284
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kecelakaan kerja dalam kegiatan Uji validitas data dalam penelitian ini
produksinyamemiliki risiko tinggi terhadap dilakukan dengan menggunakan metode
potensi kecelakaan, kebakaran dan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
pencemaran lingkungan. Maka perlu Metode triangulasi sumber dilakukan
dibuat HIRARC untuk mengetahui potensi dengan cara mengecek data yang telah
bahaya, kemudian menilai risiko yang diperoleh melalui beberapa sumber.
ada, sehingga nantinya dapat dilakukan Sedangkan uji validitas dengan metode
pengendalian. triangulasi teknik dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda, yaitu
dengan menggunakan dokumen-dokumen
METODE PENELITIAN dan observasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Uji reliabilitas data dalam penelitian ini
penelitian ini adalah penelitian yang adalah pengecekan kesesuaian informasi
bersifat kualitatif. dilakukan dengan melakukan verifikasi
Pengambilan sampel dalam penelitian informasi yang diperoleh dari informan
ini menggunakan purposive sampling. dengan hasil observasi peneliti.
Informan utama dalam penelitian ini
adalah pekerja divisi karoseri bagian HASIL DAN PEMBAHASAN
produksi body bus PT. X Magelang. Karakteristik Informan
Informan triangulasi dalam penelitian ini Penelitian ini terdiri dari lima informan
yaitu pekerja bagian Safety Health and utama (IU), yang berjenis kelamin laki-laki.
Enviroment (SHE) dan pengawas divisi Informan pertama berusia 42 tahun,
karoseri bagian produksi body bus. informan kedua berusia 25 tahun,
Pengumpulan data penelitian dilakukan informan ketiga berusia 26 tahun,
dengan cara pengukuran kebisingan informan keempat berusia 22 tahun, dan
dengan observasi lingkungan kerj dan informan utama kelima berusia 32 tahun.
proses kerja, wawancara mendalam Pendidikan terakhir informan utama yaitu
(indepth interview) kepada informan SMA.
utama dan dokumentasi. Pengumpulan Dalam penelitian ini terdapat tiga
fakta dari fenomena atau peristiwa- informan triangulasi yang berjenis kelamin
peristiwa yang bersifat khusus kemudian laki-laki. Informan triangulasi pertama
masuk pada kesimpulan yang bersifat berusia 40 tahun dan informan triangulasi
umum. kedua berusia 24 tahun. Pendidikan
terakhir dari kedua informan triangulasi
286
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
yaitu S1. Informan triangulasi pertama proses perakitan bentuk bus sudah mulai
dalam penelitian ini merupakan manajer di terlihat. Proses perakitan biasanya melalui
bagian produksi body bus, sedangkan beberapa tahapan: tahapan persiapan alat
informan triangulasi kedua adalah pekerja dan bahan, perakitan rangka bus bagian
Safety Health and Environment (SHE). kemudi, perakitan rangka bus bagian
lambung kanan dan kiri, perakitan rangka
Kondisi Lingkungan Kerja dan Proses bus bagian depan dan pintu depan,
Kerja Bagian Produksi Body Bus PT. X perakitan rangka bus bagian atap,
Magelang perakitan rangka bus bagian bagasi dan
PT. X sudah terdapat bagian Safety, pemasangan air dump spoiler. Proses
Health and Environment atau biasa perakitan body bus ini dilakukan di bagian
disebut dengan SHE dan sudah divisi karoseri tepatnya bagian produksi
mempunyai P2K3 (Panitia Pembina body bus.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang Berdasarkan proses kerja yang
anggotanya terdiri dari perwakilan masing- banyak dilakukan di bagian produksi body
masing bagian unit kerja. Setiap hari bus banyak proses yang berisiko tinggi
perusahaan ini mengadakan briefing pagi terhadap potensi kecelakaan, kebakaran
yang di pimpin oleh pengawas di setiap dan pencemaran lingkungan yang
unitnya. Briefing pagi tersebut membahas berujung pada penyakit akibat kerja. Tidak
tentang laporan-laporan produksi maupun hanya itu alat dan bahan yang digunakan
pekerjaan, rencana yang akan dilakukan pun bermacam-macam, misalnya mesin
dan membahas tentang keselamatan las, mesin gerinda dan plat yang apabila
kerja yang wajib dipatuhi dan penggunaannya tidak sesuai dengan
dilaksanakan oleh semua pekerja. keselamatan kerja dapat menimbulkan
Alat pelindung diri (APD) telah kecelakaan kerja. Mesin-mesin yang
disediakan perusahaan ini dalam sedang beroperasi di area kerja ini juga
mencegah maupun mengurangi risiko mengakibatkan kebisingan bagi
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat pekerjanya. Padahal, pekerja di area ini
kerja yaitu berupa pakaian kerja panjang, memiliki waktu kerja 8 jam per hari dalam
hand cover, apron, sarung tangan, sepatu 5 hari kerja.
safety, helm safety, masker, earplug dan
kacamata. Identifikasi Risiko Bahaya Bagian
Proses produksi body bus yang paling Produksi Body Bus PT. X Magelang
penting yaitu perakitan, jika proses Proses kerja di bagian produksi body
perakitan baik maka bus akan kokoh, dari bus banyak menggunakan mesin yang
287
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
berisiko bahaya bagi tubuh, antara lain potensi bahaya terhadap pekerja juga
mata, paru-paru, dan kulit. Terdapat juga terbagi menjadi lima tingkat, antara lain
risiko bahaya antara lain tergores, Catastrophic (5), Major (4), Moderate (3),
terpotong, terbakar, tersengat listrik, Minor (2), dan Insignificant (1).
terjatuh, tersandung, gangguan Selanjutnya, hasil penilaian probability
pendengaran, gangguan pernapasan dan dan penilaian severity dikalikan sehingga
iritasi mata. mendapat hasil penilaian risiko yang
Mengetahui risiko bahaya yang ada, terbagi menjadi empat tingkat antara lain
berdasarkan data rekap kecelakaan kerja Low, Medium, High, dan Extreme.
di area ini kecelakaan kerja yang sering Sehingga, hasil penelitian tentang
terjadi adalah tergores plat akibat pekerja penilaian risiko bahaya di PT. X bagian
kurang hati-hati, lalai dan atau tidak produksi body terdapat empat kategori
menggunakan APD dengan benar. tingkat risiko kecelakaan kerja antara lain
Pekerja pernah mengalami gangguan Low 24,6%, Medium 21,5%, High 44,6%,
kesehatan akibat bekerja, seperti pusing dan Extreme 9,2% di PT. X bagian
dan demam. produksi body bus.
Kemudian instalasi listrik juga sudah memakai APD), dan pengaturan jam
mempunyai Miniatur Circuit Braker kerja yaitu 8 jam kerja sehari untuk 5
(MCB), Sedangkan untuk hari kerja dalam 1 minggu
pengendalian potensi bahaya iklim denganpengaturan waktu istirahat 1
kerja panas sudah terdapat ventilasi jam per hari.
udara di dinding dan atap. Ventilasi 3. Pengendalian Alat Pelindung Diri
dibutuhkan untuk keperluan oksigen (APD)
bagi metabolisme tubuh, menghalau Bagian produksi body bus PT. X
polusi udara sebagai hasil proses Magelang sudah menyediakan APD
metabolisme tubuh (CO2 dan bau) dan bagi seluruh pekerjanya. . Sehingga
kegiatan-kegiatan di dalam sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun
6
bangunan. 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Pengendalian Administrasi dalam BAB III Mengenai Syarat-Syarat
Pengendalian administrasi Keselamatan Kerja yaitu pada Pasal 3
dilakukan dengan menyediakan suatu Ayat 1 Point F yang berbunyi :
sistem kerja yang dapat mengurangi “Memberi alat-alat perlindungan diri
kemungkinan seseorang terpapar pada pekerja”.7 Pelindung kepala topi,
potensi bahaya.5 PT. X Magelang pelindung mata dan muka antara lain
telah melakukan beberapa kacamata las dan kacamata gerinda,
pengendalian administrasi antara lain pelindung telinga earplug, pelindung
pelatihan keselamatan kerja. Pelatihan pernapasan masker kain, pelindung
sesuai jenis pekerjaan oleh masing- tangan antara lain sarung tangan dan
masing pengawas area kerja (bagian hand cover, pelindung kaki sepatu
produksi body bus PT. X Magelang biasa, dan pakaian pelindung apron.
pekerja diwajibkan untuk diberikan Masker kain sebagai pengendalian
pelatihan teknik mengelas dan potensi iritasi pernapasan dilakukan
mnggerinda secara aman), pelatihan pergantian dengan masker kain yang
tanggap darurat kebakaran satu tahun baru 2 hari sekali atau sesuai
sekali (pelatihan penggunaan APAR kebutuhan pekerja. Masker ini wajib
dan pelatihan simulasi kebakaran), diberikan kepada pekerja oleh
penerapan prosedur kerjadi setiap pengawas untuk melindungi
area kerja dengan cara pengawas pernapasan pekerja dari partikel debu,
memberikan briefing setiap pagi asap las, dan debu hasil gerinda.
sebelum mulai bekerja (5R, sikap kerja Namun, masker kain ini belum sesuai
aman sesuai SOP, dan kewajiban karena partikel-partikel tersebut masih
289
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
292