Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SYSTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (SMK3) DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN


KARYAWAN PT. MARUKI INTERNATIONAL INDONESIA TAHUN 2018

Awaluddin1, Andi Multazam, Een Kurnaesih


1
Universitas Muslim Indonesia
2
Universitas Muslim Indonesia
3
Universitas Muslim Indonesia

(Alamat Korepondensi : baktirahayu08@gmail.com/082293812434)

ABSTRAK

Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah kehamilan dan persalinan,
dan nifas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam rangka
menurunkan angka kejadian infeksi post partum di Puskesmas Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat.
Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional untuk melihat pengaruh variabel dependen
terhadap variabel independen. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 71 bidan yang bekerja di tiga wilayah
kerja Puskesmas Binuang, Puskesmas campalagian dan Puskesmas Polewali di Kabupaten Polewali
Mandar. Sampel dalam penelitian ini adalah Total sampling.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah dan dianalisis menggunakan
uji statistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% (α=0,05). Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh
yang signifikan antara sikap (ρ=0,000) dan tindakan (ρ=0,043) terhadap kinerja bidan dan tidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan antara masa kerja (ρ=0,296) terhadap kinerja bidan.
Kesimpulan masa kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bidan hal Ini
dikarenakan petugas yang sudah lama bekerja cenderung sudah berkurang minat kerjanya.
Saran diharapkan kepada bidan agar meningkatkan kemampuannya untuk melakukan pendekatan
kepada masyarakat dan untuk meningkatkan motivasinya bidan perlu menyadari tanggung jawabnya
sebagai pelaksana dalam pelayanan masa nifas nifas.

Kata kunci : Kinerja Bidan, Infeksi, Post Partum

PENDAHULUAN pekerjaan. Setiap tahun tercatat lebih dari 2,3 juta


Kecelakaan kerja merupakan salah satu orang di dunia meninggal dunia akibat kecelakaan
permasalahan yang sering terjadi pada pekerja kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 321.000
dan juga pada pengusaha. Kecelakaan kerja ini akibat kecelakaan kerja dan sekitar 2,02 juta
biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu akibat penyakit akibat kerja. (Julaikah, 2017).
sendiri dan lingkungan kerja yang dalam hal ini Pencegahan dan pengurangan
adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan kecelakaan serta penyakit akibat kerja dapat
kesehatan kerja merupakan salah satu aspek dilakukan dengan menerapkan System
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dalam (SMK3).Sastrohadiwiryo (2005) menyatakan
perundangan mengenai ketenagakerjaan ini salah bahwa tujuan dan system manajemen K3 adalah
satunya memuat tentang keselamatan kerja yaitu menciptakan suatu sistem dengan tujuan untuk
pasal 86 menyebutkan bahwa setiap organisasi mencegah
wajib menerapkan upaya keselamatan dan dan mengurangi kecelakaan serta penyakit yang
kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan dikibatkan oleh pekerjaan,menciptakan
tenaga kerja dan pasal 87 mewajibkan setiap lingkungan kerja yang aman, efisien, dan
organisasi melaksanakan sistem manajemen produktif, dimana programini merupakan suatu
keselamatan dan kesehatan kerja yang sistem keselamatan dan kesatuan kerja yang
terintegrasi dengan manajemen organisasi melibatkan unsurmanajemen, tenaga kerja,
lainnya (Ewin, 2016). kondisi, dan lingkungan yang terintegrasi.
Menurut data ILO (2016) setiap 15 detik Rahaidi dalam Febrian (2013) dalam
satu orang pekerja meninggal karena kecelakaan penelitiannya menunjukkan bahwa para karyawan
atau penyakit yang berhubungan dengan mempersepsikan lingkungan kerja fisik mereka
pekerjaan. Setiap 15 detik 153 pekerja mengalami memiliki suhu udara yang panas danberdebu,
kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. kondisi tersebut menjadi keluhan utama para
Setiap hari 6300 orang meninggal karena karyawan yang ada disana,kenyataannya
kecelakaan atau penyakit yang berhubungan penggunaan alat pelindung diri sebagai upaya
dengan teknis mencegah terjadinya kecelakaan masih

1
belum dilaksanakan sebagaimanamestinya. Hal Lokasi, Populasi, Sampel
inimenunjukkan anggapan karyawan terhadap Penelitian ini akan dilaksanakan di PT.
risiko di lingkungan kerja masih belumtampak Maruki International Indonesia, Terletak di wilayah
dalam perilaku keselamatan karyawan, sehingga kawasan industry Makassar. Penelitian ini akan
menunjukkan masihrendahnya perilaku dilaksanakan selama 2 minggu, penelitian ini akan
keselamatan kerja karyawan di perusahaan di lakukan pada bulan Oktober 2018.
tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah
PT. Maruki International Indonesia yang seluruh tenaga kerja bagian produksi PT. Maruki
terletak di Kawasan Industri Makassar adalah International Indonesia Tahun 2018 sebanyak219
sebuah Industri nyang bergerak di bidang Meubel orang. Sample yang ada dalam penelitian ini
atau pembuatan/produksi “Butsudan”yaitu adalah karyawan bagian produksi yang ada di PT.
furniture yang dalam tradisi agama Budha di Maruki International Indonesia Makassar, yaitu
Jepang sudah di jadikan media untuk sebanyak 140 sampel yang diambil dengan
berkomunikasi dengan leluhurnya. Berdasarkan menggunakan rumusLameshow.
data yang diperoleh di PT. Maruki International
Indonesia di menunjukkan bahwa jumlah seluruh Pengumpulan Data
karyawan adalah sebanyak 250 orang,yang terdiri 1. Data Primer
dari 192 orang laki-laki dan 58 orang perempuan. Data primer diperoleh dengan cara
Dari laporan pengukuran kualitas udara di melakukan wawancara dengan menggunakan
tempat kerja yang dilakukan oleh pihak kuesioner yang berisi tentang pertanyaan-
manajemen PT Maruki pada tanggal 23 Mei 2017, pertanyaan tentang penerapan manajemen
terdapat tiga lokasi yang tidak memenuhi K3 serta pertanyaan tentang perilaku
persyaratan untuk suhu (18°-28°C) yaitu pada keselamatan yang meliputi pengetahuan,
Victory 1 36,7°C dan Vicory 2 32,2°C serta di sikap dan tindakan karyawan dalam
Victory 4 31,0°C, Sementara dari hasil keselamatan kerja.
pengukuran kebisingan yang dilakukan pada
tanggal 3 Januari 2018 terdapat dua titik yang di 2. Data Sekunder
rekomendasikan menggunakan ear plug. Data sekunder pada penelitian ini
Penerapan manajemen K3 di PT. Maruki diperoleh dari berbagai Sumber buku
International Indonesia belum dapat mencapai literature, tesis, jurnal penelitian dan website
Zero Accident. Hal ini dapat dilihat dari laporan internet serta berbagai bacaan lain yang ada
klinik PT. Maruki Internasional Indonesia. Pada hubungannya dengan penelitian ini serta
tahun 2014 terdapat 21 kasus kecelakaan kerja, informasi dari pihak – pihak yang berkaitan.
pada tahun 2015 terdapat 20 kasus kecelakaan
kerja, pada tahun 2016 terdapat 10 kasus Analisis Data
kecelakaan kerja, serta pada tahun 2017 terdapat 1. Analisis Univariat
12 kasus kecelakaan kerja. Tujuan analisis ini untuk menjelaskan
Wawancara yang dilakukan peneliti distribusi frekwensi responden. Analisis ini
dengan pihak manajemen pada waktumelakukan digunakan untuk memperoleh gambaran pada
survei awal ke PT Maruki International Indonesia masing-masing variable independen yaitu
menyatakan bahwa masihada karyawan yang meliputi penerapan manajemen K3 (komitmen
bekerja tidak berdasarkan SOP yang telah dan kebijakan K3, perencanaan K3,) dan
ditetapkan. Perilakukeselamatan dalam lingkungan kerja (lingkungan fisik) dan
keselamatan kerja berhubungan langsung dengan variabel terikat perilaku keselamatan kerja.
perilaku karyawan dalam bekerja demi
keselamatan individu dan sangat berhubungan 2. Analisis Bivariat
eratdengan iklim keselamatan kerja dan sikap Tujuan analisis ini untuk menguji ada
pengetahuan keselamatan kerja, karenadengan tidaknya hubungan antara penerapan
keadaan iklim keselamatan kerja ada dalam manajemen K3 (komitmen dan kebijakan K3,
perusahaan mempengaruhitingkat kesehatan perencanaan K3,) dan lingkungan kerja
karyawan dan dengan adanya pengetahuan (lingkunganfisik) dengan sikap dengan
keselamatan kerja, makakaryawan mampu menggunakan uji chi Square.
mengerti dan memahami arti keselamatan kerja.
Dari hasil surveiawal di atas, penulis tertarik
mengadakan penelitian dengan judul Analisis
Pengaruh Penerapan System Manajemen HASIL PENELITIAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan 1. Analisis Univariat
Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Perilaku Table 1 Distribusi karakteristik responden
Keselamatan Karyawan PT. Maruki International berdasarkan umur di PT. Maruki International
Indonesia Tahun 2018. Indonesia Tahun 2018
No. Umur Frekuensi Presentase
BAHAN DAN METODE (Tahun) (n) (%)

2
1 20 – 29 43 30,7 responden (86,4%) dan responden yang
2 30 – 39 85 60,7 menjawab kurang sebanyak 19 responden (13,6).
3 40 – 49 12 8,6
Jumlah 140 100 Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan
Perencanaan K3 Di PT. Maruki International
Beradasarkan tabel 1 menunjukkan Indonesia tahun 2018
bahwakelompok umur terbanyak yaitu Perencanaan Frekuensi Persentase
kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 85 K3 (%)
responden (60,7%) sedangkan distribusi Cukup 110 78,6
kelompuk umur paling sedikit yaitu pada Kurang 30 21,4
kelompok umur 40-49 hanya 12 responden Jumlah 140 100
(8,6%).
Berdasarkan table 5 distribusi responden
Tabel 2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan penilaian terhadap Perencanaan K3
berdasarkan jenis kelamin di PT. Maruki di PT. Maruki International Indonesia di dapatkan
International Indonesia Tahun 2018 bahwa responden dengan kategori cukup
No Jenis Frekuensi Presentase sebanyak 110 responden (78,6%) dan responden
. Kelamin (n) (%) dengan kategori kurang sebanyak 30 responden
1 Laki-laki 115 82,1 (21,4%).
2 Perempuan 25 17,9
Jumlah 140 100 Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan Kondisi
Lingkungan Fisik Di PT. Maruki International
Berdasarkan table 5.2 distribusi jenis Indonesia tahun 2018
lelamin laki-laki sebanyak 115 responden Kondisi Frekuensi Persentase
(82,1) dan jenis kelamin perempuan Lingkungan (%)
sebanyak 25 responden (17,1%). Fisik
Cukup 117 83,6
Tabel 3 Distribusi karakteristik responden Kurang 23 16,4
berdasarkan Pendidikan Terakhir di PT. Jumlah 140 100
Maruki International Indonesia Tahun 2018
(n=140) Berdasarkan table 6 distribusi responden
No. Pendidikan Frekuensi Presentase berdasarkan penilaian terhadap Kondisi
Terakhir (n) (%) Lingkungan Fisik di PT. Maruki International
1 SMP 15 10,7 Indonesia di dapatkan bahwa responden dengan
2 SMA 106 75,9 kategori cukup sebanyak 117 responden (83,6%)
3 S1 19 13,6 dan responden yang menjawab kurang sebanyak
4 Jumlah 140 100 23 responden (16,4%).

Berdasarkan table 3 menunjukkan Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan Sikap


bahwa distribusi karakteristik responden Pekerja di PT. Maruki International Indonesia
berdasarkan pendidikan terakhir responden, Tahun 2018
SMA merupakan golongan terbanyak dengan Sikap Frekuensi Persentase (%)
jumlah 106 (75,7%), kemudian SMP pekerja
sebanyak 15 responden (15%) merupakan Cukup 114 81,4
golongan yang paling sedikit. Kurang 26 18,6
Jumlah 140 100
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan
Komitmen dan Kebijakan K3 Di PT. Maruki Berdasarkan table 7 distribusi responden
International Indonesia tahun 2018 berdasarkan penilaian terhadap Sikap Pekerja di
Komitmen & Frekuensi Persentase PT. Maruki International Indonesia di dapatkan
Kebijakan k3 (%) bahwa responden dengan kategori cukup
Cukup 121 86,4 sebanyak 114 responden (81,4%) dan responden
Kurang 19 13,6 dengan kategori kurang sebanyak 26 responden
Jumlah 140 100 (18,6%).

Berdasarkan table 4 menunjukkan


distibusi responden berdasarkan penilaian 2. Analisis Bivariat
terhadap Komitmen dan Kebijakan K3 di PT. Tabel 8 Hubungan komitmen dan Kebijakan
Maruki International Indonesia di dapatkan bahwa K3 terhadap Sikap Pekerja di PT. Maruki
responden yang dengan cukup sebanyak 121 International Indonesia Tahun 2018
Komitme Sikap Jumlah Uji

3
n& Cukup Kurang Statistic Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan
Kebijaka n % n % n % bahwa untuk variabelKondisi Lingkungan
n K3
Cukup 106 75,7 15 10,7 121 86,4 p=0,000
Fisik terhadap Sikap Pekerja, 117 (83,6%)
Kurang 8 5,7 11 7,9 19 13,6 responden dengan kriteria cukup, dimana
Jumlah 114 81,4 26 18,6 140 100 97(69,3%) responden merasa cukup dan
terdapat 20 (14,3%) responden merasa
Hasil analisi pada Tabel 8 kurang. Sedangkan untuk kriteria kurang
menunjukkan bahwa untuk variabel 23(16,4%) dimana 17 (12,1%) responden
komitmen& Kebijakan K3 terhadap Sikap merasa cukup dan terdapat 6(4,3%)
Pekerja, 121 (86,4) responden dengan kriteria responden merasa kurang. Berdasarkan uji
cukup, dimana 106 (75,7%) responden statistik dengan menggunakan uji Statistik
merasa cukup dan terdapat 15 (10,7%) yates’s correctionmenunjukkan nilai p=0,471>
responden merasa kurang. Sedangkan untuk 0,05 berarti tidak signifikan artinya tidak ada
kriteria kurang terdapat 19 (13,6%) dimana 8 pengaruh Kondisi Lingkungan Fisik terhadap
(5,7%) responden merasa cukup dan sikap pekerja di PT. Maruki International
11(7,9%) responden merasa kurang. Indonesia Tahun 2018.
Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan uji Statistik fisher's exact test PEMBAHASAN
menunjukkan nilai p=0,000 < 0,05 berarti 1. Pengaruh Komitmen dan kebijakan K3
signifikan artinya ada pengaruh antara Terhadap Sikap dan Tindakan Keselamatan
komitmen & kebijakan K3 terhadap sikap Kerja di PT. Maruki International Indonesia
pekerja di PT. Maruki International Indonesia Tahun 2018.
Tahun 2018. Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan uji chi square menunjukkan
Tabel 9 Hubungan Perencanaan K3 terhadap nilai (p=0,000<0,05) berarti signifikan artinya
Sikap Pekerja di PT. Maruki International ada pengaruh antara komitmen & kebijakan
Indonesia Tahun 2018 K3 terhadap sikap pekerja di PT. Maruki
Perenca Sikap Pekerja Jumlah Uji International Indonesia Tahun 2018.
naan K3 Cukup Kurang statistik Komitmen dan kebijakan K3 di PT.
n % n % n % Maruki International Indonesia berpengaruh
Cukup 100 71,4 10 7,1
110 78, p=0,000 signifikan terhadap sikap, hal ini disebabkan
6 karna pihak manajemen K3 PT. Maruki
Kurang 14 10,0 16 11,4 30 21, International Indonesia memberikan
4
pelatihan-pelatihan tentang K3, dimana
Jumlah 114 81,4 26 18,6 140 100
dengan pengetahuan yang dimiliki karyawan
diharapkan karyawan memiliki kesadaran
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan akan bahaya yang mengancam sehingga
bahwa untuk variabel Perencanaan K3 meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
terhadap Sikap Pekerja, 110 (78,6%) Hasil juga sejalan dengan penelitian
responden dengan kriteria cukup, dimana 100 Endroyo (2011) yang mengatakan bahwa
(71,4%) responden merasa cukup dan sikap K3 sangat tergantung terhadap
terdapat 10 (7,1%) responden merasa komitmen perusahaan, yang artinya ada
kurang. Sedangkan untuk kriteria kurang30 pengaruh yang signifikan (p = 0,048 < 0,05)
(21,4%) dimana 14 (10%) responden merasa antara komimen perusahaan dengan perilaku
cukup dan terdapat 16 (11,4) responden keselamatan karyawan.
merasa kurang. Berdasarkan uji statistik
dengan menggunakan uji Statistik fisher's 2. Pengaruh Perencanan K3 Terhadap Sikap
exact testmenunjukkan nilai (p=0,000< 0,05) dan Tindakan Keselamatan Pekerja PT.
berarti signifikan artinya ada pengaruh antara Maruki International Indonesia Tahun 2018.
Perencanaan K3 terhadap sikap pekerja. Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan uji Statistik fisher's exact
Tabel 10 Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik testmenunjukkan nilai (p=0,000 < 0,05) berarti
terhadap Sikap Pekerja di PT. Maruki signifikan artinya ada pengaruh antara
International Indonesia Tahun 2018 Perencanaan K3 terhadap sikap pekerja.
Kondisi Sikap Pekerja Jumlah Uji Perencanan K3 berpengaruh
Lingkun Cukup Kurang statistik
gan
terhadap sikap responden karena responden
n % n % n %
Fisik memperoleh pengetahuan dengan adanya
Cukup 97 69,3 20 14,3 117 83,6 perencanaan K3 yang dilakukan oleh pihak
Kurang 17 12,1 6 4,3 23 16,4 P=0,471 manajemen K3. Pengetahuan yang baik akan
Jumlah 114 81,4 26 18,6 140 100 mempengaruhi sikap responden, namun tidak
berpengaruh ke tindakan responden karena
untuk menjadi suatu tindakan ada faktor
4
psikologis dan situasi yang mempengaruhi (p=0,000).
seseorang misalnya sanksi atau pengawasan. 3. Lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh
Notoadmodjo (2007) menyatakan yang signifikan terhadap sikap (p=0,378).
bahwa Sikap merupakan aksi atau respon
seseorang yang masih tertutup. Dalam SARAN
penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, Pihak manajemen K3 Maruki International
pikiran, keyakinan dan emosi memegang Indonesia untuk lebih meningkatkan pengawasan
peranan penting dan suatu sikap belum terhadap tindakan karyawan dalam bekerja
otomatis terwujud dalam suatu tindakan seperti mengadakan patroli kontrol, mengevaluasi
(overtbehavior). Pengetahuan yang diperoleh peraturan SMK3 yang diterapkan sehingga dapat
responden dari penginderaan responden menjadikan Manajemen Keselamatan dan
terhadap perencanaan K3 seperti pengujian Kesehatan Kerja (MK3) di PT. Maruki
lingkungan kerja secara berkala dan rekayasa International Indonesia sebagai budaya kerja
untuk mengendalikan risiko kecelakaan dan untuk mewujudkan perilaku keselamatan kerja
penyakit akibat kerja telah mempengaruhi (sikap secara simultan).
sikap responden terhadap keselamatan kerja.
REFERENSI
3. Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Sikap
dan Tindakan Pekerja di PT. Maruki
International Indonesia Tahun 2018.
Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan Uji Statistik yates’s correction
menunjukkan nilai (p=0,471>0,05) berarti
tidak signifikan artinya tidak ada pengaruh
Kondisi Lingkungan Fisik terhadap sikap
pekerja di PT. Maruki International Indonesia
Tahun 2018.
Lingkungan kerja fisik tidak
mempengaruhi sikap responden karena
beberapa pekerja sudah terbiasa bekerja
tanpa menggunakan alat pelindung diri
seperti ear plug, masker dan sarung tangan
akan tetapi lingkungan kerja fisik
mempengaruhi tindakan responden karena
lingkungan kerja akan memberikan
rangsangan bagi seseorang untuk bereaksi
cepat dalam bentuk tindakan nyata terhadap
lingkungan yang dianggap berbahaya.
Menurut Nitisemito (2002) lingkungan kerja
fisik adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas - tugas yang dibebankan. Interaksi
antara individu dengan lingkungan
menimbulkan persepsi yang berbeda-beda
dari masing-masing individu.
Dharmawan (2011) menyatakan
bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh
yang tinggi pada perilaku seseorang.
Manzoor (2011) juga menyatakan bahwa
lingkungan kerja yang baik akan berkontribusi
pada semakin meningkatnya kinerja
karyawan, perilaku kerja yang baik,
penyelesaian kerja yang maksimal dan
efisiensi kerja.

KESIMPULAN
1. Komitmen dan kebijakan K3 memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sikap
keselamatan kerja (p=0,000).
2. Perencanaan K3 memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap sikap keselamatan kerja
5

Anda mungkin juga menyukai