71
lainnya. Harapannya adalah agar dapat meramalkan, merencanakan, dan mengolah
data perusahaan mengenai suatu kejadian.
Salah satu jenis distribusi variabel diskrit acak yang paling sederhana adalah
distribusi binomial. Distribusi Binomial adalah distribusi untuk proses
Bernoulli.Distribusi ini dikemukakan pertama kali oleh seorang atikarematika
bangsa Swiss yang bernama J. Bernoulli (1654-1705).
Distribusi binomial adalah suatu peluang untuk peubah acak diskrit dengan 2
kejadian saling komplemen yaitu sukses atau gagal. Penerapan terhadap modul
distribusi binomial diterapkan untuk mengetahui peluang kecacatan pada kemasan
minuman dengan 4 rasa berbeda. Harapannya agar mengetahui peluang sukses
atau gagalnya dalam suatu kejadian.
Distribusi hipergeometrik membahas tentang suatu peristiwa atau kejadian
yang sukses atau gagalnya suatu percobaan dan percobaannya tanpa adanya suatu.
pemulihan atau pengembalian. Distribusi hipergeometrik berhubungan dengan
distribusi binomial, perbedaanya terletak pada metode percobaanya, pada
percobaan hipergeometrik tidak adanya pengembalian atau pemulihan terhadap
peluang yang terjadi. Penerapannya distribusi hipergeometrik yaitu dengan
mengetahui kelayakan dari suatu produk. Harapan dengan mempelajari modul ini
adalah mengetahui nilai probabilitas dari suatu contoh kasus distribusi
hipergeometrik.
72
3.3 Tinjauan Pustaka
3.3.1 Distribusi Binomial
Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi binomial adalah
distribusi probabilitas diskret jumlah keberhasilan dalam n percobaan
ya/tidak (berhasil/gagal) yang saling bebas, dimana setiap hasil percobaan
memiliki probabilitas p. Eksperimen berhasil/gagal juga disebut percobaan
bernoulli. Ketika n = 1, distribusi binomial adalah distribusi bernoulli.
Distribusi binomial merupakan dasar dari uji binomial dalam uji
signifikansi statistik.
Distribusi ini seringkali digunakan untuk memodelkan jumlah
keberhasilan pada jumlah sampel n dari jumlah populasi N. Apabila sampel
tidak saling bebas (yakni pengambilan sampel tanpa pengembalian),
distribusi yang dihasilkan adalah distribusi hipergeometrik, bukan
binomial. Semakin besar N daripada n, distribusi binomial merupakan
pendekatan yang baik dan banyak digunakan.
Misalnya, dalam perlemparan sekeping uang logam sebanyak 5 kali,
hasil setiap ulangan mungkin muncul sisi gambar atau sisi angka. Begitu
pula, bila kartu diambil berturut-turut, kita dapat memberi label “berhasil”
bila kartu yang terambil adalah kartu merah atau “gagal” bila yang terambil
adalah kartu hitam. Ulangan-ulangan tersebut bersifat bebas dan peluang
keberhasilan setiap ulangan tetap sama, yaitu sebesar ½..(Ronald E.
Walpole).
73
3. Peluang sukses sama setiap ekperimen. Contoh: Jika pada lambungan
pertama peluang keluar mata H/sukses adalah ½, pada lambungan
seterusnya juga ½. Jika sebuah dadu, yang diharapkan adalah keluar
mata lima, maka dikatakan peluang sukses adalah 1/6, sedangkan
peluang gagal adalah 5/6.Untuk itu peluang sukses dilambangkan p,
sedangkan peluang gagal adalah (1-p) atau biasa juga dilambangkan q,
di mana q = 1-p.
74
Rumus Distribusi Binomial
𝑛!
Dimana: 𝐶𝑥𝑛 = 𝑥!( 𝑛−𝑥!)
Keterangan:
x = 0,1,2,3,…,n
n = banyaknya ulangan
x = banyaknya keberhasilan dalam
p = peluang berhasil dalam setiap ulangan
q = peluang gagal (q = 1-p dalam setiap ulangan)
Contoh Soal:
Ani mempunyai satu buah koin yang terdiri atas dua sisi, depan dan
belakang. Misalkan kita mengundi sebanyak 10 kali. Pada undian pertama,
kemungkinan hasilnya hanya sisi depan atau sisi belakang. Pada undian
kedua, kemungkinan hasilnya hanya sisi depan atau sisi belakang.
Demikian seterusnya. Setiap kali mengundi, kemungkinan hasilnya sama,
hanya dua yaitu sisi depan atau sisi belakang. Dari sepuluh kali percobaan,
berapa peluang sisi depan muncul sebanyak dua kali?
Diketahui:
Jumlah percobaan = n = 10
Peluang sukses = peluang munculnya sisi depan dalam setiap percobaan =
p = 0.5
Peluang gagal = peluang tidak munculnya sisi depan dalam setiap
percobaan = q = 1-p = 0.5
75
Jawab:
76
1. Percobaan tunggal yang menyusunnya hanya mempunyai 2 hasil yang
mungkin, katakanlah ya atau tidak;
2. Peluang terjadinya kejadian yang dimaksud (ya) berubah bila
percobaan diulang-ulang;
3. Percobaan satu dengan yang lain saling tergantung;
4. Percobaan dilakukan dengan n kali.
Keterangan:
n = jumlah sampel
x = jumlah muncul sukses
p = peluang sukses
q = peluang cacat
N = populasi ( jumlah cacat + sukses)
k = jumlah sukses
77
3.4.1 Percobaan Binomial
Percobaan I Binomial
Perbandingan C : P = 15 : 20
n Jumlah Cacat
k Total
1 2 3 4 0 1 2 3 4
1. C P P C v 2
2. P C P P v 1
3. P P C P v 1
4. P P P C v 1
5. P C P P v 1
6. C P C P v 2
7. P P C P v 1
8. P C P C v 2
9. P C C P v 2
10. P P P C v 1
Total 8 6 6 6 26 14
P(x) Binomial
Jumlah percobaan (n) = 40
Muncul kelereng sukses P (x) = 26
P(x, n, p) = nCx . px . qn-x
26 14
= 4OC26 . (40)26 . (40)14
40!
= 14! 26! x (0,65)26 x (0,35)14
40.39.38.37.36.35.34.33.32.31.30.29.28.27.26!
= x (0,65)26 x (0,35)14
14.13.12.11.10.9.8.7.6.5.4.3.2.1! 26!
= 0,1313159811
78
Percobaan II Binomial
Perbandingan C : P = 20 : 10
n Jumlah Cacat
k Total
1 2 3 4 0 1 2 3 4
1. C P C C v 3
2. C C P C v 3
3. P C P C v 2
4. P C C C v 3
5. C C P P v 2
6. C C P P v 2
7. P P P P v 0
8. C C P C v 3
9. P P C P v 1
10. C C C C v 4
Total
4 3 6 4 17 27
P
P(x) Binomial
Jumlah percobaan (n) = 40
Muncul kelereng sukses P (x) = 17
P(x, n, p) = nCx . px . qn-x
17 23
= 4OC17 . (40)17 . (40)23
40!
= 23! 17! x (0,425)17 x (0,575)23
40.39.38.37.36.35.34.33.32.31.30.29.28.27.26.25.24.23!
= x (0,425)17 x
17.16.15.14.13.12.11.10.9.8.7.6.5.4.3.2.1! 23!
(0,575)23
= 0,1267810555
79
3.4.2 Percobaan Hipergeometri
Percobaan I Hipergeometri
Perbandingan C : P = 15 : 20
n Jumlah Cacat
k Total
1 2 3 0 1 2 3
1. P P P v 0
2. P P C v 1
3. C P P v 1
4. P P P v 0
5. P C C v 2
6. P P C v 1
7. P P P v 0
8. P C P v 1
9. P C C v 2
10. P C C v 2
Total
9 6 5 20 10
P
P(x) Hipergeometri
Muncul kelereng sukses P (x) = 20
Jumlah perbandingan C&P (N) = 35
Jumlah percobaan (n) = 40
Jumlah kelereng sukses P (k) = 20
ₖ𝐶ₓ .₍𝑁₋ₖ ₎𝐶₍ₙ₋ₓ₎
P(x, N, n, k) =
𝑁𝐶ₙ
₂₀𝐶₂₀ . ₁₃𝐶₁₀
=
₃₅𝐶₃₀
80
20! 15!
.
0! 20! 5! 10!
= 35!
5! 30!
15.14.13.12.11.10!
10!
= 35.34.33.32.31.30!
30!
= 0,009250474383
Percobaan II Hipergeometri
Perbandingan C : P = 20 : 10
n Jumlah Cacat
k Total
1 2 3 0 1 2 3
1. P C C v 2
2. P P C v 1
3. P P C v 1
4. C C C v 3
5. P P C v 1
6. P P C v 1
7. C C P v 2
8. C C C v 3
9. C C C v 3
10. C C C v 3
Total
5 4 2 10 20
P
P(x) Hipergeometri
Muncul kelereng sukses P (x) = 10
Jumlah perbandingan C&P (N) = 30
81
Jumlah percobaan (n) = 30
Jumlah kelereng sukses P (k) = 10
ₖ𝐶ₓ .₍𝑁₋ₖ ₎𝐶₍ₙ₋ₓ₎
P(x, N, n, k) =
𝑁𝐶ₙ
₁₀𝐶₁₀. ₂₀𝐶₂₀
=
₃₀𝐶₃₀
10! 20!
.
0! 10! 0! 20!
= 30!
0! 30!
1. 1
=
1
=1
82
P(x) Hipergeometri
Muncul kelereng sukses P (x) = 10
Jumlah perbandingan C&P (N) = 30
Jumlah percobaan (n) = 20
Jumlah kelereng sukses P (k) = 15
ₖ𝐶ₓ .₍𝑁₋ₖ ₎𝐶₍ₙ₋ₓ₎
P(x, N, n, k) =
𝑁𝐶ₙ
₁₅𝐶₁₀. ₁₅𝐶₁₀
=
₃₀𝐶₂₀
15! 15!
.
5! 10! 5! 10!
= 30!
10! 20!
15.14.13.12.11.10.9.8.7.6.5.4.3.2.1! 15.14.13.12.11.10!
.
5.4.3.2.1! 5.4.3.2.1! 10!
= 30.29.28.27.26.25.24.23.22.21.20!
20!
= 0,300149925
3.5.2 Saran
Penyusunan penelitian ini tidak lepas dari hasil diskusi dan kerjasama para
mahasiswa. Penelitian ini juga masih banyak kekurangan karena
83
kurangnya pengalaman penyusun dalam melakukan penelitian dan
penghitungan dalam mencari distribusi binomial dan hipergeometri harus
dilakukan dengan cermat supaya mendapat hasil yang sempurna.
3.6 Lampiran
84