Anda di halaman 1dari 7

MODUL KESEPULUH

Contoh 19 :
Perusahaan daerah Air Minum disebuah kotamadya akan membangun pipa
saluran air dari sumber mata air ke PDAM. Ada dua alternatif teknologi yang
dipilih, yaitu teknologi A dan teknologi B. Kedua alternatif tersebut adalah
sebagai berikut (masing-masing mempunyai nilai sisa nol ).
Teknologi A . Teknologi B .
ongkos awal Rp. 5,5 milyar Rp.5 milyar
ongkos pemeliharaan tahunan 0 0

umur pakai Permanen 50 tahun

Bila tingkat suku bunga adalah 6 % / tahun, teknologi mana yang sebaiknya

dipilih ?

Teknologi A: n=?

A
P

Biaya kapitalisasi P = 5,5 milyar

Teknologi B:

Biaya kapitalisasi P = P + A(A/F,i,n)/I = 5 +5x0.00344/0.06 = 5.286 milyar

Dengan demikian PDAM sebaiknya memilih alternatif teknologi B, yaitu yang


setiap
50 tahun dilakukan penggantian, dan bukan teknologi A yang mem-punyai
umur tak terhingga.

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 1
Contoh 20 :
Seorang investor membayar Rp. 8 juta kepada konsultan, untuk menganalisis
pemanfaatan sebidang tanah yang dapat dibelinya dengan harga Rp. 30 juta.
Konsultan mengajukan beberapa alternatif benikut ini (satuan uang dalam
ribuan rupiah ) dan periode analisis adalah 20 tahun.

alt. A alt. B alt. C alt. D .


Total investasi 0 50.000 95.000 150.000
Penerimaan tahunan 0 5.100 10.000 15.000
Nilai sisa 0 30.000 30.000 40.000

Apabila diasumsikan bahwa tingkat suku bunga i = 10 %, maka altematif mana


yang sebaiknya dipilih.
Penyelesaian
Alternatif A menunjukkan altematif tidak berbuat apa-apa, yaitu tidak memilih
semua alternatif yang ditawarkan tersebut. Biaya investasi yang dinyatakan
diatas sudah termasuk biaya tanah tetapi tidak termasuk biaya yang dibayarkan
kepada konsuitan yang besarnya Rp. 8 juta tersebut. Biaya konsultan untuk
suatu laporan yang mempunyai nilai proporsional ini, tidak relevan lagi dengan
pemililian-pemilihan dan salah satu dan keempat alternatiftersebut, atau dikenal
sebagai biaya kedaluarsa (sunk cost).

Dengan demikian contoh 20 ini dapat diselesaikan sebagai berikut:

Alternatif A : tidak berbuat apa-apa

NSB=0

Alternatif B

NSB = - 50.000 + 5.100 ( P/A, 10%, 20 ) + 30.000 (P/F, 10%, 20)


= 50.000 + 5.100 x 8,514 + 3 0.000 x0,1486 = - 2. 120

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 2
Alternatif C:

NSB = - 95.000 + 10.500 (P/A, 10%, 20 ) + 30.000 (P/A, 10%, 20)


= - 95.000 + 10.500 x 8,514 + 30.000 x 0,1486 = - 1.140

Alternatif D :

NSB = - 150.000 + 15.000 (P/A, 10%, 20 ) + 40.000 (P/F, 10%, 20)


= - 150.000 + 15.000 x 8,514 + 40.000 x 0,1486 = - 16.350

Dapat dilihat bahwa altennatif A mempunyai NSB terbesar, sehingga dengan


demikian sebaiknya investor tersebut tidak melakukan kegiatan apa-apa.

ANALISIS NILAI TAHUNAN

Analisis nilai tahunan digunakan untuk menentukan nilai ekivalen tahunan


uniform (anuitas) yang berasal dari aliran dana (cashflow) yang dimiliki oleh
suatu rencana investasi atau aktiva (asset). Analisis Nilai Tahunan ini sering
digunakan karena adanya kecenderungan luas dikalangan praktisi untuk
menyatakan ‘prestasi’ dari suatu kegiatan dengan ukuran tahunan; misalnya
pernyataan laba rugi (income statement) dari sebuah penusahaan atau, orang
kebanyakan lebih mudah mengerti apabila dinyatakan proyek tersebut memberi
keuntungan sekian juta setiap tahunnya selama sekian tahun.

Disamping kecenderungan tersebut, Analisis Nilai Tahunan sangat bermanfaat


untuk kegiatan evaluasi rencana investasi, karena tidak perlu mempersamakan
terlebih dahulu periode penelaahan masing-masing rencana investasi apabila
kebetulan memiliki umur berguna yang berbeda.

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 3
Situasi Perbandingan Analisis Nilai Tahunan

Pada analisis nilai tahunan, apabila sebuah rencana investasi mempunyai nilai
Bersih Tahunan yang positif, atau NTB > 0, maka rencana investasi tersebut
dapat diterima, sedangkan kriteria rencana beberapa alternatif yang saling
tenpisah (mutually exclusive) adalah memaksimumkan NTB dari investasi yang
diperbanding-kan tersebut. NTB ini merupakan selisih antara Nilai Tahunan
Penerimaan dengan Nilai Tahunan ongkos/biaya atau:

NTB = NT dari penerimaan - NT dari ongkos

NTB ini dapat dihitung langsung dari NSB yang telah diketahui dengan cara :

NTB = NSB(A/P,i%,n)
= NS penerimaan ( A/P, i, n) - NS ongkos ( A/P, i, n)

Seperti halnya pada anlisis nilai saat ini, maka pada analisis nilai tahunan
terdapat tiga kemungkinan situasi yang berbeda :
- Masing-masing rencana Investasi yang akan diperbandingkan memiliki
umur berguna yang sama.
- Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki
umur berguna yang berbeda.
- Rencana investasi memilikl periode analisis yang tak terbatas ( n = ~ )

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 4
Analisis ekonomi dari alternatif dengan umur berguna yang sama

Contoh 21 :
Pada contoh 14 sebelumnya pada analisis nilai saat ini, masalah diselesaikan
de-ngan Analisis Nilai Saat ini, maka apabila masalah tersebut
diselesaikan dengan
Analisis Nilai Tahunan, hasilnya adalah sebagai berikut:

Penyelesaian :

Alat A : A = 30

P=100

NTBA = NTPA + NTO A


= 30 – 100 (A/P,7%,5)
= 30 – 100x 0,2439 = 5.619

Alat B : A=40
G= 5

P=100

NTBB = NTPB + NTO B


= 40 – 5(A/G,7%,5) – 100(A/P,7%,5)
= 40 – 5x1,865 – 100x0 ,2439 = 6.285

Dapat dilihat bahwa NTB B lebih besar dibandingkan NTBA, sehingga dengan
demikian yang harus dipilih adalah mesin B. Kesimpulan ini sama dengan
kesimpulan pada contoh pada pembahasan Analsis Nilai Saat ini.

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 5
Analisis ekonomi alternatif dengan umur berguna yang berbeda

Telah dikemukakan di depan, bahwa pada Analisis Nilai Tahunan perbedaan


periode analisis tidak berpengaruh terhadap hasil Analisis Nilai Tahunan, oleh
karena itu tidak perlu dipersamakan. Atau dengan perkataan lain Analisis Nilai
Tahunan dari suatu rencana investasi dengan umur pakai sama akan sama
dengan Analisis Nilai Tahunan setelah umur pakai disesuaikan (apabila ingin
disamakan dahulu). Untuk menjelaskan pennyataan tersebut, berikut ini akan
diperlihatkan perhitungan NTB untuk mesin Y pada contoh 2, pada umur
pakai 6 tahun dan NTB

mesin setelah disesuaikan sebagai alternatif dengan umur pakai 24 tahun.

Untuk n = 6 tahun :
600 700

3000

NTB mesin Y = 600+700(A/P, 8%, 6)- 3000(A/P, 8%, 6)


= 46,51

untuk n = 24 tahun :
700 700 700 700
600

3000 3000 3000 3000

NTBY = 600 + [700(P/F,8%,6) + 700(P/F,8%,12) + 700(P/F,8%,18) +


700(P/F,8%,24) + 700(P/F,8%,24) – {3000 + 3000 (P/F, 8%, 6) +
3000 (P/F, 8%, 12) - 3000 (P/F, 8%, 18)} ] (A/P,8%. 24) = 46,51

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 6
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :

untuk n = 6 tahun
A1=600 700 A 1 = 600
A2 = 700(A/F,8%.6)
A2 A3 = 3000(A/P,8%,6)
A3

3000

NTB mesin Y = A 1 + A2 - A3 = = 600+700(A/P, 8%, 6)- 3000(A/P, 8%, 6)


= 46,51

untuk n =24 tahun


700 700 700
700
A1 =600
A2

A3

3000 3000 3000 3000

Dari gambar tersebut terlihat NTB dari mesin pengganti untuk periode 6 tahun
berikutnya adalah merupakan perpanjangan dari NTB mesin pertama.
Demikian juga untuk pengganti berikutnya.

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-10.doc 7

Anda mungkin juga menyukai