Dosen Pengampu :
Hendra Taufik, S.T., M.Sc.
Kelas A Kelompok 5:
Ade Septiani Putri 1307112992
Alvin Defarian 1307114695
Ardian Yolanda 1307112722
Dian Kharisma Dewi 1307113270
Novia Delta 1307123475
Yulasni Astri 1307113370
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Pertanyaan ................................................................................................. 36
Jawaban ..................................................................................................... 42
iv
DAFTAR RUMUS
BAB I
PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
2
1. Segala sesuatu yang tidak diharapkan bahkan hal yang paling buruk
mungkin akan terjadi, sehingga membutuhkan suatu perecanaan yang
matang dalam penjadwalan proyek, apabila perlu dibuat perencanaan
cadangan dalam proyek.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan proyek antara lain:
2. Jika ingin proyek tetap akan selesai tepat waktu, maka harus dilakukan
percepatan.
3. Percepatan keterlambatan pelaksanaan akan memerlukan biaya.
Dunia konstruksi merupakan suatu bidang industry yang akan ada terus menerus. Dunia
konstruksi sangat erat kaitannya dengan sebuah proyek. Dalam bidang konstruksi tidaknya
hanya membutuhkan seorang ahli bangunan saja, tetapi banyak bidang yang perlu ambil
alih dalam proyek kontruksi tersebut, antara lain :
Ahli Struktur
Ahli Arsitektur
Ahli Mekanikal
Ahli Elektronikal
Ahli Interior
dan lain-lain
c. Kualitas bahan
3. Peralatan (equipment)
a. Ketersediaan peralatan
b. Kualitas peralatan
4. Karakteristik Tempat (site characteristic)
a. Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah
b. Penglihatan atau tanggapan lingkungan sekitar
c. Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek
d. Tempat penyimpanan bahan/material
e. Akses ke lokasi proyek
f. Kebutuhan ruang kerja
g. Lokasi proyek
5. Manajerial (managerial)
a. Pengawasan proyek
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan
c. Pengalaman manajer lapangan
d. Perhitungan keperluan material
e. Perubahan desain
f. Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
g. Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
h. Jadwal pengiriman material dan peralatan
i. Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan
j. Persiapan/penetapan rancangan tempat
6. Keuangan (financial)
a. Pembayaran oleh pemilk
b. Harga material
7. Faktor-faktor lainnya (other factors)
a. Intensitas curah hujan
b. kondisi ekonomi
c. Kecelakaan kerja
Suatu keterlambatan proyek akan memiliki banyak sekali dampak , antara lain :
1. Biaya
2. Waktu
3. Perselisihan antara owner dan kontraktor
7
ETC merupakan perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa pada minggu yang ditinjau,
dengan asumsi bahwa kecenderungan kinerja proyek akan tetap sama sampai dengan
akhir proyek, perkiraan tersebut dapat diekstrapolasi dengan beberapa cara sesuai
Rumus I.1 berikut:
Dengan :
Bila persentase pekerjaan di atas 50% dapat menggunakan Rumus 1.2 berikut:
Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksi secara statistik
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Perhitungan EAC dengan SPI
dan CPI lebih mudah dan cepat penggunaannya. Sisa biaya yang akan dibutuhkan
diprediksi secara statistik dengan memperhitungkan efektifitas penggunaan biaya
(CPI) dan kinerja pekerjaan terhadap rencana (SPI). Dari nilai EAC dapat diperoleh
perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek (Budget At
Completion/BAC) dengan biaya penyelesaian proyek berdasarkan kinerja pekerjaan
yang telah dicapai (EAC) atau yang disebut Variance At Completion (VAC). Indikator
CPI dan SPI lebih sering digunakan untuk penilaian kinerja proyek dibanding SV dan
CV. Melalui nilai CPI dan SPI dapat dilakukan perbandingan antara kinerja proyek
satu dengan lainnya. Selain itu nilai SPI dan CPI memberikan perbandingan relatif
terhadap PV yang menjadi dasar penilaian status proyek dari segi biaya dan waktu.
9
c. Time Estimated(TE)
Jawab :
Planned Value dan Earned Value minggu ke-13 sesuai time schedule
= Rp. 2.727.305.681,80
= Rp. 4.057.133.390,76
Planned Value dan Earned Value minggu ke-13 sesuai time schedule
= Rp.4.057.133.390,76 –
Rp. 2.727.305.681,80
= Rp. 1.329.827.708,96
= Rp.4.057.133.390,76 –
Rp. 3.905.516.403,03
= Rp. 151.616.987,74
= 1,488
EAC = AC + ETC
= Rp.3.905.516.403,03 + Rp.1.757.278.520,74
= Rp.5.662.794.923,77
150 hari kalender, jadi proyek tersebut mengalami percepatan selama 49 hari
kalender.
12
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Dasar-dasar pelaksanaan proyek
a. Addendum kontrak
Addendum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah; jilid tambahan
(pada buku);lampiran; ketentuan atau pasal tambahan, misal dalam akta. Pada
umumnya, istilah addendum dipergunakan saat ada tambahan atau lampiran pada
perjanjian pokoknya namun merupakan satu kesatuan dengan perjanjian pokoknya.
Meskipun jangka waktu perjanjian tersebut belum berakhir, para pihak dapat
menambahkan addendum sepanjang disepakati oleh kedua belah pihak.
Sedangkan, perpanjangan perjanjian/kontrak pada umumnya digunakan saat
suatu perjanjian berakhir, namun para pihak menghendaki perikatan yang berakhir
itu (misalnya hubungan kerja) untuk diteruskan. Sehingga, para pihak membuat
kesepakatan untuk memperpanjang perjanjian/kontrak.
Pada dasarnya, keduanya, baik addendum maupun perpanjangan kontrak
adalah perjanjian. Karena tanpa kesepakatan kedua belah pihak, salah satu pihak
tidak dapat membuat addendum atau memperpanjang suatu perjanjian secara
sepihak. Jadi, sebenarnya perbedaannya adalah pada penggunaan istilah atas dasar
perbedaan fungsi. Namun, esensi keduanya tetap adalah perjanjian.
Dengan demikian, keduanya sama-sama merupakan perjanjian dan tunduk pada
asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata ("KUHP").Jadi, dalam membuat kontrak/perjanjian,
para pihak bebas menentukan isi kontrak sepanjang isi dari perjanjian itu tidak
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum
(lihat Pasal 1337 KUHP). Termasuk dalam menentukan bentuk yang digunakan,
para pihak dapat menyepakatinya.
b. Berita acara negosiasi ( aanwijzing )
Aanwijzing adalah salah satu proses dalam tahapan tender untuk memberikan
penjelasan-penjelasan kepada peserta tender tentang pasal-pasal dalam RKS,
gambar tender, RAB, dan sebagainya. Proses aanwijzing ini melibatkan beberapa
personil antara lain owner, perencana arsitek, struktur dan MEP, Manajemen
Konstruksi, peserta tender dan konsultan Quantity Surveyor.
12
13
1. Peserta boleh tidak hadir dalam tahap ini, walaupun demikian peserta yang tidak
hadir harus mengikuti tambahan atau perubahan dokumen pengadaan yang
disampaikan pada saat tahap ini.
2. Seluruh acara pada pemberian penjelasan harus dituangkan dalam Berita Acara
dan Berita Acara ini WAJIB disampaikan oleh ULP/Pejabat Pengadaan kepada
SELURUH peserta baik yang hadir maupun yang tidak hadir.
3. Berita Acara tersebut merupakan acuan yang juga harus diikuti oleh seluruh
peserta dalam proses pelaksanaan pemilihan penyedia.
Langkah-langkah dan ketentuan selengkapnya dalam pemberian penjelasan adalah
sebagai berikut :
Dilakukan pada tempat dan waktu yang ditentukan, serta dihadiri oleh para
peserta yang terdaftar.
Ketidakhadiran peserta tidak menggugurkan penawaran.
Perwakilan peserta yang hadir harus menunjukkan tanda pengenal dan surat
tugas kepada ULP.
Peserta perorangan tidak boleh diwakilkan dan pada saat hadir menunjukkan
tanda pengenal kepada ULP.
Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai:
1. Metode pemilihan;
2. Cara penyampaian dokumen penawaran;
3. Kelengkapan yang harus dilampirkan bersama dokumen penawaran;
4. Pembukaan dokumen penawaran;
13
14
5. Metode evaluasi;
6. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
7. Jenis kontrak yang akan digunakan;
8. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
9. Ketentuan tentang penyesuaian harga;
10. Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada usaha mikro dan
usaha kecil serta koperasi kecil; dan
11. Besaran jaminan, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan
jaminan.
Apabila dipandang perlu, dapat melakukan peninjauan lapangan.
Hasil pemberian penjelasan dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan yang isinya :
1. Hal-hal yang dijelaskan
2. Tanya jawab
3. Perubahan dokumen pengadaan
4. Hasil peninjauan lapangan
5. Keterangan lain yang dipandang perlu BAPP ditandatangani oleh semua
anggota pokja ULP yang hadir dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang
hadir.
BAPP merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen pengadaan.
Apabila tidak ada peserta yang hadir atau tidak ada yang bersedia
menandatangani BAPP, maka BAPP cukup ditandatangani oleh anggota pokja
ULP yang hadir.
Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada angka 7) terdapat hal-
hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, makaULP
menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar dan/atau nilai total
HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan.
15
d. Syarat administrasi
e. Syarat teknis
Syarat teknis, adalah rincian syarat teknis setiap bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan dimulai pekerjaan persiapan sampai dengan finishing.
didalamnya dapat diimplentasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal.
FILOSOFI PERENCANAAN.
-Dokumen kontrak
kriteria waktu,
18
Kemudian dapatlah diamati bahwa antara kriteria masukan - proses - keluaran haruslah
konsisten satu sama lain.
Bagian penting lainnya dari tahap perencanaan adalah memilih tim Anda.Perhatikan
baik-baik, terutama jika Anda memiliki tim-anggota yang dikenakan pada Anda oleh
singkat proyek. Memilih dan mendapatkan komitmen dari anggota tim terbaik - baik secara
langsung bekerja, freelance, kontraktor, pemasok, konsultan atau mitra lainnya - adalah
penting untuk kualitas proyek, dan kemudahan dengan yang Anda dapat
mengelolanya. Umumnya mencoba untuk membangun tim Anda sesegera
mungkin. Mengidentifikasi atau menunjuk satu atau dua orang bahkan selama
syarat tahap referensi mungkin kadang-kadang. Menunjuk tim awal
memaksimalkan kepemilikan dan membeli-in ke proyek, dan memaksimalkan apa
yang mereka dapat berkontribusi. Tapi sangat waspada terhadap penunjukan orang
sebelum Anda yakin seberapa baik mereka, dan tidak sampai mereka telah
berkomitmen untuk proyek tersebut pada istilah yang mudah dimengerti dan
diterima. Jangan membayangkan bahwa tim harus penuh anggota proyek dibayar
dan resmi tim.
19
Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas
perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan
kompleksitas proyek yang cenderung bertambah. Usaha tersebut membuahkan hasil
dengan ditemukannya Metode Bagan Balok ( Bar Chart) dan Analisis Jaringan
Kerja (network analysis ) , yaitu penyajian perencanaan dan pengendalian,
khususnya jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analitis.
Di dalam membahas subjek di atas, akan ditinjau teknik dasar menyusun dan
menghitung berbagai aspek yang berkaitan dengan bagan balok dan jaringan kerja.
Juga dikemukakan kegunaan, kekurangan maupun kelebihannya bagi perencanaan
dan pengendalian proyek,ditambah beberapa keterangan dan contoh sebagai
ilustrasi aplikasinya dalam praktek.
Sampai diperkenalkannya metode bagan balok oleh H.L.Gantt pada tahun 1917,
dianggap belum perah ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam Aspek
Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Bagan balok disusun dengan maksud
mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang
terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian,dan pada saat pelaporan.
Dewasa ini metode bagan balok masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri
maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih. Hal ini
disebabkan oleh karena bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat
berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
Pada bagian atas format berisi keterangan singkat proyek, antara lain pemilik
proyek,lokasi,nomor kontrak,dan tanggal pembaharuan.
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
Tempat proyek dibangun secara fisik dan bukan kantor pusat. '
Nomor Kontrak
Tanggal Pembaharuan
Rencana atau perkiraan kurun waktu maupun kenyataan waktu yang digunakan.
Kenyataan waktu yang digunakan yang terungkap pada waktu pelaporan
biasanyadigamharkan dengan garis tebal,sejajar dengan waktu perencanaan. Di sini
akan terlihat herapa hesar perhedaan antara perencanaan dan kenyataan.
Node I dan J
Bila bagan balok ini dihasilkan dari analisis jaringan kerja, misalnya CPM, maka
akan meningkatkan dan memudahkan penggunaannya bila dicantumkan pula
penjelasan mengenai nomor node- I dan node-J pada masing-masing kegiatan.
Garis Laporan
-Perencanaan mutu
1. Inspeksi
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang
digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya
mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi
penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai
efektivitas ekonomi. Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan
sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang
22
1. Quality By Inspection
Tujuan :
1. Mencegah defect atau non-conforming product masuk pasar atau sampai pada
customer. Hal ini yang dilakukan oleh suatu bagian diluar produksi yang disebut
Quality Assurance. Ia langsung bertanggung jawab kepada pimpinan organisasi.
2. Mencegah bahan baku yang buruk masuk proses produksi
Kadang-kadang bagian produksi juga melakukan inspeksi sendiri yang hasilnya di
cek ulang oleh QA.
Kelemahan
1. Kesalahan baru diketahui pada akhir produksi
2. Umpan balik yang diperlukan untuk analisis persoalan dan pencegahan sering
terlambat sampai pada bagian yang membuat kesalahan dan harus
membetulkannya
3. Operator (pekerja) tidak peduli terhadap kesalahan yang terjadi karena sudah
ada bagian yang menanganinya
4. Pekerjaan ulang kadang-kadang dilakukan tanpa sepengetahuan bagian yang
bertanggung-jawab akan kesalahan yang terjadi
Disini seluruh inspektur ditiadakan, termasuk inspektur untuk bahan baku yang
masuk. Hal ini dimungkinkan karena ada supplier-customer partnership sehingga
supplier dilatih oleh customer tentang Quality Management. Ini merupakan modus
yang paling ideal dan telah diterapkan oleh Toyota. Dengan melatih supplier dan
operator untuk melakukan pekerjaannya secara benar sejak awal maka kualitas
tinggi dapat dicapai pada seluruh tahap produksi. Dengan modus total quality dan
tanpa inspeksi maka akan menurunkan biaya operasi, memperpendek
manufacturing lead time dengan dapat mengendalikan inventories dengan baik.
1. Tahap Perencanaan
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan
disahkan oleh Pemberi Tugas.
b. Pengajuan/Perijinan
Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set
untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).
Material/Bahan
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki
dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu
kepada persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan
sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
2. Tahap Pelaksanaan
I. TAHAPAN PERSIAPAN
1.Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi
pekerja juga area kerja.
1.Pekerjaan Bongkaran
2.Pekerjaan Dinding
4.Pekerjaan Plafond.
7.Pekerjaan Pengecatan
-Perencanaan K3
Nama proyek
Lokasi
Nilai proyek
Lingkup pekerjaan:
Umum
o Mobilisasi
o Pengaturan lalu lintas
o Gudang bahan/ matrial
o Pekerjaan misal Drainase
27
Buis Beton
Saluran beton precast
Pekerjaan Tanah
Galian
Urugan
–
–
Pekerjaan Struktur
Pengadaan dan pemancangan tiang pancang
Pekerjaan pile cap
–
–
Kondisi lingkungan
Batas-batas Lokasi proyek
Instansi terkait tentang K3 yang dapat
dihubungi
i. LINGKUP APLIKASI PERENCAAN K3L
1. Melindungi pekerja
2. Pemakaian alat secara aman
3. Tidak terjadi penurunan kualitas
4. Proses kerja lancar dan aman
5. KEBIJAKAN K3
- Tuliskan kebijakan kerja yang dimiliki (ditetapkan)
perusahaan
- RENCANA K3L
a. HIRAC (Hazard Indentification Risk
Assessment And Risk Control)
b. Indentifikasi Aspek Lingkungan
i. Jatuh
ii. Kejatuhan
iii. Luka
iv. Gunakan table indentifikasi
28
2.5. Mobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan
peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ke tempat
semula.
Cara Pelaksanaan
29
Berikut ini adalah tahapan pekerjaan yang akan dilakukan dalam proyek ini:
1. Persiapan Pekerjaan
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan yang harus dilakukan
dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga kerja yang profesional yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. Selain dari pekerja-
pekerja lapangan, dalam pelaksanaannya juga harus mempersiapkan staf
pengawas lapangan baik dari proyek itu sendiri, konsultan, maupun
kontraktor.
b. Mobilisasi Peralatan
30
2. Mobilisasi Material
Material yang dipergunakan dalam proyek Pembanguan Jalan
Penghubung/Poros Desa Lorok – UPT 1 Parit antara lain berupa agregat
kelas A, agregat kelas B, serta aspal. Batu pecah yang berupa bahan dasar
dari agregat kelas A dan agregat kelas B didatangkan dari jasa peyedia .
Sedangkan untuk aspal, diperoleh dari tempat pengolahan aspal yang
berlokasi Boom Baru Pusri Palembang. (Soeker, 2011)
31
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1. Tipe Keterlambatan
31
32
2. Pengendalian Waktu
32
33
Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus
dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga
keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari. Manfaat dari time
schedule adalah :
demikian banyak juga faktor lain yang diluar kendali sehingga menyebabkan
pelaksanaan proyek harus terlambat. Nah.. berikut ini peraturan atau pasal-pasal
yang menyebutkan tentang denda keterlambatan pengadaan barang dan jasa, juga
disertai dengan contoh perhitunganya
Selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (1),
Penyedia Barang/Jasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dapat dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari harga Kontrak atau bagian
Kontrak untuk setiap hari keterlambatan dan tidak melampaui besarnya Jaminan
Pelaksanaan.
Peraturan denda keterlambatan proyek tersebut telah direvisi menjadi Pasal 120
Perpres 70 tahun 2012, tentang sanksi keterlambatan Selainperbuatan atau tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (1), Penyedia Barang/Jasa yang
terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan
35
sedangkan untuk mencari nilai dari crash cost menggunakan rumus IV.2 :
Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam/hari dan 14 jam
dalam 1 minggu diluar istirahat mingguan atau hari libur resmi.Ketentuan kerja
lembur (Pasal 6 Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004):
“Untuk melakukan kerja lembur harus ada perintah tertulis dari pengusaha dan
persetujuan tertulis dari pekerja/buruh yang bersangkutan.”
36
37
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari
libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam
seminggu maka :
perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2
(dua) kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah
sejam dan jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali
upah sejam.
apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan
upah lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam
keenam 3(tiga) kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan kedelapan
4 (empat) kali upah sejam.
3. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari
libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam
seminggu, maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam
pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam kesembilan dibayar 3(tiga)
kali upah sejam dan jam kesepuluh dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.
akan berkurang. Tapi sebaiknya tahan dulu pendapat anda sebelum membaca uraian
berikut.
Jika dilihat dalam sudut pandang indirect cost (Biaya Tak Langsung) tentu saja
tindakan untuk mempercepat pelaksanaan jelas akan menurunkan biaya indirect
cost. Hal ini beralasan mengingat bahwa indirect cost dapat dikatakan linear
terhadap waktu dimana semakin lama pelaksanaan maka akan meningkatkan biaya
ini secara linear.
Namun apabila dikaji terhadap direct cost, maka percepatan pelaksanaan justru
akan berbanding terbalik terhadap waktu dimana harga akan semakin turun jika
waktu pelaksanaan semakin lama walaupun tidak secara linear. Mengapa
demikian? Hal ini karena mempercepat waktu maka direct cost akan meningkat.
Contohnya adalah:
Ketiga contoh di atas sepertinya cukup jelas bahwa percepatan pekerjaan akan
cenderung menaikkan biaya pelaksanaan. Lalu bagaimana kondisinya secara
akumulasi biaya direct cost dan indirect cost? Mari lihat hasil penelitian dalam
bentuk grafik di bawah ini:
40
Grafik di atas adalah hasil suatu penelitian yang dilakukan oleh David Bentley
(Gray). Hasilnya seperti terlihat pada grafik bahwa percepatan pelaksanaan
memberikan dua konsekuensi yang berkebalikan yaitu menaikkan biaya dan juga
menurunkan biaya. Ini ternyata sangat tergantung pada dimana posisi optimum
durasi pelaksanaan dan bagaimana kondisi waktu pelaksanaan target sebelumnya.
Persentase efisiensi biaya untuk alternatif percepatan dihitung dengan rumus IV.3:
2. Terdapat beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain kerja lembur,
kerja shift serta penambahan alat dan tenaga kerja.
4. Dari contoh soal diatas yakni proyek jalan, alternatif keterlambatan yang
paling efisien yaitu penambahan alat dan tenaga kerja.
34
35
17. Yeremia, F., & Mandagi, R. (2015). Analisa Pengaruh Percepatan Durasi
Pada Biaya Proyek Menggunakan Program Microsoft Project. Sipil Statik,
146-148.
36
LATIHAN
Pertanyaan
1. Berdasarkan data yang diperoleh, upah tenaga kerja berasal dari Daftar Harga
dan Upah dilingkungan dinas perumahan pemukiman dan cipta karya kota
Pekanbaru pada pembangunan kantor dinas pekerjaan umum Provinsi Riau
yang dapat dilihat seperti dibawah ini :
1. Pekerja = Rp. 68.300,00
2. Kepala tukanng = Rp. 90.000,00
3. Tukan batu = Rp. 80.000,00
4. Tukang besi = Rp. 80.000,00
5. Tukang kayu = Rp. 80.000,00
6. Mandor = Rp. 90.000,00
7. Biaya makan = Rp. 35.000,00
8. Sopir = Rp. 80.000,00
9. Pembantu sopir = Rp. 68.000,00
10. Operator = 100.000,00
Untuk upah biaya peralatan berasal dari PT. Fitra Wika yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Berdasarkan hasil pengolaha data yang telah dilakukan maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
2. Jumlah jam kerja tiap hari tetap aitu 8 jamper hari dan tiap minggu terdiri dari 6
hari kerja.
No Pekerjaan Durasi
1 Galian tanah 18
2 Urungan pasir bawah pondasi 1
3 Pasangan batu kali camp 1:4 3
4 Sloof beton 30/50 cm 17
38
Hitung durasi carsh dan biaya crash proyek yang direncanakan hanya pada kegiatan
nomor 5, no 6, no 7 dan no 8?
Terlambat diserahkan bagian kontrak mengenai pagar selama 5 hari, hitung denda!
40
4. Perkiraan total biaya proyek industri yang memproses bahan cair bila total
biaya peralatan utama berjumlah Rp. 1.000.000.000. Hitung total perkiraan
biaya proyek?
6. Diketahui nilai kontrak suatu proyek jalan adalah 500 miliyar. Durasi normal
suatu proyek adalah 63 hari. Durasi keterlambatan 28 hari. Durasi kerja lembur
56 hari. Durasi penambahan alat dan tenaga 35 hari. Durasi kerja shift 42 hari.
Hitung biaya total dengan :
alternatif kerja lembur !
alternatif kerja shift !
alternatif penambahan tenaga kerja dan alat!
12. Dalam perencanaan mutu, sebutkan dan jelaskan cara untuk mengecek mutu
pekerjaan?
16. Apa yng dimaksud Excusable Delay (Keterlambatan termaafkan) dan berikan
contohnya?
41
17. Apa yng dimaksud Non Excusable Delay (Keterlambatan Tidak Termaafkan)
dan berikan contohnya?
20. Jika terjadi keterlambatan excusable delay bersamaan dengan non excusable
delay dan compensable delay, manakah yang lebih kuat untuk bertanggung
jawab dalam keterlambatan?
21. Sering kali terdapat masalah dalam penjadwalan proyek, dimana produktifitas
tidak berbanding lurus dengan jumlah orang yang mengerjakan tugas.
Bagaimanakah cara seorang manager proyek dapat mensiasati permasalahn
tersebut ?
22. Sejauh kita ketahui, keterlambatan proyek ini akan menyebabkan penambahan
biaya. Jika proyek ini milik pemerintah jumlah dana ini sudah ditentukan pada
saat tender. Bagaimana cara agar mencegah kelebihan biaya ini ?
23. Salah satu dampak keterlambatan proyek yaitu terjadinya perselisihan antara
owner dan kontraktor . Bentuk perselisihan seperti apakah yang terjadi ?
Apakah bentuk perselisihannya harus diselesaikan secara hukum ? Tolong
jelaskan !
24. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh pihak kontraktor, apabila proyek
sudah dipastikan tidak akan selesai tepat waktu? Dan bagaimana bentuk
pertanggung jawaban pihak kontraktor?
25. Dalam penjadwalan proyek jika terjadi keterlambatan apa saja penyebabnya?
Dan bagaimana solusinya?
26. Mengapa meskipun telah dilakukan penjadwalan proyek yang kita tahu
fungsinya agar proyek selesai tepat waktu tetapi tetap saja akan ada terjadi
keterlambatan terhadap pengerjaannya?
27. Apabila dalam suatu proyek, terdapat pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya
dalam waktu berdekatan dan harus diselesaikan sesuai dengan waktu kontrak
tetapi pekerjaan sebelumnya memiliki kendala dan tidak bisa diselesaikan
dengan cepat. Solusi apa yang bisa penyaji berikan kepada kami terhadap kasus
di atas?
28. Jika terjadi keterlambatanakibat bencana alam, apakah perencana juga harus
bertanggung jawab atas keterlambatan yang ditimbulkan?
42
29. Apa penyebab kualitas persediaan material kurang baik didapatkan oleh pihak
kontraktor yang menyebabkan keterlambatan pengerjaan terjadi?
31. Apa maksud perencanaan biaya proyek dalam juklak yang mengacu kepada
data yang ada pada waktu tender?
32. Jika terjadi keterlambatan pekerjaan kerja, sedangkan kontrak pekerjaan sudah
habis bagaimana?
Jawaban
1. Dari hasil perhitungan maka didapatlah hasil dari setiap alternatif yang
digunakan :
Jadi analisa dan perhitungan yang dilakukan bahwa alternatif kerja lembur adalah
alternatif yang paling murah dan efisien.
2. Pada perhitungan ini durasi cash dan biaya crash proyek yang direncanakan
hanya pada kegiatan nomor 5, no 6, no 7 dan no 8.
- Tahap 1
Pada tahap ini kegiatan yang dipercepat adalah pekerjaan k2 50/50 cm (lantai
4) yang berada pada jalur kritis dengan cost slope (Sw) = Rp. 606.666.667/
hari dengan waktu percepatan sebesar 6 hari durasi dan biaya yang
dibutuhkan pada tahap 1 adalah : cost = Rp. 3.766.881.881 + ( 6 hari x Rp.
606.666.667) = Rp. 3.770.521.881. durasi = 255 hari – 6 hari = 249 hari
- Tahap 2
Pada tahap 2 dilakukan crashing pada pekerjaan kolom k2 50/50 cm (lantai
3) dengan cost slope sebesar Rp. 945.000/hari, dengan waktu percepatan
sebesar 5 hari (19 hari-14 hari). Durasi dan biaya yang dibutuhkan pada tahap
2 adalah : cost = Rp. 3.3770.521.881 + 6 hari Rp. 945.000 = Rp
3.775.246.881. durasi = 249 hari – 5 hari = 244 hari
- Tahap 3
Pada tahap 3 dilakukan crashing pada pekerjaan plat lantai 3 dengan cost slpe
sebesar Rp. 1.026.666.667 dengan waktu percepatan sebesar 6 hari (28 hari –
22 hari). Durasi dan biaya yang dibutuhkan pada tahap 3 adalah : cost = Rp.
3.775.246.881 + (6 hari + Rp. 1.026.666.667 ) = Rp. 3.781.406.881 Durasi =
244 hari – 5 hari = 238 hari
- Tahap 4
Pada tahap 4, dilakukan crashing pada pekerjaan lantai 4 dengan cost slope
sebesar Rp. 1.064.000 dengan waktu percepatan sebesar 5 hari (24 hari-19
hari). Durasi dan biaya yang di butuhkan pada tahap 4 adalah : Cost = Rp. Rp.
3.781.406.881 + ( 5 hari x Rp. 1.064.000) = Rp. 3.786.726.881 Durasi = 238
hari – 5 hari = 233 hari.
44
Jumlah fe + fc + ff = 0,45
Dengan di dapat angka jumlah modal tetap, angka untuk modal kerja dapat
diperkiran yaitu sebesar 5-10 % dari modal tetap. Dengan demikian, total perkiraan
biaya proyek dapat diketahui yaitu modal tetap plus modal kerja.
Jika mengacu pada perpres 54 tahun 2010 yang menyatakan bahka kita akan
kena pinalti apabila dendanya melebihi 5% dari nilai kontrak.
5% x Rp.300Milyar = Rp.15Milyar
Denda yang harus dibayar Rp.13,5 Milyar tidak melebihi dari 5% dari nilai
kontrak ( Rp.15Milyar) berarti kita wajib membayar denda dan berhak untuk tidak
terkena pemutusan kontrak
45
= 10.613.309.720
= 3.565.176.036
Biaya total = biaya penambahan tenaga kerja & alat + biaya denda
Durasi penambahan tenaga kerja & alat – durasi keterlambatan = 35-28 = 7 hari
= 67.590.022
= 14.000.000.000 - 10.613.309.720
X 100 % = 24,19
%
14.000.000.000
= 14.000.000.000 - 3.565.176.036
X 100 % =74,53
%
14.000.000.000
= 14.000.000.000 - 67.590.022
X 100 % = 99,52
%
14.000.000.000
b. Biaya Tidak Langsung . Contohnya : biaya overhead, biaya pajak, biaya tak
terduga, dll .
9. a. Tenaga Kerja
b. Material / bahan
c. Karakteristik Tempat
47
d. Keuangan
e. Dll
10. Crash duration yaitu durasi percepatan pekerjaan proyek. Sedangkan crash cost
adalah biaya yang diperlukan pada masa crash duration .
11. Keterlambatan proyek akan sangat berdampak pada :
1. Biaya
2. Waktu
12. - Inspeksi , inspeksi adalah cara mengecek mutu saat suatu pekerjaan telah
selesai
- Quality control, quality control adalah cara untuk menjaga kualitas mutu
dengan melakukan upaya apabila tidak sesuai dengan perencanaan awal.
13. Shop drawing adalah gambar rencana awal yang dibuat oleh konsultan
perencana sebagai acuan pekerjaan.
Asbuilt drawing adalah gambar rencana yang dibuat oleh kontraktor apabila
terjadi perubahan selama pekerjaan dilaksanakan.
14. Addendum kontrak dilaksanakan pada saat suatu kontrak hampir habis masa
berlakunya tetapi kedua belah pihak masih ingin melakukan ikatan kerja.
- Sebagai alat pembanding nilai untung dan rugi dengan pekejaan dan nilai
yang sama ngan menambahkan tenaga kerja dan alat.
17. Non Excusable Delay adalah keterlambatan yang tidak dimaafkan, contohnya
terlambatnya akibat kesalahn kontraktor karena terlambat melaksanakan suatu
proyek
19. Contoh faktor alam (excusable delay) dengan owner kehabisan modal
(compensable), yang lebih besar bertanggung jawab adalah excusable delay
(termaafkan)
20. Urutan dari yang paling kuat bertanggung jawab yaitu Non Excusable Delay
(Tidak termaafkan), Excusable Delay(Termaafkan), dan terkhir Compensable
Delay (Kompensasi)
25. Keterlambatan dalam suatu proyek dapat disebabkan oleh beberapa faktor
seperti keadaan lokasi proyek misalnya sedang dalam musim hujan. Atau tenaga
kerja yang mengalami kecelakaan kerja atau terlambatnya bahan material sampai
ke lokasi. Hal tersebut biasanya diantisipasi dengan alternatif percepatan yang telah
dijelaskan pada pertanyaan sebelumnya.
26. Penjadwalan proyek berfungsi untuk mengatur seluruh waktu kegiatan proyek
sehingga proyek dapat berjalan dengan baik. Apabila tetap terjadi keterlambatan,
maka itu disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor alam yang tidak dapat
diprediksi, faktor kesalahan kontraktor yang tidak ahli, dan faktor kesalahan owner
yang kehabisan dana dalam membangun proyek tersebut.
27. Sebelumnya harus ditinjau terlebih dulu penyebab dari kendala pekerjaan
sebelumnya. Kemudian agar proyek selesai sesuai dengan waktu kontrak, maka
dilakukan alternatif percepatan yakni, kerja shift, kerja lembur, maupun
penambahan bahan dan alat kerja.
28. Itu termasuk Excusable delay (keterlambatan yang dimaafkan), diluar kendali
dari pihak perencana, dan perencana berhak mendapat tambahan waktu sesuai lama
keterlambatan tetapi tidak berhak mendapat kompensasi.
29. Persedian material kurang baik dapat disebabkan beberapa factor, seperti
bencana alam yang menghambat datangnya material ke lokasi proyek, material
tidak tersedia, dan lain sebagainya.
30. Yang mencegah dan mengatsi permasalahan ini adalah dari pihak perencana
karena sebaiknya kerusakan alat bisah dicegah dengan memeriksa kondisi peralatan
50
sebelum didatangkan kelokasi dan pihak perencana tidak akan mendapat ganti ruagi
akibat keterlambatan tersebut
31. Pada waktu tender para peserta telah memasukkan harga perkiraan sendirinya
(HPS), jadi untuk pemenang tender nantinya dalam pelaksanaan proyek total nilai
pekerjaan tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil dari nilai HPS nya.
32. Pekerjaan akan tetap dilakukan akan tetapi sesuai yang telah dijelaskan
sebelumnya, denda harus dibayar 1/1000 dari nilai kontrak untuk satu hari
keterlambatan sampai pekerjaan selesai dilaksanakan, dan apabila jumlah uang
yang ada oleh penyedia sudah habis,total sisa nilai pekerjaan ditanggung oleh
penyedia.