MUJIYONO, S.P.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….... 1
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud ........................................................................... 1
2. Tujuan ............................................................................ 2
BAB II DATA POTENSI WILAYAH KECAMATAN KEDEWAN
A. Kondisi Biofisik .................................................................... 3
1. Letak geografi ................................................................ 3
2. Topografi ........................................................................ 3
3. Iklim ................................................................................ 3
4. Penggunaan lahan ......................................................... 3
5. Lahan kritis ..................................................................... 4
6. Infrastuktur ..................................................................... 7
B. Kondisi Sosial Ekonomi ....................................................... 7
1. Kependudukan ............................................................... 7
2. Produksi pertanian ......................................................... 8
3. Tingkat pendapatan ....................................................... 8
4. Kelembagaan ................................................................. 8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
BAB II
DATA POTENSI WILAYAH KECAMATAN
A. Kondisi Biofisik
1. Letak Geografi
2. Topografi
3. Iklim
Menurut Smith and Ferguson, jenis iklim kering type D. Dengan bulan
hujan sebanyak empat (4) bulan Desember, Januari, Pebruari, Maret. Jumlah
curah hujan rata-rata/tahun 2.103 mm 3/tahun (tahun 2018). Rata-rata jumlah hari
hujan 112,5 hari hujan/tahun.
4. Penggunaan Lahan
3
d. Lahan kering : 4.851 ha
Lahan kering dimanfaatkan untuk tanaman buah dan sayuran.
e. Pemakaman : 12 ha.
f. Hutan Rakyat : 135,00 ha
- Jenis tanaman hutan rakyat jati dengan umur tanaman rata-rata
diatas 10 tahun.
- Tanaman dibawah tegakan hutan rakyat pada umumnya rumput
gajah, garut.
- Tumpangsari tanaman hutan rakyat dengan tanaman pisang,
tanaman buah (mangga).
- Bangunan sipil teknis yang ada berupa terjunan sederhana dan SPA.
g. Lain – lain : 193,00 ha
Lahan lain-lain terdiri dari perumahan, perkantoran, tempat ibadah dan
tempat umum.
h. Tanah kas desa : 66,120 ha
Tanah kas digunakan untuk perkantoran, pasar, dan pertanian.
i. Hutan negara yang dikelola LMDH : 4.267,00 ha
Luas
No Desa LMDH Wengkon RPH BKPH KPH
(ha)
1 Beji Wana Bhakti 1.250,00 Beji Kedewan Cepu
2 Hargomulyo Jati Mulyo 838,47 Dangngilo Kedewan Cepu
3 Kedewan Wana 373,10 Kedewan Kedewan Cepu
Lestari
4 Kawengan Jati Mulyo 1.805,43 Kedewan Kedewan Cepu
5. Lahan kritis
a. Kritis : 3,57 ha
No Desa Luas lahan kritis (ha) Keterangan
1 Wonocolo 3,57
4
b. Agak kritis : 192,67 ha
Luas lahan agak kritis
No Desa Keterangan
(ha)
1 Beji 71,72
2 Hargomulyo 4,80
3 Kawengan 10,60
4 Kedewan 0,19
5 Wonocolo 105,32
Luas potensial
No Desa Keterangan
kritis (ha)
1 Beji 16,24
2 Kawengan 0,09
3 Kedewan 0,96
4 Wonocolo 32,48
Luas
No Desa lahan Kegiatan
kritis (ha)
1 Wonocolo 1,50 Penyempurnaan teras 1,00 ha
2 Kedewan 0,19 Pembuatan terjunan sederhana 10 unit
3 Hargomulyo 2,75 Penanaman rumput penguat teras 2.000 stek
4 Kawengan 1,75 Penanaman rumput penguat teras 1.500 stek
6. Infrastuktur
1. Jalan :
Panjang Tanaman kanan kiri
Jenis Jalan Keterangan
jalan (km) jalan
Penambahan jumlah
mahoni, sono keling,
Jalan kabupaten 37,50 tanaman sebanyak
tanjung, trembesi
10.000 batang
Penambahan jumlah
mahoni, mindi, kemiri
Jalan desa 25,00 tanaman sebanyak
sunan
10.000 batang
2. Sungai :
Panjang sungai di Kecamatan Kedewan 19 km dengan data sebagai
berikut :
Panjang
Nama
No Desa sungai DAS Sub DAS Vegetasi
Sungai
(km)
1 Beji Beji 10 Dewan Beji Bambu
3. Embung Air :
Luas
No Desa (ha) Keadaan embung Keterangan
1. Kependudukan
Jumlah rumah tangga 3.316 rumah tangga, jumlah penduduk di
7
Kecamatan Kedewan sebanyak 12.554 jiwa yang terdiri dari
perempuan 6.331 jiwa dan laki-laki 6.223 jiwa. Kepadatan penduduk
sebanyak 222 jiwa per kilometer persegi.
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035
2. Produksi pertanian :
a. Padi : 10,70 ton/ha/tahun)
b. Jagung : 28.454,89 ton/ha/tahun
3. Tingkat pendapatan sektor pertanian :
a. Upah harian Rp. 80.000,- s/d Rp.100.000,-
b. Pendapatan perkapita perbulan Rp. 110.000,-
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro (diolah)
4. Kelembagaan
a. Kelompok Tani
1. Tanaman Pangan : 5 kelompok
2. Kehutanan (KTH) : 5 kelompok
No Desa KTH Kegiatan Keterangan
1 Hargomulyo Karya Sejahtera Hutan Rakyat
2 Kawengan Mekar Makmur Hutan Rakyat
3 Darma Tani Wonocolo Hutan Rakyat
4 Jaya Makmur Beji Hutan Rakyat
5 Kedewan Ngudi Makmur Hutan Rakyat
3. Perkebunan : 2 kelompok
4. Peternakan : 4 kelompok
5. LMDH : 4 kelompok
No Desa LMDH RPH BKPH KPH
1 Beji Wana Bhakti Beji Kedewan Cepu
2 Hargomulyo Jati Mulyo Dangngilo Kedewan Cepu
3 Kedewan Wana Lestari Kedewan Kedewan Cepu
4 Kawengan Jati Mulyo Kedewan Kedewan Cepu
b. Gapoktan : 1 kelompok
8
c. Kelompok produktif :
No Jenis Kerajinan Desa Bahan Baku
d. KUD : 1 unit
e. KPR : 1 unit
f. Perbankan : 1 unit
9
BAB III
ANALISA POTENSI WILAYAH
KECAMATAN KEDEWAN
Penggunaan Lahan
Analisa data penggunaan lahan ini disusun sebagai dasar penyusunan
Programa Penyuluhan Kehutanan tiap tahun, analisis ini berdasarkan analisa
data penggunaan lahan.
A. Sawah
10
d. Pengolahan hasil pertanian utamanya jagung tidak dijual dalam bentuk
gelondongan, tetapi petani dapat melakukan pengeringan.
e. Tidak perlu melakukan ekstensifikasi lahan didalam kawasan hutan untuk
budidaya tanaman pangan.
Bangunan sipil teknis yang berada dalam lahan sawah adalah
terassering, penguat teras, saluran pembuangan air, dan terjunan air.
Kelembagaan kelompok perlu ditinkatkan dalam hal kelola kawasan,
kelola lembaga dan kelola usaha.
B. Lahan Kering
Luas lahan kering yang berada di Kecamatan Kedewan 4.851 ha, lahan
tersebut masih dominan untuk ditanami jenis tanaman ubi kayu yang mempunyai
nilai ekonomis relatif kecil. Lahan kering dapat difungsikan secara optimal
dengan merubah fungsi lahan pertanian yang produktif.
Permasalahan yang ada pada penggunaan lahan kering, petani belum
memanfaatkan lahan tersebut untuk berbagai macam komoditas budidaya
dengan kesulitan : ketersediaan air untuk pertanian sedikit (lahan tadah hujan),
jenis tanaman yang akan diusahakan dan kesuburan tanah minimal.
Usulan untuk meningkatkan produktifitas hasil dilahan kering dapat
dilakukan dengan :
a. Pembuatan embung-embung air.
b. Pembuatan Rorak atau saluran buntu yang berfungsi untuk menyimpan air
sementara dari air hujan.
c. Pemanfaatan waduk yang ada dalam budidaya pertanian.
d. Penanaman jenis tanaman perdu atau bunga-bungaan yang dapat digunakan
sebagai pakan lebah.
e. Penanaman hijauan pakan ternak (rumput gajah, rumput odot, indogofera).
Bangunan yang ada di lahan kering dan tegal diantaranya saluran
pembuangan air, rorak dan terassering. Kelompok Tani Hutan berperan penting
dalam peningkatan produktifitas dilahan kering melalui kegiatan usaha
konservasi baik vegetatif dan sipil teknis.
11
C. Hutan rakyat
Luas hutan rakyat 135 ha sebagai aset petani dalam jangka panjang di
Kecamatan Kedewan mempunyai peran yang sangat terbuka untuk
dikembangkan. Dalam pengembangan hutan rakyat diperlukan peran Kelompok
Tani Hutan (KTH) dalam perluasan hutan rakyat.
Kesulitan dalam pengembangan hutan rakyat adalah kurang adanya
pemeliharan tanaman (penjarangan, rempesan), waktu panen /tebang lama,
harga kayu dari hutan rakyat relatif murah, produksi kecil, lahan bawah tegakan
tidak dimanfaatkan.
Produktifitas hutan rakyat dapat dioptimalkan dengan cara :
a. Melakukan penanaman jenis kayu yang mempunyai daur panen pendek
seperti sengon, jabon atau balsa.
b. Pemanfaatan dibawah tegakan hutan rakyat dengan tanaman rumput gajah,
rumput odot, empon-empon, garut.
c. Tumpangsari tanaman hutan rakyat dengan tanaman pisang, tanaman buah
(mangga).
d. Hasil hutan berupa kayu dilakukan dengan pengolahan berupa kayu olahan,
kayu setengah jadi dan meubel, sehingga nilai ekonomis hasil hutan rakyat
tinggi.
e. Pemanfaatan lahan hutan rakyat untuk kegiatan peternakan rakyat berupa
pelihara ayam, pemeliharaan lebah madu, perikanan dan sarana edukasi.
f. Pemeliharan hutan rakyat dengan cara :
- Penjarangan dengan mengatur jarak tanam, memotong tanaman yang tidak
dominan, pohon yang tumbuhnya kerdil, cacat, terhambat.
- Perempesan/prunning :
Memotong cabang atau ranting yang tidak produktif. Perempesan dilakukan
agar tanaman dapat tumbuh tegak keatas, kokoh dan cepat besar.
Kegiatan sipil teknis yang sudah ada dalam lahan hutan rakyat adalah
terjunan air, terassering, tanaman penguat teras dan rorak.
12
Kelola lembaga dapat dilakukan dengan adanya pertemuan rutin, arisan,
musyawarah, pelatihan-pelatihan dan magang.
D. Lahan Kritis
Lahan kritis sebagai salah satu sasaran utama pembangunan kehutanan
tidak boleh diabaikan begitu saja penanganannya. Luas lahan kritis 246,84 ha di
wilayah Kecamatan Kedewan. Dari luasan tersebut tentunya tidak mudah dalam
penanganan menjadi lahan produktif diperlukan peran aktif kelompok tani dan
anggotanya dalam pengelolaannya.
Kendala dalam penanganan lahan kritis dapat dirasakan dalam hal lahan
curam, tanah tandus, terjadi longsor.
Perbaikan produktifitas lahan ktitis dan lahan agak kritis diatas diharapkan
dapat berkurang dan menjadi lahan produktif dilakukan dengan cara :
a. Optimalisasi lahan, penggunaan lahan sesuai peruntukannya.
b. Penanaman tanaman jenis tanaman hutan yang di tumpangsari dengan
palawija, tanaman buah, tanaman bunga, sayur-sayuran.
Kegiatan sipil teknis belum dilakukan di lahan kritis dan lahan agak kritis,
upaya-upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara pembuatan Dam Penahan
(DPn), Dam Pengendali (DPi), Small Gully Plug (SGP) atau terjunan air. Dan
Melakukan penanaman dengan tanaman vegetatif jenis rumput-rumputan
(vetifer).
Penanganan lahan kritis dapat dilakukan dengan cara keterlibatan
kelompok tani hutan dalam hal inventarisasi lahan kritis.
E. Hutan negara
Luas kawasan Perum Perhutani yang dikelola oleh LMDH 4.267,00 ha.
Dari luas tersebut peranan LMDH sangat berpengaruh terhadap pembangunan
kehutanan dalam kawasan.
Kendala dalam pengelolaan kawasan tersebut adalah belum adanya ijin
pengelolaan Perhutanan Sosial baik Ijin IPHPS maupun KULIN-KKK. Untuk itu
13
perlu dipicu agar ijin tersebut dapat terbit sehingga petani penggarap dapat
melaksanakan pengelolaan secara legal. Tanaman tepi masih didominasi
tanaman kayu yang kurang bernilai ekonomis tinggi. Kegiatan tumpangsari
jagung menjadi kendala dalam keberhasilan reboisasi.
Pemecahan masalah tersebut diatas dapat di lakukan dengan cara, selalu
memonitoring keberadaan ijin pengelolaan Perhutanan Sosial. Melakukan
penanaman tanaman tepi dengan jenis MPTS semisal tanaman nangka dan
pisang. Melakukan plotting area untuk tanaman jagung, sehingga tidak
mengganggu tanaman pokok kayu hutan. Pengelolaan penyulingan kayu putih
dapat dilakukan oleh LMDH secara mandiri dan hasil minyaknya dapat di
tampung oleh Perum Perhutani. Melakukan penanaman dibawah tegakan
dengan tanaman empon-empon, sereh wangi atau tanaman pakan ternak.
Pembagian bagi hasil dari pengelolaan hutan dalam kawasan jelas. Lahan di
LMDH bisa dikembangkan tanaman pokok kehutanan, palawija, peternakan,
perikanan dan wisata alam.
Kegiatan sipil teknis yang ada di dalam kawasan Hutan Negara
diantaranya terassering, pembuatan sabuk teras, penanaman tanaman penguat
teras dan rorak. Untuk kegiatan SPA masih sedikit dilakukan sehingga
pembuatan SPA dapat diperluas serta bangunan terjunan air untuk diadakan.
F. Jalan
Kegiatan penanaman kanan dan kiri jalan baik jalan kabupaten maupun
jalan poros desa perlu diperbanyak seiring dengan pengerasan jalan dengan cor,
sehingga banyak tanaman tepi jalan yang mati ataupun ditebang serta
pembakaran tanaman.
Kegiatan penanaman kanan kiri jalan dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Kepastian panjang jalan.
b. Jenis tanaman yang mempunyai estetika tinggi seperti bunga-bungaan.
c. Jumlah tanaman yang diperlukan.
d. Menyadarkan kepada masyarakat untuk memelihara tanaman tersebut.
14
G. Sungai
Ekosistem sungai telah rusak dikarenakan kesadaran masyarakat dalam
memelihara sungai semakin berkurang. Ekosistem ini rusak dapat dilihat dari
keadaan sungai :
a. Sungai semakin lebar tetapi dangkal (banyak timbunan lumpur).
b. Sebagai tempat pembuangan sampah.
c. Habitat ikan berkurang.
d. Warna air menghitam dan keruh pada saat hujan.
e. Tanaman penguat bibir sungai berkurang.
Produktifitas dan kwalitas sungai dapat diperbaiki dengan cara :
a. Melakukan kegiatan RHL di hulu sungai baik vegetatif atau sipil teknis.
b. Papan larangan dan sangsi bagi pembuang sampah ke sungai.
c. Penanaman tanaman penguat bibir sungai seperti bambu dan penanaman
tanaman jenis rumpu odot atau vetifer di sepadan sungai.
H. Embung Air
Keberadaan embung air sebagai penampung air serta untuk pengairan di
lahan sawah sangat membantu dalam kegiatan pertanian dipedesaan. Dalam
kegiatan sub sektor kehutanan embung air berfungsi sebagai penghambat aliran
permukaan dan diharapkan dapat mengurangi erosi secara sipil teknis. Embung
air yang sekarang ada di wilayah Kecamatan Kedewan keadaanya kurang
berfungsi untuk menampung air, dikarenakan terjadi pendangkalan.
Pengembalian embung air sesuai fungsinya dapat dilakukan dengan
langkah-langkah :
a. Pembangunan sipil teknis di daerah hulu.
b. Melakukan penanaman jenis tanaman yang dapat menyimpan air seperti
trembesi, sukun, bambu di sekitar waduk dan embung.
c. Pengerukan lumpur dan sampah.
d. Pemanfaatan air sebagaimana mestinya.
15
I. Sumber Mata Air (SMA)
Sumber mata air mempunyai peranan penting bagi kehidupan, dimana
semua makhluk hidup pasti memerlukan air. Keberadaan sumber mata air harus
kita jaga keberadaannya dan ditingkatkan kwantitasnya serta jumlah debit air.
Keadaan sumber mata air yang sekarang ada kurang sesuai fungsinya
dikarenakan lahan pertanian semakin sempit, alih fungsi lahan pertanian ke
perumahan atau bangunan, kurangnya kegiatan penanaman kembali.
Pemecahan masalah untuk mengembalikan fungsi sumber mata air
diantaranya :
a. Melakukan penanaman disekitar SMA dengan jenis tanaman yang dapat
mengikat air dan mempunyai nilai ekonomis rendah seperti trembesi, sukun,
akasia.
b. Tidak melakukan penebangan di sekitar sumber mata air.
c. Melakukan edukasi kepada generasi muda dan anak sekolah akan pentingnya
SMA.
16
BAB IV
REKOMENDASI KEGIATAN SUB SEKTOR KEHUTANAN DI
KECAMATAN KEDEWAN
1. Vegatatif :
- Tahun 2020
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 Pembibitan 15.000 batang Desa Kawengan
2 Penanaman rumput odot 5.000 stek Desa Wonocolo
3 Penghijauan lingkungan 200 batang Kecamatan Kedewan
4 Tanam dan pelihara 25 pohon 250 batang SMA, SMP
- Tahun 2021
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 Pembuatan hutan rakyat 20 ha Desa Beji
2 Pengkayaan hutan rakyat 10 ha Desa Kedewan
3 Pembibitan 10.000 batang Desa Kawengan
4 Penghijauan lingkungan 200 batang Kecamatan Kedewan
5 Penanaman kayu putih 10 ha Desa Hargomulyo
6 Tanam dan pelihara 25 pohon 200 batang Sekolah
- Tahun 2022
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 Pembibitan 10.000 batang Desa Beji
2 Penanaman sumber mata air 500 batang Desa Kawengan
3 Penanaman rumput odot 5.000 stek Desa Kedewan
4 Penghijauan lingkungan 200 batang Kecamatan Kedewan
5 Tanam dan pelihara 25 pohon 250 batang Sekolah
- Tahun 2023
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 Pembibitan 10.000 batang Desa Wonocolo
2 Penghijauan lingkungan 300 batang Kecamatan Kedewan
3 Tanam dan pelihara 25 pohon 250 batang Sekolah
17
- Tahun 2024
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 Pembuatan hutan rakyat 20 ha Desa Hargomulyo
2 Pengkayaan hutan rakyat 10 ha Desa Beji
3 Pembibitan 10.000 batang Desa Kawengan
4 Penanaman rumput odot 5.000 stek Desa Wonocolo
5 Penghijauan lingkungan 200 batang Kecamatan Kedewan
6 Tanam dan pelihara 25 pohon 250 batang Sekolah
2. Sipil teknis :
- Tahun 2020
No Jenis RHL Luas / Unit Lokasi
1 DPn 2 unit Desa Beji
2 Gully plug 2 unit Desa Wonocolo
3 Biopori 100 unit Desa Kedewan
- Tahun 2021
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 DPn 2 unit Desa Wonocolo
2 SRA 140 unit Desa Beji
3 Terassering 25 ha Desa Hargomulyo
4 Rorak 15 unit Desa Kawengan
- Tahun 2022
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 DPn 5 unit Desa Hargomulyo
2 Gully plug 20 unit Desa Beji
3 SRA 140 unit Desa Kawengan
4 Terassering 13 ha Desa Hargomulyo
- Tahun 2023
No Jenis RHL Luas / Unit Lokasi
1 DPn 2 unit Desa Wonocolo
2 Gully plug 2 unit Desa Beji
3 Biopori 150 unit Desa Kawengan
4 SRA 100 unit Desa Kedewan
5 Rorak 10 unit Desa Hargomulyo
18
- Tahun 2024
No Jenis RHL Luas/unit Lokasi
1 DPn 2 unit Desa Kedewan
2 Gully plug 2 unit Desa Beji
3 Biopori 200 unit Desa Hargomulyo
4 Rorak 50 unit Desa Kawengan
5 Terassering 10 ha Desa Kedewan
- Tahun 2021
- Tahun 2022
No Jenis kegiatan Satuan Lokasi
- Tahun 2023
No Jenis kegiatan Satuan Lokasi
19
- Tahun 2024
No Jenis kegiatan Satuan Lokasi
Kelompok/
No generasi Jenis kegiatan Unit Tahun Keterangan
muda
1 Kelompok Demoplot area 1 unit (10.000 2022 swadaya
pembibitan btg)
2 Kelompok Demoplot terjunan air 10 unit 2021 swadaya
3 Kelompok Temu karya kelompok 2 kali 2021 swadaya
4 Kelompok Widyakarya kelompok 1 kali 2022 swadaya
5 Kelompok Konsultasi kelompok 48 kali 2020-2021
6 Klompok Pembentukan KTH baru 5 KHT baru 2020-2024
7 Perorangan Anjangsana perorangan 30 kali 2020-2021
8 Generasi Sosialisasi perlindungan 2 2022 swadaya
muda SMA
9 Generasi Sosialisasi kader 1 2021 swadaya
muda konservasi alam
1 Sekolah Tanam dan pelihara 25 3 2020
0 pohon
20
- Tahun 2021
No Nama Wisata Alam Jenis kegiatan Unit Keterangan
1 Kebun buah Beji 1. Pembuatan tempat ibadah 1 unit
2. Pembuatan warung makan 3 unit
3. Tempat tiket masuk 1 unit
- Tahun 2022
No Nama Wisata Alam Jenis kegiatan Unit Keterangan
1 Kebun buah Beji 1. Pembuatan pagar 1 unit
2. Perbaikan jalan masuk 200 m
3. Pembuatan tempat pertemuan 1 unit
- Tahun 2023
No Nama Wisata Alam Jenis kegiatan Unit Keterangan
1 Kebun buah Beji 1. Pembuatan taman 0,5 ha
2. Perbaikan jalan masuk 100 m
- Tahun 2024
No Nama Wisata Alam Jenis kegiatan Unit Keterangan
1 Kebun buah Beji 1. Pembuatan kolam renang anak 1 unit
2. Pembuatan area oleh-oleh 2 unit
21
BAB V
PENUTUP
22