Anda di halaman 1dari 19

MODUL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

TIM PENYUSUN

Bakti Rahayu, S.Kep.,M.Kes


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


atas limpahan berkat dan karunia dan hidayahNya akhirnya Penulis
mampu menyelesaikan penyusunan modul Promosi Kesehatan. Modul ini
disusun sebagai salah satu media pembelajaran bagi mahasiswa dalam
mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan yang menjelaskan
kepada mahasiswa tentang metode pembelajaran, penilain selama
pembelajaran dan materi pembelajaran. Dengan adanya modul ini
diharapkan mahasiswa dapat belajar secara mandiri dan mengerti akan
tujuan pembelajaran.
Penyusunan modul ini belum sempurna, penulis dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang dapat
menyempurnakan modul pembelajaran ini. Semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan memberikan perkembangan positif
dalam pendidikan keperawatan.

Belopa, September 2021


Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman judul......................................................................................i
Kata pengantar.....................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..............................................................................1
Deskripsi modul dan tujuan modul......................................................1
Informasi mata kuliah..........................................................................1
Rancangan Program Pembelajaran....................................................3
Bab II Materi Perkuliahan....................................................................8
Daftar Pustaka.....................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Modul
Modul ini sebagai panduan mahasiswa dalam materi Promosi
Kesehatan yang berisi Konsep pendidikan, Konsep dan prinsip promosi
kesehatan, lingkup promosi kesehatan, model dan nilai promosi
kesehatan, etik pendekatan dalam promosi kesehatan, upaya promosi
kesehatan dan peran perawat dalam kegiatan promosi pelayanan
keperawatan.

B. Tujuan Modul
Setelah menggunakan modul ini mahasiswa mampu menjelaskan
tentang Konsep pendidikan, Konsep dan prinsip promosi kesehatan,
lingkup promosi kesehatan, model dan nilai promosi kesehatan, etik
pendekatan dalam promosi kesehatan, upaya promosi kesehatan dan
peran perawat dalam kegiatan promosi pelayanan keperawatan.

1
C. INFORMASI MATA KULIAH
Materi : Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Sasaran : Mahasiswa keperawatan semester III

DESKRIPSI MATA KULIAH


Fokus pada pemahaman teori dan model keperawatan mahasiswa
mampu melakukan pendidikan dan promosi kesehatan dalam pelayanan
keperawatan. Dengan pendekatan proses keperawatan sebagai dasar
pemecahan masalah keperawatan, dalam menjalankan peran perawat
sebagai care provider, advocacy dan educator dan berlandaskan pada
wawasan budaya.

STANDART KOMPETENSI :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran promosi kesehatan mahasiswa mampu
:
1. Menjelaskan konsep dasar pendidikan dan promosi kesehatan
2. Menjelaskan kebijakan promosi kesehatan

2
BAB II
MATERI PERKULIAHAN

MATERI PERTEMUAN I KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN


I. Pengertian
Promosi kesehatan adalah Suatu proses memberdayakan atau
memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan
memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes,
2000). Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk
memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Istilah dan pengertian promosi kesehatan ini
merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal
selama ini, seperti Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Menurut Notoatmodjo (2005)
Promosi Kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

II. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai
berikut :
a. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health
education) yang`penekanannya pada perubahan/perbaikan
perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan.
b. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social
marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa
3
melalui kampanye.
c. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi
dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

4
d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif)
yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.
e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang
kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau
pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan
kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan,
dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai
keadaan).
f. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat
(community organization), pengembangan masyarakat
(community development), penggerakan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community
empowerment), dll

III. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan
dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secar a umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok,
yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya
membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan
sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit
dan kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di


kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
5
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

6
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :


a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan
dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of
prevention) dari Leavel and Clark.
a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)

IV. Visi Dan Misi Promosi Kesehatan


Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi
serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “
merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan
sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan
lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi
kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang- Undang Kesehatan
Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World
Health Organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

7
1) Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
2) Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi
masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya


suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”.
Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan
mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :


1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang
ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung
suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi
merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat
keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini
bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat
dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya
suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan,
maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu
jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai
program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan
kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi
oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu
peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu

8
promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan
kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri.
Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat
adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga
diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan
dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan
meningkat.

V. Strategi Promosi Kesehatan


Strategi merupakan cara untuk mencapai/mewujudkan visi dan misi
pendidikan/promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berikut
adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam promosi
kesehatan :
1. Strategi Global (Global Strategy)
 Advokasi (advocacy)
 Dukungan sosial (social support)
 Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa
Charter) Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada
tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan
salah satunya adalah rumusan strategi promosi kesehatan yang
telah dikelompokkan menjadi lima bagian diantaranya:
 Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).
 Lingkungan yang medukung (supportive environment)
 Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).
 Keterampilan individu (personal skill).
 Gerakan masyarakat (community action).

VI. Sasaran Promosi Kesehatan

9
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi
dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil
dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya.
Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang
memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi
kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan
maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau
kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan
diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat
untuk masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan
adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan
(policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar
kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran
sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan
strategi advokasi (advocacy)

10
MATERI PERTEMUAN KE II KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN DI
INDONESIA

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang dipandang penting


dalam kesejahteraan umum. Kesehatan menurut Undang-Undang No.36
Tahun 2009 merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang dapat memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan
senantiasa diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan dalam penyelenggaraannya meliputi
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang harus dilaksanakan dengan menyeluruh, terpadu, tepat serta
berkesinambungan untuk mencapai hasil lebih optimal. Promosi
kesehatan termasuk kedalam upaya peningkatan kesehatan yang menurut
WHO adalah proses mengupayakan individuindividu dan masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor
yang mem-pengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkat-kan derajat
kesehatannya (Fitriani, 2011, h.87).
Salah satu tonggak promosi kesehatan di Indonesia adalah
Deklarasi Jakarta (1997) dalam Depkes RI (2008, h.8) yang merumuskan
prioritas promosi kesehatan abad 21 untuk meningkatkan tanggung jawab
social dalam kesehatan, meningkatkan investasi untuk pembangunan
kesehatan dan perluasan kemitraan untuk kesehatan, meningkatkan
kemampuan masyarakat dan perberdayaan individu serta menjamin
tersedianya infrastruktur promosi kesehatan.
Istilah kebijakan dalam penggunaannya seringkali saling
dipertukarkan istilah tujuan (goals), program, keputusan, undang-undang,
ketentuan-ketentuan, usulan dan rancangan-rancangan besar. Kebijakan
yang telah dapat dirumuskan bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Thomas R. Dye (1995) dikutip oleh Nugroho (2011, h.495)
menguraikan proses kebijakan publik mempunyai beberapa tahapan:

11
(1) Identifikasi masalah kebijakan

12
(2) Penyusunan agenda
(3) Perumusan kebijakan;
(4) Pengesahan kebijakan
(5) Implementasi kebijakan; dan
(6) Evaluasi kebijakan.
Secara prinsip terdapat dua pemilahan jenis teknik atau model
implementasi kebijakan. Pemilahan pertama adalah implemenasi
kebijakan yang berpola dari atas ke bawah (top-down) dan kebalikannya
adalah dari bawah ke atas (bottomup) dan pemilahan implementasi yang
berpola paksa (command-and- control) dan mekanisme pasar (economic
incentive). Model implementasi kebijakan merupakan bentuk dari
kebijakan tersebut dan mempunyai karakteristik tersendiri, salah satu
model implementasi kebijakan yaitu implementasi kebijakan publik model
George Edward.
Menurut Edward dalam Nugroho (2011) untuk mewujudkan
implementasi kebijakan publik yang efektif maka perlu aspek diantaranya
sebagai berikut ini :
(1) komunikasi
(2) ketersediaan sumberdaya
(3) disposition
(4) Struktur birokrasi.

Komunikasi, keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan


agar para aktor implementor mengetahui apa yang harus dilakukan
dalam hal ini komunikasi berkenaan dengan pelaksanaan promosi
kesehatan didalam gedung puskesmas maupun di luar gedung
puskesmas ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan program,
sikap dan tanggap dari para pihak yang terlibat, dan bagaimana struktur
organisasi pelaksana kebijakan.
Resource, dalam hal ini berkenaan dengan tersedianya
sumberdaya pendukung untuk keefektifan implementasi kebijakan
promosi kesehatan, yaitu sunberdaya manusia. Hal ini berkenaan dengan

13
sikap yang diberikan oleh petugas

14
kesehatan dalam memberikan informasi kepada pasien maupun
masyarakat yang lain serta tersedianya petugas khusus untuk melakukan
promosi kesehatan.
Disposition, dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan dari
para implementor untuk melaksanakan kebijakan publik tersebut.
Disposisi dalam organisasi publik pelayanan kesehatan seperti dengan
adanya sikap dukungan yang diberikan oleh petugas puskesmas dalam
melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas. Sikap dukungan ini
terdapat pada aktor-aktor yang melaksanakan promosi kesehatan yaitu
petugas khusus promosi dan pemberdayaan yang sudah mendapatkan
pelatihan tentang promosi kesehatan dan dibantu dengan kader yang
berasal dari masyarakat dengan diberikan penyuluhan secaraberkala
di puskesmas.
Struktur birokrasi, dalam hal ini berkenaan dengan kesesuian
organisasi birokrasi organisasi pelayanan kesehatan. Adanya kejelasan
dengan mempergunakan standar pelayanan dalam hal promosi kesehatan
seperti penyuluhan yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Keban, Yeremias. (2004). Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik:

Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta, Gave Media.

Ginting, Marlina et,al. (2011). Promosi Kesehatan Di Daerah

Bermasalah Kesehatan: Panduan Bagi Petugas Kesehatan Di

Puskesmas. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

Jakarta, Menteri Kesehatan RI.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta, Menteri Kesehatan RI.

Notoatmojdo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta, Rineka Cipta. Nugroho, Rian. (2011). Public Policy. Jakarta,

Elek Media Komputindo.

Simnett, Ewles. (1994). Promosi Kesehatan. Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press.

16

Anda mungkin juga menyukai