http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj
Sejarah Artikel: Kecelakaan kerja belum dapat dikendalikan sepenuhnya sehingga digunakan APD. Jumlah kecelakaan kerja
Diterima 12 Juli 2017 pada Perusahaan Jasa Bongkar Muat kota Semarang periode April 2014 sampai dengan Desember 2015
Disetujui 25 Oktober terjadi 9 kasus. Perusahaan telah memenuhi syarat K3, namun masih tetap saja terjadi kecelakaan kerja
2017 yang mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian menganalisa pengaruh komitmen kebijakan, penerapan
SMK3, pengetahuan dan sikap K3 terhadap penggunaan APD. Penelitian menggunakan teknik mixed
Dipublikasikan 20
method dengan concurrent triangulation. Populasi sebanyak 164 karyawan Perusahaan Jasa Bongkar Muat
Desember 2017 kota Semarang. Penelitian menggunakan sampel minimal sebanyak 30 responden. Teknik sampling dengan
purposive sampling. Subjek penelitian meliputi Manager K3, Supervisor K3 dan karyawan. Pengumpulan data
Keywords: dengan kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa bivariat yang digunakan
Health and Safety, Spearman. Analisa multivariat menggunakan Regresi Logistik. Hasil penelitian bahwa sikap K3 berpengaruh
Management System, terhadap penggunaan APD (p = 0,032), dan mempunyai kecenderungan pengaruh paling besar terhadap
Policy Commitment. penggunaan APD (p = 0,050). Kegiatan P2K3 meliputi briefing safety talk dan safety patrol. Audit SMK3
secara internal setiap 6 bulan sekali, dan audit eksternal setiap 3 tahun sekali. Pelaksanaan sosialisasi K3
sebanyak 3-4 kali setiap tahunnya, dan melalui briefing safety talk setiap harinya. Program pemeriksaan
kesehatan setiap karyawan mendapat kesempatan 2 tahun sekali. Penyediaan APD kurang disosialisasikan
dengan mengadakan pelatihan tentang penggunaan APD yang benar.
Abstract
Work accidents can't be fully controlled so use PPE. The number of work accidents in Loading and
Unloading Service Company of Semarang city from April 2014 until December 2015 happened 9 cases. The
Company has fulfilled the OHS requirements, but still there are work accidents that result in death. The
purpose of the study analyzed the effect of policy commitment, application of OHS management system,
knowledge and attitude of OHS to the use of PPE. The research used mixed method technique with
concurrent triangulation. The population of 164 employees of Loading and Unloading Company of
Semarang city. The study used a minimum of 30 respondents. Sampling technique with purposive sampling.
Research subjects include OHS Manager, OHS Supervisor and employees. Data collection with
questionnaires, interviews, observation and documentation. Spearman's bivariate analysis technique.
Multivariate analysis using Logistic Regression. The result of research indicated that OHS attitude had an
effect on the use of PPE (p = 0,032), and had the most influence on PPE (p = 0,050). OHS organizing
comittee activities include briefing safety talk and safety patrol. Audit of OHS management system
internally every 6 months, and external audit every 3 years. Implementation of OHS socialization 3-4 times
every year, and through briefing safety talk every day. Health examination program every employee gets a
chance every 2 years. The provision of PPE is less socialized by conducting training on the correct use of
PPE.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2528-5998
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237, Indonesia e-ISSN 2540-7945
E-mail: dweeornothing@gmail.com
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
271
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
laki-laki dan 142.953 perempuan) serta WNA tahun 2016. Meskipun perusahaan ini telah
(435 laki-laki dan 73 perempuan). Perusahaan memenuhi syarat K3, masih tetap saja terjadi
yang telah menerapkan SMK3 baru mencapai kecelakaan kerja yang mengakibatkan
47 perusahaan. Hal itu didapat dari hasil audit kematian.
SMK3 yang dilakukan pada setiap Faktor-faktor yang mempengaruhi
perusahaan. Berbagai hal yang dapat diamati pelaksanaan program K3 yaitu faktor manusia
mulai dari komitmen kebijakan masih dan faktor kedisiplinan. Tiga faktor lainnya
dibawah standarisasi, dikarenakan terdapat yang belum diterapkan dengan baik oleh
beberapa kebijakan yang belum diberlakukan perusahaan antara lain faktor kelelahan dan
oleh perusahaan. Panitia Pembina Kesehatan kebosanan, faktor teknis dan lingkungan serta
dan Keselamatan Kerja (P2K3) belum faktor pengawasan (Putra, 2012). Sikap K3
terbentuk dengan baik dan pelaksanaan di sangat tergantung dari banyak faktor, antara
lapangan masih kurang, sehingga pengetahuan lain: pendidikan, pengalaman, sertifikasi, dan
K3 dan sikap penggunaan Alat Pelindung Diri komitmen perusahaan. Dari berbagai faktor
(APD) masih rendah. Jumlah angka tersebut, faktor pendidikan mempunyai
kecelakaan kerja masih terjadi secara fluktuatif korelasi signifikansi terhadap sikap K3, sedang
setiap tahunnya. faktor lainnya korelasinya tidak signifikan
Kegiatan bongkar muat di pelabuhan (Endroyo, 2010). Perusahaan juga perlu
merupakan kegiatan ekonomi yang penting mempertimbangkan beberapa hal dalam
sekali, selain faktor risiko kecelakaan kerja membuat kebijakan tentang APD diantaranya
yang berat. Kegiatan bongkar muat meliputi: kesesuaian, standar, kenyamanan, sosialisasi
Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry dan evaluasi (Putri & Denny, 2014).
(RTG), Reach Stacker (RS), Side Loader (SL), Berdasarkan uraian diatas maka akan
Head Truck beserta Chassis dan lain-lain. dilakukan penelitian mengenai komitmen
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan kebijakan, penerapan SMK3, pengetahuan
Semarang dibawah manajemen Pelindo III dan sikap K3 terhadap penggunaan alat
yang mempunyai standart K3 yang baik. pelindung diri pada Perusahaan Jasa Bongkar
Pekerjaan bongkar muat tersebut mempunyai Muat kota Semarang.
potensi bahaya yang tinggi diantaranya dapat Tujuan penelitian ini adalah
menimbulkan penyakit akibat kerja, menganalisa pengaruh komitmen kebijakan,
kecelakaan kerja bahkan kejadian fatal. penerapan SMK3, pengetahuan dan sikap K3
Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola terhadap penggunaan APD pada Perusahaan.
semua risiko yang dihadapi dalam melakukan Menganalisa yang paling berpengaruh antara
kegiatan usaha yang mempunyai daya saing komitmen kebijakan, penerapan SMK3,
tinggi di pasar global. pengetahuan dan sikap K3 terhadap
penggunaan APD pada Perusahaan.
Komitmen manajemen Perusahaan Jasa
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan
Bongkar Muat mencakup implementasi
karyawan dapat meningkatkan kesadaran
program mutu, K3, keamanan, dan
untuk ikut terlibat dalam mendukung
lingkungan. Perusahaan telah menyediakan
komitmen kebijakan dan penerapan SMK3 di
alat pelindung diri yang tidak hanya
Perusahaan, meningkatkan pengetahuan dan
disediakan untuk karyawan, melainkan juga
sikap K3 terhadap penggunaan APD, sehingga
untuk siapa saja yang akan memasuki area
dapat mencegah kecelakaan kerja serta
terbatas (restricted area). P2K3 sudah terstruktur
diperoleh karyawan yang produktif.
keanggotaannya dan pelaksanaannya setiap
bulan sekali. Jumlah kecelakaan kerja periode
April 2014 sampai dengan Desember 2015
terjadi 9 kasus. Perusahaan telah mendapatkan
penghargaan zero accident pada bulan Mei
272
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
273
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
karyawan tidak hanya berkomitmen untuk dalam penelitiannya, bahwa ada hubungan
organisasi; sebaliknya, mereka berharap yang signifikan antara faktor manajemen
manajemen untuk lebih berpikir tentang risiko K3 dan komunikasi dan laporan
kebutuhan kesehatan dan keselamatan mereka keselamatan. Perusahaan Jasa Bongkar Muat
dengan melembagakan langkah-langkah kota Semarang melaksanakan audit SMK3
kebijakan yang baik dan pasti. secara internal setiap 6 bulan sekali oleh
kantor pusat yaitu Pelindo III. Audit eksternal
Sistem Manajemen K3 bekerjasama dengan pihak luar yaitu
Sucofindo, dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
Tabel 2. Analisis Penerapan SMK3 terhadap Perusahaan sudah baik dalam menerapkan
Penggunaan APD punishment, namun kurang tegas dalam
Penerapan Penggunaan APD memberikan reward dan punishment sebagai
SMK3 Memuaska Baik P- bentuk feedback kepatuhan karyawan dalam
n valu menggunakan APD. Hasil penelitian oleh
N % N % e Neto (2012), menyatakan bahwa SMK3 yang
Memuaska 18 60 9 30 terstruktur dilakukan secara aktif dan fokus
n pada perbaikan terus-menerus.
Baik 2 6,7 - - 0,50 Mempertimbangkan proses evaluasi kinerja
Kurang - - 1 3,3 5 yang menggabungkan pemantauan,
Jumlah 20 66,7 10 33,3 pengukuran dan verifikasi prosedur. Salah satu
instrumen yang dapat memenuhi ajaran
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
evaluasi kesehatan dan keselamatan kinerja
diketahui bahwa sebagian besar karyawan
adalah safety card, sebuah score card kinerja
menerapkan SMK3 yang memuaskan dan
untuk SMK3.
mempunyai potensi terhadap penggunaan
APD yang memuaskan pula sebanyak 18
Pengetahuan K3
orang (60%). Nilai p-value = 0,505 > α = 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Tabel 3. Analisis Pengetahuan K3 terhadap
pengaruh yang signifikan antara penerapan
Penggunaan APD
SMK3 terhadap penggunaan APD.
Pengetahua Penggunaan APD
Penerapan SMK3 tidak berpengaruh
n K3 Memuaska Baik P-
terhadap penggunaan APD. Pangkey dkk.
n valu
(2012), dalam penelitiannya menyebutkan e
N % N %
bahwa penerapan SMK3 membawa pengaruh Memuaska 13 43,3 8 26,7
yang baik bagi perusahaan maupun tenaga n 0,12
kerja, hal tersebut terlihat dari jumlah tenaga Baik 7 23,3 2 6,7 6
kerja yang mengalami kecelakaan atau Jumlah 20 66,6 10 33,4
penyakit kerja masih tergolong rendah dan
tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
pelaksanaan pekerjaan. Hasil penelitian oleh diketahui bahwa sebagian besar karyawan
Machabe (2013), menunjukkan bahwa ada memiliki pengetahuan K3 yang memuaskan
hubungan yang kuat antara persepsi dan mempunyai potensi terhadap penggunaan
manajemen dan keselamatan di tempat kerja. APD yang memuaskan pula sebanyak 13
Penelitian oleh Ndegwa et al. (2014), orang (43,3%). Nilai p-value = 0,126 > α =
menetapkan bahwa dukungan manajemen 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
dipengaruhi oleh pelaksanaan program K3 terdapat pengaruh yang signifikan antara
dan ada hubungan yang positif antara pengetahuan K3 terhadap penggunaan APD.
dukungan manajemen dan pelaksanaan
program K3. Pendapat Aziz et al. (2015)
274
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
275
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
276
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
277
Dwi Nur Siti Marchamah & Oktia Woro KH / Public Health Perspective Journal 2 (3) (2017) 270- 278
Roticj, L.C. & Kwasira, J., 2015. Assessment Sistem Manajemen Keselamatan dan
of Success Factors in the Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek
Implementation of Occupational Health Pembangunan Apartemen Gunawangsa
and Safety Programs in Tea Firms in MERR Surabaya. Seminar Nasional
Kenya: A Case of Kaisugu Tea Factory. Sains dan Teknologi Terapan III 2015
International Journal of Economics, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,
Commerce and Management, 3(5), (ISBN 978-602-98569-1-0), pp.773–780.
pp.797–812. Zulyanti, N.R., 2013. Komitmen Kebijakan
Saputri, I.A.D. & Paskarini, I., 2014. Faktor - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Faktor yang Berhubungan dengan sebagai Upaya Perlindungan terhadap
Kepatuhan Penggunaan APD pada Tenaga Kerja (Studi pada Mitra
Pekerja Kerangka Bangunan (Proyek Produksi Sigaret (MPS) KUD Tani
Hotel Mercure Grand Mirama Mulyo Lamongan). Jurnal Ilmu Sosial
Extention di PT. Jagat Konstruksi dan Humaniora, Volume 1 N(ISSN :
Abdipersada). The Indonesian Journal of 2302-3562), pp.1–9.
Occupational Safety , Health and
Environment, 1, pp.120–131.
Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (HIPERKES) 2nd ed.,
Jakarta: CV Sagung Seto.
Wulandani, C.D., Wardani, M.K. &
Harianto, F., 2015. Evaluasi Penerapan
278