Anda di halaman 1dari 9

Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270 - 278

Public Health Perspective Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj

Komitmen Kebijakan, Penerapan SMK3, Pengetahuan, dan Sikap K3 terhadap


Penggunaan APD Perusahaan Jasa Bongkar Muat

Dwi Nur Siti Marchamah , Oktia Woro KH

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Kecelakaan kerja belum dapat dikendalikan sepenuhnya sehingga digunakan APD. Jumlah kecelakaan kerja
Diterima 12 Juli 2017 pada Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota Semarang periode April 2014 sampai dengan Desember 2015
Disetujui 25 Oktober terjadi 9 kasus. Perusahaan telah memenuhi syarat K3, namun masih tetap saja terjadi kecelakaan kerja
2017 yang mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian menganalisa pengaruh komitmen kebijakan, penerapan
SMK3, pengetahuan dan sikap K3 terhadap penggunaan APD. Penelitian menggunakan teknik mixed
Dipublikasikan 20
method dengan concurrent triangulation. Populasi sebanyak 164 karyawan Perusahaan Jasa Bongkar Muat
Desember 2017 kota Semarang. Penelitian menggunakan sampel minimal sebanyak 30 responden. Teknik sampling dengan
purposive sampling. Subjek penelitian meliputi Manager K3, Supervisor K3 dan karyawan. Pengumpulan data
Keywords: dengan kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa bivariat yang digunakan
Health and Safety, Spearman. Analisa multivariat menggunakan Regresi Logistik. Hasil penelitian bahwa sikap K3 berpengaruh
Management System, terhadap penggunaan APD (p = 0,032), dan mempunyai kecenderungan pengaruh paling besar terhadap
Policy Commitment. penggunaan APD (p = 0,050). Kegiatan P2K3 meliputi briefing safety talk dan safety patrol. Audit SMK3
secara internal setiap 6 bulan sekali, dan audit eksternal setiap 3 tahun sekali. Pelaksanaan sosialisasi K3
sebanyak 3-4 kali setiap tahunnya, dan melalui briefing safety talk setiap harinya. Program pemeriksaan
kesehatan setiap karyawan mendapat kesempatan 2 tahun sekali. Penyediaan APD kurang disosialisasikan
dengan mengadakan pelatihan tentang penggunaan APD yang benar.

Abstract
Work accidents can't be fully controlled so use PPE. The number of work accidents in Loading and
Unloading Service Company of Semarang city from April 2014 until December 2015 happened 9 cases. The
Company has fulfilled the OHS requirements, but still there are work accidents that result in death. The
purpose of the study analyzed the effect of policy commitment, application of OHS management system,
knowledge and attitude of OHS to the use of PPE. The research used mixed method technique with
concurrent triangulation. The population of 164 employees of Loading and Unloading Company of
Semarang city. The study used a minimum of 30 respondents. Sampling technique with purposive sampling.
Research subjects include OHS Manager, OHS Supervisor and employees. Data collection with
questionnaires, interviews, observation and documentation. Spearman's bivariate analysis technique.
Multivariate analysis using Logistic Regression. The result of research indicated that OHS attitude had an
effect on the use of PPE (p = 0,032), and had the most influence on PPE (p = 0,050). OHS organizing
comittee activities include briefing safety talk and safety patrol. Audit of OHS management system
internally every 6 months, and external audit every 3 years. Implementation of OHS socialization 3-4 times
every year, and through briefing safety talk every day. Health examination program every employee gets a
chance every 2 years. The provision of PPE is less socialized by conducting training on the correct use of
PPE.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2528-5998
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237, Indonesia e-ISSN 2540-7945
E-mail: dweeornothing@gmail.com
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

PENDAHULUAN organisasi, kelelahan dan kesedihan, kelainan


dan cacat, serta kematian.
Kecelakaan kerja merupakan Upaya perlindungan keselamatan
kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan pekerja meliputi upaya teknis pengamanan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena tempat, mesin, peralatan, dan lingkungan
hubungan kerja, demikian pula kecelakaan kerja wajib diutamakan. Risiko terjadinya
yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari kecelakaan masih belum sepenuhnya dapat
tempat kerja. Kecelakaan kerja disebabkan dikendalikan, sehingga digunakan alat
oleh faktor fisik dan manusia. Faktor fisik pelindung diri (personal protective device).
seperti kondisi lingkungan pekerjaan yang Penggunaan alat pelindung diri merupakan
tidak aman, lantai licin, pencahayaan kurang, alternatif terakhir yaitu kelengkapan dari
silau dll. Faktor manusia seperti perilaku segenap upaya teknis pencegahan kecelakaan
pekerja yang tidak memenuhi keselamatan, kerja (Suma’mur, 2009).
karena kelengahan, rasa kantuk, kelelahan dll Dalam upaya pencegahan kecelakaan
(Buntarto, 2015). kerja, maka ILO (International Labour
Kasus kecelakaan kerja di Indonesia Organization) mengembangkan standar kerja
menurut data Depnakertrans dalam penelitian dari Occupational Health and Safety Assessment
Zulyanti (2013), pada tahun 2006 terjadi Series (OHSAS 18001). OHSAS 18001
95.624 kasus, sedangkan pada tahun 2007 memiliki model SMK3 yang berbasis pada
terjadi 65.474 kasus. Data Badan metodologi Plan-Do-Check-Act (PDCA).
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada Pemerintah Indonesia mengadop konsep
tahun 2008 terjadi 94.736 kasus, tahun 2009 OHSAS 18001 ke dalam Peraturan
terjadi 96.314 kasus, tahun 2010 terjadi 98.711 Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 50
kasus, tahun 2011 terjadi 99.491 kasus, tahun Tahun 2012 untuk Penerapan Sistem
2012 terjadi 103.074, tahun 2013 terjadi Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
103.285 kasus, tahun 2014 terjadi 105.383 Kerja.
kasus. Akhir tahun 2015 menunjukkan telah Kementerian Tenaga Kerja Indonesia
terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 dalam upaya penerapan K3 di lapangan
kasus dengan korban meninggal dunia menerbitkan Kepmenaker 386 Tahun 2014
sebanyak 2.375 orang. tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional
(BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Wilayah tahun 2015-2019. Setiap tahunnya pemerintah
Jateng dan DI Yogyakarta, menyebutkan data memberikan tema khusus untuk Bulan K3
kasus kecelakaan kerja pada tahun 2011 terjadi yang diperingati mulai 12 Januari sampai 12
11.671 kasus, tahun 2012 terjadi 12.190, tahun Februari. Tema bulan K3 untuk tahun 2017
2013 terjadi 12.997 kasus, tahun 2014 terjadi adalah “Dengan Budaya K3 Kita Tingkatkan
12.954 kasus, tahun 2015 terjadi 11.598 kasus, Kualitas Hidup Manusia Menuju Masyarakat
dan tahun 2016 terjadi 13.279 kasus. yang Selamat, Sehat dan Produktif”.
Penelitian Iskandar dalam Wulandani Rangkaian acara pada tahun-tahun
dkk (2015), rata-rata per tahun kecelakaan sebelumnya Pemerintah akan memberikan
kerja di Indonesia terjadi sebanyak 100.000 penghargaan zero accident (kecelakaan nihil),
kasus. Sebanyak 70% diantaranya berakibat penghargaan pelaksana SMK3, pembina K3
fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. serta pemerhati K3.
Total kerugian mencapai Rp 280 triliun per Data Dinas Tenaga Kerja dan
tahun. Suma’mur (2009) berpendapat bahwa Transmigrasi Kota Semarang pada bulan
kecelakaan kerja menyebabkan lima jenis November 2016 tercatat sebanyak 4.221
kerugian yaitu kerusakan, kekacauan perusahaan. Total tenaga kerja sebanyak
335.077 orang, yang terdiri dari WNI (191.616

271
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

laki-laki dan 142.953 perempuan) serta WNA tahun 2016. Meskipun perusahaan ini telah
(435 laki-laki dan 73 perempuan). Perusahaan memenuhi syarat K3, masih tetap saja terjadi
yang telah menerapkan SMK3 baru mencapai kecelakaan kerja yang mengakibatkan
47 perusahaan. Hal itu didapat dari hasil audit kematian.
SMK3 yang dilakukan pada setiap Faktor-faktor yang mempengaruhi
perusahaan. Berbagai hal yang dapat diamati pelaksanaan program K3 yaitu faktor manusia
mulai dari komitmen kebijakan masih dan faktor kedisiplinan. Tiga faktor lainnya
dibawah standarisasi, dikarenakan terdapat yang belum diterapkan dengan baik oleh
beberapa kebijakan yang belum diberlakukan perusahaan antara lain faktor kelelahan dan
oleh perusahaan. Panitia Pembina Kesehatan kebosanan, faktor teknis dan lingkungan serta
dan Keselamatan Kerja (P2K3) belum faktor pengawasan (Putra, 2012). Sikap K3
terbentuk dengan baik dan pelaksanaan di sangat tergantung dari banyak faktor, antara
lapangan masih kurang, sehingga pengetahuan lain: pendidikan, pengalaman, sertifikasi, dan
K3 dan sikap penggunaan Alat Pelindung Diri komitmen perusahaan. Dari berbagai faktor
(APD) masih rendah. Jumlah angka tersebut, faktor pendidikan mempunyai
kecelakaan kerja masih terjadi secara fluktuatif korelasi signifikansi terhadap sikap K3, sedang
setiap tahunnya. faktor lainnya korelasinya tidak signifikan
Kegiatan bongkar muat di pelabuhan (Endroyo, 2010). Perusahaan juga perlu
merupakan kegiatan ekonomi yang penting mempertimbangkan beberapa hal dalam
sekali, selain faktor risiko kecelakaan kerja membuat kebijakan tentang APD diantaranya
yang berat. Kegiatan bongkar muat meliputi: kesesuaian, standar, kenyamanan, sosialisasi
Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry dan evaluasi (Putri & Denny, 2014).
(RTG), Reach Stacker (RS), Side Loader (SL), Berdasarkan uraian diatas maka akan
Head Truck beserta Chassis dan lain-lain. dilakukan penelitian mengenai komitmen
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan kebijakan, penerapan SMK3, pengetahuan
Semarang dibawah manajemen Pelindo III dan sikap K3 terhadap penggunaan alat
yang mempunyai standart K3 yang baik. pelindung diri pada Perusahaan Jasa Bongkar
Pekerjaan bongkar muat tersebut mempunyai Muat kota Semarang.
potensi bahaya yang tinggi diantaranya dapat Tujuan penelitian ini adalah
menimbulkan penyakit akibat kerja, menganalisa pengaruh komitmen kebijakan,
kecelakaan kerja bahkan kejadian fatal. penerapan SMK3, pengetahuan dan sikap K3
Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola terhadap penggunaan APD pada Perusahaan.
semua risiko yang dihadapi dalam melakukan Menganalisa yang paling berpengaruh antara
kegiatan usaha yang mempunyai daya saing komitmen kebijakan, penerapan SMK3,
tinggi di pasar global. pengetahuan dan sikap K3 terhadap
penggunaan APD pada Perusahaan.
Komitmen manajemen Perusahaan Jasa
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan
Bongkar Muat mencakup implementasi
karyawan dapat meningkatkan kesadaran
program mutu, K3, keamanan, dan
untuk ikut terlibat dalam mendukung
lingkungan. Perusahaan telah menyediakan
komitmen kebijakan dan penerapan SMK3 di
alat pelindung diri yang tidak hanya
Perusahaan, meningkatkan pengetahuan dan
disediakan untuk karyawan, melainkan juga
sikap K3 terhadap penggunaan APD, sehingga
untuk siapa saja yang akan memasuki area
dapat mencegah kecelakaan kerja serta
terbatas (restricted area). P2K3 sudah terstruktur
diperoleh karyawan yang produktif.
keanggotaannya dan pelaksanaannya setiap
bulan sekali. Jumlah kecelakaan kerja periode
April 2014 sampai dengan Desember 2015
terjadi 9 kasus. Perusahaan telah mendapatkan
penghargaan zero accident pada bulan Mei

272
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian menggunakan teknik Mixed Komitmen Kebijakan


Method dengan Concurrent Triangulation.
Penelitian kuantitatif, populasi dalam Tabel 1. Analisis Komiten Kebijakan terhadap
penelitian ini sebanyak 164 karyawan pada Penggunaan APD
Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota Komitmen Penggunaan APD
Semarang. Sampel dalam penelitian ini Kebijakan Memuaska Baik P-
menggunakan sampel minimal sebanyak 30 n valu
responden. Teknik sampling menggunakan N % N % e
purposive sampling. Kriteria inklusi meliputi Memuaska 16 53,3 8 26,7
responden yang bertugas pada shift pagi di n 0,22
Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota Baik 4 13,3 2 6,7 3
Semarang, dan responden bersedia mengikuti Jumlah 20 66,6 10 33,4
penelitian. Kriteria eksklusi meliputi
responden dalam keadaan sakit atau ijin saat Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
dilakukan penelitian. Variabel independen diketahui bahwa sebagian besar karyawan
dalam penelitian ini adalah komitmen memiliki komitmen kebijakan yang
kebijakan, penerapan SMK3, pengetahuan memuaskan dan mempunyai potensi terhadap
dan sikap K3. Variabel dependen dalam penggunaan APD yang memuaskan pula
penelitian ini adalah penggunaan APD. sebanyak 16 orang (53,3,%). Nilai p-value =
Instrumen pengumpulan data dengan 0,223 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan
menggunakan kuesioner. Teknik bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
pengumpulan data primer diperoleh langsung antara komitmen kebijakan terhadap
dari karyawan pada Perusahaan Jasa Bongkar penggunaan APD.
Muat dengan menggunakan kuesioner, dan Komitmen kebijakan tidak berpengaruh
data sekunder diperoleh dari dokumentasi terhadap penggunaan APD. Hasil yang sama
pada Perusahaan Jasa Bongkar Muat. Teknik dengan penelitian yang dilakukan oleh
analisa bivariat yang digunakan adalah Rengganis (2012) dan Kurniawan (2009),
Spearman. Analisa multivariat yang sesuai bahwa kebijakan tidak memiliki hubungan
adalah Regresi Logistik. Perhitungan dengan yang signifikan dengan penggunaan APD.
menggunakan program SPSS 16. Penelitian tersebut bertolak belakang dengan
Penelitian kualitatif, fokus penelitian yang dilakukan oleh Putri & Denny (2014),
meliputi komitmen kebijakan K3, penerapan menunjukkan bahwa kebijakan sebagai faktor
SMK3, pengetahuan dan sikap K3 terhadap yang berhubungan dengan kepatuhan
penggunaan APD pada Perusahaan Jasa menggunakan APD. Perusahaan Jasa Bongkar
Bongkar Muat kota Semarang. Sumber data Muat kota Semarang telah menjalankan
primer diperoleh langsung dari Manager K3, beberapa kegiatan P2K3 seperti briefing safety
Supervisor K3 dan karyawan pada Perusahaan talk dan safety patrol secara terjadwal.
Jasa Bongkar Muat kota Semarang dengan Anggaran K3 digunakan untuk pengadaan alat
melakukan wawancara. Data sekunder pelindung diri dan hal-hal lain terkait dengan
diperoleh dari observasi dan dokumentasi K3. Syarat yang ditentukan bagi tenaga kerja
pada Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota di bidang K3 sudah baik, namun kurang
Semarang. Instrumen pengumpulan data menekankan terhadap pembuktian sertifikat,
dengan menggunakan panduan wawancara surat izin kerja/operasi dan atau surat
dan panduan observasi. Teknik pengumpulan penunjukkan dari instansi yang berwenang.
data dengan menggunakan wawancara Penelitian yang dilakukan oleh Amponsah-
mendalam (indept interview). Tawiah et al. (2015), menyimpulkan bahwa

273
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

karyawan tidak hanya berkomitmen untuk dalam penelitiannya, bahwa ada hubungan
organisasi; sebaliknya, mereka berharap yang signifikan antara faktor manajemen
manajemen untuk lebih berpikir tentang risiko K3 dan komunikasi dan laporan
kebutuhan kesehatan dan keselamatan mereka keselamatan. Perusahaan Jasa Bongkar Muat
dengan melembagakan langkah-langkah kota Semarang melaksanakan audit SMK3
kebijakan yang baik dan pasti. secara internal setiap 6 bulan sekali oleh
kantor pusat yaitu Pelindo III. Audit eksternal
Sistem Manajemen K3 bekerjasama dengan pihak luar yaitu
Sucofindo, dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
Tabel 2. Analisis Penerapan SMK3 terhadap Perusahaan sudah baik dalam menerapkan
Penggunaan APD punishment, namun kurang tegas dalam
Penerapan Penggunaan APD memberikan reward dan punishment sebagai
SMK3 Memuaska Baik P- bentuk feedback kepatuhan karyawan dalam
n valu menggunakan APD. Hasil penelitian oleh
N % N % e Neto (2012), menyatakan bahwa SMK3 yang
Memuaska 18 60 9 30 terstruktur dilakukan secara aktif dan fokus
n pada perbaikan terus-menerus.
Baik 2 6,7 - - 0,50 Mempertimbangkan proses evaluasi kinerja
Kurang - - 1 3,3 5 yang menggabungkan pemantauan,
Jumlah 20 66,7 10 33,3 pengukuran dan verifikasi prosedur. Salah satu
instrumen yang dapat memenuhi ajaran
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
evaluasi kesehatan dan keselamatan kinerja
diketahui bahwa sebagian besar karyawan
adalah safety card, sebuah score card kinerja
menerapkan SMK3 yang memuaskan dan
untuk SMK3.
mempunyai potensi terhadap penggunaan
APD yang memuaskan pula sebanyak 18
Pengetahuan K3
orang (60%). Nilai p-value = 0,505 > α = 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Tabel 3. Analisis Pengetahuan K3 terhadap
pengaruh yang signifikan antara penerapan
Penggunaan APD
SMK3 terhadap penggunaan APD.
Pengetahua Penggunaan APD
Penerapan SMK3 tidak berpengaruh
n K3 Memuaska Baik P-
terhadap penggunaan APD. Pangkey dkk.
n valu
(2012), dalam penelitiannya menyebutkan e
N % N %
bahwa penerapan SMK3 membawa pengaruh Memuaska 13 43,3 8 26,7
yang baik bagi perusahaan maupun tenaga n 0,12
kerja, hal tersebut terlihat dari jumlah tenaga Baik 7 23,3 2 6,7 6
kerja yang mengalami kecelakaan atau Jumlah 20 66,6 10 33,4
penyakit kerja masih tergolong rendah dan
tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
pelaksanaan pekerjaan. Hasil penelitian oleh diketahui bahwa sebagian besar karyawan
Machabe (2013), menunjukkan bahwa ada memiliki pengetahuan K3 yang memuaskan
hubungan yang kuat antara persepsi dan mempunyai potensi terhadap penggunaan
manajemen dan keselamatan di tempat kerja. APD yang memuaskan pula sebanyak 13
Penelitian oleh Ndegwa et al. (2014), orang (43,3%). Nilai p-value = 0,126 > α =
menetapkan bahwa dukungan manajemen 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
dipengaruhi oleh pelaksanaan program K3 terdapat pengaruh yang signifikan antara
dan ada hubungan yang positif antara pengetahuan K3 terhadap penggunaan APD.
dukungan manajemen dan pelaksanaan
program K3. Pendapat Aziz et al. (2015)

274
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

Pengetahuan K3 tidak berpengaruh Berdasarkan hasil tabel diatas dapat


terhadap penggunaan APD. Hal itu sama diketahui bahwa sebagian besar karyawan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri & memiliki sikap K3 yang baik dan mempunyai
Denny (2014), pengetahuan tidak potensi terhadap penggunaan APD yang
berhubungan dengan kepatuhan menggunakan memuaskan sebanyak 12 orang (40%). Nilai p-
APD. Arifin & Susanto (2013), menghasilkan value = 0,032 < α = 0,05 maka dapat
penelitian bahwa pengetahuan tidak disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
mempunyai hubungan bermakna dengan signifikan antara sikap K3 terhadap
kepatuhan karyawan dalam pemakaian APD. penggunaan APD.
Hal tersebut bertolak belakang dengan hasil Sikap K3 berpengaruh terhadap
penelitian oleh Liswanti dkk. (2015), bahwa penggunaan APD. Hal itu sama dengan
pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan penelitian yang dilakukan oleh Putri & Denny
penggunaan APD. Saputri & Paskarini (2014), (2014), menunjukkan bahwa sikap sebagai
dalam hasil penelitiannya menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan menggunakan APD. Hasil penelitian oleh
terhadap kepatuhan penggunaan APD. Liswanti dkk. (2015), menunjukkan hasil yang
Pelaksanaan sosialisasi K3 Perusahaan Jasa sama bahwa sikap berhubungan dengan
Bongkar Muat kota Semarang sudah terjadwal kepatuhan penggunaan APD. Hal tersebut
setiap tahunnya 3-4 kali dengan mengundang bertolak belakang dengan Saputri & Paskarini
pemateri dari luar seperti training P3K, (2014), dalam hasil penelitiannya
pemadam kebakaran, HIV-AIDS dll. menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
Sosialisasi K3 yang dilaksanakan setiap hari antara sikap terhadap kepatuhan penggunaan
yaitu melalui briefing safety talk. Pelaksanaan APD. Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota
sosialisasi K3 sudah baik, namun kurang Semarang melaksanakan program
dimaksimalkan dengan pelaksanaan: seminar pemeriksaan kesehatan secara bergilir
K3, simulasi K3, media internal (poster, sehingga tiap-tiap karyawan mendapat
majalah internal dan spanduk) dan training kesempatan 2 tahun sekali. Program
K3. Penelitian oleh Muthuviknesh & Kumar pemeriksaan kesehatan oleh Perusahaan
(2014), menyatakan bahwa tujuan dari sistem sudah baik, namun kurang melebihkan
kesehatan dan keselamatan termasuk anggaran terkait program tersebut, supaya
membina lingkungan kerja yang aman dan pelaksanaannya lebih rutin dalam tiap
sehat, keselamatan kerja dalam pekerjaan tahunnya. Penyediaan APD kurang
termasuk keselamatan bagi kegiatan di luar disosialisasikan dengan mengadakan pelatihan
pekerjaan. khusus tentang penggunaan APD yang benar.
Hal ini didukung dengan penelitian yang
Sikap K3 dilakukan oleh Roticj & Kwasira (2015),
bahwa terdapat hubungan positif, kuat dan
Tabel 4. Analisis Sikap K3 terhadap signifikan secara statistik antara pelatihan
Penggunaan APD karyawan pada program K3 dan pelaksanaan
Penggunaan APD yang efektif dari program K3.
Sikap K3 Memuaska Baik P-
n valu
N % N % e
Memuaska 8 26,7 1 3,3
n
Baik 12 40 6 20 0,03
Kurang - - 3 10 2
Jumlah 20 66,7 10 33,3

275
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

Observasi Penggunaan APD informasi mengenai pengetahuan dan sikap


K3 terhadap penggunaan APD dalam
Tabel 5. Observasi Penggunaan APD pada mencegah kecelakaan kerja, serta sebagai
Perusahaan Jasa Bongkar Muat di Kota bahan referensi untuk melaksanakan
Semarang penelitian selanjutnya.
Penggunaan Frekuensi Prosentase
APD (%) SIMPULAN
Memuaskan 20 66,7
Baik 10 33,3 Hasil penelitian menunjukan bahwa
Jumlah 30 100 variabel terdiri dari komitmen kebijakan,
penerapan SMK3, pengetahuan dan sikap K3.
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat Variabel yang mempunyai pengaruh signifikan
diketahui bahwa penggunakan APD karyawan terhadap penggunaan APD hanya variabel
yang memuaskan sebanyak 20 orang (66,7%) sikap K3, dan mempunyai kecenderungan
dan penggunakan APD karyawan yang baik pengaruh paling besar terhadap penggunaan
sebanyak 10 orang (33,3%). APD.
Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota
Analisis Komitmen Kebijakan, Pengetahuan Semarang menjalankan beberapa kegiatan
dan Sikap K3 terhadap Penggunaan APD P2K3 seperti briefing safety talk dan safety patrol
secara terjadwal. Pelaksanaan audit SMK3
Tabel 6. Analisis Komitmen Kebijakan, secara internal setiap 6 bulan sekali oleh
Pengetahuan dan Sikap K3 terhadap kantor pusat yaitu Pelindo III. Audit eksternal
Penggunaan APD bekerjasama dengan pihak luar yaitu
Variabel Nilai Sucofindo, dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
P-value Odds Ratio Pelaksanaan sosialisasi K3 sudah terjadwal
Komitmen 0,121 5,674 setiap tahunnya 3-4 kali dengan mengundang
Pengetahuan 0,121 5,687 pemateri dari luar. Sosialisasi K3 yang
Sikap 0,050 8,000 dilaksanakan setiap hari yaitu melalui briefing
safety talk. Program pemeriksaan kesehatan
Berdasarkan hasil tabel diatas, maka secara bergilir sehingga tiap-tiap karyawan
dapat diketahui sebagai berikut: mendapat kesempatan 2 tahun sekali.
Nilai p-value antara lain: komitmen Penyediaan APD kurang disosialisasikan
sebesar 0,121, pengetahuan sebesar 0,121, dan dengan mengadakan pelatihan khusus tentang
sikap sebesar 0,050. Simpulannya bahwa sikap penggunaan APD yang benar.
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penggunaan APD, karena nilai p- DAFTAR PUSTAKA
value < 0,05.
Nilai Odds Ratio antara lain: komitmen Amponsah-Tawiah, K. & Mensah, J., 2015.
sebesar 5,674, pengetahuan sebesar 5,687, dan Occupational Health and Safety and
sikap sebesar 8,000. Simpulannya bahwa sikap Organizational Commitment: Evidence
mempunyai kecenderungan pengaruh paling from the Ghanaian Mining Industry.
besar terhadap penggunaan APD sebesar 8000 Safety and Health at Work, 7(3), pp.225–
kali, karena nilai Odds Ratio > 1. 230.
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan Arifin, A.B. & Susanto, A., 2013. Faktor -
dapat digunakan bagi kemajuan ilmu Faktor yang Berhubungan dengan
pendidikan bidang K3, sebagai bahan Kepatuhan Pekerja dalam Pemakaian
masukan untuk pengembangan komitmen Alat Pelindung Diri (APD) di Bagian
kebijakan dan penerapan SMK3, memberikan Coal Yard PT X UNIT 3 & 4

276
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

Kabupaten Jepara Tahun 2012. Jurnal Environment : A Prospective Study.


Kesehatan Masyarakatsyarakat, 2. International Journal of Advance Research
Aziz, A. et al., 2015. An Initial Study on in Computer Science and Management
Accident Rate in the Workplace Studies Research, 2(6), pp.63–70.
through Occupational Safety and Ndegwa, P.W. et al., 2014. The Influence of
Health Management in Sewerage Management Support in the
Services. International Journal of Business Implementation of Occupational Safety
and Social Science, 6(2), pp.249–255. and Health Programmes in the
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Manufacturing Sector in Kenya.
Ketenagakerjaan Kantor Wilayah International Journal of Academic Research
Jateng dan DI Yogyakarta, 2016. in Business and Social Sciences, 4(9),
Angka Kecelakaan Kerja. pp.490–506.
Buntarto, 2015. Panduan Praktis Keselamatan Neto, H.V., 2012. Performance Scorecard for
dan Kesehatan Kerja untuk Industri 1st Occupational Safety and Health
ed., Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Management Systems. International
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Journal on Working Conditions, (3),
Semarang, 2016. Jumlah Tenaga Kerja pp.42–53.
dan Perusahaan. OHSAS 18001, Occupational Health and
Endroyo, B., 2010. Faktor-Faktor yang Safety Assessment Series.
Berperan terhadap Peningkatan Sikap Pangkey, F., Malingkas, G.Y. & Walangitan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) D.O.., 2012. Penerapan Sistem
Para Pelaku Jasa Konstruksi di Manajemen Keselamatan dan
Semarang. Jurnal Teknik Sipil & Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek
Perencanaan, Nomor 2 Vo(1993), Konstruksi di Indonesia (Studi Kasus:
pp.111–120. Pembangunan Jembatan Dr. Ir.
Kepmenaker 386 Tahun 2014, Petunjuk Soekarno-Manado). Jurnal Ilmiah
Pelaksanaan Bulan Kesehatan dan MEDIA ENGINEERING, 2(2 ISSN
Keselamatan Kerja Nasional Tahun 2087-9334), pp.100–113.
2015-2019. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Liswanti, Y., Raksanagara, A.S. & Yunita, S., (PP) No. 50 Tahun 2012, Sistem
2015. Faktor - Faktor yang Manajemen Kesehatan dan
Berhubungan dengan Kepatuhan Keselamatan Kerja.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Perusahaan Jasa Bongkar Muat Semarang,
serta Kaitannya terhadap Status Profile Perusahaan Jasa Bongkar Muat
Kesehatan pada Petugas Pengumpul Semarang.
Sampah Rumah Tangga di Kota Putra, A.A., 2012. Faktor-Faktor yang
Tasikmalaya Tahun 2014. Jurnal Mempengaruhi Pelaksanaan Program
Kesehatan Bakti Tunas Husada, 13, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pp.196–200. pada Karyawan PT PLN (Persero) Unit
Machabe, A.P., 2013. Management Pelayanan Transmisi (UPT) Pekanbaru.
Perceptions of the Occupational Health repository.unri.ac.id, pp.1–15.
and Safety System in a Steel Putri, K.D.S. & Denny, Y., 2014. Analisis
Manufacturing Firm. Arabian Journal of Faktor yang Berhubungan dengan
Business and Management Review Kepatuhan Menggunakan Alat
(Nigerian Chapter), 1(1), pp.25–36. Pelindung Diri. The Indonesian Journal of
Muthuviknesh, R. & Kumar, K.A., 2014. The Occupational Safety , Health and
Effect of Occupational Health and Environment, 1(1), pp.24–36.
Safety Management on Work

277
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278

Roticj, L.C. & Kwasira, J., 2015. Assessment Sistem Manajemen Keselamatan dan
of Success Factors in the Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek
Implementation of Occupational Health Pembangunan Apartemen Gunawangsa
and Safety Programs in Tea Firms in MERR Surabaya. Seminar Nasional
Kenya: A Case of Kaisugu Tea Factory. Sains dan Teknologi Terapan III 2015
International Journal of Economics, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,
Commerce and Management, 3(5), (ISBN 978-602-98569-1-0), pp.773–780.
pp.797–812. Zulyanti, N.R., 2013. Komitmen Kebijakan
Saputri, I.A.D. & Paskarini, I., 2014. Faktor - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Faktor yang Berhubungan dengan sebagai Upaya Perlindungan terhadap
Kepatuhan Penggunaan APD pada Tenaga Kerja (Studi pada Mitra
Pekerja Kerangka Bangunan (Proyek Produksi Sigaret (MPS) KUD Tani
Hotel Mercure Grand Mirama Mulyo Lamongan). Jurnal Ilmu Sosial
Extention di PT. Jagat Konstruksi dan Humaniora, Volume 1 N(ISSN :
Abdipersada). The Indonesian Journal of 2302-3562), pp.1–9.
Occupational Safety , Health and
Environment, 1, pp.120–131.
Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (HIPERKES) 2nd ed.,
Jakarta: CV Sagung Seto.
Wulandani, C.D., Wardani, M.K. &
Harianto, F., 2015. Evaluasi Penerapan

278

Anda mungkin juga menyukai