DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Margaretta Seftiana S
NIM H34090058
ABSTRAK
MARGARETTA SEFTIANA S. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
Restoran Solaria Botani Square Bogor. Dibimbing oleh YANTI NURAENI
MUFLIKH.
Peningkatan pendapatan masyarakat dan kesibukan masyarakat di kotakota
besar dengan pekerjaan yang menyita banyak waktu menyebabkan mereka
mengubah pola kebiasaan mengkonsumsi makanan ke arah yang lebih praktis,
suasana yang berbeda dan jarang ditemukan bila dinikmati di rumah. Peningkatan
jumlah restoran di Kota Bogor derdampak terhadap tingkat persaingan industri
tata boga di Kota Bogor yang semakin tinggi. Solaria Botani Square merupakan
salah satu restoran yang ada di Kota Bogor. Tingkat persaingan yang tinggi akan
mempengaruhi jumlah konsumen yang berkunjung ke Restoran Solaria Botani
Square. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Restoran Solaria
Botani Square sebesar 71,45 persen melalui analisis Customer Satisfaction Index
(CSI). Tingkat loyalitas konsumen Restoran Solaria Botani Square tergolong
masih rendah karena bentuk piramida tingkat loyalitas belum berbentuk segitiga
terbalik. Jumlah switcher buyer masih mendominasi konsumen sebesar 58 persen,
jumlah habitual buyer yaitu 21 persen. Jumlah satisfied buyer sebesar 5 persen.
Jumlah liking the brand yaitu 7 persen. Jumlah commited buyer yaitu 9 persen.
Kata kunci : kepuasan, loyalitas, restoran, Solaria Botani Square,
ABSTRACT
MARGARETTA SEFTIANA S. Analysis of Costumer Satisfaction and Loyality of
Solaria Botani Square Restaurant in Bogor. Supervised by YANTI N. MUFLIKH.
Increasing incomes and bustle of the city with people work a lot of times,
have caused them to change the habits of having food toward more practical, a
different atmosphere and rarely found when they dine in at home. An increasing
number of restaurants in the city of Bogor have impacted a higher level of
restaurant competition in. One of the restaurants in Bogor is Solaria Botanical
Square. High level of restaurants competition will affect the number of customers
visiting the Solaria Botanical Square. Based on the analysis of Customer
Satisfaction Index (CSI), the level of customer satisfaction attributes of the Solaria
Botanical Square is 71.45 percent. However, the level of consumer loyalty is still
relatively low. It seems that the form of a pyramid level of loyalty is not inverted
triangular. The number of switcher buyer is still dominating the consumer by 58
percent. The number of habitual buyer is 21 percent, and number of satisfied
buyers is 5 percent. The number of consumer liking the brand is 7 percent.
Finally, total committed buyer is 9 percent.
Key words : loyalty, restaurant, satisfaction, Solaria Botani Square
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MENAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah Analisis
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Solaria Botani Square Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Yanti Nuraeni Muflikh, SP,
M.Agribuss selaku pembimbing, evaluator seminar dan penguji sidang hasil
penelitian saya. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Dr. Ir. Netti Tinaprilla,
MM dan Ir. Harmini, M.Si selaku dosen penguji sidang hasil penelitian saya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada pemilik dan pihak manajemen Restoran
Solaria yang telah memberikan waktu, kesempatan dan informasi kepada penulis.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik saya Lothar
Mateus, Emerald, teman sebimbingan saya Wilaga, Nurma, Emilia, Mega dan
Intan mega, teman teman saya, Jise, Ratna, Nasib, Santika, Masta, Novia,
Astriani, Najmi, Debby, Anugrah, Stefan, Mada, Manda, Batakers, serta seluruh
keluarga Agribisnis 46 atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
11
11
Jasa
11
Karakteristik Jasa
12
Kualitas Jasa
13
Konsep Restoran
13
Klasifikasi Restoran
14
Defenisi Konsumen
16
Karakteristik Konsumen
16
Perilaku Konsumen
16
16
18
Bauran Pemasaran
20
21
21
22
23
26
26
26
26
Identifikasi Atribut
27
28
29
Analisis Deskriptif
29
29
30
32
34
Defenisi Operasional
35
36
36
Struktur Organisasi
37
Operasional Perusahaan
38
Bauran Pemasaran
38
Produk (Product)
39
Tempat (Place)
39
Promosi (Promotion)
39
Harga (Price)
40
Orang (People)
40
Proses (Process)
40
40
40
Jenis Kelamin
41
Domisili
41
Usia
41
Pendidikan Terakhir
42
Pekerjaan
42
42
Status Pernikahan
42
44
44
44
44
45
45
46
Pencarian Informasi
46
Sumber Informasi
47
47
47
Bentuk Promosi
48
Evaluasi Alternatif
48
49
49
49
Pembelian
Cara Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Di Restoran Solaria
50
50
51
51
Pasca Pembelian
51
52
52
53
53
54
63
64
65
65
66
66
73
Produk
73
Harga
74
Orang
74
Tempat
75
Promosi
75
Proses
76
Bukti Fisik
76
77
Kesimpulan
77
Saran
78
DAFTAR PUSTAKA
79
LAMPIRAN
81
RIWAYAT HIDUP
89
DAFTAR TABEL
1 PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha atas harga konstan tahun
2008-2009
2 Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 1990-2010
3 Perkembangan kunjungan wisatawan domestik ke Bogor tahun 20052009
4 Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2004-2011
5 Restoran-restoran pesaing Solaria di Botani Square Bogor berdasarkan
jenis restoran
6 Atribut Rstoran Solaria Botani Square sebelum uji pendahuluan
7 Skor penelitian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
8 Interpretasi Customer Satisfaction Index
9 Sebaran responden berdasarkan karakteristik umum konsumen
Restoran Solaria Botani Square
10 Sebaran responden berdasarkan intensitas untuk makan di luar rumah
11 Sebaran responden berdasarkan alasan makan di luar rumah
12 Sebarab responden berdasarkan manfaat makan di luar rumah
13 Sebaran responden berdasarkan teman berkunjung ke restoran
14 Sebaran responden berdasarkan jenis penyedia jasa yang sering
dikunjungi
15 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi
16 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi eksternal
17 Sebaran responden berdasarkan fokus perhatian dari sumber informasi
18 Sebaran responden berdasarkan bentuk promosi
19 Sebaran responden berdasarkan cita rasa makanan yang menjadi
pilihan konsumen
20 Sebaran responden berdasarkan pertimbangan konsumen dalam
menentukan lokasi
21 Sebaran responden berdasarkan pertimbangan awal ketika akan
mengunjungi Restoran Solaria Botani Square
22 Sebaran responden berdasarkan cara memutuskan untuk melakukan
pembelian di Solaria Botani Square
23 Sebaran responden berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam
melakukan pembelian di Restoran Solaria Botani Square
24 Sebaran responden berdasarkan hari kunjung ke Restoran Solaria
Botani Square
25 Sebaran responden berdasarkan waktu berkunjung ke Restoran
Solaria Botani Square
26 Sebaran responden berdasarkan perasaan puas setelah berkunjung ke
Restoran Solaria Botani Square
27 Sebaran responden berdasarkan minat untuk berkunjung kembali ke
Restoran Solaria Botani Square
28 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI)
29 Nilai rata-rata atribut Solaria Botani Square berdasarkan tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja tahun 2013
1
1
2
3
5
27
30
34
40
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
51
52
52
54
55
68
69
70
71
72
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
5
18
19
23
25
31
37
56
64
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
81
82
83
88
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pergerakan ekonomi daerah dapat diukur dengan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yang menunjukkan dampak nilai tambah ekonomi
terhadap masyarakat. Pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Bogor dapat dilihat
dari peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan
usaha atas dasar harga konstan. Tabel 2 menunjukkan peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor menurut lapangan usaha atas dasar
harga konstan pada tahun 2008 2009.
Tabel 1PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha atas harga konstan tahun
2008-2009
Lapangan Usaha
PDRB (Rupiah)
2008
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
2009
22 265,70
24 008.43
6.72
192,14
207.34
7.91
2 532 965,67
3 044 078.40
20.18
214 413,37
245 221.37
14.37
Konstruksi
575 020,92
653 511.28
13.65
3 955 080,82
4 528 576.95
14.50
1 338 788,63
1 719 767.35
28.46
1 023 935,21
1 216 482.77
18.80
427 281,09
472 745.77
10.64
Industri Pengolahan
Masyarakat dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi biasanya akan
lebih terbuka terhadap informasi dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
sosial masyarakat, dimana pola kebiasaan mengkonsumsi masyarakat cenderung
ke arah yang lebih praktis1. Perubahan gaya hidup masyarakat di Kota Bogor juga
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor yang bekerja. Dinas
Tenaga Kerja dan Imigrasi menyebutkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor
yang berkerja pada tahun 2003 sebesar 1 705 jiwa sedangkan pada tahun 2011
menjadi 3 123 jiwa. Kesibukan yang dimiliki oleh masyarakat Kota Bogor di luar
rumah mengakibatkan pemenuhan kebutuhan akan makanan pun lebih banyak
dilakukan di luar rumah, pola konsumsi masyarakat menjadi lebih praktis, cepat
dan nyaman.
Perubahan gaya hidup masyarakat Kota Bogor juga sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor. Pertumbuhan jumlah penduduk di
Kota Bogor cenderung mengalami peningkatan. Menurut BPS (Badan Pusat
Statistik) Kota Bogor, laju pertumbuhan penduduk pada tahun 1990 2000
sebesar 10.25 persen sedangkan pada tahun 2000 2010 sebesar 2.38 persen.
Peningkatan jumlah penduduk Bogor berdampak pada peningkatan tingkat
konsumsi masyarakat Kota Bogor, khususnya terhadap pangan karena pangan
merupakan kebutuhan fisiologis yang akan selalu dibutuhkan oleh manusia selama
hidup.
Tabel 2 Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 1990-2010
Kecamatan
2000
Bogor Selatan
52 061
147 507
Bogor Timur
62 403
77 000
Bogor Utara
81 046
132 113
Bogor Tengah
35 393
91 230
Bogor Barat
40 808
166 427
Tanah Sareal
136 542
Jumlah
750 819
Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2012)
Laju Pertumbuhan
Penduduk Per Tahun (%)
2010
181 392
95 098
170 443
101 398
211 084
190 919
950 334
1990-2000
10.50
2.12
4.93
9.55
14.17
10.25
2000-2010
2.09
2.23
2.57
1.07
2.40
3.38
2.38
3
hingga 2009. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada tahun 2006 adalah 17.84%
dari jumlah wisatawan pada tahun 2005. Pada tahun 2007 hingga 2008
pertumbuhan jumlah wisatawan ke Bogor menurun yaitu pada tahun 2007 sebesar
15.48% dan pada tahun 2008 sebesar 7.78%, namun pada tahun 2009
pertumbuhan jumlah wisatawan kembali meningkat hingga mencapai 21.34%.
Tabel perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bogor dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Perkembangan kunjungan wisatawan domestik ke Bogor tahun 20052009
Tahun
Pertumbuhan
2005
1 533 513
2006
1 807 115
17.84 %
2007
2 086 926
15.48 %
2008
2 249 484
7.78 %
2009
2 729 679
21.34 %
15.61%
Jumlah
Pertumbuhan (%)
2004
192
2005
222
15.63
2006
248
11.71
2007
268
8.06
2008
211
-21.27
2009
225
6.22
225
219
-2.67
2. 543
2010
2011
Rata rata
pertumbuhan
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bogor, 2011
Berdasarkan pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah restoran yang ada di
Bogor setiap tahunnya cenderung meningkat. Pada tahun 2004 jumlah restoran di
Bogor sebanyak 192 kemudian pada tahun 2005 meningkat menjadi 222 dengan
tingkat pertumbuhan 15.63 persen, pada tahun 2006 meningkat lagi menjadi 248
dengan tingkat pertumbuhan 11.71 persen dan peningkatan selanjutnya pada tahun
2007 menjadi 268 dengan tingkat pertumbuhan 8.06 persen. Namun, pada tahun
2008 jumlah restoran di Bogor menurun menjadi 211 dengan tingkat pertumbuhan
-1.27 persen. Penurunan ini dapat diakibatkan oleh kebangrutan dari perusahaan
karena tidak mampu bertahan dengan persaingan yang ada pada industri jasa
boga. Pada tahun 2009 jumlah restoran di Bogor meningkat kembali menjadi 225
dengan tingkat pertumbuhan 6.22 persen hingga pada tahun 2011 menurun
kembali menjadi 219 dengan tingkat pertumbuhan -2.67 persen.
Pertumbuhan jumlah restoran di Bogor memberikan keuntungan bagi
konsumen, konsumen memiliki banyak pilihan restoran untuk dikunjungi dengan
beragam jenis makanan dan pelayanan yang disajikan. Namun pertumbuhan ini
menjadi tantangan bagi pengelola restoran karena berdampak pada peningkatan
persaingan. Pengelola restoran diharuskan selalu memperbaiki kualitas produk
dan pelayanan yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan konsumen
diharapkan dapat melakukan pembelian ulang terhadap produk/jasa yang
ditawarkan yang pada akhirnya dapat memperluas pangsa pasar usaha makanan
tersebut karena konsumen memegang peranan penting terhadap keberhasilan
suatu usaha restoran. Solaria merupakan salah satu restoran yang berada di
lingkungan persaingan usaha restoran di Kota Bogor. Restoran Solaria
menyajikan beragam jenis makanan yang merupakan perpaduan masakan
Indonesia, Cina dan Internasional. Restoran Solaria ingin selalu memperbaiki
kualitas produk dan pelayanan sehingga dapat menarik perhatian konsumen baru
dan dapat mempertahankan kepuasan serta loyalitas konsumen yang sudah ada.
Perumusan Masalah
Bogor merupakan salah satu kota yang sangat berpotensi terhadap
pengembangan usaha restoran karena Bogor adalah kota wisata dengan beraneka
ragam wisata kuliner. Modernisasi, peningkatan jumlah wisatawan ke Bogor
mengakibatkan semakin meningkat pula jumlah restoran yang beragam dan
bervariasi baik dari jenis makanan yang ditawarkan seperti makanan tradisional,
internasional dan makanan oriental maupun dari jasa pelayanan.
Peningkatan jumlah restoran di Kota Bogor berdampak terhadap tingkat
persaingan industri tata boga di Kota Bogor yang semakin tinggi. Restoran Solaria
merupakan salah satu restoran yang sangat familiar dikalangan masyarakat
Indonesia karena hingga tahun 2010 Restoran Solaria telah memiliki 130 gerai di
25 kota besar di Indonesia. Restoran Solaria Botani Square merupakan salah satu
restoran yang menjadi bagian dari persaingan restoran yang ada di Kota Bogor.
Restoran Solaria Botani Square menyediakan hidangan dengan perpaduan
masakan Indonesia, Cina dan Internasional dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat menengah kebawah, masyarakat menengah keatas juga dapat
menikmati makanan dengan harga murah namun berkualitas. Segmentasi dari
Restoran Solaria Botani Square adalah seluruh masyarakat Kota Bogor, namun
yang menjadi target utama adalah konsumen dewasa muda. Positioning dari
Restoran Solaria Botani Square adalah makanan berkualitas dengan harga yang
5
terjangkau. Tingkat persaingan yang tinggi akan mempengaruhi jumlah konsumen
yang berkunjung ke Restoran Solaria Botani Square. Fluktuasi jumlah
pengunjung yang melakukan pembelian di Solaria Botani Square akan
mempengaruhi keuntungan yang diterima oleh pihak Restoran Solaria Botani
Square. Pesaing pesaing Solaria Botani Square merupakan restoran yang berada
di luar Botani Square dan juga yang berada di dalam Botani Square. Tabel 5
menggambarkan restoran yang menjadi pesaing Solaria yang ada di Botani
Square dengan beragam variasi makanan yang ditawarkan.
Tabel 5 Restoran-restoran pesaing Solaria di Botani Square Bogor berdasarkan
jenis restoran
Nama Restoran
Sapo Oriental
Superbowl
Pizza Hut
Cafe Sebrang
Sagoo
A&W
Old Town White Coffee
Kenny Rogers Roasters
Jenis Restoran
Oriental Food
Oriental Family Restaurant
Internasional Restaurant
Indonesian food
Javanese Food
American Fastfood
Internasional Restaurant
Internasional Restaurant
(Porsi)
Tingkat Penjualan
14,500
14,000
13,500
13,000
12,500
12,000
11,500
11,000
10,500
10,000
9,500
2011
2012
7
Oleh sebab itu, studi mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen dilakukan
agar dapat digunakan dalam penetapan kebijakan strategi pemasaran yang tepat
dan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga perusahaaan dapat bertahan
dalam persaingan dan mampu menjaga kualitas produk dan pelayanannya.
Berdasarkan uaraian diatas maka permasalahan penelitian yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik demografi konsumen pada Restoran Solaria
Botani Square ?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pada
Restoran Solaria Botani Square ?
3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Restoran Solaria
Botani Square ?
4. Bagaimana loyalitas konsumen terhadap Restoran Solaria Botani Square ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis karakteristik demografi konsumen dan proses keputusan
pembelian konsumen Restoran Solaria Botani Square.
2. Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian di Restoran Solaria Botani Square.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Restoran
Solaria Botani Square.
4. Menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap produk Restoran
Solaria Botani Square.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Karakteristik konsumen sangat mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu produk atau
jasa. Karakteristik konsumen menurut Sumarwan (2002) tediri dari pengetahuan
dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi
konsumen.
Sianturi (2010) dalam penelitian Analisis Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen Restoran DCost Plaza Atrium Senen, Jakarta Pusat mengatakan
bahwa karakteristik konsumen dari Restoran DCost adalah sebagian besar
berjenis kelamin perempuan, berusia 24 30 tahun, berpendidikan sarjana,
pekerjaan sebagai pegawai swasta, status pernikahan belum menikah, dan tingkat
pendapatan Rp 1 000 000 Rp 2 000 000. Putri (2011) dalam penelitian Analisis
Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen di Restoran Sagoo Kitchen
Botani Square Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran menyimpulkan
bahwa karakteristik konsumen Restoran Sagoo Kitchen Botani Square sebagian
besar berjenis kelamin perempuan, berusia 17-23 tahun, berdomisili di Bogor,
9
Penelitian yang dilakukan Siburian (2012) mengenai, Analisis Kepuasan
dan Loyalitas Konsumen Terhadap Produk Donat di J.Co Donuts & Coffee
Tamini Square di Jakarta Timur menggunakan alat analisis Importance
Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI). Karakteristik
konsumen J.Co Donuts & Coffee Tamini Square didominasi oleh konsumen yang
berdomisili di Jakarta, berjenis kelamin perempuan, berusia 25 35 tahun,
berpendidikan sarjana, status belum menikah , berprofesi sebagai swasta dengan
pendapatan perbulan Rp 3 500 000 Rp 4 500 000. Karakteristik keputusan
pembelian didominasi oleh konsumen yang termotivasi melakukan kunjungan
karena mencari tempat yang nyaman dan manfaat yang dicari ingin
mengkonsumsi makanan selingan. Konsumen mendapat informasi mengenai
alternatif tempat makan dari teman dengan fokus perhatian pada rasa. Konsumen
tertarik pada promosi paket makanan dan minuman. Berdasarkan nilai CSI sebesar
77.36 persen berada pada rentang 0.66 0.80 yang berarti, konsumen J.Co Donuts
& Coffee tamini Square berada pada kriteria puas. Berdasarkan hasil analisis IPA
atribut yang perlu dipertahankan yaitu atribut pada kuadran II 9 cita rasa donat,
tekstur, kehigienisan donat, variasi topping, pengetahuan pramusaji terhadap
produk, kecepatan transaksi, kecepatan penyajian, kemudahan dalam menjangkau
lokasi). Atribut yang harus diperbaiki yaitu atribut pada kuadran I (kebersihan
ruangan restoran serta keramahan dan kesopanan pramusaji). Atribut yang
prioritas rendah untuk diperbaiki yaitu pada kuadran III ( harga donat, fasilitas
wifi, papan nama, promosi dan penjualan), dan atribut yang dinilai berlebihan
tingkat kinerjanya oleh konsumen walaupun tidak dianggap penting oleh
konsumen yaitu pada kuadran IV (aroma donat dan porsi atau ukuran donat).
Konsumen J.Co Donuts & Coffee Tamini Square dapat dikatakan sudah loyal
karena konsumen yang menyukai merek J.Co tergolong ke dalam liking the brand
sebesar 17 persen, dan konsumen yang setia tergolong ke dalam committed buyer
sebesar 60 persen. berdasarkan hasil analisis loyalitas dapat diketahui bahwa
responden yang merupakan switcher buyer sebesar 9 persen, responden yang
merupakan habitual buyer sebesar 11 persen, responden yang tergolong satisfied
buyer sebesar 3 persen. Kondisi loyalitas konsumen di J.Co Donuts & Coffee
Tamini Square tersebut cukup baik karena berbentuk piramida terbalik.
Proses pengambilan keputusan pembelian dalam Sianturi (2011)
menyimpulkan bahwa pada pengenalan kebutuhan motivasi konsumen
mengunjungi Restoran DCost adalah harga yang terjangkau, sumber informasi
konsumen adalah teman, sumber informasi yang penting untuk diketahui adalah
rasa makanan dan minuman. Pada evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan
konsumen mengunjungi DCost adalah lokasi yang strategis dan mudah
dijangkau, alternatif restoran selain Restoran DCost adalah KFC. Pada tahap
pembelian, cara konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian adalah
tergantung situasi, pihak yang mempengaruhi kunjungan adalah teman, konsumen
berkunjung pada hari tidak tentu, waktu berkunjung pada siang hari, frekuensi
berkunjung dalam sebulan adalah satu kali. Pada tahap hasil setelah melakukan
pembelian konsumen sudah merasa puas. Hal ini didukung oleh hasil analisis
Customer Satisfaction Index (CSI) dengan nilai 78,32 persen. Berdasarkan
Importance Performance Analysis (IPA) atribut yang berada di kaudran I adalah
fasilitas wastafel, kecepatan pramusaji dalam menyelesaikan keluhan pelanggan,
keramahan dan kesopanan pramusaji, dan kepekaan pramusaji dalam menerima
10
11
pembelian, pada tahap ini konsumen mengevaluasi produk/jasa yang telah mereka
konsumsi. Hasil penelitian terdahulu Putri (2011), Siburian (2012), dan Sianturi
(2010) menunjukkan hasil yang sama yaitu konsumen sudah merasa puas setelah
mengkonsumsi produk/jasa yang ditawarkan restoran. Penelitian terkait kepuasan
konsumen berdasarkan penelitian terdahulu Putri (2011), Siburian (2012), dan
Sianturi (2010), mengatakan bahwa konsumen yang datang berkunjung dan
melakukan pembelian sudah berada pada kategori puas. Selain mengukur
kepuasan konsumen, peneliti terdahulu juga mengkaji terkait loyalitas konsumen
yang dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan. Tingkat loyalitas
konsumen dapat diketahui dengan menggunakan piramida brand loyalty yang
terdiri dari lima tingkatan yaitu switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer,
liking the brand, dan committed buyer. Penelitian Siburian (2012) dan Sianturi
(2010) mengatakan bahwa konsumen sudah termasuk sebagai konsumen yang
loyal karena bentuk piramida brand loyalty sudah berbentuk piramida segitiga
terbalik dan jumlah konsumen sebagian besar tergolong committed buyer. Pada
penelitian Sumbara (2010) berdasarkan analisis Structural Equation Model
(SEM), variabel yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen Waroeng Taman adalah variabel produk dan variabel citra. Model
kepuasan dan loyalitas konsumen Waroeng Taman menunjukkan bahwa kepuasan
konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen Waroeng Taman.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi
penelitian berada di Kota Bogor sedangkan penelitian terdahulu Sianturi (2010)
dan Siburian (2012) berda di wilayah Jakarta. Penelitian ini mengkaji mengenai
restoran yang menawarkan makanan yang berupa kebutuhan pangan utama
sedangkan Siburian (2012) mengkaji restoran yang menawarkan makanan
selingan yaitu donat. Penelitian ini menggunakan alat analisis Customer
Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Sementara
Sumbara (2010) menggunakan alat analisis Structural Equation Model (SEM)
untuk menggambarkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Jasa
Kotler (2008) mengatakan bahwa jasa merupakan bentuk produk yang
terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan
pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.
Lovelock (1992 ) mengklasifikasikan jasa berdasarkan beragam kriteria seperti
berikut :
1. Berdasarkan sifat tindakan jasa
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,
dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat tindakan jasa (tangible actions, dan
intangible actions), sedangkan sumbu horizontalnya merupakan penerima jasa
(manusia dan benda).
2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan
12
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,
dimana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara perusahaan jasa
dan pelanggannya (status keanggotaan dan hubungan temporer). Sedangkan,
sumbu horizontalnya sifat penyampaian jasa (penyampaian secara
berkesinambungan/kontinu dan penyampaian diskrit).
3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan standar
konstan dalam penyampaian jasa
Jasa diklasifikasikan berdasarkan dua sumbu utama, yaitu tingkat
customization karakteristik jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan individual
(tinggi dan rendah) dan tingkat kemampuan penyedia jasa dalam mempertahankan
standar yang konstan (tinggi dan rendah).
4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa
Jasa dapat diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan sejauh mana penawaran jasa
menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya permintaan puncak
(permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa penundaan berarti dan permintaan
puncak biasanya melampaui penawaran). Sedangkan, sumbu horizontalnya adalah
tingkat fluktuasi permintaan sepanjang waktu (tinggi dan rendah).
5. Berdasarkan metode penyampaian jasa
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,
dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat interaksi antara pelanggan dan
perusahaan jasa (pelanggan mendatangi perusahaan jasa; perusahaan jasa
mendatangi pelanggan; serta pelanggan dan perusahaan jasa melakukan transaksi
melalui surat atau media elektronik). Sedangkan, sumbu horizontalnya adalah
ketersediaan outlet jasa (single site dan multiple sites).
Karakteristik Jasa
Menurut Kotler (2009) jasa mempunyai empat karakteristik yaitu :
1. Tidak berwujud (intangibility)
Berbeda dengan produk fisik, produk jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba,
didengar, atau dibaui sebelum produk jasa tersebut dibeli oleh konsumen. Oleh
sebab itu pemasar jasa harus mampu mentransformasikan jasa tidak berwujud
kedalam manfaat konkret dan pengalaman yang terdefenisi dengan baik.
2. Tidak terpisahkan (inseparability)
Produk jasa sebagai produk tidak berwujud diproduksi dan dikonsumsi
sekaligus dalam waktu yang bersamaaan dan ketika produk jasa diproduksi
penyedia jasa harus hadir ditempat karena penyedia merupakan bagian dari jasa.
Interaksi antara penyedia dengan konsumen merupakan fitur khusus dalam
pemasaran jasa.
3. Bervariasi (variability)
Produk jasa bervariasi karena produk jasa tergantung pada siapa yang
menyediakan, kapan dan dimana disediakan, dan kepada siapa produk jasa
tersebut disediakan.
4. Dapat musnah (perishability)
Produk jasa yang sudah dihasilkan tidak dapat disimpan, jasa yang tidak
digunakan akan musnah.
13
Kualitas Jasa
Di dalam industri jasa, kualitas jasa memiliki peranan penting dalam
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Menurut Umar (2003) dimensi kualitas jasa dapat dibagi ke dalam lima
dimensi kualitas jasa yaitu :
1. Realibility, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
2. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelangan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
3. Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
prodak secara tepat, keramahtamahan dan kesopanan dalam memberikan
pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan.
4. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.
5. Tangibles, yaitu penampilan fasilitas fisik, seperti gedung dan ruangan
front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan.
Konsep Restoran
Restoran menurut Marsum (1993) adalah suatu tempat atau bangunan yang
diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik
kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman. Menurut
Mukhtar (2004), keberhasilan restoran dapat dilihat bila restoran tersebut telah
memenuhi aspek-aspek utama yang dapat menentukan keberhasilan operasional
suatu restoran. Adapun aspek yang dimaksud adalah G.Factor yang terdiri atas:
1. G-1 : Good Food
Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan fresh dan sistem
pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan pelengkapan
berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan
lidah pemesannya.
2. G-2 : Good Location & Parking Fasilities
Lokasi restoran harus strategis, dimana faktor mengenai lokasi ini dijadikan
pedoman bila mendirikan usaha restoran. Oleh sebab itu restoran harus
mudah terlihat, mudah dijumpai, memiliki daya tarik dengan pemilihan warna
atau ornamen khusus serta tidak berada pada lokasi yang jauh.
3. G-3 : Good Atmosphere.
Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui
penampilan interior dan eksterior yang seimbang serta dekorasi yang
digunakan, pemilihan warna dan fasilitas yang lengkap, seperti toilet, kursi
dan meja yang berkualitas baik, table set-up yang lengkap dan sebagainya.
14
15
9. Discotheque
Suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil
menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live-band.
10. Fish and Chip Shop
Suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli
macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng.
11. Grill Room (Rotisserie)
Suatu restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada
umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca
sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki
dan melihat sendiri bagaimana memasaknya.
12. Inn Tavern
Suatu restoran dengan harga murah yang dikelola oleh perorangan di tepi
kota.
13. Night Club/ Super Club
Suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam,
menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Para tamu
dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga menaikkan gengsi.
14. Pizzeria
Suatu restoran yang khusus menjual Pizza, kadang-kadang juga berupa
spaghetti serta makanan khas Italia yang lain.
15. Pan Cake House/ Creperie
Suatu restoran yang khusus menjual Pancake serta Crepe yang diisi dengan
berbagai macam manisan didalamnya.
16. Pub
Pub pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin
untuk menjual bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan
minumannya dari counter. Pengunjung dapat menikmatinya sambil berdiri
atau sambil duduk di meja makan.
17. Snack Bar/Caf/Milk Bar
Semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan
cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang
diambil dari atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan.
18. Speciality Restaurant
Restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas
makanan yang disajikan atau temanya. Restoran-restoran semacam ini
menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia.
19. Terrace Restaurant
Suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih
berhubungan dengan hotel maupun restoran induk.
20. Gourmet Restaurant
Suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum untuk
orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan
minuman.
21. Familly Type Restaurant
Suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman
dengan harga yang tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu
keluarga maupun rombongan
16
17
suatu produk. Menurut Setiadi (2003), proses pengambilan keputusan pembelian
terdiri dari lima tahap yaitu :
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Pengenalan
kebutuhan tergantung dari ketidaksesuaian antara kondisi konsumen yang
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan konsumen. Kebutuhan dapat
disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal
merupakan kebutuhan dasar konsumen seperti rasa lapar, dahaga, yang timbul
pada suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi suatu dorongan.
2. Pencarian Informasi
Pencarian informasi merupakan proses lanjutan yang dilakukan konsumen
setelah mengenali kebutuhannya. Seorang konsumen yang telah mengenali
kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi. Pencarian informasi
merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam
ingatan atau memperoleh dari lingkungan. Pencarian yang dilakukan dapat
bersifat internal dengan melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan dari
ingatan atau dapat bersifat eksternal yaitu pengumpulan informasi yang berasal
dari pasar. Sumber sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok, yaitu :
Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran
Sumber umum : media massa, organisasi konsumen
Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk
Pada umumnya sumber informasi dari suatu produk adalah sumber komersil,
sumber yang didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain sumber yang paling
efektif justru berasal dari sumber sumber pribadi.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi altermatif didefenisikan Engel et al (1994) sebagai suatu proses
evaluasi suatu alternatif dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada tahap ini konsumen harus memilih kriteria evaluasi yang digunakan untuk
menilai alternatif. Kriteria yang sering digunakan adalah harga, nama merek
dan hal hal yang bersifat hedonik seperti prestise dan status. Setelah
menentukan kriteria alternatif selanjutnya konsumen menilai alternatif
alternatif pilihan yang tergantung kemampuan konsumen dalam mengingat
informasi. Terakhir konsumen akan memilih dan menerapkan kaidah
keputusan untuk membuat pilihan akhir.
4. Keputusan Pembelian
Pada tahap pembelian konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu kapan
membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan
fungsi dari dua determinan yaitu niat pembelian dan pengaruh lingkungan.
Niat pembelian terdiri dari dua kategori yaitu produk dan kelas produk.
Sedangkan pengaruh lingkungan terdiri dari lingkungan informasi dan waktu
yang tersedia untuk pengambilan keputusan.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Proses pengambilan keputusan tidak berhenti setelah proses pembelian
dilakukan. Setelah melakukan pembelian konsumen akan mengevaluasi hasil
pembelian yang dilakukannya. Konsumen akan merasa puas apabila alternatif
yang dipilihnya mampu memenuhi kebutuhannya. Hasil dari evaluasi adalah
18
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Pembelian
Hasil
19
Pengalaman produk
dan merek
Harapan
mengenai produk
seharusnya
berfungsi
Ketidakpuasan
emosional: produk
tidak memenuhi
harapan
Evaluasi mengenai
fungsi produk yang
sesungguhya
Evaluasi gap antara
harapan dan yang
sesungguhnya
Konfirmasi harapan:
fungsi produk tidak
berbeda dengan harapan
Kepuasan
emosional: fungsi
produk melebihi
harapan
20
Product (Produk)
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran. Variabel dari produk adalah ragam, kualitas, desain,
fitur, nama merek, kemasan, dan layanan (Kotler 2008). Strategi produk tidak
hanya pada inovasi penciptaan produk tetapi juga perbaikan kualitas produk
sehingga perusahaan dapat bertahan dalam persaingan.
2. Price (harga)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh produk. Variabel dari harga terdiri dari daftar harga, diskon,
potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit (Kotler 2008). Harga
dapat berperan sebagai informasi produk bagi konsumen yang tidak memiliki
pengetahuan mengenai produk karena harga dapat mencerminkan kualitas
produk.
3. Place (tempat)
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran (Kotler 2008). Hal hal yag diperlukan dalam menentukan
lokasi adalah hal yang berkaitan dengan tata letak atau posisi, tempat parkir,
21
4.
5.
6.
7.
22
5.
6.
23
Committed Buyer
Liking The brand
Satisfied Buyer
Habitual
Buyer
Switcher
buyer
Gambar 4 Piramida Loyalitas Merek Yang Tinggi
Sumber : Aaker (1997)
24
25
Perkembangan jumlah restoran sebagai akibat dari
perubahan gaya hidup, meningkatnya aktivitas di
luar rumah, peningkatan jumlah wisatawan,
peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor.
Indentifikasi
karakteristik
konsumen :
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Status
pernikahan
Pendapatan
per bulan
domisili
Analisis proses
keputusan
pembelian :
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Pembelian
Pasca
Pembelian
Analisis tingkat
kepuasan konsumen
berdasarkan 7P :
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Orang
Proses
Bukti fisik
Analisis Loyalitas
Konsumen :
Commited
buyer
Liking the
buyer
Satisfied
buyer
Habitual
buyer
Switcher
buyer
Umpan Balik
Analisis deskriptif
Importance
Performance Analysis
dan Customer
Satisfaction Index
Analisis Piramida
Loyalitas Merek
26
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di Restoran Solaria Botani Square. Pemilihan
tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Restoran Solaria Botani Square salah satu restoran yang diminati oleh masyarakat
Kota Bogor karena letaknya yang strategis yaitu terletak di pusat perbelanjaan
Botani Square sehingga mudah dijangkau oleh konsumen. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret 2013.
http://dissertation.laerd.com/articles/convenience-sampling-on-overview [12
April 2013]
27
tersebut maka dalam penelitian ini dilakukan screening kepada calon responden
dan melihat apakah responden sesuai kriteria yang ditentukan peneliti.
Konsumen yang dijadikan responden adalah konsumen yang sudah pernah
berkunjung ke restoran minimal tiga kali (termasuk ketika diajukan kuesioner).
Kemudian konsumen yang dijadikan responden adalah konsumen yang telah
melakukan pembelian di Restoran Solaria Botani Square dalam kurun waktu tiga
bulan terakhir, dengan asumsi konsumen masih dapat mengingat hal yang dapat
dirasakan ketika mengkonsumsi produk yang ditawarkan Restoran Solaria Botani
Square dalam rentang waktu tiga bulan terakhir. Responden dalam penelitian ini
adalah konsumen yang berumur 18 tahun ke atas yang dinilai dapat memberikan
jawaban secara objektif. Apabila pengunjung adalah rombongan keluarga, maka
hanya satu orang yang berhak mengisi kuesioner. Hal ini dilakukan untuk
menghindari jawaban yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini dilakukan
terlebih dahulu uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengukur ketepatan ukuran
atribut yang akan ditanyakan kepada responden. Menguji validitas dan reliabilitas
digunakan 30 responden (Rangkuti 2009). Jumlah sampel yang digunakan adalah
100 orang. Menurut Siagian (2002), syarat minimal sampel data terdistribusi
normal dalam statistika adalah 30 sampel, sehingga 100 sampel sudah memenuhi
syarat minimal.
Identifikasi Atribut
Atribut yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bauran pemasaran
(marketing mix) 7P yang terdiri dari product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi), people (orang), process (proses), dan physical
evidence (bukti fisik). Penentuan atribut atribut berdasarkan studi literatur,
jumlah atribut yang digunakan sebanyak 19 atribut. Atribut yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Atribut Rstoran Solaria Botani Square sebelum uji pendahuluan
Variabel 7P
Produk
Indikator
Cita
rasa
makanan
dengan
Kehigienisan
dan
kebersihan
yang
Indah
perlengkapan
makan
digunakan
Variasi
menu
makanan
dipandang
mata
dan
menggugah selera
dan
minuman
dan
Harga
berbagai
ditawarkan
menu
yang
Sesuai
dengan
pelayanan,
28
Orang
Keramahan
dan
kesopanan
pramusaji
tutur
kata,
komunikatif
Kesigapan pramusaji
Penampilan pramusaji
produk
Proses
Senyuman,
yang ditawarkan
Kecepatan penyajian
Kecepatan transaksi
Tanggapan
terhadap
keluhan
konsumen
Tempat
Sigap
menanggapi
keluhan
konsumen
lokasi
Transportasi
lancar,
mudah
Bukti fisik
Kenyamanan restoran
ruangan
yang
menyenangkan
Tidak
terdapat
debu
dan
ruangan
Bernuansa
ungu,
menarik
perhatian,
konsep
penataan
Penerangan restoran
Promosi
nama
Menarik perhatian
29
kerja maupun hari libur sepanjang jam kerja restoran. Hal itu dilakukan agar hasil
dari data kuesioner dapat mewakili keadaan dan situasi yang terjadi di Restoran
Solaria Botani Square.
30
Teknik Spearman-Brown
Teknik K-R 20
Teknik K-R 21
Teknik Cronbach
Teknik Observasi
Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah
teknik Cronbach karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Linkert (1-5). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17,0. Menilai
reliabel/tidaknya masing masing variabel (atribut) dapat dilihat dari nilai Alpha.
Indikator reliabilitas variabel variabel (atribut atribut) adalah sebagai berikut
(Nugroho 2005) :
Alpha 0,00 0,20 = tidak reliabel
Alpha 0,21 0,50 = kurang reliabel
Alpha 0,51 0,60 = cukup reliabel
Alpha 0,61 0,80 = reliabel
Alpha 0,81 1,00 = sangat reliabel
Jika tidak reliabel, maka variabel yang (atribut) yang memiliki nilai Apha if
Item Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden
pada saat pengambilan data dalam penelitian.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua
atribut Restoran Solaria Botani Square dinyatakan sangat reliabel karena memiliki
alpha 0,827 berada pada rentang alpha 0,81 1,00. Dengan demikian semua
atribut dalam penelitian ini sudah konsisten dalam pengukurannya.
Importance Performance Analysis (IPA)
Analisis ini mengaitkan antara tingkat kepentingan (importance) suatu
atribut yang dimiliki suatu obyek tertentu dengan kenyataan atau tingkat kinerja
atribut (performance) yang dirasakan oleh pengguna. Untuk memperoleh
penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja digunakan skala Likert. Data
yang diperoleh digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan secara nyata dari
atribut restoran dan atribut produk. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan
tertutup dimana konsumen diminta untuk memilih jawaban dari pilihan yang ada.
Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah diberi angka 1
(sangat tidak penting) sampai paling tinggi diberi angka 5 (sangat penting). Sama
halnya dengan menilai tingkat kinerja pilihan dibuat berjenjang dari intensitas
paling rendah diberi angka 1 (sangat tidak baik) sampai paling tinggi diberi angka
5 (sangat baik). Untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen digunakan skor
Linkert seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 8 Skor penelitian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
Skor
Tingkat Kinerja
Tingakat Kepentingan
Tidak Baik
Tidak Penting
Cukup Baik
Cukup Penting
Baik
Penting
Sangat Baik
Sangat penting
31
Total skor penilaian tingkat kinerja dan kepentingn diperoleh dengan cara
menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Hasil perhitungann
akan digambarkan pada diagram kartesius. Masing masing aribut diposisikan
dalam diagram berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian kinerja
menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X sedangkan skor rata-rata tingkat
kepentingan pada sumbu Y. Rumus yang digunakan adalah :
Y=
Keterangan:
X = skor rata-rata tingkat kinerja
Y= skor rata-rata tingkat kepentingan
n = jumlah data responden
diagram kartesius dibagi ke dalam empat kuadran yang dibatasi oleh dua
buah garis yang berpotongann tegak lurus pada titik (a,b), dimana kedua titik
tersebut dapat diperoleh dengan menggunkan rumus berikut :
b=
Keterangan :
a = batas sumbu X (tingkat kinerja)
b = batas sumbu Y (tingkat kepentingan)
k = banyaknya atribut yang diteliti
Setiap atribut dijabarkan dalam diagram kartesius sepertiyang terlihat pada
Gambar 6.
Y
penting
II
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
Kepentingan
III
Kurang Penting
IV
Prioritas Rendah
Berlebihan
X
Kurang Baik
Kinerja
Baik
32
MIS =
Keterangan :
n = jumlah responden
Yi = nilai kepentingan atribut Y ke-i
Membuat Weight Factors (WF) yaitu fungsi dari Mean Important Score atau
nilai rata-rata tingkat kepentingan (MSI-i)per atribut terhadap total MIS seluruh
atribut yang diuji, sehingga diperoleh total Weight Factors (WF)sebesar 100%.
33
WF =
x 100%
= 20%
34
35
yang rela menanggung biaya peralihan berupa waktu, biaya, dan resiko apabila
restoran mengalami perubahan merek. Responden yang termasuk satisfied buyer
merupakan responden yang lulus pada kategori switcher buyer, serta memiliki
skor lebih dari delapan pada kategori habitual dan satisfied buyer, tetapi tidak
lulus kategori liking the brand. Responden tersebut rela menanggung switching
cost tetapi belum sepenuhnya menyukai brand restoran.
Responden yang termasuk liking the brand adalah responden telah lulus
pada kategori switcher buyer, habitual buyer, dan satisfied buyer serta memiliki
skor lebih dari enam pada kategori liking the brand, tetapi tidak lulus pada
kategori committed buyer. responden kategori ini telah menyukai merek tetapi
belum terbentuk komitmen yang tinggi seperti merekomendasikan dan mengajak
orang lain.
Responden yang termasuk committed buyer adalah responden yang telah
lulus pada kategori switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, dan liking the
brand, serta memiliki skor lebih dari empat pada kategori committed buyer.
Setelah melakukan pemetaan loyalitas ke dalam tingkatannya, selanjutnya adalah
menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari apa yang telah dipetakan.
Interpretasi dilakukan dengan analisis deskriptif.
Defenisi Operasional
1. Responden adalah orang yang berusia 17 tahun yang pernah
mengunjungi Restoran Solaria Botani Square dan berperan dalam
pembelian dan konsumsi produk Restoran X minimal dua kali.
2. Usia adalah umur responden ketika penelitian dilakukan yang diukur
dalam satuan tahun dengan usia 17 tahun.
3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat
penelitian dilakukan.
4. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima responden selama satu
bulan berdasarkan pekerjaan yang dijalani atau uang saku bagi
pelajar/mahasiswa.
5. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan atau dijual Restoran Solaria
Botani Square kepada konsumen untuk dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
6. Cita rasa makanan adalah tanggapan panca indera perasa konsumen
terhadap menu yang dipesan pengunjung Restoran Solaria Botani Square
baik makanan atau minuman.
7. Kehigienisan peralatan makan adalah tingkat kebersihan dari peralatan
yang digunakan untuk makan.
8. Keindahan tampilan produk adalah tingkat penataan dan kerapihan
makanan atau minuman yang ditawarkan.
9. Variasi makanan dan minuman adalah ketersediaan beragam makanan dan
minuman yang ditawarkan.
10. Harga menu yang ditawarkan adalah nilai uang yang harus dibayarkan
konsumen terhadap berbagai menu yang ditawarkan.
11. Kesigapan pramusaji adalah tingkat kesigapan pramusaji dalam melayani
konsumen.
36
37
konsumen menengah keataspun bisa menikmati hidangan yang murah tapi
memiliki kualitas yang tinggi.
Misi
PT Solaria selalu berusaha meningkatkan kualitas, baik dari produknya
maupun pelayanannya untuk memenuhi kepuasan pelanggan. PT Solaria juga
terus berusaha untuk memperluas usaha di berbagai wilayah untuk
memperkenalkan Restoran Solaria kepada masyarakat luas.
Salah satu cabang dari Restoran Solaria terletak di pusat perbelanjaan
Botani Square, Bogor. Dalam menjalankan usahanya Restoran Solaria Botani
Square menghidangkan makanan yang memadukan masakan Indnesia dan Cina.
Semua jenis makanan dan minuman yang dihidangkan sudah melalui pemeriksaan
oleh Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan dari Departemen Kesehatan dan
hasilnya semua hidangan halal dan tanpa bahan pengawet. Restoran Solaria
Botani Square menyediakan jenis masakan seperti nasi goreng, bakso, cap cay,
snack, berbagai masakan mie dan ayam serta beragam jenis minuman.
Struktur Organisasi
Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, dan mencapai tujuan yang
diharapkan dengan efektif dan efisien, maka sebuah perusahaan membutuhkan
struktur organisasi yang jelas. Bagan organisasi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Director
Human
Resource
Operasional
Manager
Financial
Manager
Supervisior
Kitchen
Staff
Cashier
Staff
Waitress
38
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Operasional Perusahaan
Restoran Solaria Botani Square beroperasi setiap hari mulai hari senin
hingga hari minggu, mulai beroperasi pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul
22.00 WIB. Sebelum melayani konsumen karyawan terlebih dahulu melakukan
persiapan seperti membersihkan dan mengatur tata letak meja dan kursi serta
membersihkan ruangan. Restoran Solaria Botani Square membagi jam kerja
menjadi dua shift. Shift pertama dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 20.00
WIB. Shift II dimulai pukul 10.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Jumlah
keseluruhan karyawan Restoran Solaria Botani Square berjumlah 18 orang.
Seluruh karyawan harus datang tepat waktu sesuai dengan waktu shift.
Bauran Pemasaran
Restoran Solaria merupakan salah satu restoran yang menawarkan
sejumlah masakan yang disukai oleh orang banyak yakni makanan khas Indonesia
39
yang dipadukan dengan masakan Cina yang sangat dikenal di kalangan
masyarakat dan pas di lidah orang Indonesia. Restoran Solaria merupakan restoran
yang berfokus pada cita rasa masakan dengan harga yang terjangkau. Sehingga
yang menjadi segmentasi dari restoran Solaria seluruh masyarakat dari berbagai
kalangan baik kalangan masyarakat menengah ke bawah maupun masyarakat
menengah keatas memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati hidangan
yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Menurut analisis, Restoran
Solaria Botani Square merupakan perusahaan jasa yang memiliki tujuh bauran
pemasaran, yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi), place
(tempat), people (orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik).
Berikut adalah bauran pemasaran Restoran Solaria Botani Square :
Produk (Product)
Restoran Solaria berusaha untuk menyajikan beragam menu makanan dan
minuman. Makanan yang ditawarkan berupa masakan khas Indonesia yang
dipadukan dengan makanan khas Cina yang dikenal di kalangan masyarakat dan
pas di lidah orang banyak khususnya orang Indonesia. Menu spesial yang
ditawarkan Restoran Solaria Botani Square adalah Spaghetti Bolognaise, French
Fries, Mie Ayam Teriyaki, Nasi Ayam Katsu Teriyaki Saos, Nasi Sapo Tahu
Seafood, Chicken Cordon Blue, Chicken Mozarella, Chicken Steak Chessy, Fish
and Chips dan beragam jenis masakan kwetiau, bihun, bakso, mie, nasi goreng,
cap cay, dan snack. Minuman spesial yang ditawarkan adalah Greentea Iced
Blended, Blueberry Iced Blended, Cookies and Cream Iced Blended, Vanilla Latte
Iced Blended, Peach Sparkling, Blue Sparkling, Blue Sky Frappeas, Caramel
Frappeas, dan jenis minuman lainnya.
Tempat (Place)
Restoran Solaria Botani Square terletak di pusat Kota Bogor, dekat dengan
pusat perkantoran, kampus dan sekolah, dan pusat perbelanjaan Mall Botani
Square. Pihak Restoran Solaria memilih outlet yang berada di lantai dua Botani
Square. Posisinya berdekatan dengan Cinema XXI dan Celebrity Fitness serta
berdekatan dengan eskalator. Letak dari Restoran Solaria memudahkan konsumen
untuk menjangkau lokasi Restoran Solaria.
Promosi (Promotion)
Restoran Solaria telah melakukan berbagai promosi. Promosi yang pernah
dilakukan oleh pihak Restoran Solaria yaitu pemberian diskon atau potongan
harga 10 persen pada pembelian tissue Nice di Giant dan potongan harga 15
persen kepada konsumen yang menggunakan kartu kredit seperti kartu kredit
Mandiri. Selain promosi potongan harga Restoran Solaria juga melakukan
promosi word of mouth yaitu promosi yang dilakukan secara berantai dari
mulut ke mulut. Promosi ini cukup efektif karena banyak dari konsumen Restoran
Solaria mengatakan bahwa datang ke Restoran Solaria karena memperoleh
informasi dari teman, saudara, kerabat atau kolega. Sedangkan untuk mengetahui
keberadaan Restoran Solaria telah dibuat papan nama yang berukuran besar
dengan gambar perempuan kecil berwarna ungu.
40
Harga (Price)
Harga makanan dan minuman yang ditetapkan oleh Pihak Restoran Solaria
terjangkau oleh konsumen kalangan menengah ke bawah dan kalangan menengah
ke atas. Penetapan harga sudah disesuaikan dengan biaya produksi, biaya bahan
baku, biaya operasional serta laba yang diinginkan oleh Restoran Solaria. Harga
yang ditawarkan Restoran Solaria berkisar Rp 11.000 Rp 36.000 untuk makanan
dan Rp 5.000 Rp 19.000 untuk minuman.
Orang (People)
Restoran merupakan perusahaan yang tidak hanya menjual produk
melainkan juga menjual jasa yaitu pelayanan. Pelayanan selalu berkaitan erat
dengan perusahaan jasa seperti restoran. Kegiatan pelayanan tersebut dilakukan
oleh pelayan atau pramusaji restoran. Restoran Solaria menyadari bahwa
pelayanan merupakan salah satu indikator terhadap kepuasan konsumen. Oleh
karena itu, pihak Restoran Solaria menerapkan standar operasi dimana pramusaji
harus ramah dan tanggap dalam melayani konsumen, Pihak restoran juga selalu
berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja karyawannya terutama
dalam hal pelayanan terhadap konsumen. Jumlah karyawan yang ada di Restoran
Solaria Botani Square berjumlah 18 orang. Sebelum menjadi karyawan tetap
setiap karyawan menjalani masa training.
Proses (Process)
Kegiatan Pelayanan mencakup kecepatan penyajian, kesigapan pelayan atau
pramusaji, dan kecepatan dalam proses transaksi. Restoran Solaria berusaha untuk
secepat mungkin dalam proses penyajian hidangan baik makanan mupun
minuman. Kesigapan pelayanan dan kecepatan transaksi juga menjadi perhatian
pihak Restoran. Agar konsumen tidak merasa menunggu lama, transaksi
pembayaran dilakukan setelah konsumen memesan menu dan sembari menunggu
pesanan dihidangkan.
Bukti Fisik (Physical Evidence)
Restoran Solaria didesain dengan konsep modern minimalis namun terlihat
elegan, bernuansa ungu. Ruangan restoran dengan ukuran yang luas. Meja dan
kursi yang tertata dengan rapih dan pilihan warna yang tepat yang didominasi
warna ungu dan putih. Tersedianya kursi yang berupa sofa dan ada juga yang
terbuat dari plastik membuat konsumen dapat memilih tempat duduk yang
diinginkan dan merasa nyaman. Penggunaan lampu yang digantung berbentuk
bola sehingga terkesan elegan dengan cahaya yang tepat tidak terlau terang
maupun terlalu redup. Restoran Solaria tidak menggunakan terlalu banyak hiasan
dinding yang menciptakan kesan elegan pada Restoran Solaria. Logo Solaria
berwarna ungu bergambar anak perempuan kecil yang terpasang di tengah atas
bagian outdoor dan pada tiang luar sebelah kanan.
41
sudah berkunjung paling sedikit dua kali ke Restoran Solaria Botani Square.
Jumlah konsumen yang diambil sebagai responden seanyak 100 responden.
Karakteristik konsumen yang disurvei dalam penelitian ini terdiri dari variabel
usia, jenis kelamin, alamat/domisili, pendidikan terakhir, pendapatan per bulan
(uang saku per bulan bagi pelajar atau mahasiswa), pekerjaan dan status
pernikahan.
Jenis Kelamin
Memahami jenis kelamin konsumen adalah penting diketahui oleh pemasar
karena jenis kelamin mempengaruhi selera konsumen. Perhitungan hasil kuesioner
responden Restoran Solaria Botani Square, konsumen yang melakukan pembelian
di Restoran Solaria Botani Square didominasi oleh konsumen perempuan dengan
persentase, perempuan sebesar 74 persen (74 orang) dan laki laki sebesar 26
persen (26 orang). Hal ini dikarenakan perempuan cenderung memiliki tingkat
preferensi terhadap apa yang dikonsumsi lebih tinggi dibandingkan dengan lakilaki.
Domisili
Konsumen yang melakukan pembelian di Restoran Solaria Botani Square
pada umumnya berdomisili di daerah Bogor yaitu sebanyak 69 orang (69 persen).
Hal ini dikarenakan lokasi restoran Solaria Botani Square yang strategis yaitu
terletak di Pusat perbelanjaan Botani Square yang berada di pusat Kota Bogor.
Selain terletak di Pusat perbelanjaan Solaria Botani Square juga berdekatan
dengan sekolah, kampus, perkantoran, sehingga mudah dijangkau oleh konsumen
yang berdomisili di Bogor. Restoran Solaria Botani Square juga memiliki
konsumen yang berdomisili di Luar Bogor seperti dari Tangerang, Jakarta, Depok.
Jumlah konsumen yang berasal dari luar Bogor berjumlah 31 orang (31 persen).
Berdasarkan hasil wawancara, konsumen yang berasal dari luar Bogor melakukan
pembelian di Solaria Botani Square karena ajakan teman yang ingin bersantai dan
berkumpul, ingin bertemu dan berkumpul dengan sanak keluarga yang berada atau
sedang sekolah di Bogor, tempat kerja yang terletak di Bogor dan wisatawan yang
sedang berwisata di Bogor.
Usia
Usia merupakan salah satu karakteristik yang penting untuk diketahui oleh
pihak manajemen restoran karena usia dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan segmentasi dari produk yang ditawarkan oleh restorannya. Sumarwan
(2004) mengatakan bahwa siklus hidup seorang konsumen akan ditentukan oleh
usianya. Sejak lahir seorang manusia telah menjadi konsumen. Ia terus menjadi
konsumen dengan kebutuhan yang berbeda sesuai dengan usianya. Berdasarkan
hasil survei responden menunjukkan bahwa kelompok usia yang menjadi
konsumen Solaria Botani Square mayoritas berusia 18 24 tahun sebanyak 91
orang (91 persen). Selanjutnya diikuti oleh kelompok usia 25 35 tahun sebanyak
7 orang (7 persen), dan kelompok usia 36 50 tahun berjumlah 2 orang (2
persen). Kelompok usia 18 24 tahun mendominasi konsumen Solaria Botani
Square karena kelompok usia 18 24 tahun tergolong kelompok dewasa awal
dimana kelompok usia tersebut merupakan kelompok usia produktif yang aktif
dan dinamis sehingga lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Mereka
42
43
Status pernikahan responden didukung oleh kelompok usia responden yang
mendominasi yaitu kelompok usia 18 24 tahun dan pekerjaan responden yang
pada umumnya sebagai pelajar/mahasiswa.
Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan karakteristik umum konsumen Restoran
Solaria Botani Square
Karakteristik Umum
Jenis Kelamin
Usia
Domisili
Pendidikan Terakhir
Status pernikahan
Pekerjaan
Kategori
Laki laki
Perempuan
18 24 tahun (dewasa awal)
25 35 tahun (dewasa lanjut)
36 50 tahun (separuh baya)
51-65 tahun (tua)
>65 tahun (lanjut usia)
Bogor
Luar Bogor
SD
SLTP
SLTA
Diploma
Sarjana
Pasca sarjana
Belum menikah
Sudah menikah
Janda
Duda
Pelajar /mahasiswa
PNS
Pegawai swasta
Wiraswasta
Pensiunan
Tidak /belum bekerja
Ibu rumah tangga
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000
Rp 2.000.001 - Rp 5.000.000
Rp 5.000.001 - RP10.000.000
Rp 10.000.001 - Rp20.000.000
20.000.000
Jumlah
24
76
91
7
2
0
0
69
31
0
0
55
20
24
1
95
4
1
0
81
1
15
1
0
2
0
32
50
10
6
1
1
Persentase
(%)
24
76
91
7
2
0
0
69
31
0
0
55
20
24
1
95
4
1
0
81
1
15
1
0
2
0
32
50
10
6
1
1
44
ke Mall Botani Square dan konsumen yang berusia dewasa awal yaitu yang
berusia 18-24 tahun.
Pengenalan kebutuhan
Keputusan pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Pengenalan
kebutuhan akan membantu konsumen untuk mengetahui produk atau jasa apa
yang mereka butuhkan. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen
menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Intensitas Makan di Luar Rumah
Berdasarkan Tabel 10 konsumen yang memiliki intensitas makan di luar
rumah setiap hari dalam satu bulan mendominasi konsumen Solaria yaitu sebesar
59 orang (59 persen), kemudian diikuti oleh konsumen yang intensitas makan di
luar rumah 7 15 kali dalam satu bulan sebesar 24 orang (24 persen), sisanya
sebanyak 10 orang (10 persen) yang memiliki intensitas makan di luar 4 6 kali
dalam satu bulan dan 7 orang (7 persen). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
Solaria cenderung memenuhi kebutuhan makan di luar rumah sesuai dengan
karakteristik konsumen solaria yang didominasi oleh pelajar/mahasiswa dan
pegawai swasta yang menghabiskan waktu lebih banyak di luar rumah. Sebaran
responden berdasarkan intensitas untuk makan di luar dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan intensitas untuk makan di luar rumah
Frekuensi makan di luar rumah dalam 1 bulan
Setiap hari
7 15 kali
4 6 kali
2 3 kali
Total
Jumlah (orang)
59
24
10
7
100
Persentase (%)
59
24
10
7
100
45
Selain itu letak dari Solaria Botani Square dekat dengan kampus dan perkantoran.
Alasan terbesar kedua adalah ingin mencoba menu baru dan unik yaitu sebesar 18
orang (18 persen) dan ingin berkumpul serta bersosialisasi dengan teman/rekan
kerja/rekan bisnis sebanyak 18 orang (18 persen). Alasan ini didukung oleh
karakteristik konsumen yang didominasi oleh konsumen dengan kelompok usia
18 24 tahun yang memiliki tingkat keingintahuan dan bersosialisasi dengan
teman/rekan kerja/rekan bisnis yang tinggi. Alasan terbesar ketiga adalah sedang
merasa lapar sebanyak 16 orang (16 persen) dan mencari tempat yang nyaman dan
santai menjadi alasan keempat yaitu sebanyak 11 orang (11 persen). Sebaran
responden berdasarkan alasan makan di luar rumah dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan alasan makan di luar rumah
Alasan Makan di Luar Rumah
Ingin mencoba menu baru dan unik
Mencari tempat yang nyaman dan santai
Sedang merasa lapar
Tidak tersedia waktu makan di rumah (Praktis)
Ingin berkumpul dan bersosialisasi dengan teman/rekan
kerja/rekan bisnis
Total
Jumlah (orang)
18
11
16
37
18
Persentase (%)
18
11
16
37
18
100
100
Jumlah (orang)
Persentase (%)
34
23
34
23
26
26
7
2
7
2
100
100
46
Jumlah (orang)
46
17
24
13
100
Persentase (%)
46
17
24
13
100
Pencarian Informasi
Tahap kedua dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah tahap
pencarian informasi. Pada tahap ini diperlukan informasi mengenai motivasi serta
manfaat yang dicari konsumen dalam mengunjungi restoran tersebut. Pencarian
informasi dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut
dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen
akan mencari informasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan
(pencarian internal) atau memperoleh informasi dari lingkungan (eksternal).
Pencarian informasi dalam penelitian ini akan dijelaskan dengan data tentang
sumber informasi, sumber informasi eksternal, fokus perhatian dari sumber
informasi, dan bentuk promosi.
47
Sumber Informasi
Sumber informasi dari pihak lain mengenai keberadaan tempat makan
seperti restoran lebih besar dibandingkan dengan sumber informasi melalui
ingatan/pengalaman pribadi. Saat ini sangat mudah bagi konsumen untuk
mengakses informasi dari pihak lain terkait suatu restoran karena konsumen akan
terlebih dahulu mencari informasi mengenai suatu restoran yang belum pernah
dikunjungi agar tidak merasa kecewa ketika mengeunjungi restoran tersebut. Hal
ini dapat terlihat dari Tabel 15 yang menyajikan sebaran responden berdasarkan
sumber informasi. Sumber informasi dari pihak lain sebanyak 63 orang (63
persen) sedangkan sumber informasi dari ingatan/pengalaman pribadi sebanyak
35 orang (35 persen).
Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi
Sumber Informasi
Ingatan/ pengalaman Pribadi
Informasi dari pihak lain
Total
Jumlah (orang)
35
63
100
Persentase (%)
35
63
100
48
menjadi lebih diperhatikan oleh konsumen. Harga juga merupakan salah satu
atribut yang penting untuk diperhatikan konsumen karena harga yang ditawarkan
sesuai dengan anggaran menjadi fokus perhatian kedua dari informasi yaitu
sebanyak 27 orang (27 persen). Pelayanan yang cepat dan ramah menjadi fokus
ketiga yaitu sebanyak 8 orang (8 persen), lokasi restoran yang strategis sebanyak 4
orang (4 persen) menjadi fokus perhatian keempat dan yang menjadi fokus
perhatian terakhir adalah fasilitas restoran yang lengkap sebanyak 3 orang (3
persen).
Tabel 18 Sebaran responden berdasarkan fokus perhatian dari sumber informasi
Fokus Perhatian dari Sumber Informasi
Jumlah (orang) Persentase (%)
Lokasi restoran yang strategis
4
4
Harga yang ditawarkan sesuai dengan anggaran
27
27
Pelayanan yang cepat dan ramah
8
8
Cita rasa yang khas dan unik
58
58
Fasilitas restoran yang lengkap
3
3
Total
100
100
Bentuk Promosi
Bentuk promosi yang paling menarik perhatian konsumen adalah potongan
harga pada menu yaitu sebanyak 43 orang (43 persen). Hal ini dikarenakan
mayoritas responden merupakan pelajar dan mahasiswa sangat sensitif terhadap
harga, maka dengan adanya potongan harga lebih dapat menarik perhatian pelajar
dan mahasiswa karena dapat menghemat pengeluaran mereka. Bentuk promosi
selanjutnya yang paling banyak dipilih konsumen adalah paket promosi sebanyak
32 orang (32 persen). Sebanyak 19 orang (19 persen) konsumen memilih bentuk
promosi karena ketersediaan fasilitas yang gratis seperti wifi. Bentuk promosi lain
yang dipilih oleh konsumen adalah paket dan fasilitas untuk acara khusus seperti
ultah sebanyak 4 orang (4 persen) dan lainnya sebanyak 2 orang (2persen).
Tabel 19 Sebaran responden berdasarkan bentuk promosi
Bentuk Promosi
Jumlah (orang)
Potongan harga pada menu
43
Paket dan fasilitas untuk acara khusus seperti ultah
4
Ketersediaan fasilitas yang gratis seperti wifi
19
Paket Promosi
32
Lainnya,
2
Total
100
Persentase (%)
43
4
19
32
2
100
Evaluasi Alternatif
Tahap ketiga dalam tahap keputusan pembelian konsumen adalah Evaluasi
alternatif. Pada tahap ini konsumen akan mulai mencari dan memilih alternatif
restoran yang akan dikunjungi. Dalam hal ini adalah Restoran Solaria Botani
Square. Pada tahap ini konsumen akan menetapkan kriteria kriteria tertentu
sesuai dengan keinginan konsumen untuk membuat keputusan. Pada tahap
evaluasi alternatif konsumen diberi pertanyaan terkait cita rasa makan yang
49
menjadi pilihan konsumen, pertimbangan dalam memilih
pertimbangan awal ketika ingin mengunjungi Restoran Solaria.
lokasi,
dan
Jumlah (orang)
7
4
4
85
100
Persentase (%)
7
4
4
85
100
Jumlah (orang)
Persentase (%)
7
20
52
7
20
52
5
2
14
100
5
2
14
100
50
Jumlah (orang)
Persentase (%)
40
20
3
23
10
3
1
100
40
20
3
23
10
3
1
100
Pembelian
Tahap keempat dalam proses keputusan pembelian adalah tahap pembelian.
Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin
penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian
meliputi keputusan konsumen terkait apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak,
kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana cara membayarnya. Pada tahap
ini konsumen diberi pertanyaan yang berkaitan dengna cara memutuskan untuk
melakukan pembelian, pihak yang mempengaruhi dalam melakukan pembelian,
hari kunjungan ke Restoran Solaria, dan waktu berkunjung ke Restoran Solaria.
Cara Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Di Restoran Solaria
Umumnya pembelian yang dilakukan oleh konsumen Restoran Solaria
merupakan pembelian yang tidak terencana, dimana konsumen belum menentukan
Restoran yang akan di kunjungi sebelum memutuskan untuk melakukan
pembelian. Konsumen yang seperti ini akan lebih mudah terpengaruh oleh teman
dan tampilan restoran yang menarik. Konsumen yang memutuskan untuk
melakukan pembelian di Restoran Solaria dengan terencana sebanyak 73 orang
(73 persen) sedangkan dengan tidak terencana sebanyak 27 orang (27 persen).
Tabel 23 Sebaran responden berdasarkan cara memutuskan untuk melakukan
pembelian di Solaria Botani Square
Cara Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Di
Solaria
Terencana
Tidak Terencana
Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
27
73
100
27
73
100
51
mempengaruhi konsumen adalah inisiatif sendiri sebanyak 31 orang (31 persen).
Sisanya sebanyak 3 orang (3 persen) dipengaruhi oleh keluarga.
Tabel 24 Sebaran responden berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam
melakukan pembelian di Restoran Solaria Botani Square
Pihak yang Mempengaruhi dalam Melakukan
Pembelian Di Restoran Solaria
Inisiatif sendiri
Keluarga
Teman
Total
Jumlah (orang)
31
4
65
100
Persentase (%)
31
4
65
100
Jumlah (orang)
42
58
100
Persentasi (%)
42
58
100
Jumlah (orang)
Persentasi (%)
27
55
18
100
27
55
18
100
Pasca Pembelian
Proses keputusan pembelian tidak berhenti sampai pada tahap pembelian.
Konsumen akan melakukan evaluasi terhadap pembelian yang telah dilakukan
yang disebut dengan pasca pembelian. Hasil dari proses evaluasi pasca pembelian
adalah konsumen puas atau tidak baik. Konsumen yang puas akan melakukan
52
pembelian ulang. Demikian sebaliknya konsumen yang tidak baik akan merasa
kecewa dan menghentikan pembelian kembali. Pada penelitian ini indikator
evaluasi pasca pembelian adalah perasaan puas atau tidak baiknya konsuemn
setelah berkunjung ke Restoran Solaria dan berminat tidaknya konsumen untuk
melakukan pembelian ulang atau berkunjung kembali.
Perasaan Puas Setelah Berkunjung Ke Restoran Solaria
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 26 disajikan sebaran responden
berdasarkan perasaan puas setelah berkunjung ke Restoran Solaria. Sebanyak 70
orang (70 persen) merasa puas dengan kunjungan atau pembelian yang telah
dilakukan di Restoran Solaria, sebanyak 29 orang (29 persen) kurang puas dan 1
orang (1 persen) merasa tidak baik. Tingkat kepuasan yang tinggi membuktikan
bahwa Restoran Solaria sudah memberikan produk atau pelayanan yang baik.
Namun masih terdapat konsumen yang kurang puas atau tidak baik, hal ini dapat
menjadi perhatian pihak restoran agar dapat diminimalisir.
Tabel 27 Sebaran responden berdasarkan perasaan puas setelah berkunjung ke
Restoran Solaria Botani Square
Perasaan Puas Setelah Berkunjung Ke Restoran Solaria
Puas
Kurang puas
Tidak baik
Total
Jumlah (orang)
70
29
1
100
Persentase (%)
70
29
1
100
Jumlah (orang)
Persentase (%)
92
8
92
8
100
100
53
54
Kepentingan
(Importance)
Weight
Factors
Kinerja
(Performance)
Weight Score
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Total
4.38
4.72
4.29
4.26
4.46
4.66
4.6
4.33
4.47
4.60
4.23
4.16
4.53
4,71
4.42
4.08
3.69
3.83
3.64
82.070303
0.053
0.057
0.052
0.052
0.054
0.056
0.056
0.053
0.054
0.056
0.052
0.051
0.055
0.057
0.054
0.049
0.045
0.046
0.044
3.78
3.91
3.76
3.74
3.58
3.11
3.25
3.57
3.59
2.99
3.89
3.72
3.26
3.7
3.77
3.83
3.58
3.33
3.59
67.95
0.201
0.225
0.196
0.194
0.194
0.176
0.182
0.188
0.195
0.168
0.200
0.188
0.179
0.212
0.203
0.190
0.160
0.155
0.159
3.572
71.45
55
Tabel 30 Nilai rata-rata atribut Solaria Botani Square berdasarkan tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja tahun 2013
Atribut
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kepentingan
(Importance)
4-38
4.72
4.29
4.26
Kinerja
(Performance)
378
3.91
3.76
3.74
4.46
4.66
4.6
4.33
4.47
3.58
3.11
3.25
3.57
3.59
4.60
2.99
4.23
3.89
4.16
4.53
3.72
3.26
4.71
4.42
4.08
3.69
3.83
3.64
4.31949
3.7
3.77
3.83
3.58
3.33
3.59
3.576316
Berdasarkan Tabel 28, dapat dilihat bahwa rata rata tingkat kepentingan
atribut adalah 4.32 dan nilai rata rata tingkat kinerja atribut adalah 3.57. Kedua
nilai ini akan menjadi garis tengah pada diagram kartesius Importance
Performance Analysis (IPA) sehingga diagram kartesius akan terbagi menjadi
empat kuadran. Masing masing kuadran dalam diagram menggambarkan
keadaan yang berbeda. Sumbu X pada diagram kartesius menggambarkan tingkat
kinerja atribut, sedangkan sumbu Y menjadi tingkat kepentingan atribut. Berikut
adalah gambar diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA) untuk
atribut atribut Restoran Solaria.
56
4,75
10
Kepentingan
4,50
7
13
14
Kuadran II
59
Kuadran I
15
1
43
4,25
11
4,319
12
16
4,00
18
3,75
Kuadran IV
Kuadran III
17
19
3,50
3,0
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
Kinerja
3,6
3,7
3,8
3,9
57
1.
a.
Penampilan Pramusaji
Penampilan pramusaji merupakan penampilan fisik dari pramusaji baik dari
pakaian maupun dandanan dari pramusaji. Penampilan dapat dinilai dari
rapih/tidaknya seragam pramusaji, bersih/tidaknya seragam pramusaji, dan
menarik/tidaknya penampilan pramusaji. Penampilan pramusaji merupakan atribut
membuat konsumen semakin percaya terhadap kualitas produk dan layanan yang
yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian penampilan pramusaji merupakan
atribut yang harus diperbaiki karena atribut ini dianggap penting oleh konsumen
58
namun kinerja dari atribut ini masih dibawah kepentingannya. Dapat terlihat dari
kesenjangan yang terdapat pada rata rata kinerja atribut sebesar 4.33 sedangkan
rata rata kinerja atribut masih mencapai 3.57. Perbaikan dari penampilan
pramusaji dapat dilakukan dengan memperbaiki seragam dan penampilan
pramusaji dengan pilihan warna seragam yang menarik perhatian, menambah
variasi seragam pramusaji berdasarkan hari operasional agar konsumen tidak
merasa bosan dengan kostum pramusaji.
d.
Kecepatan Penyajian
Kecepatan penyajian atribut yang digunakan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh pramusaji Solaria untuk memenuhi pesanan yang diinginkan oleh
konsumen. Rentang waktu yang digunakan untuk mengukur kecepatan penyajian
mulai dari konsumen memesan makanan dan minuman hingga pesanan makanan
dan minuman yang dipesan terhidang di meja konsumen dan siap disantap.
Atribut ini dianggap penting oleh konsumen karena adanya keinginan konsumen
untuk memenuhi kebutuhan untuk makan dan minum karena merasa lapar. Namun
berdasarkan hasil penelitian masih terdapat kesenjangan antara rata rata
kepentingan dan rata rata kinerja yaitu sebesar 1.62. Nilai gap ini
mengindikasikan bahwa konsumen belum merasa puas terhadap atribut kecepatan
penyajian. Konsumen merasa belum puas karena sering kali pesanan yang
ditunggu lama sekali datangnya bahkan memerlukan waktu lebih dari 15 menit
untuk menunggu. Ketidakpuasan kecepatan penyajian ini lebih sering dirasakan
oleh konsumen ketika hari libur dan akhir pekan. Hal ini terjadi dapat dikarenakan
jumlah pramusaji yang terbatas, kecekatan pramusaji masih kurang, kecepatan
karyawan (juru masak) yang di dapur masak masih kurang sehingga berpengaruh
terhadap kecepatan penyajian. Perbaikan dari atribut ini dapat dilakukan dengan
menambah jumlah staff (juru masak) yang bertugas di dapur dan melakukan
evaluasi agar dapat meningkatkan kecepatan penyajian baik kecepatan juru masak
dalam memasak maupun kecekatan pramusaji sehingga sesuai dengan harapan
konsumen.
e.
59
restoran sehingga dapat dengan tanggap dan cepat merespon apabila ada keluhan
dari konsumen.
2.
a.
60
juga sudah merasa puas dengan harga yang ditawarkan oleh pihak Solaria. Artinya
konsumen menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh pihak Solaria sudah sesuai
dengan pelayanan, kualitas dan rasa makanan dan minuman yang disajikan. Oleh
karena itu, pihak Restoran Solaria perlu mempertahankan kinerja atribut ini.
d.
Kenyamanan Restoran
Atribut kenyamanan menggambarkan suasana yang nyaman dan
menyenangkan bagi pengunjung Restoran Solaria Botani Square. Kenyamanan
restoran dapat dipengaruhi oleh ukuran ruangan, suhu ruangan, dan aroma
ruangan. Kenyamanan restoran dinilai penting oleh konsumen karena kenyamanan
berada di restoran akan merangsang selera makan pengunjung. Konsumen merasa
puas dengan kinerja dari atribut ini karena pihak Restoran Solaria Botani Square
sudah menyediakan ruangan makan yang dapat memberikan kenyamanan bagi
pengunjung. Pihak Restoran Solaria Botani Square menyediakan ruangan dengan
ukuran yang luas dan ruangan yang selalu sejuk. Keseluruhan kinerja dari atribut
ini sudah dinilai baik oleh konsumen sehingga harus dipertahankan oleh pihak
Restoran Solaria.
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Iklan dan Promosi
Iklan dan promosi restoran merupakan kegiatan pemberian informasi
mengenai Restoran Solaria Botani Square serta produk dan jasa yang ditawarkan
untuk menarik minat konsumen. Dalam menjalankan usaha iklan dan promosi
merupakan hal penting untuk menawarkan produk produk, dengan adanya iklan
3.
a.
61
dan promosi perusahaan akan mendapatkan konsumen bahkan pelanggan
sehingga meningkatkan penjualan. Iklan dan promosi yang ada di Restoran
Solaria berupa word of mouth (dari mulut ke mulut), potongan harga, iklan
melalui media cetak dan elektronik . Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa
atribut ini dinilai konsumen tidak penting. Berdasarkan rata rata skor
kepentingan, nilai kepentingan atribut ini berada di bawah skor rata rata
kepentingan keseluruhan atribut Tabel 28. Demikian pula dengan kinerja dari
atribut ini masih belum memuaskan konsumen. Terlihat dari skor rata rata
tingkat kinerja atribut ini yang juga masih di bawah dari skor rata rata kinerja
keseluruhan atribut Tabel 28. Oleh karena itu, atribut iklan dan promosi restoran
mendapatkan prioritas perbaikan atribut yang rendah oleh pihak restoran.
4.
a.
Kuadran IV (Berlebihan)
Tampilan Penyajian Makanan dan Minuman
Tampilan Penyajian makanan dan minuman dalam penelitian ini adalah
seberapa menarik makanan dan minuman yang disajikan oleh pihak restoran.
Tampilan penyajian dapat dilihat dari penataan makanan di atas piring, kerapihan
penataannya, hingga hiasan atau garnish yang digunakan dalam penyajian
makanan begitu pula dengan penyajian minuman, sehingga dapat menggugah
selera konsumen. Berdasarkan rata rata skor kepentingan tampilan penyajian
makanan dan minuman tidak terlalu penting bagi konsumen karena rata rata
skor kepentingan atribut ini berada di bawah skor rata rata kepentingan seluruh
atribut Tabel 28. Namun konsumen sudah merasa puas dengan kinerja atribut ini
terlihat dari skor rata rata tingkat kinerja atribut ini sudah berada di atas skor
rata- rata kinerja seluruh atribut. Konsumen menilai bahwa tampilan penyajian
makanan dan minuman yang disajikan pihak restoran sudah tertata rapih, menarik
dan mampu menggugah selera.
Ketersediaan Variasi Makanan dan Minuman
Atribut variasi makanan dan minuman dalam penelitian ini merupakan
keragaman makanan dan minuman yang ditawarkan oleh pihak restoran sehingga
memudahkan konsumen untuk memilih produk yang diinginkan dan semakin
banyak pilihan jenis makanan dan minuman yang dapat dipilih oleh konsumen.
Pihak Restoran Solaria merupakan salah satu restoran yang selalu siap dengan
beragam makanan dan minuman ketika dipesan oleh konsumennya. Sehingga
konsumen menilai bahwa kinerja dari atribut ini sangat baik dan pada akhirnya
membuat konsumen merasa puas. Namun kinerja dari atribut ini juga dirasa
berlebihan oleh konsumen. Hal ini dapat menjadi pertimbangan pihak Solaria
dalam menyediakan bahan baku untuk memproduksi beragam variasi makanan
dan minuman tersebut. Pertimbangan ini dapat menghemat biaya produksi
Restoran Solaria.
b.
c.
62
Penerangan Restoran
Penerangan Restoran Solaria disesuaikan dengan luas restoran yang
tersedia. Penerangan Restoran Solaria dinilai konsumen sudah baik. Dengan kata
lain pencahayaan pada restoran sudah tepat tidak terlalu gelap dan tidak terlalu
terang sehingga tidak mengganggu konsumen ketika menikmati makanan dan
minuman. Walaupun atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen namun
Solaria harus tetap menjaga kinerjanya untuk memelihara kepuasan konsumen.
g.
Papan Nama
Papan nama merupakan salah satu alat promosi yang sangat sederhana
namun memiliki pengaruh yang besar untuk menarik perhatian konsumen.
Dengan adanya papa nama konsumen akan mengetahui letak dan keberadaan
suatu restoran. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah letak papan nama,
desain yang mencolok yang mampu mempengaruhi ketertarikan konsumen
terhadap restoran. Umumnya konsumen merasa puas dengan kinerja atribut ini
karena papan nama yang terpampang di depan restoran didesain menarik dengan
gambar anak perempuan kecil berwarna ungu. Selain itu ukurannya yang besar
dan posisi yang tepat membuat membuatnya dapat dilihat dari jarak jauh.
63
Berdasarkan hasil analisis Importance Performance Analysis (IPA) maka
prioritas perbaikan atribut adalah atribut-atribut yang berada pada kuadran I yaitu
Kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, penampilan pramusaji,
kecepatan penyajian, kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan.
Sedangkan untuk atribut yang kinerjanya harus dipertahankan adalah atribut yang
berada pada kuadran II yaitu kekhasan cita rasa makanan dan minuman,
kehigienisan makanan dan minuman serta perlengkapan makan, harga makanan
dan minuman, pengetahuan pramusaji terhadap produk, kebersihan ruangan
restoran, dan kenyamanan restoran.
64
Commited buyer
9%
Liking The
Brand
7%
Satisfied
Buyer
5%
Habitual Buyer
21%
Switcher Buyer
58%
Gambar 9 Piramida loyalitas konsumen Restoran Solaria Botani Square
65
diberikan. Restoran Solaria juga dapat melakukan promosi dengan pemberian
diskon atau paket menu kepada konsumennya, Solaria juga dapat memberikan
member card kepada konsumen dan memberikan diskon harga bagi pemegang
member card. Selain itu, Restoran Solaria juga dapat memberikan diskon bagi
pelajar/mahasiswa dengan menunjukkan kartu pelajar/mahasiswa karena sebagian
besar konsumen dari Restoran Solaria adalah pelajar/mahasiswa. Hal tersebut
dapat membuat konsumen semakin ragu untuk berpindah dan menghambat
keinginan konsumen untuk berpindah ke restoran lain.
Konsumen yang sudah termasuk ke dalam kategori switcher buyer tidak
diperhitungkan lagi ke dalam kategori tingkatan loyalitas yang lebih tinggi, karena
58 orang konsumen sudah termasuk ke dalam kategori switcher buyer maka hanya
tersisa 42 orang konsumen yang akan diuji untuk kategori tingkat loyalitas
selanjutnya.
Analisis Habitual Buyer
Habitual buyer merupakan pembeli yang puas dengan produk yang
dikonsumsinya atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkosumsi produk tersebut. Konsumen pada kategori ini melakukan pembelian
di Restoran Solaria Botani Square hanya karena kebiasaan. Oleh karena itu
konsumen tipe ini mungkin bisa disebut sebagai pembeli kebiasaan. Tidak ada
alasan yang kuat baginya untuk berpindah membeli di restoran lain atau berpindah
merek, terlebih jika peralihan tersebut membutuhkan usaha, biaya atau
pengorbanan lain. Berdasarkan penelitian konsumen yang termasuk ke dalam
kategori ini sebanyak 21 orang (21 persen). Konsumen dengan habitual buyer
sebenarnya sudah terpuaskan setelah melakukan pembelian di Restoran Solaria.
Namun konsumen tersebut belum bersedia untuk mengeluarkan biaya peralihan
untuk tetap mengunjungi Restoran Solaria apabila ada perubahan di Restoran
Solaria.
Perubahan yang mungkin terjadi adalah konsumen tidak ingin menunggu
jika Restoran Solaria sedang penuh atau memberi batas waktu maksimal.
Konsumen pada ketegori ini juga akan mencari restoran lain jika Restoran Solaria
sedang tutup dan apabila Restoran Solaria berpindah ke lokasi lain yang jaraknya
lebih jauh karena konsumen tidak bersedia mengorbankan biaya peralihan.
Konsumen yang termasuk dalam kategori habitual buyer tidak disertakan dalam
pengujian tingkat loyalitas selanjutnya. Maka untuk pengujian selanjutnya tersisa
21 konsumen.
Analisis Satisfied Buyer
Tingkatan selanjutnya untuk loyalitas adalah satisfied buyer. Konsumen
yang termasuk kategori ini adalah konsumen yang sudah merasa puas namun
mereka memikul biaya peralihan, biaya dalam waktu, uang, atau risiko kinerja
berkenaan dengan tindakan beralih ke restoran lain. Konsumen bersedia untuk
menanggung biaya peralihan jika kepuasan konsumen yang hilang lebih besar dari
biaya peralihan jika berpindah ke restoran lain maka konsumen memilih untuk
tetap melakukan pembelian di Restoran Solaria namun jika biaya peralihan yang
ditanggung konsumen lebih besar dibandingkan kepuasan yang mereka dapat
ketika tetap bertahan pada Restoran Solaria, maka konsumen memilih untuk
berpindah ke Restoran lain. Konsumen yang termasuk dalam kategori ini
66
berjumlah 5 orang (5 persen) konsumen. Konsumen dalam kategori ini akan rela
menunggu hingga mendapatkan meja jika restoran sedang penuh. Konsumen juga
tidak beralih ke restoran lain jika Restoran Solaria sedang tutup dan bersedia
mengeluarkan biaya dan waktu apabila Restoran Solaria berpindah ke lokasi yang
lebih jauh. Hal hal tersebut terjadi karena konsumen merasa bahwa restoran lain
tidak berfungsi sebaik Restoran Solaria.
Analisis Liking The Brand
Konsumen yang termasuk dalam kategori ini adalah konsumen yang
sungguh sungguh menyukai Restoran Solaria. Konsumen dalam kategori ini
biasanya tidak akan berpindah ke restoran lain karena konsumen merasa puas dan
sangat menyukai Restoran Solari. Selain itu mereka juga bersedia membayar lebih
apabila Restoran Solaria menawarkan makanan dan minuman dengan porsi yang
lebih besar serta tambahan fasilitas. Konsumen dalam kategori liking the brand
bersedia menjadi member jika Restoran Solaria menyediakan fasilitas member dan
merasakan sesuatu yang kurang apabila tidak berkunjung ke Restoran Solaria.
Pada tingkatan liking the brand konsumen sudah memiliki loyalitas yang baik,
tetapi mereka belum pada tahap merekomendasikan dan mengajak orang lain
untuk berkunjung ke Restoran Solaria. Konsumen Restoran Solaria yang termasuk
dalan tingkatan liking the brand sebanyak 7 orang (7 persen ) dari 100 orang
konsumen.
Analisis Committed Buyer
Tingkat teratas dari tingkatan loyalitas adalah committed buyer. Konsumen
pada kategori ini adalah pelanggan yang setia, mereka memiliki suatu kebanggaan
dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek bahkan merek tersebut
menjadi sangat penting bagi mereka baik dari segi fungsi maupun sebagai suatu
ekspresi siapa mereka sebenarnya. Komitmen dari konsumen dalam kategori ini
berdampak terhadap orang lain dan terhadap pasar itu sendiri. Konsumen yang
termasuk dalam kategori ini sebanyak 9 orang (9 persen). Konsumen pada
tingkatan committed buyer pada umumnya sudah pernah merekomendasikan
Restoran Solaria dan mengajak orang lain untuk melakukan pembelian di
Restoran Solaria Botani Square. Restoran Solaria harus mempertahankan
konsumen yang berada pada tingkatan committed buyer karena konsumen pada
tahap ini merupakan konsumen potensial yang dapat menjaga kontiunitas
produksi restoran Solaria.
Berdasarkan gambar piramida loyalitas konsumen Restoran Solaria pada
gambar 7, tingkat loyalitas konsumen didominasi oleh tingkat loyalitas switcher
buyer yaitu sebesar 58 orang (58 persen). Hal ini dikarenakan konsumen
cenderung akan berpindah ke restoran lain jika restoran lain tersebut menawarkan
paket promosi. Oleh karena itu pihak Restoran Solaria perlu menaruh perhatian
tehadap kegiatan promosi yang dilakukan restoran lain yang berada di area Botani
Square, baik yang berupa potongan harga maupun paket bonus menu. Hal ini
sesuai dengan analisis pada proses keputusan pembelian dimana sebanyak 43
orang (43 persen) konsumen paling tertarik dengan bentuk promosi potongan
harga. Hal ini juga dapat dikarenakan lokasi dari Restoran Solaria Botani Square
terletak di pusat perbelanjaan yaitu Mall Botani Square dimana terdapat banyak
restoran yang menjadi alternatif pilihan konsumen. Oleh karena itu untuk
67
mengurangi tingkat loyalitas konsumen yang masih rendah, pihak Restoran solaria
harus mampu membuat hambatan bagi konsumennya untuk berpindah ke restoran
lain. Usaha yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dan jasa,
dan melakukan kegiatan promosi berupa potongan harga dan paket menu promosi
yang dapat menarik perhatian konsumen. Konsumen switcher buyer juga dapat
dipertahankan dengan membuat member card. Memberikan diskon bagi yang
memiliki member card dapat mempertahankan konsumen switcher buyer.
68
18 24 Count
% within Usia
25 35 Count
% within Usia
36 50 Count
% within Usia
Total
Count
% within Usia
Total
64
25
91
70.3%
27.5%
2.2%
100.0%
57.1%
42.9%
.0%
100.0%
100.0%
.0%
.0%
100.0%
70
28
100
70.0%
28.0%
2.0%
100.0%
69
Tabel 32 Hubungan pendapatan terhadap kepuasan konsumen setelah melakukan
pembelian di Restoran Solaria Botani Square
Kepuasan
Kurang
Puas
Pendapatan
Count
%within
puas
22
32
68.8%
28.1%
3.1%
100.0%
34
15
50
68.0%
30.0%
2.0%
100.0%
10
70.0%
30.0%
.0%
100.0%
83.3%
16.7%
.0%
100.0%
100.0%
.0%
.0%
100.0%
70
28
100
70.0%
28.0%
2.0%
100.0%
Pendapatan
Count
%within
Pendapatan
Count
%within
Pendapatan
Count
%within
Pendapatan
Total
Count
%within
Pendapatan
Hasil dari kedua tabel di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen yang
sudah puas setelah melakukan pembelian di Restoran Solaria Botani Square
sebagian besar adalah konsumen dengan usia 18-24 tahun dengan pendapatan Rp
1 000 001- Rp 2 000 000.
Hasil analisis tingkat loyalitas, menunjukkan bahwa tingkat loyalitas
konsumen Restoran Solaria Botani Square masih rendah karena piramida loyalitas
konsumen belum berbentuk piramida terbalik dengan jumlah konsumen sebagian
besar masih termasuk kategori switcher buyer. Hasil analisis hubungan
karakteristik usia terhadap loyalitas dapat terlihat pada Tabel 32. Berdasarkan
Tabel 32 menjelaskan bahwa konsumen yang termasuk pada kategori switcher
buyer didominasi oleh konsumen kelompok usia 18-24 tahun sebesar 53 orang
atau 58,2 persen dari 91 konsumen yang berusia 18-24 tahun. Kemudian diikuti
oleh konsumen yang berusia 25-35 tahun sebesar 5 persen atau 71,4 persen dari 7
orang konsumen yang termasuk kelompok usia 25-35 tahun. Konsumen yang
70
Usia 18-24
tahun
25-35
tahun
36-50
tahun
Total
Count
% within Usia
Count
% within Usia
Count
% within Usia
Count
% within Usia
Switcher
Habitual
Satisfied
buyer
buyer
buyer
brand
buyer
Total
53
20
91
58.2%
22.0%
6.6%
7.7%
5.5%
100.0%
71.4%
.0%
.0%
.0%
28.6%
100.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
100.0%
100.0%
58
20
100
58.0%
20.0%
6.0%
7.0%
9.0%
100.0%
71
Tabel 34 Hubungan pendapatan terhadap loyalitas konsumen Restoran Solaria
Botani Square
Loyalitas
Pendapatan
Count
%within
Switcher
Habitual
buyer
buyer
brand
buyer
Total
22
32
68.8%
18.8%
6.3%
6.3%
.0%
100.0%
29
13
50
58.0%
26.0%
4.0%
8.0%
4.0%
100.0%
10
40.0%
20.0%
10.0%
10.0%
20.0%
100.0%
33.3%
.0%
.0%
.0%
66.7%
100.0%
100.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
100.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
100.0%
100.0%
58
21
100
58.0%
21.0%
5.0%
7.0%
9.0%
100.0%
Pendapatan
1 000 001-2
000 000
Count
% within
Pendapatan
2 000 001-5
000 000
Count
% within
Pendapatan
% within
Pendapatan
Count
% within
Pendapatan
Count
% within
Pendapatan
72
termasuk pada switcher buyer adalah berusia 18-24 tahun dengan pendapatan Rp
1 000 001-Rp 2 000 000 dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa.
Pelajar/mahasiswa pada umumnya sangat rentan terhadap stimulus-stimulus
seperti harga. Hal ini sesuai dengan hasil analisis keputusan pembelian konsumen
menunjukkan bahwa bentuk promosi yang paling menarik perhatian konsumen
adalah potongan harga pada menu. berdasarkan kuadran kartesius atribut harga
berada di kuadran dua yang berarti bahwa atribut harga penting bagi konsumen
dan kinerjanya sudah mampu memuaskan konsumendalam arti bahwa harga sudah
sesuai dengan kualitas produk yang diberikan. Terjadinya konsumen yang
mengalami kepuasan namun belu loyal dapat terjadi karena Restoran Solaria
Botani Square kurang melakukan promosi yang dapat menarik perhatian
konsumen terutama promosi pada potongan harga pada menu. Sebaran responden
berdasarkan bentuk promosi yang dapat menarik perhatian konsumen tersaji pada
Tabel 34.
Tabel 35 Crosstab pekerjaan terhadap bentuk promosi
promosi
Potongan Fasilitas acara Ketersediaan
harga
Pekerjaan
Pelajar/
mahasis
wa
PNS
Count
% within
khusus
wifi
Paket
Menu
promosi
baru
Total
36
14
28
81
44.4%
2.5%
17.3%
34.6%
1.2%
100.0%
100.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
100.0%
15
40.0%
6.7%
26.7%
20.0%
6.7%
100.0%
.0%
.0%
100.0%
.0%
.0%
100.0%
.0%
.0%
50.0%
50.0%
.0%
100.0%
43
20
32
100
43.0%
3.0%
20.0%
32.0%
2.0%
100.0%
Pekerjaan
Count
% within
Pekerjaan
Pegawai Count
swasta
% within
Pekerjaan
wiraswas Count
ta
% within
Pekerjaan
Belum
bekerja
Count
% within
Pekerjaan
Total
Count
% within
Pekerjaan
73
Produk
Produk dari Restoran Solaria adalah beragam menu makanan dan minuman
yang ditawarkan kepada konsumen. Oleh karena itu Restoran Solaria harus
menjaga dan meningkatkan kualitas dari produk yang ditawarkan kepada
konsumen. Pada penelitian ini terdapat beberapa atribut produk yang diukur
tingkat kinerjanya, yaitu kekhasan cita rasa makanan dan minuman kehigienisan
makanan dan perlengkapan makan, tampilan penyajian makanan dan minuman,
dan ketersediaan variasi menu makanan dan minuman.
Berdasarkan hasil pemetaan pada diagram kartesius Importance
Performance Analysis (IPA), kekhasan cita rasa makanan dan minuman yang
merupakan perpaduan masakan Indonesian food dan Chinese food, dan
kehigienisan makanan dan minuman serta perlengkapan makan berada pada
kuadran II. Hal ini menunjukkan bahwa atribut kekhasan cita rasa makanan dan
minuman, dan kehigienisan makanan dan perlengkapan makan dinilai sangat
penting oleh konsumen dan kinerja dari kedua atribut ini dinilai sudah baik. Oleh
karena itu pihak Restoran Solaria harus mempertahankan kinerja dari kedua
atribut tersebut.
Selain kedua atribut diatas terdapat dua atribut lagi pada dimensi produk
yaitu tampilan penyajian makanan dan minuman yang tertata rapi dan menarik
dan ketersediaan makanan dan minuman yang beragam, dimana kedua atribut ini
berada pada kuadran IV dalam diagram Kartesius Importance Performance
Analysis (IPA) yang artinya keberagaman menu pilihan makanan dan minunan,
dan tampilan penyajian makanan dan minuman tidak terlalu penting bagi
konsumen namun konsumen sudah puas terhadap keberagaman menu dan
tampilan penyajian makanan dan minuman walaupun konsumen merasa atribut ini
berlebihan. Atribut tampilan penyajian dapat diperhatikan kembali oleh Restoran
Solaria seperti mengurangi garnish atau hiasan pada tampilan makanan dan
minuman karena atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen namun kinerjanya
74
sudah baik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran Restoran Solaria
Botani Square. Sedangkan unutk atribut keberagaman menu makanan dan
minuman yang tersedia sebaiknya mempertahankan menu makanan dan minuman
yang sering dipesan oleh konsumen, sehingga dapat menghemat biaya produksi.
Harga
Harga merupakan atribut penting dalam strategi pemasaran. Dalam
penelitian ini harga makanan dan minuman berada pada kuadran II pada diagram
Kartesius Important Performance Analysis. Pemetaan tersebut menunjukkan
bahwa atribut harga makanan dan minuman memiliki tingkat kepentingan yang
tinggi dan kinerja atribut ini juga sudah baik dapat dikatakan konsumen sudah
merasa puas terhadap kinerja dari atribut ini. Restoran sudah menentapkan harga
sesuai dengan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
Hal ini juga sesuai dengan hasil analisis sebelumnya bahwa karakteristik dari
konsumen. Restoran Solaria pada umumnya adalah pelajar dan mahasiswa dimana
mereka masih sangat mempertimbangkan harga dalam melakukan pembelian.
Juga terlihat pada hasil analisis tingkat loyalitas sebagian besar konsumen
termasuk pada kategori switcher buyer, dimana konsumen pada kategori ini sangat
sensitif terhadap perubahan harga. Oleh karena itu Restoran Solaria harus
mempertahankan kinerja dari atribut ini dan selalu berhati hati jika ingin
melakukan perubahan terhadap harga.
Orang
Pramusaji merupakan bagian yang selalu melekat dengan restoran karena
restoran bukan hanya menjual produk kepada konsumen melainkan pelayanan jasa
juga menjadi atribut yang ditawarkan kepada konsumen. Oleh karena itu kinerja
dari pramusaji perlu menjadi salah satu fokus perhatian dari pihak Restoran
Solaria. Pada penelitian ini atribut yang berkaitan dengan pramusaji adalah
kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, pengetahuan
pramusaji terhadap produk dan penampilan pramusaji.
Hasil pemetaan pada diagram Kartesius Importance Performance
Analysisi Kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, dan
penampilan pramusaji berda pada kuadran I. Hal ini menunjukkan bahwa keempat
atribut tersebut dianggap sangat penting bagi konsumen namun kinerja dari atribut
tersebut masih rendah atau belum dapat memuaskan konsumen. Restoran Solaria
Botani Square perlu memperbaiki kinerja dari ketiga atribut tersebut karena
dianggap penting oleh konsumen. Konsumen merasa bahwa pramusaji kurang
sigap apabila konsumen meminta bantuan untuk membersihkan meja ketika baru
datang, meminta tissue atau meminta daftar menu ketika ingin memesan. Hal ini
sering terjadi ketika hari libur dan akhir pekan, ini dapat diatasi dengan
menambah jumlah karyawan ketika hari libur atau akhir pekan. Pramusaji juga
harus selalu memperhatikan kondisi restoran baik dalam keadaan ramai maupun
keadaan tidak terlalu ramai sehingga jika ada konsumen yang baru datang dan
membutuhkan bantuan pramusaji dapat langsung melayani. Pramusaji yang
75
kurang mengerti/peka terhadap permintaan konsumen juga dapat menjadi
penyebab dari ketidaksigapan pramusaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kinerja atribut ini adalah menetapkan seorang menjadi
captain area yang mengawasi kondisi restoran dan melakukan evaluasi ketika jam
operasional berakhir.
Penampilan pramusaji menjadi salah satu daya tarik sebuah restoran.
Pramusaji yang terlihat rapih dan bersih, menggunakan seragam dan tampak
elegan dan membuat konsumen semakin percaya terhadap pelayanan yang akan
diberikan pramusaji. Namun konsumen masih belum puas dengan kinerja atribut
ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pilihan warna pada seragam
pramusaji lebih menarik, penampilan dari pramusaji harus tampak lebih elegan
tapi santai dan memiliki seragam yang berbeda pada hari hari tertentu.
Keramahan dan kesopanan pramusaji juga perlu diperhatikan seperti memberi
senyum, menghantarkan konsumen ke meja makan ketika baru datang, memberi
salam dan sapaan ketika konsumen datang maupu ketika konsumen hendak pergi.
Atribut ini sangat penting bagi konsumen namun konsumen juga belum puas
dengan kinerja atribut ini. Oleh karena itu kinerja dari atribut ini harus diperbaiki
oleh Restoran Solaria. Alternatif strategi bauran pemasaran terhadap atribut
keramahan dan kesopanan dapat dilakukan dengan memberikan pengarahan atau
menekankan sifat ramah pramusaji terhadap konsumen saat pelatihan dan
evaluasi. Restoran Solaria juga dapat menerapkan atribut ini menjadi standar
operasional Restoran Solaria. Pengetahuan pramusaji mengenai makanan dan
minuman yang ditawarkan juga menjadi salah satu penilaian konsumen terhadap
suatu restoran. Berdasarkan penelitian atribut pengetahuan pramusaji terhadap
menu berada pada kuadran II yang artinya konsumen menilai bahwa atribut ini
penting bagi konsumen dan kinerja dari atribut ini sudah baik. Konsumen merasa
bahwa pramusaji Restoran Solaria sudah komunikatif menjelaskan terkait menu
ketika konsumen membutuhkan informasi terkait menu tersebut. Kinerja dari
atribut ini harus dipertahankan karena penting bagi konsumen.
Tempat
Tempat merupakan faktor penting dalam mendirikan usaha restoran.
Atribut yang berkaitan dengan tempat pada penelitian ini adalah kemudahan
dalam menjangkau lokasi. Kemudahan dalam menjangkau lokasi berada pada
kuadran IV yang berarti bahwa atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen
namun kinerja atribut tersebut sudah baik. Hal ini dikarenakan Restoran Solaria
terletak di pusat perbelanjaan Mall Botani Square, dekat dengan perkantoran dan
kampus/sekolah. Berdasarkan hasil analisis proses pengambilan keputusan
konsumen juga terlihat bahwa pada umumnya pertimbangan awal konsumen
datang ke Restoran Solaria karena lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau.
Promosi
Promosi digunakan untuk meperkenalkan produk atau jasa yang
ditawarkan kepada konsumen. Atribut promosi yang dianalisis pada penelitian ini
76
adalah ketersediaan papan nama dan iklan. Iklan dan promosi dapat dilakukan
dengan berbagai cara yang menarik sehingga konsumen terpengaruh untuk
melakukan pembelian. Pada penelitian ini atribut iklan dan promosi berada pada
kuadran III pada diagram Kartesius Importance Performance Analysis. Dapat
disimpulkan bahwa iklan dan promosi tidak terlalu penting bagi konsumen dan
kinerja dari atribut ini juga masih rendah. Restoran Solaria sudah melakukan
promosi dalam bentuk iklan melalui media internet, majalah, dan pamflet. Namun
promosi yang paling berpengaruh adalah word of mouth, terlihat pada analisis
keputusan pembelian kebanyakan konsumen berkunjung ke Restoran Solaria
karena dipengaruhi oleh teman. Prioritas perbaikan kinerja dari atribut ini
dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen namun perlu diperbaiki oleh pihak
Restoran Solaria untuk menjaga eksistensi dari Restoran Solaria. Promosi melalui
papan nama berada pada kuadran IV. Atribut ini juga dianggap tidak terlalu
penting bagi konsumen tetapi kinerjanya sudah berlebihan menurut konsumen.
Hal ini dikarenakan papan nama Restoran Solaria berukuran besar sudah
terpampang di depan restoran. Papan nama yang didesain dengan menarik
berwarna ungu sehingga terlihat jelas.
Proses
Proses merupakan bauran pemasaran yang harus diperhatikan oleh
Restoran Solaria karena restoran merupakan usaha yang tidak hanya menjual
produk tetapi juga menjual jasa. Atribut yang termasuk ke dalam bauran
pemasaran proses adalah kecepatan penyajian, kecepatan transaksi pembayaran,
kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan konsumen. Atribut kecepatan
penyajian dan kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan berada pada
kuadran I. Atribut ini perlu diperhatikan oleh pihak Restoran Solaria karena
dianggap penting oleh konsumen namun kinerjanya masih rendah. Perbaikan
atribut kecepatan penyajian dapat dilakukan dengan menambah juru masak, dan
melakukan pelatihan kepada pramusaji agar pramusaji dapat lebih cekatan dalam
penyajian pesanan konsumen. Kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan
konsumen dapat ditingkatkan kinerjanya dengan menetapkan satu orang untuk
selalu memantau situasi restoran sehinggga jika ada konsumen yang
membutuhkan bantuan dapat langsung ditangani dengan cepat dan tepat. Atribut
kecepatan transaksi berada pada kuadran IV, konsumen menilai bahwa kinerja
atribut ini sudah baik tetapi tidak terlalu penting bagi konsumen. Restoran Solaria
perlu mempertahankan kinerja atribut ini karena kinerjanya dinilai baik oleh
konsumen.
Bukti Fisik
Kebersihan ruangan restoran yang terbebas dari kotoran serta debu pada
setiap meja, kursi, lantai dan perabot pajangan, kenyamanan restoran yang luas,
sejuk dan menenangkan, penataan eksterior dan interior ruangan yang unik, rapih
dan menarik perhatian, dan penerangan restoran yang pas merupakan fasilitas
penunjang yang dapat meningkatkan kenyamanan konsumen ketika berkunjung ke
77
Restoran Solaria. Kebersihan ruangan restoran dan kenyamanan restoran sudah
memiliki kinerja yang baik dan dianggap penting oleh konsumen oleh karena itu
harus dipertahankan tingkat kinerjanya. Sedangkan untuk penataan interior dan
eksterior ruangan, dan penerangan ruangan tidak dianggap penting oleh konsumen
tetapi kinerjanya sudah membuat konsumen puas namun konsumen merasa bahwa
kinerja dari atribut ini berlebihan. Pihak Restoran Solaria tidak perlu menurunkan
kinerja atribut penataan interior dan eksterior ruangan, dan penerangan restoran
selama atribut tersebut tidak mengeluarkan biaya yang tinggi jika dipertahankan.
Oleh karena itu Restoran Solaria harus tetap mempertahankan kinerja dari atribut
ini sehingga kepuasan konsumen tetap dipertahankan.
78
79
DAFTAR PUSTAKA
Aaker AD. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Spektrum Mitra Utama. Jakarta.
Amstrong G & Philip, K. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa
Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: PenerbitPrenhalindo.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. Jumlah Penduduk Kota Bogor
Tahun 1990-2010. Bogor : BPS Kota Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. PDRB Kota Bogor. Bogor : BPS
Kota Bogor.
Christoper H Lovelock. 1992. Manajemen Pemasaran Jasa. Penerjemah:Agus
Widyantoro. Jakarta: PT INDEKS.
Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2012. Jumlah Restoran
Kota Bogor 2007-2011. Bogor
Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2012. Jumlah
Kunjungan Wisatawan Domestik Ke Kota Bogor 2005-2009. Bogor
Engel JF, Blackweel RD, Winiard PW. 1994. Perilaku Konsumen Jilid I Edisi
Pertama. Budiyanto FX, penerjemah;Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan
dari : Consumen Behavior Sixth Edition.
Engel JF, Blackweel RD, Winiard PW. 1994. Perilaku Konsumen Jilid II Edisi
Keenam. Budiyanto FX, penerjemah;Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan
dari : Consumen Behavior Sixth Edition
Griffin J. 1996. Customer Loyalty (Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan). Jakarta : PT. Erlangga
Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip prinsip Pemasaran. Ed ke-12 Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Ed ke-11. Molan B, penerjemah ;Jakarta :
PT.Indeks. Terjemahan dari : Marketing Management.
Kotler P. 2009. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, jilid 2). Erlangga, Jakarta.
Kurniawan, Petrik Hendra. 2010. Analisis Kepuasan Konsumen dengan Metode
Servqual [Skripsi]. Jakarta. Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia
Atmajaya.
Maharani G. 2009. Analisis Kepuasan KonsumenTerhadap Agricafe Kota Bogor
[skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Mowen dan Minor. 2001. Customer Behavior (Terjemahan). Erlangga. Jakarta.
Mukhtar. 2004. Perlunya Standar Lingkup dan Permasalahan Pelayanan Sebuah
Restoran Hotel. Jurnal. Program Studi Pariwisata. Fakultas Sastra. Universitas
Sumatera Utara.
Novrianto G S. 2012. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap
Produk Donat di J.Co Donuts and Coffee Tamini Square di Jakarta Timur
[skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian Bogor.
Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan
SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Putri Detasya N. 2011. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan
Konsumen di restoran Sagoo Kitchen Botani Square Serta Implikasinya
Terhadap Bauran Pemasaran [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manjemen, Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti freddy.2009. Riset pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
80
Setiadi N. 2008. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta Kencana.
Siagian D. 2002. Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Pt
Gramedia Pustala Utama.
Sianturi L. 2010. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran DCost
Plaza Atrium Senen Jakarta Pusat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Simamora B. 2002. Panduan Riset perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sumbara Nanang. 2010. Analisis Hubungan Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
Restoran Waroeng Taman Kota Bogor [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Supranto J. 2001. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk meningkatkan
pangsa pasar. Jakarta : rineka cipta.
Tjiptono F. 1997. Strategi Pemasaran. Jakarta : Andy 0ffset.
Umar Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia,
Jakarta
WA Marsun. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Andy Offset,
Yogyakarta.
81
LAMPIRAN
Reliability Statistics
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
100.
0
.0
30
100.
0
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
Cronbach's
Alpha
.827
77.3333
46.782
-.054
.842
A2
76.8000
44.717
.381
.822
A3
77.2333
40.875
.583
.810
A4
77.2333
42.737
.373
.821
A5
76.9333
46.616
-.007
.834
A6
76.9333
46.202
.042
.833
A7
76.9667
44.930
.254
.825
A8
77.4667
40.671
.510
.813
A9
77.3333
43.609
.359
.821
A10
77.0667
44.823
.148
.832
A11
77.7000
41.045
.449
.817
A12
77.6667
40.368
.498
.814
A13
77.2333
40.737
.519
.813
A14
77.0667
42.064
.597
.812
A15
77.1667
41.592
.539
.813
A16
77.4667
40.671
.454
.817
A17
77.9667
39.482
.588
.808
A18
77.9000
38.645
.685
.802
A19
77.9333
39.030
.676
.803
.816
19
82
Lampiran 2 Dokumentasi
83
Lampiran 3
Indikator Penilaian Kinerja Atribut Menggunakan Skala Linkert
1.
2.
Penilaian saya terhadap kehigienisan makanan yang disajikan dan perlengkapan makan yang
digunakan:
1 = (Sangat tidak baik) jika makanan dan perlengkapan makan kotor.
2 = (Tidak baik) jika terdapat sedikit benda asing (debu atau kotoran lainnya) pada makanan
dan perlengkapan makan.
3 = (Cukup baik) jika makanan dan perlengkapan makan cukup bersih.
4 = (Baik) jika tidak terdapat benda asing (debu atau kotoran lainnya) pada makanan dan
perlengkapan makan saat makan.
5 = (Sangat baik) jika tidak terdapat benda asing (debu atau kotoran lainnya) pada makanan
dan perlengkapan makan.
3.
4.
Penilaian saya terhadap keragaman atau variasi menu makanan dan minuman yang terdapat
di Restoran Solaria Botani Square:
1 = (Sangat tidak baik) jika variasi menu sangat sedikit dan tidak ada pilihan yang lebih
menarik.
2 = (Tidak baik) jika menu kurang bervariasi, kurang lengkap dan terkesan agak
membosankan.
3 = (Cukup baik) jika variasi menu makanan dan minuman cukup beragam, cukup banyak
pilihan menu yang bisa menjadi pertimbangan.
4 = (Baik) jika menu beragam dan memiliki berbagai variasi makanan dan minuman unik
yang dapat dipilih.
5 = (Sangat baik) jika variasi menu sangat beragam, sangat banyak pilihan makanan dan
minuman unik yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk mencoba.
5.
84
2 = (Tidak baik) jika harga makanan dan minuman yang ditawarkan tidak sesuai dengan
pelayanan, kualitas dan rasa yang saya dapatkan.
3 = (Cukup baik) jika harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup sesuai dengan
pelayanan, kualitas dan rasa yang saya dapatkan.
4 = (Baik) jika harga makanan dan minuman yang ditawarkan sesuai dengan pelayanan,
kualitas dan rasa yang saya dapatkan.
5 = (Sangat baik) jika harga makanan dan minuman yang ditawarkan sangat sesuai dengan
pelayanan, kualitas dan rasa yang saya dapatkan.
6. Penilaian saya terhadap kesigapan pramusaji melayani konsumen:
1 = (Sangat tidak baik) jika pramusaji sangat tidak peka terhadap kedatangan saya, saya tidak
segera dilayani walaupun telah duduk di depan meja makan, serta saya sering tidak dilayani
segera meskipun saya sudah mendatangi pramusaji.
2 = (Tidak baik) jika saya disambut saat datang, tetapi baru dilayani setelah saya berinisiatif
meminta menu dan pramusaji tidak mengetahui posisi tempat saya makan.
3 = (Cukup baik) jika saya disambut saat datang dan ditemani mencari table, kemudian segera
menawarkan daftar menu, pramusaji mengetahui posisi saya tetapi tidak selalu memperhatikan
saya sehingga pramusaji tidak segera datang ketika saya mengangkat tangan saya.
4 = (Baik) jika saya disambut saat datang dan ditemani mencari table, kemudian segera
menawarkan daftar menu, pramusaji mengetahui posisi saya dan selalu memperhatikan saya
namun pramusaji tidak segera datang ketika saya mengangkat tangan saya.
5 = (Sangat baik) jika saya disambut saat datang dan ditemani mencari table, kemudian
segera menawarkan daftar menu, pramusaji mengetahui posisi saya dan selalu memperhatikan
saya sehingga pramusaji akan segera datang ketika saya mengangkat tangan saya.
7. Penilaian saya terhadap keramahan dan kesopanan pramusaji dalam melayani pelanggan:
1 = (Sangat tidak baik) jika saya tidak disapa pada saat datang dan ekspresi muka pramusaji
datar dan tidak menawarkan bantuan dengan sikap dan tutur kata yang tidak enak didengar.
2 = (Tidak baik) jika saya tidak disapa pada saat datang dan ekspresi muka pramusaji datar.
3 = (Cukup baik) jika saya disapa pada saat datang, tersenyum kadang-kadang, tutur kata
biasa saja.
4 = (Baik) jika saya disapa pada saat datang, selalu tersenyum.
5 = (Sangat baik) jika saya disapa pada saat datang, selalu tersenyum dan menawarkan
bantuan dengan sikap dan tutur kata yang baik.
8. Penilaian saya terhadap penampilan pramusaji:
1 = (Sangat tidak baik) jika penampilan pramusaji tidak rapi sehingga membuat saya tidak
ingin datang kembali.
2 = (Tidak baik) jika pramusaji berpenampilan kurang rapi dan bersih.
3 = (Cukup baik) jika pramusaji berpenampilan cukup rapi dan bersih, menggunakan seragam
namun tidak elegan (biasa-biasa saja).
4 = (Baik) jika pramusaji berpenampilan rapi dan bersih, menggunakan seragam dan tampak
elegan.
5 = (Sangat baik) jika pramusaji berpenampilan sangat rapi dan bersih, menggunakan
seragam dan tampak elegan sehingga saya percaya terhadap pelayanan yang diberikan
pramusaji.
9. Penilaian saya mengenai pengetahuan pramusaji terhadap produk:
1 = (Sangat tidak baik) jika seringkali pertanyaan saya mengenai menu yang tercantum dalam
daftar tidak terjawab.
2 = (Tidak baik) jika pramusaji masih terlihat bingung dalam menjawab pertanyaan saya
tentang menu.
3 = (Cukup baik) jika jawabannya tidak lengkap namun sudah cukup membuat saya mengerti
akan penjelasannya tentang menu tersebut.
4 = (Baik) jika pengetahuan mengenai hampir semua menu dikuasai, pramusaji dapat
menjelaskan dengan lengkap, jelas, dan mudah dimengerti.
85
5 = (Sangat baik) jika pengetahuan tentang menu yang ditawarkan sangat memadai,
pramusaji bahkan dapat menjelaskan bahan-bahan dan proses pembuatan semua menu secara
detail.
10. Penilaian saya mengenai kecepatan penyajian terhadap pesanan menu:
1 = (Sangat tidak baik) jika pramusaji mengantarkan pesanan dalam waktu yang lama, lebih
dari 20 menit.
2 = (Tidak baik) jika pramusaji kurang cepat mengantarkan pesanan, saya harus menunggu
selama 20 menit.
3 = (Cukup baik) jika pramusaji cepat mengantarkan pesanan, saya hanya harus menunggu
selama 15 menit.
4 = (Baik) jika pramusaji mengantarkan pesanan kurang dari 15 menit.
5 = (Sangat baik) jika pelayan restoran sangat cepat mengantarkan pesanan kurang dari 10
menit.
11. Penilaian saya terhadap kemudahan dalam menjangkau lokasi Restoran Solaria Botani Square:
1 = (Sangat tidak baik) jika lokasi Restoran Solaria Botani Square sulit dijangkau dari semua
pintu masuk mall.
2 = (Tidak baik) jika lokasi Restoran Solaria Botani Square sulit dijangkau dari beberapa
pintu masuk mall.
3 = (Cukup baik) jika lokasi Restoran Solaria Botani Square sulit dijangkau dari semua pintu
masuk mall, agak sulit terlihat, dan agak sulit untuk dihafal letaknya.
4 = (Baik) jika lokasi Restoran Solaria Botani Square mudah dijangkau dari semua pintu
masuk mall, mudah terlihat, namun masih agak sulit untuk dihafal letaknya.
5 = (Sangat baik) jika lokasi Restoran Solaria Botani Square mudah dijangkau dari semua
pintu masuk mall, mudah terlihat, dan mudah untuk dihafal letaknya.
12. Penilaian saya terhadap kecepatan kasir dalam transaksi pembayaran :
1 = (Sangat tidak baik) jika saya harus menyelesaikan pembayaran dalam waktu lebih dari 4
menit.
2 = (Tidak baik) jika saya harus menyelesaikan pembayaran dalam rentang waktu 3,01 sampai
4 menit.
3 = (Cukup baik) jika saya harus menyelesaikan pembayaran dalam rentang waktu 2,01
sampai 3 menit.
4 = (Baik) jika saya harus menyelesaikan pembayaran dalam rentang waktu 1 sampai 2 menit.
5 = (Sangat baik) jika saya harus menyelesaikan pembayaran kurang dari 1 menit.
13. Penilaian saya terhadap kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan konsumen:
1 = (Sangat tidak baik) jika semua keluhan tidak direspon dengan baik oleh pihak restoran,
membutuhkan waktu lama untuk merespon dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan
sering terjadi kesalahpahaman.
2 = (Tidak baik) jika pihak restoran kurang sigap dalam merespon keluhan dan kurang sesuai
dengan yang diharapkan.
3 = (Cukup baik) jika pihak restoran cukup sigap dalam merespon keluhan, walaupun masih
belum sesuai dengan yang diharapkan.
4 = (Baik) jika pihak restoran sigap dan cepat menanggapi keluhan konsumen sesuai dengan
yang diharapkan.
5 = (Sangat baik) jika pihak kesigapan pihak restoran dalam menanggapi keluhan pelanggan
sangat baik dan sangat sesuai dengan yang diharapkan, tidak pernah ada kesalahpahaman
antara pelanggan dan pihak restoran.
14. Penilaian saya terhadap kebersihan ruangan restoran:
1 = (Sangat tidak baik) jika ada kotoran dan sampah di meja, kursi, dan lantai Sering kali
meja dan kursi belum dibersihkan saat saya telah duduk di depan meja makan.
2 = (Tidak baik) jika ada kotoran dan sampah di meja, kursi, dan lantai meskipun sudah
dibersihkan sebelum saya duduk di depan meja makan.
3 = (Cukup baik) jika tidak ada kotoran dan sampah di meja, namun masih ada di kursi dan
lantai meskipun sudah dibersihkan sebelum saya duduk di depan meja makan.
86
4 = (Baik) jika tidak ada kotoran di meja, kursi dan lantai tetapi masih ada debu di lantai dan di
perabot-perabot pajangan interior ruangan.
5 = (Sangat baik) jika ruangan restoran tampah bersih dan tidak ada kotoran serta debu di
meja, kursi, lantai dan perabot pajangan interior di ruangan restoran.
15. Penilaian saya terhadap kenyamanan restoran:
1 = (Sangat tidak baik) jika saya merasa sangat tidak nyaman dengan ruangan restoran,
karena menurut saya ruangan di restoran ini sangat sumpek, sempit dan panas, tidak ada
penyejuk ruangan.
2 = (Tidak baik) jika saya merasa tidak nyaman dengan ruangan restoran yang kurang luas
dan terasa panas.
3 = (Cukup baik) jika saya merasa cukup nyaman dengan ruangan yang cukup luas dan cukup
sejuk.
4 = (Baik) jika saya merasa nyaman dengan ruangan luas dan terasa sejuk.
5 = (Sangat baik) jika saya merasa sangat nyaman dengan ruangan sangat luas dan sejuk,
ruangan restoran menggunakan pewangi yang menenangkan sehingga saya dapat menikmati
hidangan dengan baik.
16. Penilaian saya terhadap penataan eksterior dan interior restoran:
1 = (Sangat tidak baik) jika meja dan kursi tidak tertata dengan rapi, dekorasi restoran
terkesan asal-asalan dan banyak perabotan yang mengganggu atau tidak sesuai dengan konsep
restoran yang bernuansa ungu.
2 = (Tidak baik) jika meja dan kursi tertata cukup rapi namun dekorasi restoran terlalu ramai
dan tampilan eksterior dan interior restoran kurang menarik.
3 = (Cukup baik) jika dekorasi restoran cukup menarik, tata ruang restoran cukup rapi,
tampilan luar restoran dan ruangan restoran sesuai dengan konsep restoran.
4 = (Baik) jika dekorasi dan desain ruangan restoran sesuai dengan konsep restoran bernuansa
ungu, tampilan luar dan ruangan restoran menarik.
5 = (Sangat baik) jika restoran didesain sesuai dengan konsep restoran bernuansa ungu, tata
ruang dan tampilan luar restoran unik, rapi, terlihat elegan dan sangat menarik perhatian.
17. Penilaian saya terhadap penerangan restoran:
1 = (Sangat tidak baik) jika saya merasa penerangan restoran sangat tidak memadai karena
cahaya sangat redup baik siang atau malam sehingga saya sangat terganggu saat akan
menikmati hidangan.
2 = (Tidak baik) jika saya merasa penerangan restoran kurang memadai baik siang atau
malam, sehingga saya sedikit terganggu saat akan menikmati hidangan.
3 = (Cukup baik) jika saya merasa penerangan restoran pas pada malam hari saja sedangkan
siang hari sedikit redup.
4 = (Baik) jika saya merasa penerangan restoran sesuai sehingga membantu saya dalam
menikmati hidangan.
5 = (Sangat baik) jika saya merasa penerangan restoran sangat sesuai, tidak terlalu terang dan
tidak terlalu redup baik siang atau pun malam sehingga membantu saya dalam menikmati
hidangan.
18. Penilaian saya terhadap iklan dan promosi yang dilakukan pihak restoran:
1 = (Sangat tidak baik) jika saya tidak pernah mendengar sedikit pun atau melihat berbagai
kegiatan iklan dan promosi mengenai Restoran Solaria.
2 = (Tidak baik) jika saya pernah mendengar atau pun melihat berbagai kegiatan mengenai
promosi dan iklah dari pihak restoran, namun hal itu tidak menarik perhatian atau minat saya
untuk mengunjungi restoran.
3 = (Cukup baik) jika saya merasa pernah mendengar atau pun melihat berbagai promosi dan
iklan dan hal tersebut cukup menarik perhatian saya.
4 = (Baik) jika membuat saya langsung tertarik untuk mengunjungi restoran ketika saya
mendengar atau melihat promosi mengenai Restoran Solaria.
5 = (Sangat baik) jika saya sering mendengar atau melihat berbagai promosi dan iklan
mengenai Restoran Sagoo Kitchen dan membuat saya sangat tertarik dan terus menerus
mengunjungi restoran tersebut.
87
19. Penilaian saya terhadap papan nama Restoran Solaria Botani Square:
1 = (Sangat tidak baik) jika posisi papan nama tidak pas (kurang dapat terlihat) dan tidak
mencolok.
2 = (Tidak baik) jika posisi papan nama tidak pas (kurang dapat terlihat) meskipun papan
nama cukup mencolok.
3 = (Cukup baik) jika posisi papan nama pas (terlihat dengan baik), kurang mencolok dan
belum dapat menggugah saya untuk berkunjung.
4 = (Baik) jika posisi papan nama pas (dapat terlihat dengan baik), mencolok, namun belum
dapat menggugah selera saya untuk berkunjung.
5 = (Sangat baik) jika papan nama pas (dapat terlihat dengan baik), mencolok dan
menggugah saya untuk berkunjung.
88
89
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pansuran, Sumatera Utara pada tanggal 18 September
1991. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak B.F
Siregar dan Ibunda N Sirait.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 124398 pada tahun
2003 dan pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Pematang Siantar namun
menyelesaikan Pendidikan menegah pertama di SMP Advent Ciracas Jakarta
Timur pada tahun 2006. Pendidikan lanjutan menengah atas si SMAN 58 Jakarta
yang diselesaikan pada tahun 2009.
Penulis diterima di Prorgam sarjana Departemen Agribisnis, Institut
Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Selama menikuti pendidikan penulis merupakann anggota UKM
Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB di Komisi Pelayanan Anak tahun 2009-2013.