri sendiri, serta mengembangkan kesgiatan yang bersumber
daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan “.

Strategi promosi kesehatan adalah metode dan pendekatan strategis untuk mencapai visi
dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien yang berupa advokasi, bina suasana,

vi
gerakan pemberdayaan dan kemitraan. Cara inilah yang disebut dengan “strategi” atau teknik
untuk mencapai atau melaksanakan visi dan misi promosi kesehatan secara sukses dan
efektif.

2.2 TUJUAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya keehatan
yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mndorong
terbentuknya kemampuan tersebut ( Notoatmodjo, 2012 ).

Upaya utuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui strategi yang baik.
Strayegi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi
kesehatan sebagai penunjang dari program – program kesehatan yang lainnya, seperti
kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular,
pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serrta pelayanan
kesehatan ( Notoatmodjo, 2012 ).

Berdasarkan rumusan WHO ( 1994 ) strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri
dari 3 hal, yaitu :

1. Advokasi ( Advocacy )

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi
kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau
mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat
keputusan tersebut dapat berupa kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang – undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal.
Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan
program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi
secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang
diusulkan, untuk secara informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau
mungkin dalam bentuk dana atau fasilitaslain. Dari uraian dapat disimpulkan bahwa sasaran

vii
advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor,
yang terkait dengan masalah kesehatan ( sasaran tertier ).

2. Dukungan Sosial ( Social support )

Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat ( toma ), baik tokoh masyarakat formal maupun informal.
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor
kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat ( penerima program )
kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah
mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau
berpartisipasi terhadap program-program tersebut Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat
dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan pelatihan paratoma,
seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran
utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat
(sasaran sekunder).

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat


langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk
kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain:
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga
(income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan
berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya:
terbentuknya dana sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyrakat sering disebut gerakan masyarakat untuk
kesehatan. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat
adalah masyarakat.

Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang
mencakup 5 butir, yaitu:

1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)

viii
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau
pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan – kebijakan publik yang
mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan
dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu
berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan public. Misalnya, ada peraturan atau undang-
undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik,
perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan kata lain, setiap kebijakan yang
dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
(kesehatan masyarakat).

2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah kota,
agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya
perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum
tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum lainnya:
tersedianya tempat samapah, tersedianya tempat buang air besar / kecil, tersedianya air
bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api,
bandara, pelabuhan, mall dan sebagainya, harus menyediakan sarana dan prasarana untuk
mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan


kesehatan itu ada 3 provider´ dan 3 consumer´. Penyelenggara ( penyedia ) pelayanan
kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau
pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah, harus diorientasikan
lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi
sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasida rireontitas
pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah
maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga
dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan,tetapi juga sekaligus
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini
peran promosi kesehatan sangat penting.

4. Keterampilan Individu (Personnel Skill)

ix
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga, dan
kelompok – kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila
kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut t erwujud.
Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill)
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari
peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah
memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara
kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan
profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian
pemahaman ini lebih bersifat individu daripada massa.

5. Gerakan masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh
karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat
yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.

2.3 METODE STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Menurut Notoatmodjo (2010), metode dan teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Metode promosi kesehatan individual

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang telah
tertarik untuk mengubah perilakunya.

2) Metode promosi kesehatan kelompok

Metode ini digunakan bagi kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan latar
belakang baik dari segi umur, pendidikan, profesi dan sebagainya. Tujuannya agar anggota
kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti dan manfaat pesan kesehatan yang
diinformasikan.

3) Metode promosi kesehatan massa

x
Metode yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat
luas yang bersifat massa. Tujuannya untuk menggugah kepedulian masyarakat terhadap suatu
inovasi baru dalam kesehatan.

2.4 PEMILIHAN STRATEGI PROMKES

Review Beberapa Strategi Promkes PEMILIHAN STRATEGI PROMKES adalah sebagai


berikut :

1. Ceramah

a. Mudah digunakan tapi sulit dikuasai

b. Membagi informasi, mempengaruhi pendapat, merangsang pemikiran berdasarkan


pesan verbal

c. Sasaran biasanya pasif, sedikit interaksi dengan narasumber atau peserta lainnya

2. Media Massa

a. Saluran komunikasi yang menjangkau sasaran luas

b. Umumnya, sasaran tidak atau sedikit usaha untuk menerima pesan

c. Strategi ini tidak efektif karena pesan tidak dapat dikhususkan untuk sasaran tertentu

d. Strategi ini efisien karena biaya yang murah dalam skala ekonomi. Contoh : televisi,
radio, koran, majalah, outdoor media

3. Instruksi individual

a. Dalam tatanan pasien, disebut konseling

b. Bersifat individual, digunakan bila perbedaan karakteristik sasaran sangat besar

c. Penyuluh memberikan advokasi solusi permasalahan kesehatan berdasarkan kebutuhan


individual

d. Tidak efisien bagi penyuluh, tapi efisien bagi sasaran

4. Simulasi

xi
a. Simulasi adalah metode ekperiental di mana model situasi nyata digunakan untuk
merangsang atau membantu proses pembelajaran

b. Semakin mirip dengan situasi nyata semakin baik simulasi tersebut

c. Bentuk simulasi : permainan, drama, bermain peran (role playing), model


komputerisasi

d. Simulasi cocok untuk meningkatkan motivasi dan mengubah sikap

5. Modifikasi Perilaku

a. Memodifikasi perilaku spesifik berdasarkan prinsip pengkondisian melalui


rangsangan dan konsekuensi

b. Teori : rangsangan (antecedent) / perilaku spesifik / konsekuensi (positif/negatif)

a. Contoh rangsangan : iklan televisi


b. Contoh konsekuensi positif : hadiah, pujian
c. Contoh konsekuensi negatif : sanksi

2.5 SASARAN PROMOSI KESEHATAN


Menurut Notoatmodjo (2003) sasaran penyuluhan kesehatan adalah :
1. Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya mempunyai sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan
menyusui untuk asalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
2. Sasaran Sekunder (secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
3. Sasaran Tersier (Tertiary target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah adalah
sasaran tersier promosi kesehatan.

2.6 RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN


Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007), Cakupan promosi kesehatan, baik sebagai ilmu
maupun seni sangat luas. Cakupan tersebut dapat dilihat dari 2 dimensi, yakni: dimensi aspek
pelayanan kesehatan, dan dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

xii
1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat
aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Ahli lain hanya
membaginya menjadi 2 aspek, yakni : a) aspek promotif dengan sasaran kelompok orang
sehat, dan b) aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit. Sejalan
dengan uraian ini, maka ruang lingkup promosi kesehatan juga dikelompokkan menjadi dua,
yakni:
1) Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok orang sehat. Selama ini
kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya kesehatan
masyarakat.
2) Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 upaya atau kegiatan, yakni:
- Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang
beresiko tinggi, misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok,
obesitas dan sebagainya. Tujuannya agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena
penyakit.
- Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit kronis,
misalnya asma, DM, rematik,dan sebagainya. Tujuannya agar penderita mampu
mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
- Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru
sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya agar mereka segera pulih kembali
kesehatannya.
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan
Berdasarkan tatanan atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan, ruang lingkup promosi
kesehatan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) Promosi Kesehatan Pada tatanan Keluarga
Keluarga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku
masyarakat yang sehat harus dimulai dari masing-masing keluarga.
2) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
xiii
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Oleh
sebab itu lingkungan sekolah baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat,
akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat anak-anak.
3) Promosi kesehatan ditempat kerja
Tempat kerja merupakan tempat orang dewasa memperoleh nafkah untuk keluarga.
Lingkungan kerja yang sehat akan mendukung kesehatan pekerja atau karyawan dan hasilnya
akan menghasilkan produktivitas yang optimal.
4) Promosi di tempat-tempat umum
Para pengelola tempat-tempat umum merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka
melengkapi tempat-tempat umum dengan fasilitas, disamping melakukan imbauan-imbauan
kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras
suara, poster, leaflet, dan sebagainya.
5) Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilaitas kesehatan ini mencakup rumah sakit, puskesmas, poliklinik, rumah bersalin,
dan sebagainya.
3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan 5 tingkat pencegahan, yakni:
1) Promosi kesehatan (Health promotion)
Kegiatan promosi kesehatan diantaranya peningkatan gizi balita, perbaikan saluran
pembuangan, pembuatan jamban sehata bagi keluarga.
2) Perlindungan khusus (Specifik protection)
Kegiatan perlindungan khusus misalnya pemberian imunisasi yang diwajibkan seperti
BCG, DPT<, polio, campak dan hepatitis. Pemberian imunisasi yang dianjurkan seperti
Mump, Rubella, influenza.
3) Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prompt treatmen)
Temuan kasus dini berbagai penyakit dimasyarakat untuk menghindari akibat yang
lebih lanjut, seperti temuan kasus TB paru, gizi buruk dan lumpuh layu di beberapa wilayah
Indonesia.
4) Pembatasan cacat (Disability limitation)
Pendidikan kesehatan diberikan untuk mencegah akibat lanjut pada individu dari
kecacatan atas penyakit yang dialaminya.
5) Rehabilitas (Rehabilitation)

xiv
Pendidikan kesehatan diberikan kepada sasaran yang telah melakukan perawatan atas
penyakit tertentu, supaya tidak terulang kembali maka perlu rehabilitasi tuntas sehingga
individu mampu melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuannya.

2.7 PERILAKU DALAM PROMOSI KESEHATAN


Faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,
kelompok atau masyarakat. Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat
dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kedua upaya tersebut dilakukan melalui :
a. Tekanan (Enforcement)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan
dengan cara-cara tekanan, paksaan. Upaya ini bisa dalam bentuk undang-undang atau
peraturan-peraturan, instruksi-instruksi, tekanan-tekanan (fisik atau non fisik), sanksi-
sanksi dan sebagainya.
b. Pendidikan
Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara
persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran
dan sebagainya, melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau promosi kesehatan.
Agar upaya tersebut efektif, maka sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan
diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku tersebut. Konsep umum yang
digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980)
yang dikutip Notoatmodjo (2007) perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
- Faktor predisposisi (Predisposing faktor)
Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan dan
tingkat sosial ekonomi. Faktor ini terutama yang positif mempermudah
terwujudnya perilaku sehingga sering disebut faktor permudah.
- Faktor Pemungkin (Enabling Faktor)
Mencakup tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat termasuk jadi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit,
dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan
terwujudnya perilaku kesehatan sehingga disebut faktor pendukung atau
pemungkin.
xv
- Faktor penguat (Reinforcing faktor)
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku masyarakat, tokoh agama dan perilaku
petugas kesehatan, termasuk juga undang-undang, peraturan dari pusat maupun
daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat
kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan
fasilitas saja melainkan diperlukan perilaku contoh dari masyarakat, tokoh agama,
petugas kesehatan. Disamping itu UU juga diperlukan untuk memperkuat
perilaku masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Hasil yang diharapkan dalam promosi kesehatan adalah terjadinya perubahan sikap
dan perilaku dari individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat untuk dapat
menanamkan prinsip – prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi
kesehatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini
terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan
Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment). Di dalam piagam Ottawa dirumuskan pula
strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu Kebijakan Berwawasan
Kebijakan (Health Public Policy), Lingkungan yang mendukung (Supportive
Environment), Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service), Keterampilan
Individu (Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat (Community Action).
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan agar masyarakat lebih mudah untuk
mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemilihan srategi
xvi
promosi kesehatan yaitu diantaranya Ceramah, Media Massa, Instruksi individual,
Simulasi, Modifikasi Perilaku dan Pengembangan Masyarakat. Dalam pemilihan srategi
promosi kesehatan pun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar srategi promosi
kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah sasaran

3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai penyuluh
kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita
sebagai penyuluh kesehatan dapat menjadi bagian dari pembangunan kesehatan.

xvii

Anda mungkin juga menyukai