Anda di halaman 1dari 8

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI SERTA ASPEK


LINGKUNGAN PADA USAHA SANJAI NIRINA”

Dosen Pengampuh :
Winny Alna Marlina, ST.MM
Devi Yulia Rahmi, SE.,MSc

Anggota kelompok :
1. Fernandi Hakim Maulana (17105520
2. Rahmatul Sakinah (1710553003)
3. Zikra Maurissa (1710553007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI KAMPUS II PAYAKUMBUH
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah studi
kelayakan bisnis ini yang berjudul “ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN
TEKNOLOGI SERTA ASPEK LINGKUNGAN PADA USAHA SANJAI
NIRINA.”

Adapun maksud dan tujuan dari penulis membuat makalah ini, untuk memenuhi tugas
akhir dari mata kuliah studi kelayakan bisnis dalam rangka untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu usaha mikro kecil menengah pada usaha sanjai nirina.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan terima kasih pada :

1. Ibuk Winny Alna Marlina, ST, MM dan ibuk Devi Yulia Rahmi, SE.,MSc selaku
dosen mata kuliah studi kelayakan bisnis yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis dalam penyusunan laporan ini.
2. Uni Rina sebagai owner sanjai Nirina yang telah bersedia memberikan informasi
kepada penulis dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Payakumbuh, 22 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di daerah pedesaan sehingga dengan
kondisi yang seperti ini perkembangan teknologi dan inovasi lebih cendrung mengarah
kepada usaha mikro kecil menengah. Pengaruh usaha kecil dan menengah (UMKM)
ditengah-tengah masyarakat sangatlah besar, terutama dalam memberdayakan masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan. Dengan hal ini minimal individu masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan pribadinya dan terhindar dari kemiskinan. Selain itu, usaha kreatif
tersebut juga dapat membukan kesempatan dan lapangan kerja baru bagi masyarakat
(Wahyudi, 2012)
Sumatera Barat merupakan daerah yang paling banyak dikunjungi oleh para
wisatawan. Sehingga banyak sekali alternatif yang bisa dikembangkan salah satunya
adalah industri makanan ringan. Sektor pertanian yang cukup menjajikan di Sumatera
Barat salah satunya adalah ubi singkong, sehingga jika dilihat banyak sekali usaha-usaha
mikro yang bergerak dalam bidang pengolahan ubi singkong.
Salah satu olahan ubi singkong yang banyak di produksi oleh umkm di Kota
Payakumbuh adalah kerupuk sanjai. Kerupuk sanjai merupakan jenis kerupuk yang
terbuat dari singkong dan di potong tipis lalu digoreng dan diberi garam serta bumbu –
bumbu lainnya sebagai penyedap rasa. Sehingga dapat dilihat dari tabel 1.1 bagaimana
perkembangan umkm kerupuk sanjai yang ada dikota payakumbuh.
Tabel 1.1
Jumlah UMKM kerupuk sanjai di kota Payakumbuh tahun 2018

Kecamatan Jumlah umkm


Kec. Payakumbuh Barat 29
Kec. Payakumbuh Utara 1
Kec. Payakumbuh Timur 4
Kec. Payakumbuh Selatan 1
Kec. Lampasi Tigo Nagari 10
Total 45
Sumber : koperindag Payakumbuh (2018)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di berbagai kecamatan jumlah umkm
sangat bervariasi. Salah satunya Payakumbuh Barat memiliki 29 umkm sanjai terbanyak.
Hal ini di sebabkan karena usaha kerupuk sanjai di kec. Payakumbuh Barat berasal dari
usaha keluarga yang berkembang terus menerus dari setiap generasi ke generasi,
dibuktikan dengan jarak umkm yang sangat berdekatan, Salah satunya adalah usaha
kerupuk sanjai nirina yang terletak di jl.Imam Bonjol, Kel. Bulakan Balai Kandi, Kec.
Payakumbuh Barat.
Usaha kerupuk sanjai Nirina ini langsung di kelola dan dikembangkan oleh Uni Rina
dan suaminya pada tahun 2013. Pada saat itu Uni Rina ingin membuat sebuah usaha
karena permintaan kerupuk sanjai yang banyak di minati oleh para wisatawan yang lalu
lalang dari arah Pekanbaru dan juga dari arah Padang membuat uni Rina tertarik dengan
ide bisnis ini walaupun para pesaing sudah banyak bermunculan dengan jarak yang cukup
dekat.
Uni Rina mempekerjakan karyawan sebanyak 3 orang untuk menggoreng, 4 orang untuk
memotong ubi, 2 orang untuk memberi perasa ke kerupuk sanjai, 1 karyawan untuk
melayani pembeli, dan 6 orang karyawan rumahan untuk mencetak karak kaliang. Jadi
karyawan uni Rina sekarang sudah berjumlah 16 karyawan.
Usaha kerupuk Sanjai Nirina memiliki keunggulan rasa dan pelayanan yang baik
untuk sektor penjualan langsung dari tungku dibandingkan dengan yang lain. Namun
jenis-jenis kerupuk sanjai masih sama dengan yang dijual oleh kebanyakan umkm
kerupuk sanjai.
Pada saat ini persaingan di dunia kuliner semakin ketat, hal tersebut karena banyaknya
bisnis kuliner baru seperti restoran, cafe, dan bisnis kuliner lainnya yang lebih diminati
oleh masyarakat. Dengan banyaknya inovasi baru yang dilakukan oleh pebisnis saat ini
mengakibatkan masyarakat tidak lagi mengenal makanan tradisional yang ada di daerah
pada umumnya. Begitu juga dengan kerupuk sanjai, permintaan akan kerupuk sanjai
semakin berkurang. Hanya saja permintaannya akan kembali naik ketika sudah masuk
hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, idul adha dan juga di akhir tahun baru.
Pada industri kerupuk sanjai tersebut sebenarnya telah melakukan inovasi varian rasa
pada produknya seperti rasa jagung bakar, rasa cabai hijau dan rasa coklat. Namun untuk
rasa coklat dan cabe hijau kurang diminati oleh konsumen sehingga produksinya tidak
dilanjuti. Proses pemotongan kerupuk sanjai menggunakan alat yang masih tradisional
yaitu katam ubi yang bisa di sesuaikan ukuran ketipisannya. Dalam proses ini
membutuhkan waktu yang cukup lama, berdasarkan hasil tinjauan yang kami lakukan uni
Rina dan suaminya bekerja dari jam 4 subuh sampai jam 8 pagi mulai dari proses
mengupas kulit ubi. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan ubi menjadi jenis sanjai
yang dinginkan. Namun masalah yang terjadi saat proses membuka kulit ubi dan
mengatam ubi. Dari segi lingkungan ubi yang dikupas kulitnya berserakan di belakang
dapur dan limbah mencuci ubi terkadang hanya di alirkan ke selokan yang mengalir ke
sungai sehingga ketika hujan terkadang selokan tersebut tersumbat dan menimbulkan bau
tidak enak dan juga dari segi waktu pengataman ubi yang lama dan terkadang tangan
sering lecet dan terkena pisau katam, juga untuk penggilingan bahan baku karak kaliang,
uni Rina harus mengupah ke tempat penggilingan ubi dan kemudian baru di uleni dan
dicetak masih menggunakan alat manual hingga terbentuk seperti potongan mie dan baru
di cetak angka delapan dengan manual menggunakan tenaga manusia.
Dalam proses penggorengan masih menggunakan cara yang tradisional yaitu
menggunakan tungku kayu bakar. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh sanjai
Nirina dapat disimpulkan bahwa sanjai Nirina mengalami permasalahan pada aspek
teknis dan teknologi serta aspek lingkungan.
1. Aspek lingkungan.
Ditemukan beberapa kendala seperti pembuangan limbah yang tidak di alokasikan secara
teratur sehingga dapat menimbulkan dampak lingkungan buruk bagi lingkungan sekitar.
Serta memberi efek kumuh terhadap lokasi sekitar dan juga asap yang menggangu proses
jual beli toko. Tidak hanya itu, asap tersebut juga menyebar ke lingkungan sekitar
akibatnya memberi efek udara panas.
2. Aspek teknis dan teknologi.

Alat dalam pembuatan sanjai ini masih sangat tradisional seperti tungku penggorengan,
alat pemotongan, alat pengupas ubi, alat pelekat kemasan yang ketika mati lampu hanya
bisa menggunakan steples.

Dari permasalahan yang ada di kerupak sanjai Nirina ini maka kami meneliti tentang
studi kelayalakan bisnis UMKM kerupuk sanjai Nirina di Kota Payakumbuh pada aspek
teknis dan teknologi serta aspek lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalah yang kami temukan dapat di buat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah UMKM kerupuk sanjai Nirina Kota Payakumbuh layak dikembangkan jka
dilihat dari segi aspek teknis dan teknologi?
2. Apakah UMKM Batiah Pusako Minang Kota Payakumbuh layak dikembangkan jika
dilihat dari lingkungan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui layak atau tidaknya kerupuk sanjai Nirina Kota Payakumbuh jika
dikembangkan dari aspek teknis dan tekologi.

2. Untuk mengetahui layak atau tidaknya Batiah Pusako Minang Kota Payakumbuh jika
dikembangkan dari aspek lingkungan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Manfaat teoritis:

Memberikan pemikiran yang lebih dalam untuk pengembangan UMKM khususnya


kerupuk sanjai Nirina yang menjadi referensi penelitian.

2. Manfaat Praktis

Membantu memecahkan masalah dalam mengembangkan usaha UMKM sanjai yang


menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengembangkan program UMKM
di Kota Payakumbuh.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini akan dibahas bagimana pengaruh aspek teknis dan teknologi
serta aspek lingkungan terhadap pengembangan UMKM kerupuk sanjai Nirina di Kota
Payakumbuh.
BAB II

Landasan Teori

Anda mungkin juga menyukai