Nama Penyusun :
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR
yang ditentukan sebagai berikut :
Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar
daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat
diterima atau layak (feasible).
Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut
lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not
feasible).
Contoh Kasus :
PT. Maju Terus membeli suatu mesin seharga Rp.20.000.000 akan memampukan
perusahaan untuk berhemat sebesar Rp.6.000.000 per tahun. Mesin tersebut
diperkirakan memiliki usia pakai 5 tahun dan memiliki sisa akhir usia pakai sebesar
Rp.4.000.000. Jika pemilik perusahaan menghendaki tingkat pengembalian minimal
15% per tahun, apakah pembelian tersebut layak dilakukan?
Penyelesaian:
B/C = 1,11
Untuk melakukan analisis benefit cost ratio terhadap lebih dari satu alternatif, harus
dilakukan cara inkremental seperti pada analisis rate of return. Kriteria pengambilan
keputusan berdasarkan nilai B/C yang diperoleh. Jika dua alternatif yang
dibandingkan diperoleh nilai B/C ≥ 1, maka alternatif dengan biaya yang lebih
besarlah yang dipilih. Namun jika dari dua alternatif yang dibandungkan diperoleh
B/C < 1, maka alternatif dengan biaya yang lebih kecil yang dipilih.
Contoh:
Dengan MARR 15% per tahun, tentukan mesin yang harus dibeli.
Penyelesaian:
0 0 -2.500.000 -2.500.000
1 sd 7 0 750.000 750.000
8 0 1.750.000 1.750.000
B/C = 1,48
B/C = 0,84
Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi. Pada
dasarnya perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada
benefit (manfaat) dan perngorbanan (biaya/ cost) suatu invetasi, bisa berupa usaha,
atau proyek. Pada umumnya jenis invetasi yang sering digunakan adalah proyek-
proyek pemerintah dimana benefitnya jenis benefit langsung, manfaatnya akan terasa
langsung pada masyarakat banyak.
Sebagai contoh dari proyek pemerintah adalah proyek pembangunan jalan tol
Pasupati. Nilai benefit atau manfaat yang bisa didapatkan dari proyek tersebut
misalnya efisiensi waktu tempuh antara Jakarta-Bandung, kenyamanan berkendara
karena jalan yang dipakai dibuat senyaman mungkin dan peningkatan produktivitas
lahan tersebut. Namun tidak hanya mendatangkan manfaat saja, investasi juga
mendatangkan pengorbanan yang digolongkan kedalam cost. Jadi suatu invetasi atau
proyek tidak bisa terlepas dari benerfit dan cost.
-Jika B/C ≥ 1 , maka alternatif investasi atau proyek layak (feasible), diterima
-Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi atau proyek tidak layak (not feasible)
Penyelesaian :
Dengan menggunakan pendekatan present worth maka semua biaya dan benefit
ditarik ke present
B/C = (500.000 (P/A,9%,5)+40.000.000 (P/F,9 %,5))/35.000.000
B/C = 0,79
karena kurang dari 1 maka investasi pembelian peralatan baru tidak layak atau tidak
menguntungkan.
Alternatif Majemuk
Contoh :
Penyelesaian :
B/C= 1,24
Nilai B/C ≥ 1, pembelian Y layak dilakukan, namun sebelum itu, untuk kasus dengan
banyak alternatif yang bertipikal mutually exclusive, maka jika 2 alternatif
menghasilkan Nilai B/C ≥ 1, maka lihat cost yang paling tinggi. Maka dengan
perhitungan B/C dan nilai cost yang tinggi, alternatif jatuh pada alternatif Y.