Anda di halaman 1dari 105

ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH

BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN


(SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG
AMPEL BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Oleh:
ANIS WAHYUNINGTYAS
NIM 201 10 006

JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
2013

MOTTO
1. Orang hebat

tidak dihasilkan melalui

kemudahan,

kesenangan atau kenyamanan, tetapi mereka dibentuk dari


tantangan dan air mata.
2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasihati untuk kebenaran dan menasihati untuk
kesabaran (QS. AL-Asr ayat 2& 3).
3. Dimana ada keinginan, pasti ada jalan menuju kesuksesan.

vi

ABSTRAK
Anis Wahyuningtyas, 2013. Analisis Produk Simpanan Mudharabah Berjangka
Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) Di KJKS BMT Tumang Cabang
Ampel Boyolali. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII
Perbankan Syariah (PS). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, SE,.M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan


produk SIMUDAMAPAN dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013, strategi
yang digunakan dalam pemasaran produk pendanaan khususnya produk
SIMUDAMAPAN, serta bagaimana tanggapan atau persepsi nasabah terhadap
produk SIMUDAMAPAN di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel Boyolali.
Dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara terstruktur, observasi,
dan dokumentasi, maka dihasilkan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa
perkembangan produk SIMUDAMAPAN mengalami peningkatan, yang dinilai
dari jumlah nasabah serta jumlah total saldo simpanan. Dalam pemasaran produk
pendanaan khususnya produk SIMUDAMAPAN KJKS BMT Tumang Cabang
Ampel Boyolali, strategi yang digunakan yaitu dengan : 1) Menetapkan pasar
sasaran yang tepat dan Segmentasi; 2) Pemasar (orang yang memasarkan produk)
dan Prospek yang kompeten; 3) Produk yang inovatif; 4) Promosi yang menarik.
Persepsi nasabah tentang produk adalah SIMUDAMAPAN merupakan produk
simpanan yang bermanfaat, bagus, dan inovatif dalam perencanaan pendidikan.
Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini memberikan saran antara lain,
tentang: 1) Memperluas pasar sasaran; 2) Menambah fasilitas layanan di Kantor
Cabang Ampel, misalnya adanya Televisi di ruang tunggu agar nasabah tidak
merasa bosan saat menunggu antrian; 3) Lebih memperbanyak sosialisasi produk
pembiayaan dan pendanaan, misalnya kantor- kantor Instansi Pemerintah, agar
KJKS BMT Tumang lebih dikenal oleh masyarakat luas, khususnya Cabang
Ampel Boyolali.

Kata Kunci : Pendanaan, Strategi, Pemasaran, KJKS BMT Tumang, Persepsi,


Nasabah.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................

HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ...............................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................

MOTTO ...........................................................................................

vi

PERSEMBAHAN ..........................................................................

vii

KATA PENGANTAR ....................................................................

viii

ABSTRAK ......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................

xiv

DAFTAR TABEL ...........................................................................

xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................

A. Latar Belakang Masalah .....................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................

C. Tujuan dan Kegunaan .........................................................

D. Penelitian Terdahulu ...........................................................

E. Metode Penelitian ...............................................................

14

F. Penegasan istilah .................................................................

17

G. Sistematika Penulisan ..........................................................

19

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................

21

A. Dalil tentang Akad Mudharabah ...............................................

22

B. Dasar Hukum Bank Syariah Di Indonesia ...........................

22

C. Bank Syariah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah ............

23

xi

D. Produk Penghimpunan Dana ..................................................

25

E. Simpanan Tabungan .............................................................

25

F. Bagi Hasil .............................................................................

26

G. Pemasaran .............................................................................

28

H. Persepsi .................................................................................

35

I. Nasabah .................................................................................

40

BAB III LAPORAN OBJEK ...............................................................

42

A. Gambaran Umum .................................................................

42

1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT Tumang ..........

42

2. Profil KJKS BMT Tumang .............................................

44

3. Visi dan Misi KJKS BMT Tumang .................................

45

4. Struktur Organisasi ..........................................................

48

5. Susunan Kepengurusan ....................................................

50

6. Keunggulan KJKS BMT Tumang ....................................

51

B. Data Deskriptif ........................................................................

51

1. Produk- Produk KJKS BMT Tumang ...............................

51

a. Produk Pendanaan .......................................................

51

b. Produk Pembiayaan .....................................................

57

c. Data Jumlah Nasabah Pendanaan di KJKS BMT Tumang


Cabang Ampel .............................................................

71

BAB IV ANALISIS ................................................................................

72

A. Perkembangan produk SIMUDAMAPAN .............................

72

B. Strategi Pemasaran Dalam Mencari Nasabah .........................

75

C. Persepsi Nasabah Terhadap Produk SIMUDAMAPAN ........

82

BAB V PENUTUP ..................................................................................

87

A. Kesimpulan ..............................................................................

87

B. Saran ........................................................................................

88

xii

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii

90

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang ............................

46

Gambar 3.2 Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang Cabang Ampel ....

47

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaaan Bagi Hasil dan Bunga ............................................

25

Tabel 3.1 Susunan Pengurus dan Pengawas KJKS BMT Tumang ..........

48

Tabel 3.2 Data Jumlah Nasabah Pendanaan KJKS BMT Tumang


Cabang Ampel ........................................................................... 69
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Nasabah SIMUDAMAPAN
Tahun 2006- 2013 KJKS BMT Tumang Cabang Ampel ........... 71
Tabel 4.2 Daftar Nasabah SIMUDAMAPAN sebagai Responden ............. 81

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dapat dibagi menjadi dua
fase, yaitu sebelum tahun 1998 dan fase setelah tahun 1998. Fase pertama ini
diawali dengan berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1992, namun jauh
sebelum berdirinya Bank Muamalat konsep Perbankan Syariah ini sudah
merupakan bahan diskusi ulama, cendekiawan Islam pada awal tahun 1980an. Bahkan pada saat itu juga dilakukan uji coba terhadap bentuk lembaga
keuangan yang berdasarkan prinsip bagi hasil, yaitu Baitul Tamwil Salman
ppBandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta (Hirsanuddin, 2008: 154)
Fase kedua adalah setelah dikeluarkannya Undang- Undang Nomor
10 tahun 1998, dimana pemerintah semakin menujukkan komitmennya
kepada Perbankan Syariah dengan memberikan landasan hukum yang kuat
dengan mengizinkan perbankan konvensional untuk membuka Unit Usaha
Syariah (Pasal 1 UU No. 10 tahun 1998). Kebijakan ini tentu saja membuka
jalan bagi perkembangan Perbankan Syariah, karena sejak Bank Muamalat
didirikan pada tahun 1992, tidak ada lagi Bank Syariah yang berdiri, namun
sejak dikeluarkannya Undang- undang tersebut, beberapa bank konvensional
mulai membuka unit- unit syariahnya. Maraknya unit- unit syariah yang
dibuka pasca undang- undang tersebut juga didorong oleh kenyataan bahwa
Bank Syariah terbukti tidak mengalami goncangan yang signifikan pada saat
terjadi krisis pada pertengahan tahun 1997 (Hirsanuddin, 2008: 154).
xvi

Dalam system Perbankan berdasarkan prinsip Syariah, bank


menggunakan system PLC (Profit and Loss Sharing), jadi setiap transaksi
yang dilakukan oleh Bank selalu menggunakan sistem PLC. Bagi hasil
menurut terminology asing (bahasa Inggris) dikenal dengan profit sharing
diartikan distribusi beberapa bagian dari laba pada pegawai dari suatu
perusahaan(Muhammad, 2001).
Bagi hasil dalam pengertian lain adalah suatu system pengelolaan
dana dalam perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik
modal (shohibul maal) dan pengelola modal (mudharib) (Antonio SyafiI,
2001: 90).
Salah satu akad di Bank Syariah adalah Mudharabah. Mudharabah adalah
suatu pengkongsian antara dua pihak dimana pihak pertama (shahib al-mal)
menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas
pengelolaan usaha. Keuntungan dibagikan sesuai dengan ratio laba yang telah
disepakati bersama secara advance, manakala rugi shahib al-mal akan
kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan keterampilan manajerial
(managerial skill) selama proyek berlangsung (Muhamad, 2000: 13).
Salah satu produk dari akad Mudharabah adalah Tabungan
Mudharabah, dimana pihak yang kelebihan dana menyalurkan dananya
tersebut kepada pihak Bank yang kemudian Bank mengelola dana dengan
akad yang sesuai kesepakatan, sehingga pihak yang kelebihan dana atau pihak
yang menyalurkan dananya ke Bank tersebut akan mendapatkan bagi hasil,
yang jumlahnya telah disepakati kedua belah pihak. Dalam hal ini Bank harus

xvii

benar- benar mengelola dengan baik dana yang telah disalurkan oleh pihak
yang menyediakan dana. Menurut undang- undang Perbankan No.10 tahun
1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak (Sudarsono, 2003:25).

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil


dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/ Kep/ IV/ MKUKM/ IX/ 2004,
KJKS-BMT adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat Tamwil
yaitu sistem intermediasi keuangan di tingkat mikro yang berbadan hukum
koperasi yang di dalamnya terdapat Baitul Maal dan Baitul Tamwil yang
dalam operasionalnya dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Tumang Cabang


Ampel yang terletak di jalan Raya Ampel No.8, depan Pasar Ampel Boyolali
adalah salah satu Lembaga Keuangan Syariah yang bergerak di bidang
penyediaan jasa simpanan dan pembiayaan bagi para nasabahnya. Di tengah
persaingan yang sangat ketat dengan Bank- Bank pemerintah maupun swasta,
Koperasi Jasa Keuangan Syariah ini selalu berusaha untuk mengembangkan
usahanya. Salah satu produk simpanan di KJKS BMT Tumang ini adalah
Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN).
Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN)
merupakan salah satu produk yang menjadi andalan di KJKS BMT Tumang,

xviii

sehingga pada masa perkembangan saat ini sangat penting bagi peneliti untuk
melakukan anasisis strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan produk
ini, serta mengetahui persepsi ataupun tanggapan nasabah terhadap adanya
produk

Simpanan

Mudharabah

Berjangka

Untuk

Masa

Depan

(SIMUDAMAPAN). Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas,


peneliti tertarik melakukan analisa yang akan disusun dalam Tugas Akhir
(TA) dengan judul: ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH
BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS
BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan Produk SIMUDAMAPAN di KJKS BMT
Tumang Cabang Ampel dari awal munculnya produk tersebut?
2. Bagaimana strategi pemasaran Produk SIMUDAMAPAN yang
digunakan oleh KJKS BMT Tumang Cabang Ampel?
3. Bagaimana persepsi nasabah terhadap Produk SIMUDAMAPAN di
KJKS BMT Tumang Cabang Ampel?
C. Tujuan Dan Kegunaan
Dalam penulisan Tugas Akhir ini memiliki beberapa tujuan dan
kegunaan bagi banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui perkembangan Produk SIMUDAMAPAN dari awal
munculnya di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel.

xix

b. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan KJKS BMT


Tumang

Cabang

Ampel

dalam

mencari

nasabah

produk

SIMUDAMAPAN.
c. Untuk mengetahui persepsi nasabah produk SIMUDAMAPAN terhadap
produk tersebut.
2. Kegunaan
a. Bagi Penulis
Sebagai syarat kelulusan diploma pada Program Studi DIII Perbankan
Syariah di STAIN Salatiga, serta memberikan pengetahuan dan informasi
yang sangat berguna untuk kedepannya.
b. Bagi STAIN Salatiga
Memperkenalkan STAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya
Program Studi DIII Perbankan Syariah.
c. Bagi KJKS BMT Tumang
Sebagai referensi dalam membuat terobosan produk- produk baru serta
pemakaian strategi yang tepat dalam pemasarkan produk- produk
pendanaan maupun produk- produk pembiayaan.
d. Bagi pihak lain
Karya ilmiah ini dapat digunakan untuk bahan referensi bagi peneliti
yang akan mengambil tema yang sama.

xx

D. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh M. Asadun, 2012, dalam Tugas Akhir
yang mengangkat tentang Analisis Kepuasan Nasabah Produk Tabungan di
BMT Al Fatah Susukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif analitik, dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor- faktor yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan
produk tabungan di BMT Al Fatah Susukan serta faktor yang paling
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah salah
satu tujuan bisnis. Oleh karena itu hanya dengan memahami proses dan
pelanggan dengan baik maka organisasi dapat menyadari dan menghargai
makna kualitas. Semua usaha manajemen diarahkan pada satu tujuan utama,
yaitu tercapainya kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat diukur
melalui 5 dimensi kepuasan pelanggan yaitu kualitas produk, harga, kualitas
pelayanan, emosional faktor, biaya dan kemudahan untuk mendapatkan
produk atau jasa tersebut. Kualitas produk, nasabah akan merasa puas kalau
setelah membeli dan menggunakan suatu produk, dan ternyata kualitas
produknya baik maka nasabah akan merasa puas. Harga, untuk pelanggan
yang sensitif biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting
karena mereka mendapatkan keuntungan yang tinggi. Kualitas pelayanan,
kualitas pelayanan sangat tergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi,
dan manusia. Faktor manusia memberikan kontribusi 70%. Emosional
faktor, kepuasan pelanggan dapat timbul karena faktor emosional. Biaya dan
kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut, pelanggan

xxi

akan semakin puas apabila harga relativ murah, nyaman dan efisien dalam
mendapatkan produk atau pelayanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sriyati, 2012, dalam Tugas Akhir yang
mengangkat tentang Teknik Pemasaran : Marketing Mix Produk Tabungan
Mudharabah SIKALA BMT Tumang Cabang Boyolali, yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana teknik pemasaran produk tabungan Mudharabah
Sikala dan faktor kendala yang dihadapi BMT Tumang Cabang Boyolali
dalam memasarkan produk marketing mix, dengan metode penelitian
kualitatif. Menyimpulkan bahwa teknik yang dilakukan BMT Tumang
Cabang Boyolali meliputi: elemen- elemen marketing mix yaitu Strategi
Produk (Product), Strategi Harga (Price), Strategi Promosi (Promotion) dan
Strategi Tempat (Place). Demikian juga dalam teknik pemasaran produk
tabungan mudharabah Sikala tidak menggunakan teknik khusus. Meskipun
dengan demikian produk tabungan sikala lebih diminati oleh masyarakat dari
pada produk-produk lain, karena produk tabungan sikala dapat memberikan
manfaat pada anggota penyimpan yang berupa bagi hasil simpanan sesuai
dengan kesepakatan. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan adalah 70:30.
Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan
ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan anggota setiap aal bulan.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang
Boyolali dalam memasarkan produk terletak pada lingkungan manajemen
BMT sendiri dan pesaing yang ada di wilayah Boyolali. Kompetitor lainnya

xxii

juga otomatis menjadi pesaing bagi BMT Tumang dalam melakukan


usahanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana Resti, 2011, dalam Tugas
Akhir yang mengangkat tentang Produk Tabungan Muamalat di Bank
Muamalat Indonesia Capem Salatiga, yang bertujuan untuk mengetahui
sistem perhitungan bagi hasil pada tabungan Muamalat di Bank Muamalat
Indonesia dan sejauh mana perkembangan atau peningkatan tabungan syariah
di Bank Muamalat Capem Salatiga. Menyimpulkan bahwa dengan melakukan
analisis langsung serta dilengkapi dengan tehnik perhitungannya, maka
dengan mudah dapat diketahui bagaimana cara untuk perhitungan bagi hasil
tabungan Muamalat. Selain itu, peneliti juga menggunakan data- data yang
diperoleh dari wawancara langsung kepada pegawai yang bersangkutan
mengenai rumus Hi- 1000 dan rumus bagi hasil serta perkembangan nasabah
tabungan Muamalat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan
bagi hasil pada Bank Syariah berpedoman pada Hi- 1000. Sehingga hasil
yang didapatkan oleh nasabah setiap bulannya selalu berbeda. Dari sini
terlihat bahwa Bank Syariah terdapat sistem yang adil, sedangkan dalam
Bank Konvensional belum terdapat prinsip keadilan. Dalam sistem Tabungan
Syariah tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah akan mengalami
peningkatan dan penurunan tergantung kepada Hi- 1000 dan nisbah bagi hasil
yang diperoleh. Bagi hasil Tabungan Muamalat di hitung pada akhir bulan.
Penelitian yang dilakukan oleh Eko Daryani, 2011, dalam Tugas
Akhir yang mengangkat tentang Sistem dan Prosedur Produk Simpanan di

xxiii

BMT Berkah Makmur Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,


yang bertujuan untuk mengetahui sistem dan prosedur produk simpanan di
BMT Berkah Makmur. Berdasarkan observasi dan studi kepustakaan maka
diperoleh kesimpulan bahwa sebagai lembaga pelayanan simpanan dan
pinjaman, BMT Berkah Makmur memiliki berbagai macam jenis simpanan.
Keputusan atas simpanan sangat ditentukan pada saat petugas menganalisa
simpanan yang diajukan. Maka akan berpengaruh pada penyimpan atau
penyedia simpanan. Berdasarkan analisa pengamatan yang penulis lakukan
bahwa sistem dan prosedur produk simpanan pada BMT Berkah Makmur
sudah bagus dan tidak jauh dari teori yang ada. Maka dibutuhkan komitmen
untuk menjaga hubungan baik serta meningkatkan interaktif antara pihak
BMT dengan anggota atau dengan calon anggota agar nasabah tersebut tidak
mudah untuk memutuskan lari pada lembaga penyedia simpanan yang lain.
Sedangkan untuk perkembangan nasabah simpanan di BMT Berkah Makmur
walaupun mengalami pasang surut akan tetapi sejauh ini jumlah nasabah
BMT Berkah Makmur mengalami peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Happy Sara Rachmasari, 2011, dalam
Tugas Akhir yang mengangkat tentang Simpanan Dirham Barokah pada
KJKS BMT ANDA Salatiga, dengan metode penelitian kualitatif, yaitu
menekan pada proses, menemukan teori, dari empiris ke teori (logika
induktif), data berupa informasi, dan pengolahan data menggunakan
interpretasi, menyimpulkan bahwa simpanan dan pembiayaan merupakan dua
hal yang sangat berkaitan, karena ketika semakin banyak dana yang

xxiv

tersimpan, maka semakin banyak dana yang dipinjamkan. Ketika semakin


banyak dana yang dipinjamkan maka semakin banyak pendapatan diperoleh
oleh BMT. Hal ini menjadikan produk Simpanan memiliki peran yang
penting bagi perkembangan sebuah lembaga keuangan. Untuk membuat
anggota tertarik pada produk Simpanan, menjadikan BMT memunculkan
variasi produk dari produk- produk yang sudah ada atau memunculkan
produk baru. Produk- produk BMT yang bervariasi akan menimbulkan
ketertarikan nasabah untuk menyimpan dana. Salah satu yang menarik adalah
Simpanan Dirham Barokah, yang merupakan salah satu produk yang diminati
oleh anggota KJKS BMT ANDA. Simpanan Dirham Barokah merupakan
produk yang diharapkan dapat memberikan solusi bagi calon anggota yang
ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam waktu yang lama
namun dengan setoran yang ringan. Tujuan yang diharapkan dapat tercapai
adalah mengetahui segala hal yang berkaitan dengan Simpanan Dirham
Barokah yaitu sejarah perkembangannya, mekanisme pengelolaannya,
kontribusi yang telah diberikan serta faktor- faktor yang mempengaruhi
ketertarikan nasabah terhadap Simpanan Dirham Barokah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah Sulistiyani, 2011, dalam
Tugas Akhir yang mengangkat Strategi Pemasaran Produk Simpanan di
Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga, dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif, menyimpulkan bahwa strategi
pemasaran yang ditetapkan Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga
secara keseluruhan mengikuti program dari pusat, namun ada penambahan

xxv

atau variasi yang khusus ditetapkan pada kantor cabang pembantu Salatiga.
Konsep dan program pemasaran tidak jauh berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengenalan perusahaan
maupun yang dipunyai kepada masyarakat luas. Strategi pemasaran produk
simpanan pada BMI Capem Salatiga menggunakan berbagai cara antara lain:
dengan melakukan terlebih dahulu segmentasi pasar sasaran yang akan dituju,
kemudian dilanjutkan dengan memilih pasar sasaran yang akan dilayani yaitu
kepada nasabah potensial, tahap selanjutnya untuk mencapai pasar sasaran
yang dituju maka Bank Muamalat menggunakan variabel- variabel dalam
bauran pemasaran diantaranya menggunakan produk, strategi harga, strategi
distribusi, dan terakhir menggunakan strategi promosi yang dilakukan dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, media outdoor, serta media
publisitas. Suatu pemasaran yang efektif, agresif, dan efisien sangat
dibutuhkan oleh Bank. Hal ini merupakan salah satu strategi untuk menarik
perhatian masyarakat agar menjadi nasabah loyalitas. Setelah semua
dilakukan terbukti stategi penjualan pribadi yang ditetapkan Bank Muamalat
lebih efisien.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Iroh Masruroh, 2010, dalam
skripsi yang mengangkat tentang Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam
Meningkatkan Loyalitas Nasabah (Study pada BMT Al- Fath Ikmi
Pamulang), dengan metode penelitian kualitatif menyimpulkan BMT AL FATH IKMI di dirikan pada tanggal 13 Oktober 1996 oleh 25 orang pendiri
dengan modal awal Rp. 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36

xxvi

orang pendiri. Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan
diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT
AlFATH IKMI mendapatkan legal hukum Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998
dengan nama koperasi simpan pinjam Pamulang. Pada tahun 2005,
berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL FATH IKMI
mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan
Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama koperasi BMT AL
FATH IKMI. BMT AL FATH IKMI memiliki berbagai macam produk
penghimpunan dana berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah, salah
satunya adalah produk SIMPANAN HAJI. Simpanan ini merupakan
simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan untuk
menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Mendapatkan bagi hasil
sesuai nisbah. Pasar untuk suatu produk atau jasa sangatlah luas. Perusahaan
tidak mudah untuk memasuki pasar yang demikian luas dan kalaupun bisa
kemungkinan berhasil sangat kecil, apalagi untuk usaha-usaha baru. Pasar
yang demikian luas ini jika tidak dipilah-pilah akan menyulitkan perusahaan
dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Karena pasar yang demikian luas
maka sebelum memasarkan produknya produsen harus lebih dulu melakukan
riset pasar. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pasar yang
akan dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut, dan seberapa
kuat saingan kita. Untuk memasarkan SIMPANAN HAJI kepada masyarakat,
diperlukan sebuah strategi pemasaran yang baik dan khusus agar masyarakat
berminat untuk mengambil produk SIMPANAN HAJI. Strategi tersebut

xxvii

mulai dari menentukan segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan


melakukan positioning, serta melakukan berbagai macam strategi pemasaran
lainnya, seperti strategi promosi ditambah dengan beberapa strategi khusus
yang harus dilakukan oleh BMT AL FATH IKMI dengan tujuan dapat
menarik minat masyarakat untuk segera bergabung di BMT AL FATH
IKMI dengan membuka rekening produk-produknya, khususnya produk
SIMPANAN HAJI.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sonny Ferari, 2010 yang
mengangkat Strategi Pemasaran Tabungan ( Studi Kasus Pada Bank
Tabungan Negara ) Cabang Padang menyimpulkan bahwa tabungan yang
berhasil dihimpun paling banyak dari tahun ke tahun adalah tabungan
eBatara Pos. Hal ini disebabkan oleh promosipromosi yang dilakukan oleh
PT. BTN (Persero) Cabang Padang, yang menarik perhatian masyarakat serta
juga karena timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti menabung
di bank dari pada menabung atau menyimpan uang dirumah sendiri, dimana
hal itu akan mempunyai resiko yang tinggi misalnya kecurian. Strategistrategi pemasaran tabungan yang digunakan agar dapat menunjang
peningkatan jumlah nasabah pada PT.BTN Cabang Padang, yaitu Strategi
Produk, Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang berkualitas
tinggi, sehingga bank dituntut agar memodifikasi produk yang sudah ada
menjadi lebih menarik. Dalam hal ini Bank BTN Cabang Padang telah
melakukan berbagai strategi produk agar memiliki keunggulan yang lebih jika
dibandingkan dengan produk pesaing. Bank BTN Cabang Padang telah

xxviii

menciptakan sendiri produk tabungan seperti Tabungan eBataraPos,


Tabungan Batara, Tabungan Batara Prima, Tabungan Haji Nawaitu. Ini
bertujuan untuk memuaskan keinginan penabungnya sehingga penabung
tersebut merasakan manfaat dan keuntungan jika memakai produk tersebut.
Strategi harga, Strategi Promosi, Strategi Lokasi, People, Proces,
Customer Service. Dalam meningkatkan program tabungan, maka PT. BTN
(Persero) Cabang Padang mengharapkan akan ada kesadaran penabung untuk
menyimpan uangnya di bank khususnya pada Bank BTN Cabang Padang.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata- kata tertulis/ lisan dari orang- orang dan perilaku yang
diamati (Moleong, 2002:3).
Menurut Lexi J. Moleong (2008:8- 13) karakteristik penelitian kualitatif
yaitu:
a) Latar alamiah
b) Manusia sebagai alat (instrumen)
c) Metode Kualitatif
d) Analisis data secara induktif
e) Teori dari dasar
f) Deskriptif
g) Lebih mementingkan proses dari pada hasil
xxix

h) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus


i) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
j) Desain yang bersifat sementara
k) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
2. Jenis data yang dibutuhkan
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
Data data primer menurut Supranto (2002:20-21) yaitu data yang
dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui
objeknya, dan data sekunder menurut Daymon (2008) yaitu data yang
diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan
dengan topik data yang akan diteliti dengan metode penulisan kualitatif
ini. Sumber data sekunder diperoleh dari buku- buku yang berkaitan
dengan judul, mengambil karya atau tugas akhir yang sudah ada
sebelumnya dan memiliki tema yang berkaitan, penelitian- penelitian
yang berkaitan dengan Tugas Akhir yang peneliti lakukan, serta
dokumen- dokumen yang relevan.
3. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara terstruktur
Wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab antara dua
orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada
suatu masalah tertentu, dalam penelitian ini berkonsentrasi pada
strategi pemasaran serta persepsi nasabah terhadap produk

xxx

SIMUDAMAPAN.
mewawancarai

Teknik

pihak-pihak

pengumpulan
yang

terkait

data

dengan

dengan

produk

SIMUDAMAPAN, yaitu nasabah produk SIMUDAMAPAN KJKS


BMT Tumang Cabang Ampel. Dengan jumlah nasabah obyek
wawancara sebanyak dua puluh orang nasabah.
b.

Observasi
Pengawasan langsung dalam penelitian ini dilakukan pada
saat praktek magang di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel yang
menjadi obyek penelitian.

4. Responden
Dalam penelitian ini responden yang akan diwawancarai adalah
sebagai berikut:
a. Manajer Cabang KJKS BMT Tumang Cabang Ampel
Untuk menggali informasi tentang alasan menciptakan produk
Simpanan Mudharabah Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN).
b. Marketing Funding
Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam memasarkan
produk SIMUDAMAPAN agar masyarakat tertarik untuk menjadi
nasabah produk tersebut.
c. Nasabah SIMUDAMAPAN
Untuk mengetahui tanggapan atau persepsi nasabah terhadap adanya
produk SIMUDAMAPAN tersebut.

xxxi

Teknik pemilihan responden untuk mengetahui persepsi nasabah


terhadap adanya produk Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa
Depan (SIMUDAMAPAN) dalam penelitian ini adalah memakai metode
Probability Sampling, dengan metode yang lebih tepatnya adalah Simple
Random Sampling.
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Simple Random Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut

(asiabusiness.blogspot.com/2012/07/teknika-sampling-probability-

sampling.html diunduh tanggal 29 Mei 2013 jam 20.30 wib).


Dalam penelitian ini nasabah Simpanan Mudharabah Berjangka
Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) merupakan populasi. Dengan alasan
keterbatasan waktu dan keterbatasan biaya, peneliti memilih 20 sampel dari
populasi secara acak sebagai responden.
F. Penegasan Istilah
1. Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank)
kepada

bank,

berdasarkan

perjanjian

penyimpanan

dana.

Simpanan dari bank lain adalah kewajiban bank kepada bank lain, baik

xxxii

dalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk giro, tabungan,


interbank call money, deposito berjangka, dan lain-lain yang sejenis.
2. Simpanan Tabungan
Menurut Undang- Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir,
2004:57).
3. Tabungan Mudharabah
Adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah (Karim,
2010:347).
4. Profit Sharing
Adalah distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu
perusahaan (Muhammad, 2001).
5. Strategi
Adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
6. Pemasaran
Adalah suatu proses sosial dan manajerial yang yang di dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

xxxiii

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk


yang bernilai dengan pihak lain (Kotler: 2001).
7. Persepsi
Adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan
kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
(wikipedia.org diunduh tanggal 22 May, 21.44).
Menurut Kotler (2004:193), persepsi merupakan suatu proses dimana
seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan informasi menjadi
suatu gambar yang sangat berarti di dunia.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tema, judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metode penulisan, sistematika penulisan
yang disusun secara sistematis menyangkut tema Produk Simpanan
Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN).
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang dasar hukum dan dalil bank syariah, pengertian
bank syariah, pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), produkproduk penghimpunan dana, teori tentang simpanan tabungan, pengertian
mudharabah, teori tentang simpanan mudharabah, bagi hasil, perbedaan bagi
hasil dengan bunga, teori tentang pemasaran, fungsi dan tujuan pemasaran,
teori tentang persepsi serta teori tentang nasabah.

xxxiv

Bab III Laporan Obyek


Bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya KJKS
BMT Tumang, visi dan misi, struktur organisasi dan struktur kepengurusan,
produk- produk, perkembangan jumlah nasabah Pendanaan di KJKS BMT
Tumang Cabang Ampel.
Bab IV Analisis
Bab ini berisi tentang analisis Produk Simpanan Mudharabah
Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) di KJKS BMT Tumang
Cabang Ampel, yang meliputi analisis strategi pemasaran serta analisis
persepsi nasabah terhadap produk SIMUDAMAPAN.
Bab V Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

xxxv

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dalil Rujukan Dasar Akad Transaksi Mudharabah
QS Al Muzammil: 20

xxxvi

20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri


(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang
yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa
saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

B. Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia


PP No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Bagi Hasil yang secara tegas
memberikan batasan bahwa Bank Bagi Hasil tidak boleh melakukan
kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil (bunga)
sebaliknya pula bank yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip
bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha berdasarkan

xxxvii

prinsip bagi hasil (pasal 6), maka jalan bagi operasional Perbankan
Syariah semakin luas. Kini titik kulminasi telah tercapai dengan
disahkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang membuka
kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank syariah maupun
yang ingin mengkonversi dari system konvensional menjadi system
syariah (Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan).
C. Bank Syariah dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
1. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memeberikan usaha pembiayaan dan jasa- jasa lainnya dalam satu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat islam (Muhammad, 2002:13).
Bank Syariah menurut Undang-undang No.10 tahun 1998
Bank syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Pengertian Koperasi
Menurut Undang- Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

xxxviii

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi


bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha


Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/ Kep/ IV/
MKUKM/ IX/ 2004, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah
koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan,
investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

BMT adalah Baitul Maal wat Tamwil yaitu sistem intermediasi


keuangan di tingkat mikro yang didalamnya terdapat Baitul Maal dan
Baitul Tamwil yang dalam operasionalnya dijalankan dengan
menerapkan prinsip-prinsip syariah.

KJKS-BMT adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul


Maal wat Tamwil yaitu sistem intermediasi keuangan di tingkat mikro
yang berbadan hukum koperasi yang didalamnya terdapat Baitul Maal
dan Baitul Tamwil yang dalam operasionalnya dijalankan dengan
menerapkan prinsip-prinsip syariah.

KJKS-BMT dalam operasinya menggunakan badan hukum


koperasi, oleh karenanya maka KJKS-BMT harus menjalankan
prinsip- prinsip koperasi dan segala peraturan yang mengatur tentang
perkoperasian.

xxxix

D. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan


dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadiah dan Mudharabah.
a. Prinsip Wadiah
Prinsip yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah yang
diterapkan pada produk rekening giro.
b. Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip Mudharabah, penyimpan atau
deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan Bank
sebagai Mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk
melakukan Murabahah atau Ijarah , dapat pula dana

tersebut

digunakan bank untuk Mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan


dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Dalam hal
bank menggunakannya untuk melakukan Mudharabah kedua, maka
bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.
E. Simpanan Tabungan
1. Pengertian Simpanan Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang- Undang Perbankan
Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat- syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Syarat- syarat penarikan tertentu maksudnya

xl

adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan
si penabung. Dalam hal sarana atau alat penarikan juga tergantung
dengan perjanjian antara keduanya yaitu bank dan penabung
(Kasmir,2008:79).
Penerimaan tabungan berdasarkan pinsip Al Mudharabah
digunakan untuk tabungan yang penarikannya tidak dapat dilakukan
sewaktu- waktu. Sesuai dengan prinsip Al Mudharabah, kepada
pemilik tabungan diberikan imbalan atas dasar pembagian keuntungan
yang telah ditetapkan/ disetujui sebelumnya. Selain itu, apabila bak
mengalami kerugian, pemilik tabungan ikud menangung risiko
kerugian tersebut (Simorangkir, 2004:43).
F. Bagi Hasil
1. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil adalah suatu system pengelolaan dana dalam
perekonomian islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik
modal (shohibul maal) dan pengelola modal (mudharib) (Antonio
SyafiI, 2001: 90).
Dari pengertian di atas dapat di katakan bahwa bagi hasil
merupakan sistem pengelolaan dana yang kemudian hasil dari usaha
pengelolaan dana tersebut dibagi sesuai kesepakatan yang telah
dilakukan antara pihak bank dengan pihak penyimpan dana.

xli

2. Perbedaan Bagi Hasil dengan Bunga


Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan
Syariah dan non Syariah adalah terletak pada pengembalian dan
pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga
keuangan dan atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada
nasabah. Oleh karena itu, muncul istilah bunga dan bagi hasil.
Perbedaan antara bunga dan bagi hasil dapat dilihat dari tabel berikut
ini (Muhammad, 2001: 74).
Tabel 2. 1
Perbedaan Sistem Bungan dengan Sistem Bagi Hasil

Hal
Penetuan besarnya

Sistem Bunga
Sebelumnya

hasil

Sistem Bagi Hasil


Sesudah berusaha,
sesudah ada untungnya

Yang ditentukan

Bunga, besarnya nilai

Menyepakati proporsi

sebelumnya

rupiah

pembagian untung untuk


masing- masing pihak

Jika terjadi kerugian

Dihitung dari mana?

Hanya ditanggung

Ditanggung kedua pihak,

nasabah

Nasabah dan Lembaga

Dari dana yang

Dari untung yang akan

dipinjamkan

diperoleh, belum tentu


besarnya

xlii

Titik perhatian usaha

Berapa besarnya?

Status Hukum

Besarnya bunga yang

Keberhasilan usaha jadi

harus dibayar nasabah/

perhatian bersama antara

pasti diterima bank

pihak bank dan nasabah

Pasti (%) kali jumlah

Proposi (%) kali jumlah

pinjaman yang telah pasti

untung yang belum

diketahui

diketahui

Berlawanan dengan QS.

Melaksanakan QS.

Luqman : 34

Luqman : 34

G. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses mempersepsikan, memahami,
menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih
secara khusus dengan menyalurkan sumber- sumber sebuah organisasi
untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan tersebut. Dengan demikian,
pemasaran merupakan proses penyelarasan sumber- sumber sebuah
organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian
pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk- produk dan
jasa- jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen, dan
kegiatan- kegiatan para pesaing (Payne, 2000: 27).
Pengertian lain pemasaran adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana,
menyalurkan dan, dan jasa- jasa keuangan lainnya dalam rangka

xliii

memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya (Kasmir,


2004:169).
2. Fungsi Pemasaran
Menurut Payne (2000:28) fungsi pemasaran terdiri dari tiga komponen
kunci, antara lain:
a. Bauran Pemasaran
Merupakan unsur- unsur atau elemen- elemen internal
penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi.
Menurut Kasmir (2004:186) Bauran Pemasaran merupakan
kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya
kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen- elemen
yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak
dapat berjalan sendiri- sendiri tanpa dukungan dari elemen yang
lain.
Elemen- elemen yang ada dalam merketing mix adalah
product (produk), price (harga), place (lokasi), dan promotion
(promosi). Oleh karena itu, setiap elemen membutuhkan strategi
tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi pada elemen
lainnya seperti:
1. Strategi Produk (Product)
Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Philip

xliv

Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat


ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli,
untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan. Produk yang berkualitas tinggi yang
berhasil diciptakan oleh bank akan memberikan berbagai
keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
2. Strategi Harga (Price)
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam
bauran pemasaran. Keputusan megenai penetapan harga suatu
jasa baru harus memperhitungkan banyak ciri- ciri atau
karakteristik yang relevan. Yang paling penting dalam hal ini
adalah bahwa keputusan dalam penetapan harga harus
konsisten dengan strategi pemasaran

secara keseluruhan.

Penetapan harga yang berbeda- beda dalam pasar yang


berbeda- beda mungkin juga perlu dipikirkan. Sebagai
tambahan, harga khusus yang akan dikenakan tergantung pada
jenis pelanggan kepada siapa saja akan dijual. Nilai tidak
ditentukan oleh harga, tetapi
pembeli

jasa

baru

oleh manfaat- manfaat oleh

dibandingkan

biaya

akuisisi

yang

dipersepsikan akan diterima totalnya, dan harga alternatif yang


bersaing dengannya.

xlv

Tujuan dari penetapan harga antara lain sebagai berikut (Payne,


2000:173) :
a. Untuk kelangsungan hidup
Dalam kondisi pasar yang merugikan, tujuan penetapan
harga mungkin mencakup tingkat profitabilitas yang
diinginkan untuk memastikan kelangsungan hidup.
b. Untuk maksimalisasi keuntungan
Penetapan

harga

profitabilitas

dalam

untuk

memastikan

periode

tertentu.

maksimalisasi
Periode

yang

ditentukan akan dihubungkan dengan daur hidup jasa.


c. Untuk maksimalisasi penjualan
Penetapan harga sebagai pembangunan pangsa pasar. Ini
mungkin melibatkan penjualan dengan merugi pada
awalnya dalam merebut pangsa pasar yang tinggi.
d. Gengsi (prestise)
Sebuah

perusahaan

jasa

mungkin

berharap

untuk

menggunakan penetapan harga guna mendapatkan dirinya


sendiri secara eksklusif.
e. ROI
Tujuan- tujuan penetapan harga mungkin didasarkan pada
pencapaian Return On Investment yang diinginkan.

xlvi

3. Strategi Lokasi (Place)


Pemilihan lokasi yang strategis sangat penting
dalam suatu perusahaan, karena pemilihan lokasi sangat
berpengaruh terhadap minat nasabah untuk berhubungan
dengan bank, ataupun akan mengurangi minat nasabah dalam
menggunakan jasa- jasa yang ditawarkan oleh pihak bank.
4. Strategi Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang sama pentingnya
dengan kegiatan strategi lainnya, baik produk, harga, dan
lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk
mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya
baik secara langsung maupun tidak langsung. Promosi
merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank
adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan
dan berusaha menarik calon nasabah yang baru.
Kasmir (2004: 213) terdapat empat macam sarana promosi
yang dapat digunakan, antara lain :
a. Periklanan (Advertising)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan,
nasabahnya.

menarik,

Penggunaan

dan

promosi

mempengaruhi

calon

dengan

dapat

iklan

dilakukan dengan memasang Billboard, Brosur- brosur yang

xlvii

disebarkan, memasang spanduk, dengan iklan diiberbagai


media, misalnya Televisi, Majalah, Radio, dan media lainnya.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Tujuan dari promosi penjualan adalah untuk meningkatkan
penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi
penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera
membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena
itu, agar nasabah tertarik untuk membeki maka perlu dibuatkan
promosi penjualan yang semenarik mungkin, misalnya
pemberian cinderamata, hadiah, serta kenang- kenangan
lainnya kepada nasabah yang loyal.
c. Publisitas (Publicity)
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan
kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan
seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis
serta kegiatan lainnya melalui berbagai media. Kegiatan
publisitas dapat meningkatkan pamor bank dimata para
nasabahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu kegiatan publisitas perlu diperbanyak lagi.
d. Penjualan Pribadi (Personel Selling)
Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi atau
Personal Selling. Dalam dunia perbankan penjualan pribadi
secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari

xlviii

Cleaning Service, Security, sampai pejabat bank. Secara


khusus Personal Selling dilakukan oleh petugas Customer
Service atau Service Assistensi.
b. Kekuatan Pasar
Kekuatan pasar terdiri dari peluang dan ancaman eksternal di
mana operasi- operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.
Payne (2000: 28) kekuatan- kekuatan pasar terdiri dari
sejumlah bidang yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1. Pelanggan
Perilaku pembelian dalam hal motivasi untuk membeli,
kebiasaan membeli, lingkungan, ukuran pasar, dan daya beli.
2. Perilaku Industri
Terdiri dari motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer,
perantara dan anggota- anggota rantai pemasok yang lain.
3. Pesaing
Cara berposisi dan berperilaku sebuah perusahaan dipengaruhi
oleh struktur industri dan sifat kompetisi.
4. Pemerintah dan perundang- undangan
Pengawasan terhadap pemasaran yang menghubungkan dengan
baik kegiatan- kegiatan pemasaran maupun praktek- praktek
kompetitif.

xlix

c. Proses Penyelarasan
Proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa
bauran pemasaran dankebijakan- kebijakan internal baik bagi
kekuatan pasar.
3. Tujuan Pemasaran
Menurut Kasmir (2004: 171) tujuan pemasaran secara umum adalah:
a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan
dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang- ulang.
b. Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah.
c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah
memiliki beragam pilihan pula.
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
H. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Menurut Kotler (2004:193), persepsi merupakan suatu proses
dimana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan
informasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia.

Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari


sesuatu, atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa
hal melalui panca inderanya (KBBI, 2005:807).
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan
arti bagi lingkungan (wikipedia.org diunduh tanggal 22 May, 21.44).
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan stimulus dapat masuk
dalam rentang perhatian seseorang. Faktor penyebab ini dapat dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal adalah faktor melekat pada objeknya, sedangkan
faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang
mempersepsikan stimulus tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai
berikut :
a. Faktor eksternal
1. Kontras
Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat
kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

li

Kontras ukuran
Contoh dari kontras ukuran biasanya banyak dilakukan oleh
perusahaan iklan, di mana mereka akan membuat papan iklan
yang besar sekali (baliho).
Kontras gerakan
Gerakan yang lebih banyak akan menarik perhatian seseorang,
jika benda-benda lainnya diam.
2. Perubahan intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang
berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian
seseorang.
3. Pengulangan (repetition)
Iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian,
walaupun sering kali seseorang merasa jengkel dibuatnya.
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut
tidak masuk dalam rentang perhatian seseorang, maka akhirnya
akan mendapat perhatian.
4. Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian daripada
sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan
menarik perhatian seseorang. Misalnya; jika ada segerombolan

lii

orang yang berkerumun di rel kereta api, maka seseorang akan


tertarik untuk melihat apa yang dilihat oleh gerombolan orang
tersebut.
b. Faktor internal
Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi
bagaimana

seseorang

menginterpratasikan

stimulus

yang

dilihatnya. Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan


secara berbeda.
1. Pengalaman/pengetahuan
Pengalaman atau
merupakan

pengetahuan

faktor

yang

yang dimiliki
sangat

berperan

seseorang
dalam

menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman


masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan
terjadinya perbedaan interpretasi.
2. Harapan (expectation)
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi
terhadap stimulus. Misalnya; jika seseorang ke rumah sakit
mengantarkan orang sakit dalam keadaan gawat, ketika ada
orang dengan jas putih datang, maka kita akan langsung
memanggilnya dokter. Namun jika yang datang kita tahu bukan
dokter, maka orang tersebut akan kecewa dan berteriak Mana
dokternya?.

liii

3. Kebutuhan
Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk
dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan
menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara
berbeda. Misalnya seseorang mendapat uang sebesar 15 juta
rupiah, seseorang akan merasa banyak sekali bila yang
dibutuhkan untuk membeli telivisi, namun jika yang dibutuhkan
untuk membeli rumah, uang sebesar itu akan dipersepsikan
sedikit.
4. Motivasi
Motivasi

akan

mempengaruhi

persepsi

seseorang.

Jika

seseorang ingin lulus dengan cum laude maka nilai B akan


diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika
seseorang ingin cepat lulus maka nilai B adalah nilai yang
sudah baik.
5. Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap
stimulus yang ada. Emosi takut akan mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap rasa sakit. Jika seseorang merasa takut
maka setelah operasi akan merasa lebih sakit dibandingkan
dengan mereka yang menghadapi operasi dengan perasaan
tidak takut.

liv

6. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar
kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk
terjadinya stereotip. Kita akan melihat orang tua sebagai sama
saja cerewetnya dan suka membanggakan masa lalunya.
Demikian pula orang tua akan mempersepsikan anak muda
sekarang sebagai anak muda yang kurang tahu sopan santun
dan

kurang

tahu

bekerja

keras

(http://zona-

prasko.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-faktor-yangmempengaruhi.html diunduh tanggal 29 May 2013, 21.30).


I. Nasabah
Nasabah atau pelanggan ini sangat berarti dan sangat penting bagi
kelangsungan hidup sebuah bank ataupun lembaga keuangan.
tanpa adanya nasabah

Karena

(pelanggan) sebuah organisasi perbankan tidak

akan mengalami kemajuan ataupun perkembangan dalam segi finansial


maupun operasional.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan
jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah
nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha

lv

Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau
Unit Usaha Syariah dengan nasabah yang bersangkutan.
Nasabah adalah konsumen yang membeli ataupun menggunakan
produk yang dijual atau ditawarkan oleh bank. Jenis- jenis nasabah
(pelanggan) terdiri dari:
1. Pasar konsumen, yaitu konsumen rumah tangga dan perorangan
yang membeli produk bank untuk konsumsi pribadi, misalnya
tabungan perorangan.
2. Pasar industri merupakan organisasi yang membeli produk
digunakan dalam proses produksi industri.
3. Pasar pemerintah merupakan badan pemerintah seperti departemen
atau BUMN yang membeli produk yang ditawarkan bank.
4. Pasar reseller adalah organisasi yang membeli barang dan jasa
untuk dijualnya kembali dengan mendapatkan laba.
5. Pasar Internasional merupakan pembeli yang berasal dari luar
negeri seperti konsumen, produsen, reseller dan pemerintah asing
(Kasmir, 2004:176).

lvi

BAB III
LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT Tumang
Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan
pada masa orde baru, ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan
harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Sebagian besar dari
mereka tinggal diperkotaan, sehingga putaran uang dan

aktivitas

perekonomian berpusat di kota. Sementara masyarakat desa, yang nota


bone merupakan mayoritas dari penduduk negeri ini, tidak mendapat
kesempatan dan perhatian yang proporsional, baik dari pemerintah
maupun dari para praktisi dunia usaha, sehingga masyarakat desa hanya
ditempatkan sebagai obyek pelengkap dari sistem pembangunan ekonomi
nasional.
Lembaga keuangan selama ini belum mampu diakses masyarakat
secara luas.

Disamping itu belum adanya komitmen dari lembaga

perbankan untuk menciptakan usaha yang lebih adil untuk lebih


mensejahterakan masyarakat. Bunga Bank yang menjadi dasar operasional
perbankan (konvensional) juga masih menjadi perdebatan dikalangan
umat Islam. Menyadari akan hal tersebut, timbul kesadaran untuk
mencoba memikirkan bentuk alternatif sebagai wujud peran serta dalam

lvii

pembangunan masyarakat. Akhirnya disepakati untuk merintis berdirinya


Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) di Tumang, Cepogo, Boyolali.
Tahap pertama yang manjadi target program BMT adalah
merekrut anggota masyarakat yang dianggap sukses secara ekonomi,
untuk diajak bergabung menjadi anggota pendiri. Setiap anggota pendiri
diwajibkan menyimpan Simpanan Pokok sebesar Rp. 500.000,00. Dengan
modal awal dari anggota pendiri sebesar Rp. 7.050.000,00 BMT
TUMANG mulai beroperasi, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1998.
Sejak tanggal 10 bulan April tahun 1999 BMT berbadan hukum
Koperasi Serba Usaha, yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU
BMT Tumang. Agar lebih fokus terhadap bidang usaha yang dijalankan
maka KSU BMT Tumang sejak tahun 2011 berubah menjadi KJKS BMT
Tumang yang Anggaran Dasarnya oleh Dinas Koperasi dan UKM Prop
Jawa Tengah dengan No. 242/BH/KDK.11.25/IV/1999 yang sebelumnya
wilayah kerja hanya di Kabupaten Boyolali maka semenjak tahun 2011
telah berbadan hukum tingkat Propinsi yang menandakan wilayah kerja
seluruh Propinsi Jawa Tengah dan berkantor pusat di Jalan BoyolaliMagelang Km. 10 dan sampai dengan saat ini sudah mempunyai 6 (enam)
Kantor Cabang.
KJKS BMT Tumang didirikan selain untuk memenuhi tuntutan
masyarakat, juga mempunyai tujuan yang lebih besar, yaitu membantu
masyarakat kecil menengah supaya mampu mandiri berani bersaing

lviii

dengan kekuatan ekonomi yang lain tentunya dalam rangka meningkatkan


kesejahteraan anggotanya. KJKS BMT Tumang telah membuktikan
bahwa keberadaannya sudah diterima oleh masyarakat. Dengan anggota
yang semakin bertambah serta wilayah kerja yang semakin luas
menggambarkan akan perannya cukup besar menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat. Hal terpenting adalah kesungguhan semua
komponen baik di jajaran Manajemen baik itu Pengurus, Pengawas,
maupun Pengelola Anggota dengan komitmen yang tinggi untuk
mengupayakan pengelolaan lembaga yang profesional, amanah dan adil.
2. Profil KJKS BMT Tumang
a. Nama Lembaga
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT TUMANG.
b. Tanggal Pendirian
30 September 1998 oleh Kakandep Koperasi Kab. Boyolali.
c. Alamat Kantor Pusat
Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362 Telp. (0276)
323 454 Faks. (0276) 323 336.
d. Alamat Kantor Cabang :
1) Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362 Telp.
(0276) 323454.
2) Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali Telp. (0276) 323034.
3) Jl. Raya Ampel No.8 (Depan Pasar Ampel), Boyolali Telp. (0276)
330626.

lix

4) Jl. Melati, Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276-323335.


5) Jl. Raya Kacangan (Barat Pasar Kacangan) Andong, Boyolali Telp.
(0271) 7893025.
6) Jl. Ahmad Yani (Depan Pasar Kartasura) Kartasura, Sukoharjoi
Telp. (0271) 784 285.
e. Kelengkapan Organisasi :
1) Aturan tertulis Organisasi : Anggaran Dasar
2) Nomor Badan Hukum : 242/BH/KDK.11.25/IV/1999
3) Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-526.000
4) Jangkauan pelayanan : Kab. Boyolali dan sekitarnya
5) Waktu Operasional (Jam Buka Kas)
Hari Senin - Jumat : pukul 08.00 16.00 WIB (Untuk hari Sabtu
dan Minggu Libur).
3. Visi dan Misi KJKS BMT Tumang
a. Visi
Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk membangun
ekonomi masyarakat (umat) yang berbasis syariah, dalam rangka
mewujudkan kemandirian melalui tata kelola yang baik, tangguh,
modern menuju kesejahteraan anggota yang diridhoi Allah SWT.
b. Misi
1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern,
amanah, dan sejahtera Penjelasan: BMT TUMANG berupaya
mewujudkan sebuah lembaga keuangan syariah yang mandiri,

lx

secara terus menerus meningkatkan jati diri, mengandalkan pada


kekuatan yang dimiliki, serta mampu memanfaatkan peluang yang
ada dengan bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. Modern dari
segi pelayanan, daya dukung operasional, dan sejajar atau lebih
tinggi dengan lembaga keuangan terkemuka. Dalam melaksanakan
jasa

layanan

lebih

mengutamakan

norma-norma

kebaikan

(amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga


keberadaannya dapat memberikan nilai tambah, serta dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi anggota serta masyarakat luas.
2) Mengembangkan SDM yang tangguh, profesional dan berdaya
saing tinggi Penjelasan: Untuk mencapai Visi yang telah
ditetapkan,

BMT

berupaya

mengembangkan

SDM

yang

profesional, kompeten, memiliki integritas tinggi, berdaya saing


sehingga mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa
depan.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung operasional BMT Penjelasan: Untuk mendukung
layanan

keuangan

syariah

yang

modern,

BMT

berupaya

meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan


didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang
modern sesuai perkembangan zaman.

lxi

4. Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang


Organisasi adalah wadah atau wahana yang menjamin terciptanya
aktivitas orang yang telah bersepakat dalam kerja sama guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menghindari terjadi tumpang tindih
dalam pembagian tugas yang hanya menimbulkan tidak adanya kesatuan
perintah, terutama dalam pendelegasian wewenang, maka diperlukan
adanya stuktur organisasi yang baik dan jelas.
Struktur organisasi adalah kerangka yang menggambarkan pola
tetap dari hubungan di antara bidang-bidang kerja yang ada di dalam
organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan dengan keadaan,
kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut. Dengan adanya
struktur organisasi dapat diketahui sampai di mana wewenang dan
tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugasnya.

lxii

Bagan 3. 1
Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang

Sumber: KJKS BMT Tumang, Cepogo, Boyolali, 2011.

lxiii

Bagan 3. 2
Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang Cabang Ampel

Manajer Cabang

Marketing
Finance

Marketing
Funding

Customer
Service

Teller

Back Office

Sumber: KJKS BMT Tumang Cabang Ampel

lxiv

Security

5. Susunan Kepengurusan KJKS BMT Tumang


Tabel 3. 1
Susunan Pengurus dan Pengawas KJKS BMT Tumang
No

NAMA

L/P

ALAMAT

PENDIDIKAN

JABATAN

H. Munawir, Ama.Pd

Cepogo

D3

Ketua

Dwi Rochmiathy, S.Pd

Tumang

S2

Sekretaris

Rofiq Ridhoni, S.Kep

Tumang

S1

Bendahara

Sugiyono, S.Ag

Tumang

D3

M. Wasil, SE, MM

Solo

S2

H. Ali Syani, BA

Tumang

Sarmud

H. MS Zuhri

Tumang

SPG

H. Munir Asrori

Bandung

S1

H. Soeryanto, SH

Jakarta

S1

10

Edi Darmasto, SE, Ak

Surabaya

S1

11

H. Sismanto, SE

Bandung

S1

12

M. Muchlas, SH, MH

Jakarta

S2

13

Aris Munandar, SE

Jakarta

S1

Sumber: KJKS BMT Tumang Tahun 2011

lxv

Anggota
Pengurus
Pengawas
Manajemen
Pengawas
Syariah
Pengawas
Syariah
Pengawas
Syariah
Pengawas
Manajemen
Pengawas
Manajemen
Pengawas
Manajemen
Pengawas
Manajemen
Pengawas
Manajemen

6. Keunggulan KJKS BMT Tumang


a. Sistem dan kinerja BMT berpegang pada prinsip dasar yang
berlandaskan Syariah.
b. BMT menjauhkan dari system riba, maysir, gharar : yang melanggar
prinsip fiqh alghunmu bil ghurmi (keuntungan muncul bersama
resiko) atau al kharaj bi dhaman (hasil muncul bersama beban) yaitu
dengan system bagi hasil.
c. Dengan menitipkan dan di BMT TUMANG dana aman, bermanfaat
dan Insya Allah barokah.
d. Pelayanan maksimal, siap mengambil dan mengantar.
B. Data Deskriptif
1. Produk KJKS BMT Tumang
a. Produk Pendanaan (Funding)
1) Simpanan Mudharabah Almutholaqoh
Simpanan

Mudharabah

Al

Mutholaqoh adalah

Simpanan berdasarkan kaidah syariah mudharabah almuthlaqah, dimana mudharib memberikan kepercayaan
kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana yang
dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif,
dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara
halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara
anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang
disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-

lxvi

waktu. Simpanan Mudharabah Al Mutholaqoh memiliki


manfaat sebagai berikut :
a) Aman,

Manfaat,

Menguntungkan

dan

InsyaAllah

Barokah
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan
ketentuan syariah
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan
anda
d) Bebas biaya administrasi
Syarat Pembukaan Rekening Simpanan Mudharabah Al
Mutholaqoh :
a) Menjadi anggota BMT TUMANG
b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan
wajib Rp. 5.000,c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,d) Mengisi

dan

menandatangani

formulir

pembukaan

rekening
e) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri
lainnya
f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh
KJKS BMT TUMANG
Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Al Mutholaqoh:
a) InsyaAllah halal dan barokah.

lxvii

b) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan


sesuai dengan kesepakatan.
c) Besarnya

bagi

hasil

simpanan

ditetapkan

menurut

keuntungan KJKS BMT TUMANG dengan nisbah antara


BMT : anggota adalah 70 : 30.
d) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
Jenis-jenis Simpanan Mudharabah Al Mutholaqoh :
a) Simpanan Sukarela (Sikala)
b) Simpanan Idul Fitri
c) Simpanan Idul Qurban
d) Simpanan Pendidikan
e) Simpanan Haji
f) Simpanan Menikah
g) Simpanan Sadranan (Si Mandra)
2) Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan

Mudharabah

Berjangka

(DEPOSITO) adalah Simpanan berdasarkan kaidah syariah


mudharabah al-muthlaqah, dimana mudharib memberikan
kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan
dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara
produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain

lxviii

secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi


antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang
disepakati

di

awal.

Manfaat

Simpanan

Mudharabah

Berjangka (DEPOSITO) antara lain :


a) Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Barokah
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan
ketentuan syariah
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda
d) Bebas biaya administrasi
Syarat

Pembukaan

Rekening

Simpanan

Mudharabah

Berjangka (DEPOSITO) :
a) Menjadi anggota BMT TUMANG
b) Simpanan minimal Rp. 1.000.000,c) Mengisi

dan

menandatangani

formulir

pembukaan

rekening .
d) Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya.
Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito):
a) InsyaAllah halal dan barokah
b) Bagi hasil akan dipindahbukukan ke rekening simpanan
mudharabah biasa setiap tanggal 1
c) Ketentuan nisbah bagi hasil yang ditawarkan adalah :
Jangka Waktu

Nisbah Penyimpan**

i. 1 Bulan

35%

lxix

ii. 3 Bulan

40%

iii.6 Bulan

42,5%

iv. 12 Bulan

45%

** Waktu dan Nisbah bisa disepakati antara BMT dan Penyimpan

3) Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan


Apa itu Si Muda Mapan? Si Muda MaPan adalah
Produk Simpanan di BMT TUMANG dengan prinsip akad
mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah yang
tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak
terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk
kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.
Manfaat Si Muda Mapan :
a) Dengan Akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat
memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT TUMANG
yang insyaAllah halal dan barokah
b) Bagi

hasil

yang

diterima

setiap

bulannya

akan

ditambahkan ke simpanan, sehingga akan meningkatkan


saldo pokok simpanan, yang secara otomatis akan
menambah agi hasil secara proporsional
c) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan
mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke
dalam Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya :
lxx

i. Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan


peralatan sekolah
ii. Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan
Rp.200.000,iii. Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan
santunan sebesar Rp.1.000.000,iv. Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan
mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal BMT TUMANG
Ketentuan Si Muda Mapan :
a) Menjadi anggota BMT TUMANG
b) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,c) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan :
Jangka Waktu

Nisbah Penyimpan

i.

1 tahun

35%

ii.

2 tahun

40%

iii.

3 - 5 tahun

45%

iv.

6- 9 tahun

46%

v.

10-12 tahun

vi.

lebih dari 12 tahun

47,5%
48%

Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5%nya


disisihkan untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian Maal

lxxi

BMT TUMANG Ilustrasi penerimaan bagi hasil Si Muda Mapan


Simpanan : Rp.100.000,- per bulan Waktu : 6 tahun Nisbah : 46 %.
b. Produk Pembiayaan
1) Investasi
Transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam
2 jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah.
a) Mudharabah :
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/
perniagaan antara pihak pemilik dana (sahibul maal)
sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar
100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk
diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi
bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari
kedua belah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan
ditanggung pemilik modal, kecuali jika diketemukan
adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola
dana (mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan,
dan penyalahgunaan dana.
Akad kerjasama Mudharabah ini dibedakan dalam 2
jenis, yakni :
i. Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu
(investasi tidak terikat), misalnya dalam ijab si pemilik

lxxii

modal tidak mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus


dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya, yang pada
intinya memberikan kebebasan kepada pengelola dana
untuk melakukan pengelolaan investasinya.
ii. Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan
persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan
dijalankan oleh sipengelola dana yang berkaitan dengan
tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya
(investasi yang terikat). Sebagai contoh: pengelola dana
dipersyaratkan dalam kerjasama untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Tidak

mencampurkan

dana

mudharabah

yang

diterima dengan dana lainnya.


b. Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang
bersifat sistem jual beli cicilan, tanpa adanya
penjamin dan atau tanpa jaminan.
c. Si pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan
usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.
Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah : Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) Sebagai Agen Investasi : LKS
dapat memberikan jasa mempertemukan fihak pemilik dana
yang akan menginvestasikan dananya kedalam proyek/ usaha
tertentu yang memiliki persyaratan investasi tertentui yang

lxxiii

harus

dipenuhi

oleh

pengelola

dana

(Mudharabah

Muqayyadah). Sebelum melakukan penyaluran dana, LKS


akan mencari proyek/ usaha dimaksud dan melakukan analisa
bisnis dan penilaian kelayakan proyek/ usaha, serta
memberikan rekomendasi yang tidak mengikat kepada
pemilik dana untuk melakukan investasi. Ditinjau dari segi
resiko

yang

bisa

terjadi

dari

produk

mudharabah

muqayyadah ini, maka LKS sebagai agent investasi


dibedakan menjadi 2 jenis, yakni :
a. Channeling Agent, pada Channeling Agent, LKS hanya
memberikan alternatif sesuai hasil evaluasi dan analisa
yang dilakukan, sedangkan keputusan untuk melakukan
investasi sepenuhnya berada pada pemilik dana. Jika
telah terjadi kesepakatan, maka tugas LKS telah selesai
dan untuk ini LKS akan mendapatkan arranger fee.
Pemberian jasa mudharabah muqayyadah ini tidak
berpengaruh kepada aktiva produktif LKS, karena disini
LKS bukan sebagai penyalur dana, tetapi hanya
memberikan jasa perantara. PSAK no. 59 Perihal
Perbankan Syariah menyatakan : Apabila Bank
bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana
mudharabah muqayyadah dan Bank tidak menanggung
resiko, maka pelaporannya tidak dilakukan dalam

lxxiv

neraca tetapi dalam laporan perubahan dana investasi


terikat, sedangkan dana yang diterima dan belum
disalurkan diakui sebagai titipan.
b. Executing Agent, pada Executing Agent LKS ikut
menanggung resiko atas pembiayaan yang disalurkan
sehingga proses pemberian dan keputusan disamping
dilakukan secara bersama-sama dengan pemilik dana,
LKS bertindak selayaknya sebagai pemilik dana. PSAK
no. 59 menyatakan: Apabila Bank bertindak sebagai
agen

dalam

menyalurkan

dana

mudharabah

muqayyadah tetapi juga menanggung resiko atas


penyaluran dana tersebut, maka pelaporannya dilakukan
dalam neraca sebesar porsi resiko yang ditanggung oleh
Bank.
b) Musyarakah :
Pembiayaan Musyarakah (syirkah), adalah suatu
bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa
pemilik modal untuk menyertakan modalnya dalam suatu
usaha, dimana masing-masing pihak mempunyai hak
untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha
tersebut.
penyertaan

Keuntungan
modal

lxxv

atau

dibagi

menurut

berdasarkan

proporsi

kesepakatan

bersama. Musyarakah dapat diartikan pula sebagai


pencampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan.
Jenis-Jenis Musyarakah :
i. Syirkah Kepemilikan (Amlak), syirkah yang terjadi karena
warisan, wasiat atau faktor lainnya yang mengakibatkan
pemilikan asset oleh dua orang atau lebih, serta berbagi
dalam kepemilikan aset riil tersebut atas keuntungan yang
dihasilkan daripadanya
ii. Syirkah Akad/ Kontrak (Uqud), syirkah yang terjadi
karena kesepakatan dua orang mitra atau lebih yang
bekerjasama dalam permodalan, kerja, dan atau keahlian
serta berbagi keuntungan dan kerugian dari kemitraan
tersebut. Syirkah Akad/ Kontrak ini memiliki berbagai
jenis dan variasi, yakni :
Al-Inan, syirkah yang dibentuk oleh beberapa
orang mitra dalam suatu perniagaan, setiap mitra
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan
berpartisipasi dalam kerja. Para mitra berbagai keuntungan
dan

atau

kerugian

yang

diperoleh

berdasarkan

kesepakatan, tetapi tidak disaratkan sama, baik dalam


porsi dana maupun kerja atau bagi hasil.
Bentuk

syirkah

ini

paling

banyak

diimplementasikan karena lebih mudah dan praktis karena

lxxvi

tidak mensyaratkan persamaan modal , pekerjaan dan


pembagian bagi hasil Mufawadha (sama-sama), bentuk
perniagaan dari beberapa orang mitra yang menyetorkan
jumlah modal, beban pekerjaan/ kerja, dan tanggungjawab

serta

keuntungan

dan

atau

kerugian

yang

seluruhnya dilakukan secara sama. Dalam syrikah ini


setiap mitra memilik hak dan kewajiban yang sama dan
tidak diperkenankan salah satu mitra memiliki modal dan
keuntungan yang lebih besar dari mitra lainnya.
Amaal (Abdan), syirkah yang dibentuk oleh
beberapa orang mitra yang bermodalkan profesi dan
keahlian masing-masing . profesi dan keahlian ini bisa
sama dan bisa juga berbeda. Berdasarkan profesi mereka
masing-masing bersepakat untuk melakukan perniagaan,
misalnya menyewa suatu tempat untuk melakukan
perniagaan, dan jika memperoleh keuntungan akan dibagi
menurut kesepakatan mereka masing-masing.
Wujuh, syirkah yang dibentuk tanpa modal dari
para mitra. Modal dibentuk dari reputasi nama baik para
mitra karena kepribadiannya dan kejujurannya diantara
mereka

didalam

melakukan

suatu

perniagaan.

Implementasi Produk Musyarakah : Dari seluruh jenis


atau variasi produk musyarakah (syirkah) diatas, syirkah

lxxvii

Al-Inan yang paling tepat untuk diimplementasikan


kedalam produk pembiayaan Lembaga Kuangan Syariah.
Syirkah Al-Inan ini biasanya diperuntukkan untuk
pembiayan proyek dimana mitra dan lembaga keuangan
Syariah sama-sama menyediakan modal untuk membiayai
proyek

tersebut.

Setelah

proyek

selesai

mitra

mengembalikan dana tersebut berikut bagi hasil yang telah


disepakati bersama.
2) Pembiayaan Jual-Beli
Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam
Islam, antara lain adalah Murabahah, Salam dan Istisna
a) Murabahah :
Murabahah adalah jual beli barang pada harga
asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan
(marjin) yang disepakati oleh kedubelah pihak (Penjual
dan Pembeli). Karakteristiknya adalah penjual harus
memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan
menentukan

suatu

tingkat

keuntungan

sebagai

tambahannya. Cara pembayaran dan jangka waktu


disepakati bersama, dapat secara lumpsum ataupun
secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara
angsuran ini disebut dengan Bai Bitsaman Ajil.
Implementasi Produk Murabahah : Dari pengertian

lxxviii

diatas,

maka

lembaga

keuangan

syariah

dapat

mengimplementasikan pada produk penyaluran dana,


yakni untuk penjualan barang-barang investasi dengan
kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short
deal), model ini paling banyak dipergunakan dalam
lembaga

keuangan

Syariah

oleh

karena

setting

administrasinya yang sederhana. (Didalam lembaga


keuangan konvensional layanan ini dikenal dengan
istilah kredit investasi). Didalam praktek kita jumpai
lembaga

keuangan

syariah

menggunakan

sistem

murabahah ini untuk kebutuhan modal kerja, sehingga


konsekuensinya diketemukan beberapa akad murabahah
yang

diperpanjang

bahkan

sampai

menjadi

berkepanjangan/ berkelanjutan (evergreen) karena sifat


dari modal kerja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin
dalam kegiatan usaha.
b) Salam (Salaf)
Salam (Salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang
dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan
pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/
diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang
tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun
dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan

lxxix

pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/


diinginkan

diterima

kemudian.

(Penghantaran

barang/

delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).


Implementasi

produk

Salam:

Dipergunakan

untuk

membiaya produk (terutama) pertanian dengan jangka waktu


pendek (<= 6 bulan), namun didalam praktek terhadap
barang-barang yang mempunyai spesifikasi jelas dapat juga
dibiayai dengan produk salam ini, seperti produk garment
(pembuatan pakaian jadi)
Salam Paralel : Salam parallel berarti melaksanakan dua
transaksi salam yang berbeda pada para pihak yang
bertransaksi. Contohnya : Lembaga Keuangan Syariah A
selaku pembeli membuat akad salam dengan Produsen X
selaku pemasok (Salam ke-2) untuk pemesanan/ pembelian
produk garment. Sebelumnya Lembaga Keuangan Syariah
A selaku penjual juga membuat akad Salam dengan
Pembeli Akhir Y (Salam ke-1). Prosedur yang demikian ini
yang disebut dengan Salam Paralel karena Lembaga
Keuangan dimaksud bertindak selaku pembeli dan penjual
pada suatu transaksi salam. Hal ini dimungkinkan karena
Lembaga keuangan Syariah A semenjak awal tidak
merencanakan untuk menyimpan dan menjadikan garment
tersebut sebagai barang persediaannya, sehingga diperlukan

lxxx

pihak ke-3 yang dapat mengkonsumsi (membeli) barangbarang tersebut. Dari proses diatas maka dapat kita simpulkan
bahwa timbulnya proses Salam ke-2 baru dapat direalisasikan
oleh Lembaga Keuangan Syariah, jika Lembaga Keuangan
Syariah telah dapat menemukan dan memastikan adanya
fihak pembeli akhir sebagaimana pada proses salam ke-1.
c) Istisna :
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen)
untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad
jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh
pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan
kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku
disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad Ujrah
(Upah).
Implementasi Produk Istisna : Poduk Istisna dapat
diimplementasikan untuk transaksi jual-beli yang prosesnya
dilakukan dengan cara pemesanan barang terlebih dahulu
(pembeli menugasi penjual untuk membuat barang sesuai
spesifikasi tertentu, seperti pada proyek konstruksi) dan
pembayaran

dapat

dilakukan

dimuka,

ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

lxxxi

cicilan,

atau

Istisna Paralel : Jika Lembaga keuangan Syariah bertindak


sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (subkontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara
istisna, maka hal ini disebut dengan Istisna paralel. Contoh :
Istisna Paralel dapat diterapkan pada proyek konstruksi,
yakni Kontraktor selaku pembuat/ produsen (Sani ke-2)
memerlukan

biaya

modal

untuk

membangun

proyek

konstruksi milik Bohir selaku pemesan/ pembeli (Mustasni),


sedangkan Lembaga Keuangan Syariah (sebagai Sani ke-1)
membayar biaya untuk konstruksi itu dan kemudian
menjualnya kepada Bohir. Manfaat yang akan diperoleh
Lembaga Keuangan Syariah adalah selisih antara harga beli
dari Kontraktor dengan harga jual kepada Bohir. Didalam
skim diatas Lembaga Keuangan Syariah akan meminta
(mensubkannya) kepada Kontraktor untuk membuatkan
barang pesanan/ proyek konstruksi sesuai permintaan Bohir
(akad Istisna ke-2), dan setelah selesai Bohir akan membeli
barang tersebut dari Lembaga Keuangan Syariah dengan
harga yang telah disepakati bersama.(Akad Istisna ke-1).
Akad ke-2 dilakukan setelah akad ke-1 sah, dan dilakukan
secara terpisah.

lxxxii

3) Pembiayaan Jasa-Sewa
Selain pembiayaan investasi dan jual-beli, dari KJKS BMT
TUMANG juga menyediakan produk Pembiayaan Jasa atau Sewa
yang terdiri dari Ijarah dan Qardh. Adapun penjelasan dari kedua
produk tersebut adalah berikut ini:
a) Ijarah :
Ijarah dalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan
sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian Sewa
(Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah asset, sedangkan
sewa-beli (Ijarah wa Iqtina) atau disebut juga Ijarah Muntahiya
bi tamlik adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan
kepemilikan.
Implementasi Produk Ijarah: Di dalam transaksi Ijarah yang
menjadi obyek adalah penggunaan manfaat atas sebuah asset,
dan salah satu rukun ijarah adalah harga sewa. Dengan
demikian Ijarah sesungguhnya bukan kelompok dari jual beli.
Didalam implementasi produk ijarah, Lembaga Keuangan
Syariah banyak menerapkan produk Ijarah Wa Iqtina dan
meng-kelompokan produk ini kedlam akad jual-beli, karena
memberikan option kepada penyewa untuk membeli asset
yang disewa pada akhir masa sewa. Hal ini disebabkan untuk
proses kemudahan disisi operasional Lembaga keuangan

lxxxiii

Syariah dalam hal pemeliharaan asset pada masa atau sesudah


sewa.
b) Qardh
Qardh adalah meminjamkan harta kepada orang lain
tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur Fiqh, Qardh
dikatagorikan sebagai aqd tathawwu yaitu akad saling
membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka
mewujudkan tanggung-jawab sosial, Lembaga Keuangan
Syariah dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul
Hassan, yaitu penyediaan pinjaman dana kepada fihak yang
layak untuk mendapatkannya. Secara Syariah peminjam hanya
berkewajiban

membayar

kembali

pokok

pinjamannya,

walaupun syariah membolehkan peminjam untuk untuk


memberikan imbalan sesuai dengan keikhlasannya, tetapi
Lembaga Keuangan pemberi qard tidak diperkenankan untuk
meminta imbalan apapun.
Implementasi Produk Pinjaman Qard dan Al-Qardul
Hassan: Pinjaman-Qardh, sebagai produk pelengkap untuk
memenuhi kebutuhan dana mendesak, dan atau untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak bersifat
komersial. Pinjaman Qardh diberikan dengan jangka waktu
yang sangat pendek. Sumber dana Pinjaman-Qardh ini

lxxxiv

diperoleh dari modal LKS sendiri. Penyajian Pinjaman-Qardh


dilakukan dalam Aktiva Lain-Lain
Al-Qardhul Hassan, untuk memenuhi kebutuhan bersifat
sosial. Sumber dana diperoleh dari dana ekstern dan bukan
berasal dari dana LKS sendiri. Dana Al-Qardhul Hassan
diperoleh dari dana kebajikan seperti a.l. Zakat, Infaq dan
Sadaqah. Pinjaman Al-Qardhul Hassan tidak dibukukan dalam
Neraca LKS, tetapi dilaporkan dalam Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Al Qardhul Hassan.
Syarat Pengajuan Pembiayaan
Berikut ini adalah syarat pengajuan pembiayaan di KJKS BMT
TUMANG:
a. Menjadi anggota KJKS BMT TUMANG.
b. Mempunyai usaha produktif.
c. Mengisi formulir permohonan yang dilampiri :
1) Fotocopy KTP Suami-Istri dan Kartu Keluarga
2) Fotocopy Agunan
3) Rekening Pembayaran Listrik
d. Bersedia disurvei.
e. Mempunyai Agunan/ Jaminan (Sertifikat/ BPKB).

lxxxv

c. Data Jumlah Nasabah Pendanaan di KJKS BMT Tumang


Cabang Ampel
Tabel 3. 2
Data jumlah nasabah pendanaan di KJKS BMT Tumang Cabang
Ampel
No. Tahun

Jumlah Nasabah

Jumlah
Total

Sikala Deposito Sifitri Simudamapan


1.

2009

372

13

395

2.

2010

379

15

406

3.

2011

384

23

30

441

4.

2012

448

83

54

589

5.

2013

449

84

86

624

Sumber: KJKS BMT Tumang Cabang Ampel

lxxxvi

BAB IV
ANALISIS
A. Perkembangan Produk SIMUDAMAPAN Di KJKS BMT Tumang
Cabang Ampel
Produk (Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan)
SIMUDAMAPAN adalah salah satu Produk Simpanan di BMT TUMANG
dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah
yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat).
Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk kebutuhan anggota di waktu
yang akan datang. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan dari
KJKS BMT Tumang, karena dalam produk ini memberikan banyak kelebihan
ataupun manfaat dibandingkan produk- produk lainnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Nur Hidayat Ardiansyah, Manajer Cabang BMT
Tumang Cabang Ampel (pada tanggal 21 Mei 2013 jam 08.20 wib) tujuan
dari produk SIMUDAMAPAN adalah membantu masyarakat dalam
merencanakan pendidikan bagi anggota keluarganya di waktu yang akan
datang, dengan menjadi anggota Produk SIMUDAMAPAN, nasabah akan
mempunyai simpanan khusus yang digunakan untuk membiayai pendidikan,
karena produk ini tidak bisa diambil sewaktu- waktu sebelum tanggal jatuh
tempo, serta setiap bulannya nasabah wajib menabung, sehingga nasabah
merasa mempunyai kewajiban untuk menyimpan sebagian dananya untuk
biaya pendidikan anak- anaknya kelak. Produk SIMUDAMAPAN ini sangat

lxxxvii

bermanfaat bagi masyarakat yang ingin menyimpan dananya untuk


perencanaan pendidikan di waktu yang akan datang.
Indikator dari perkembangan produk dapat dilihat dari dua faktor,
yaitu:
1. Jumlah Nasabah
2. Jumlah saldo simpanan.

Tabel 4. 1
Perkembangan Jumlah Nasabah SIMUDAMAPAN dari tahun 2006- 2013
Di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel
No

Tahun

Jumlah Nasabah

Saldo Simpanan

2006

Rp 306. 319

2007

10

Rp 6. 322. 565

2008

20

Rp 19. 828. 109

2009

Rp 46. 292. 305,51

2010

Rp 44. 080. 621, 65

2011

30

Rp 96. 157. 679, 25

2012

54

Rp 202. 905. 634, 18

2013

86

Rp 403. 310. 416, 67

Sumber: KJKS BMT Tumang Cabang Ampel

Dari data di atas dapat dilihat bahwa perkembangan produk


SIMUDAMAPAN dari awal, yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2013

lxxxviii

mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2006 hanya 1 orang nasabah dengan


total simpanan sejumlah Rp306.319, tahun 2007 sebanyak 10 nasabah dengan
total simpanan sejumlah Rp6.322.565, tahun 2008 sebanyak 20 nasabah
dengan total simpanan sejumlah Rp19.828.109, dalam tiga tahun itu
perkembangan jumlah nasabah, serta jumlah total simpanan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Kemudian pada tahun 2009 sebanyak 9
nasabah, total saldo sebanyak Rp46.292.305,51 dan tahun 2010 sebanyak 9
nasabah dengan total saldo sebanyak Rp44.080.621,65. Dalam dua tahun
tersebut jumlah nasabah serta saldo total simpanan mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nur Hidayat (pada tanggal 21
Mei 2013 jam 08.20 wib) diketahui bahwa penurunan jumlah nasabah
tersebut dikarenakan adanya pergantian pegawai khususnya dibidang
marketing. Pergantian pegawai khususnya dibidang Marketing sangat
berpengaruh, contohnya tingkat kepercayaan nasabah lama terhadap pegawai
baru biasanya berkurang, tidak seperti terhadap pegawai lama, selain itu
setiap pegawai baru harus menyesuaikan lingkungan serta mengetahui
karakter calon nasabah yang akan ditawari produk- produk dari BMT
Tumang. Selain karena pergantian pegawai baru, penurunan jumlah nasabah
serta simpanan diakibatkan karena simpanan tersebut telah jatuh tempo,
sehingga simpanan tersebut telah diambil oleh nasabah SIMUDAMAPAN.
Mulai tahun 2011 jumlah nasabah mengalami peningkatan yaitu
sebanyak

30

nasabah

dengan

total

saldo

simpanan

sebanyak

Rp96.157.679,25, kemudian tahun 2012 sebanyak 54 nasabah dengan total

lxxxix

saldo simpanan sejumlah Rp202.905.634,18 serta tahun 2013 sebanyak 86


nasabah

dengan

total

saldo

simpanan

sejumlah

Rp403.310.416,67.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nur Hidayat (pada tanggal 21 Mei


2013 jam 09.00 wib) peningkatan yang sangat signifikan dari jumlah nasabah
dan total saldo terjadi mulai tahun 2011, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah rasa kepercayaan nasabah terhadap BMT Tumang
yang mulai meningkat, karena BMT Tumang sudah berdiri lama sehingga
sudah memiliki pengalaman serta BMT Tumang sudah memiliki nama baik di
mata masyarakat, masyarakat banyak yang sudah menyadari bahwa
perencanaan pendidikan itu sangatlah penting, serta promosi pihak BMT
Tumang yang semakin baik, sehingga masyarakat banyak yang tertarik
menjadi nasabah produk SIMUDAMAPAN di BMT Tumang khususnya
Cabang Ampel.

B. Strategi Pemasaran Dalam Mencari Nasabah Produk SIMUDAMAPAN


di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel
Pada bab sebelumnya telah menguraikan tentang perkembangan
nasabah produk SIMUDAMAPAN dari tahun 2006 sampai tahun 2013.
Dalam menawarkan Produk SIMUDAMAPAN, KJKS BMT Tumang Cabang
Ampel mempunyai strategi dalam mencari nasabah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ferri Effendy, SE, Marketing
Funding KJKS BMT Tumang Cabang Ampel (pada tanggal 30 Mei 2013 hari

xc

kamis jam 16.05 wib), sesuai dengan konsep pemasaran (Kotler, 2000: 9),
adalah sebagai berikut:
1. Pasar sasaran yang tepat (Target Market) dan Segmentasi
Produk (Simpanan Mudharabah Berjangka untuk Masa Depan)
SIMUDAMAPAN adalah salah satu produk simpanan di BMT Tumang
dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, produk ini dikhususkan bagi
para pelajar atau bagi masyarakat yang mempunyai keinginan dalam
perencanaan pendidikan bagi anak- anaknya. Karena produk ini sangat
membantu dalam perencanaan biaya pendidikan untuk kedepannya.
Dengan segmentasi pasar sasaran dari kalangan bawah (dengan
penghasilan Rp100.000 Rp1.000.000 per bulan), menengah (dengan
penghasilan Rp1.000.000 Rp3.000.000 per bulan), hingga kalangan atas
(dengan penghasilan Rp3.000.000 ke atas setiap bulannya), yang memiliki
orientasi pendidikan bagi anaknya.
Produk SIMUDAMAPAN ini terjangkau bagi kalangan bawah,
karena setoran perbulan hanya Rp. 50.000, bisa diangsur setiap minggu
nya.
2. Pemasar dan Prospek
Seorang pemasar adalah seseorang yang mencari tanggapan
(perhatian, pembelian, pemberian suara, sumbangan) dari pihak lain yang
disebut prospek. Berdasarkan data sekunder, yakni berupa dokumen dan
arsip dari BMT Tumang, tugas dari seorang pemasar di BMT Tumang
antara lain sebagai berikut:

xci

a. Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.


b. Mengatur rute kunjungan harian.
c. Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada
Manajer cabang.
d. Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku.
Dalam hal ini seorang pemasar menawarkan salah satu produk
dari BMT Tumang yaitu poduk SIMUDAMAPAN secara detail, dan
sistematis kepada calon nasabah dengan tujuan agar produk yang
ditawarkan bisa diterima secara utuh. Adapun waktu yang tepat untuk
melakukan pemasaran biasanya setiap tahun ajaran baru yang dilakukan
di sekolah- sekolah dan instansi pemerintah.
3. Produk
Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan (Kotler, 2000: 13).
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2008: 4). Tujuan
dari sebuah produk adalah untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan
masyarakat atau pelanggan.
Dalam hal ini produk yang ditawarkan kepada masyarakat adalah
produk jasa simpanan berupa produk Simpanan Mudharabah Berjangka
Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN), SIMUDAMAPAN adalah salah
satu Produk Simpanan di BMT TUMANG dengan prinsip akad
mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah yang tidak

xcii

mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Produk ini


sangat menarik dan inovatif. Berdasarkan data sekunder berupa dokumen
dari BMT Tumang, adapun kelebihan dari produk SIMUDAMAPAN
antara lain:
a. Tidak dikenakan biaya administrasi bulanan.
b. Bagi hasil yang kompetitif.
c. Bagi hasil dapat diambil setiap bulan.
d. Setiap tahun anggota simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa
Depan mendapatkan bingkisan, berupa perlatan sekolah.
Berdasarkan data sekunder, berupa dokumen dari BMT Tumang, manfaat
dari produk SIMUDAMAPAN adalah sebagai berikut:
d) Dengan Akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat memperoleh
bagi hasil dari hasil usaha BMT TUMANG yang insyaAllah halal dan
barokah.
e) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke
simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan, yang
secara otomatis akan menambah agi hasil secara proporsional.
f) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan
manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga Peduli
Pendidikan.
Menurut keterangan yang diberikan oleh Bapak Feri Effendy
(pada tanggal 30 Mei 2013 jam 16.05 wib), perbedaan produk
SIMUDAMAPAN dengan produk lain yaitu terletak pada setoran yang

xciii

dibayarkan setiap bulannya, dengan jangka waktu tertentu yang telah


ditentukan oleh nasabah, simpanan ini baru bisa diambil setelah waktu
jatuh tempo, bagi hasil dipindahbukukan ke rekening mudharabah biasa,
jadi bagi hasilnya bisa diambil setiap bulannya.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa, dengan tujuan menarik calon pembeli atau nasabah agar
membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan (wikipedia.com
diakses tanggal 01 Juli 2013 jam 19.30 wib).
Promosi merupakan sarana yang paling efektif untuk menarik
nasabah agar menjadi anggota dari produk yang ditawarkan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Ferri Effendy, SE, selaku Marketing
Funding KJKS BMT Tumang Cabang Ampel (pada tanggal 30 Mei 2013
hari kamis jam 16.05 wib) ada tiga macam sarana promosi yang
digunakan di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel dalam mencari nasabah
adalah sebagai berikut:
a. Periklanan
Dalam strategi promosi dengan media periklanan, media yang
digunakan oleh BMT Tumang Cabang Ampel yaitu media cetak. Pihak
KJKS BMT Tumang Cabang Ampel memasang spanduk di tempat
yang strategis, misalnya di jalan raya, jalan masuk pasar dan daerah
sekolah- sekolah agar banyak oang yang membaca kemudian tertarik
dengan produk- produk yang ditawarkan, serta menyebarkan brosur-

xciv

brosur kepada masyarakat, penyebaran brosur juga dilakukan pada saat


menjelang tahun ajaran baru sekolah dan penyebaran brosur di kantor
Instansi Pemerintah dengan tujuan masyarakat mengetahui apa saja
produk- produk dai BMT Tumang.
b. Sales Promotion (promosi penjualan)
Sales Promotion (promosi penjualan) adalah suatu bujukan
langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu
produk kepada konsumen atau pelanggan, dengan tujuan untuk
mempengauhi pembeli agar mencoba menggunakan produk atau
menganjukan agar konsumen menggunakan produk secara rutin
(wordpress.com diakses tanggal 01 Juli 2013 jam 20.00 wib).
Dalam hal ini Sales Promotion yang diberikan oleh pihak KJKS
BMT Tumang adalah nasabah yang jangka waktu simpanan
SIMUDAMAPAN lebih dari tiga tahun akan mendapatkan manfaat
khusus, yaitu akan dimasukkan ke dalam Keluarga Peduli Pendidikan,
diantaranya, setiap ajaran baru akan mendapatkan peralatan sekolah,
anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan sebesar Rp.
200.000, anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan
sebesar Rp. 1.000.000, dan setiaap anak didik yang berprestasi bisa
diusulkan mendapat beasiswa dari Divisi Maal BMT Tumang.
c. Personal Selling (Penjualan Pribadi)
Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu

xcv

produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman


pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba dan
akhirnya membelinya atau menggunakannya (wordpress.com diakses
tanggal 01 Juli 2013 jam 20.23 wib).
Guna meningkatkan jumlah nasabah dan target pencapaian dana
simpanan, maka salah satu strategi promosi yang digunakan oleh BMT
Tumang adalah Personal Selling. Strategi ini melibatkan seluruh
pengelola BMT Tumang Cabang Ampel dalam melakukan strategi
Personal Selling, tidak hanya seorang marketing ataupun seorang
manajer.

Seluruh

pengelola

harus

bisa

membawa

ataupun

menempatkan diri, serta menjelaskan secara detail pada saat calon


nasabah kurang memahami apa itu BMT ataupun apa saja produkproduk dan kelebihannya.
Selain dengan strategi- strategi yang telah dijelaskan diatas
KJKS BMT Tumang Cabang Ampel juga menerapkan layanan ekstra
terhadap nasabah, dimulai dari karyawan bagian Front Office baik
security, teller, Customer Service, semua memberikan pelayan yang
baik kepada nasabah, ramah- tamah serta sopan santun, melayani
dengan etika yang baik, sehingga nasabah merasa sangat puas dengan
layanan yang diberikan oleh pihak KJKS BMT Tumang Cabang
Ampel. Kemudian dari bidang Marketing, baik Marketing Funding
maupun Marketing Financing juga memberikan pelayanan yang prima
terhadap nasabahnya. Nasabah simpanan, khususnya SIMUDAMAPAN

xcvi

tidak harus menyetorkan uangnya ke Kantor BMT, tetapi pihak


Marketing Funding yang akan mengambil setoran dari nasabah
tersebut, layanan tersebut biasanya disebut dengan layanan jemput bola.
Personal Selling yang diterapkan dengan baik akan menghasilkan
Customer Satisfaction.

C. Persepsi Nasabah Terhadap Produk SIMUDAMAPAN Di KJKS


BMT Tumang Cabang Ampel
Menurut Kotler (2004:193), persepsi merupakan suatu proses
dimana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan informasi
menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia. Di bawah ini data
nasabah SIMUDAMAPAN yang menjadi responden.
Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu,
atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya (KBBI, 2005:807).
Guna mengetahui persepsi nasabah produk SIMUDAMAPAN di
BMT Tumang Cabang Ampel terhadap produk SIMUDAMAPAN ini,
maka peneliti melakukan wawancara terhadap 20 nasabah sebagai
responden. Berikut adalah daftar nasabah sebagai responden.

xcvii

Tabel 4. 2
Daftar nama anggota SIMUDAMAPAN di KJKS BMT Tumang Cabang
Ampel, sebagai responden.
No.

Nama

Alamat

Usia

Tanggal
wawancara

Sri Wahyuni

Kliwonan 02/01,

40 Tahun

31 Mei 2013

14 Tahun

03 Juni 2013

45 Tahun

21 Mei 2013

9 Tahun

03 Juni 2013

2 Tahun

17 Juni 2013

27 Tahun

03 Juni 2013

39 Tahun

17 Juni 2013

18 Tahun

03 Juni 2013

28 Tahun

11 Juni 2013

32 Tahun

14 Juni 2013

sugihan
2

Rina

Kiringan 02/ 06,

Kartikasari

Boyolali

Joko Sutrisno

Mojomulyo 01/ 08,


sragenkulon

Lala Dwi

Kiringan 02/ 06,

Hapsari

Boyolali

Adila

Gatak 35/ 08,

Fahrizah QQ

Sugihan

Saifuddin
6

Sri Lestari

Kiringan 02/ 06,


Boyolali

Puji Mulyati

Klatak 03/ 06,


Kembang

Triyatno

Kiringan 02/ 06,


Boyolali

10

11

Siti

Tegalmulyo,

Qomariyah

Boyolali

Dini

Dungus 02/ 01,

Tricahyani

Ampel

RA

Tanduk, Bakalan,

Darussalam

Ampel

xcviii

13 Juni 2013

12

Adelia QQ

Kalitengah, Ampel

1 Tahun

18 Juni 2013

Bakalan 07/ 06,

30 Tahun

18 Juni 2013

Anggi
13

Tora

Tanduk
14

Nur Wafiyah

Bendo, Ampel

30 Tahun

14 Juni 2013

15

Atik Sunarsih

Jomboran,

26 Tahun

21 Mei 2013

Mojosongo
16

Wartini

Ampel

42 Tahun

21 Mei 2013

17

Yayuk

Ngablak, Ampel

32 Tahun

11 Juni 2013

Griya Pulisen,

30 Tahun

31 Mei 2013

Tumang, Cepogo

20 Tahun

30 Mei 2013

Mekarsari, Ampel

35 Tahun

17 Mei 2013

Supadmi
18

Yeni Fitriana

Boyolali
19

Kholis
Julianto

20

Wiji
Suyarsanti

Sumber: KJKS BMT Tumang Cabang Ampel.


Sebelum

menyimpulkan

SIMUDAMAPAN

maka

persepsi

peneliti

nasabah

melakukan

terhadap

produk

penilaian

produk

SIMUDAMAPAN yang meliputi: manfaat, kelebihan, serta kekurangan


(dibandingkan dengan produk lain yang sejenis).
a. Semua responden mengatakan bahwa produk SIMUDAMAPAN
sangat bermanfaat dan membantu dalam perencanaan pendidikan.
b. 95% responden (19 dari 20 responden) mengatakan bahwa produk
SIMUDAMAPAN memiliki banyak kelebihan, diantaranya: setoran
perbulan yang ringan, mendapat bingkisan setiap tahun dan bagi hasil
yang dapat diambil setiap bulannya. Dengan rincian bahwa, 5%

xcix

responden mengatakan produk SIMUDAMAPAN masih kurang


dalam memberikan hadiah, contohnya bingkisan pendidikan setiap
ajaran baru harus lebih variatif.
c. 90% responden (18 dari 20 responden) mengatakan tidak menemui
kekurangan dalam produk serta dalam penawaran produk oleh pihak
KJKS BMT Tumang Cabang Ampel. 10% responden mengatakan
bahwa produk SIMUDAMAPAN masih kurang disosialisasikan
kepada masyarakat, sehingga masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang produk tersebut.
Dari hasil wawancara terstruktur kepada 20 orang anggota Simpanan
Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) di KJKS
BMT Tumang Cabang Ampel, dengan daftar pertanyaan yang ada di
lembar lampiran dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Simpanan

Mudharabah

(SIMUDAMAPAN)

adalah

Berjangka

Untuk

produk

simpanan

Masa
dengan

Depan
akad

Mudharabah yang syariah yang sangat tepat untuk perencanaan


pendidikan bagi anak.
2. SIMUDAMAPAN adalah produk simpanan yang mempunyai banyak
kelebihan, yaitu bagi hasil yang kompetitif, simpanan tidak bisa
diambil sewaktu- waktu sebelum waktu jatuh tempo, setiap anggota
mendapatkan bingkisan setiap tahun ajaran baru, serta setoran
minimum yang hanya sebesar Rp. 50.000. Serta dengan adanya

layanan jemput bola, nasabah tidak perlu membuang waktu untuk


menyetorkan uangnya ke Kantor BMT Tumang Cabang Ampel.
3. SIMUDAMAPAN merupakan produk simpanan yang bermanfaat,
bagus dan inovatif, karena sangat membantu nasabah dalam
perencanaan pendidikan, dapat membantu meringankan biaya- biaya
pendidikan

yang

akan

datang.

Masa

depan

memang

harus

direncanakan dari awal.


Dari kesimpulan di atas, produk SIMUDAMAPAN banyak diminati
oleh masyarakat khususnya untuk perencanaan pendidikan, karena
pendidikan sangat penting bagi semua orang, karena masa depan harus
dipersiapakan dari sekarang.

ci

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berupa data- data
dari observasi, wawancara terstruktur serta dokumentasi sehingga
diperoleh hasil seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya dan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan produk SIMUDAMAPAN di KJKS BMT Tumang
Cabang Ampel dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013
menunjukkan adanya pertumbuhan dan mengalami perkembangan,
yang ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah nasabah serta jumlah
saldo simpanan.
2. Strategi pemasaran Produk SIMUDAMAPAN pada KJKS BMT
Tumang Cabang Ampel dalam mencari nasabah yaitu dengan
menetapkan target market atau pasar sasaran yang tepat dan
segmentasi, pemilihan pemasar (orang yang memasarkan produk)
yang tepat dan prospek yang jelas, perencanaan produk, serta promosi
yang meliputi promosi melalui periklanan, Sales Promotion (promosi
penjualan), dan Personal Selling (Penjualan Pribadi). Keempat
strategi ini sangatlah penting bagi KJKS BMT Tumang dalam mencari
nasabah pendanaan, khususnya Produk SIMUDAMAPAN. Kerjasama
dari seluruh pengelola BMT Tumang Cabang Ampel juga sangat
berpengaruh terhadap kesan yang dirasakan oleh nasabah. Selain itu
cii

pelayanan prima dari seluruh karyawan akan menambah kepecayaan


nasabah terhadap KJKS BMT Tumang Cabang Ampel.
3. SIMUDAMAPAN merupakan produk simpanan yang bermanfaat,
bagus dan inovatif, nasabah merasa terbantu dalam perencanaan
pendidikan, dapat membantu meringankan biaya- biaya pendidikan
yang akan datang. Masa depan memang harus direncanakan dari awal.
Antusias nasabah sangat tinggi terhadap produk SIMUDAMAPAN
ini.
Dari kesimpulan di atas, produk SIMUDAMAPAN banyak
diminati oleh masyarakat khususnya untuk perencanaan pendidikan,
karena pendidikan sangat penting bagi semua orang, karena masa depan
harus dipersiapakan dari sekarang.
B. Saran- saran
Setelah mengadakan penelitian dan pengamatan keadaan serta situasi di
KJKS BMT Tumang Cabang Ampel, maka peneliti memberikan saran
yang bermanfaat bagi KJKS BMT Tumang Cabang Ampel untuk ke
depannya, antara lain:
1. Meningkatkan strategi pemasaran, misalnya pasar sasaran yang lebih
luas, melihat antusiasme masyarakat terhadap adanya BMT Tumang
ini merupakan salah satu keuntungan bagi pihak BMT untuk membuka
cabang- cabang baru yang akan membantu masyarakat dalam hal
keuangan.

Agar masyarakat luar pada umumnya bisa mengetahui

ciii

BMT Tumang, serta produk- produk apa saja yang ada di KJKS BMT
Tumang tersebut.
2. Fasilitas layanan di Kantor Cabang dibuat lebih nyaman, misalnya
adanya televisi di ruang tunggu nasabah, sehingga apabila nasabah
menunggu antrian tidak membosankan.
3. Lebih memperbanyak sosialisasi produk- produk pembiayaan dan
pendanaan, tidak hanya ke sekolah- sekolah, tetapi juga ke kantorkantor instansi pemerintah, agar KJKS BMT Tumang lebih dikenal
oleh masyarakat, sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah baik
pendanaan maupun pembiayaan.

civ

DAFTAR PUSTAKA

Antonio , Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah Teori Dan Praktek. Jakarta:
Gema Insani
Daryani, Eko. 2011. Sistem dan Prosedur Produk Simpanan di BMT Berkah
Makmur Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Tugas Akhir.
Salatiga.
Daymon, Christine. Tanpa Tahun. Qualitatif Riset in Public Relation and
Marketing Communication. Terjemahan oleh Rhenald Kasall. 2008.
Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
Hirsanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Genta
Press
Husna, M. Asadun. 2012. Analisis Kepuasan Nasabah Produk Tabungan di BMT
Al Fatah Susukan. Tugas Akhir. Salatiga.
Karim, Adiwarman. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan edisi IV.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
.2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia Buku 2 Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat.
. 2004. Manajemen Pemasaran di Indonesia Buku 2 Edisi 12.
Jakarta: Salemba Empat.
. 2008. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.

cv

Masruroh, Iroh. 2010. Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam Meningkatkan


Loyalitas Nasabah Study pada BMT Al- Fath Ikmi Pamulangi. Skripsi.
Jakarta
Moleong, Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset
Muhammad. 2001. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press
Payne, Adrian. 2000. The Essence Of Service Marketing Edisi II. Yogyakarta:
Andi.
Rachmasari, Happy S. 2011. Simpanan Dirham Barokah pada KJKS BMT
ANDA Salatiga. Tugas Akhir. Salatiga.
Resti, Yuliana. 2011. Produk Tabungan Muamalat di Bank Muamalat Indonesia
Cabang Pembantu Salatiga. Tugas Akhir. Salatiga.
Sriyati. 2012. Teknik Pemasaran : Marketing Mix Produk Tabungan Mudharabah
SIKALA BMT Tumang Cabang Boyolali. Tugas Akhir. Salatiga.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Ekonisia.
Sulistiyani, Rohmah. 2011. Strategi Pemasaran Produk Simpanan di Bank
Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga. Tugas Akhir. Salatiga.
Supranto, Johannes. 2002. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Simorangkir. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Non Bank. Jakarta:
Ghalia Indonesia.

cvi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah.
Website
asiabusiness.blogspot.com/2012/07/teknika-sampling-probability-sampling.html
diunduh tanggal 29 Mei 2013 jam 20.30 wib.
http://zona-prasko.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-faktor-yang
mempengaruhi.html diunduh tanggal 29 May 2013, 21.30.
wikipedia.org diunduh tanggal 22 May, 21.44.
www.google.com

cvii

LAMPIRAN

cviii

1. Daftar pertanyaan wawancara terstruktur


a. Manajer Cabang KJKS BMT Tumang Cabang Ampel sebagai Responden
Data Responden :
Bapak Nur Hidayat Ardiansyah, SE
Jabatan Manajer Cabang KJKS BMT Tumang Cabang Ampel
Waktu wawancara tanggal 21 Mei 2013 Jam 08.20 wib

Dengan tujuan untuk menggali informasi lebih tentang keputusan


diciptakannya produk SIMUDAMAPAN di KJKS BMT Tumang, serta
strategi yang digunakan dalam pemasaran produk tersebut.
Pertanyaan :
1. Apa alasan manajemen pusat menciptakan produk baru berupa
Simpanan

Mudharabah

Berjangka

Untuk

Masa

Depan

(SIMUDAMAPAN) di BMT Tumang ini?


2. Apa saja keunggulan dari produk SIMUDAMAPAN ?
3. Apa harapan anda terhadap Produk SIMUDAMAPAN bagi BMT
Tumang untuk kedepannya ?

b. Marketing Funding sebagai Responden


Data Responden :
Bapak Ferri Effendy, SE
Jabatan Marketing Funding KJKS BMT Tumang Cabang Ampel
Waktu wawancara tanggal 30 Mei 2013 jam 16.05 wib

Dengan tujuan menggali informasi tentang strategi pemasaran yang


digunakan dalam mencari nasabah baru produk SIMUDAMAPAN,
dikarenakan Marketing Funding yang berhungan langsung terhadap
masyarakat atau calon nasabah.
Pertanyaan :
1. Strategi apa yang digunakan dalam menawarkan serta memasarkan
produk SIMUDAMAPAN di tengah persaingan yang semakin banyak

cix

agar dapat diterima masyarakat, agar berminat untuk menjadi nasabah


produk SIMUDAMAPAN ?
2. Bagaimana jika calon nasabah belum merasa tertarik dengan produk
tersebut, strategi apa yang dilakukan agar calon nasabah tersbut
menjadi yakin dan berminat dengan produk SIMUDAMAPAN?

2. Daftar pertanyaan wawancara terstruktur


a. Nasabah SIMUDAMAPAN sebagai Responden

Dengan

tujuan

mengetahui

pendapat

nasabah

terhadap

produk

SIMUDAMAPAN, serta menambah referensi bagi pihak BMT Tumang


dalam mengembangkan produk- produk selanjutnya.
Pertanyaan:
1. Mengapa

anda

tertarik

menjadi

anggota

nasabah

produk

SIMUDAMAPAN ?
2. Keuntungan apa saja yang anda peroleh dari menjadi nasabah produk
tersebut ?
3. Bagaimana pendapat atau tanggapan anda mengenai adanya produk
SIMUDAMAPAN ?
4. Bagaimana pengalaman anda terhadap produk sejenis ini, apakah
produk ini lebih baik dan bermanfaat?
5. Jelaskan

menurut

pendapat

anda,

apa

perbedaan

produk

SIMUDAMAPAN dengan produk lain yang sejenis?

Daftar nama responden


No.

Nama

Alamat

Usia

Tanggal
wawancara

Sri Wahyuni

Kliwonan 02/01,
sugihan

cx

40 Tahun

31 Mei 2013

Rina

Kiringan 02/ 06,

Kartikasari

Boyolali

Joko Sutrisno

Mojomulyo 01/ 08,

14 Tahun

03 Juni 2013

45 Tahun

21 Mei 2013

9 Tahun

03 Juni 2013

2 Tahun

17 Juni 2013

27 Tahun

03 Juni 2013

39 Tahun

17 Juni 2013

18 Tahun

03 Juni 2013

28 Tahun

11 Juni 2013

32 Tahun

14 Juni 2013

sragenkulon
4

Lala Dwi

Kiringan 02/ 06,

Hapsari

Boyolali

Adila

Gatak 35/ 08,

Fahrizah QQ

Sugihan

Saifuddin
6

Sri Lestari

Kiringan 02/ 06,


Boyolali

Puji Mulyati

Klatak 03/ 06,


Kembang

Triyatno

Kiringan 02/ 06,


Boyolali

10

11

12

Siti

Tegalmulyo,

Qomariyah

Boyolali

Dini

Dungus 02/ 01,

Tricahyani

Ampel

RA

Tanduk, Bakalan,

Darussalam

Ampel

Adelia QQ

Kalitengah, Ampel

1 Tahun

18 Juni 2013

Bakalan 07/ 06,

30 Tahun

18 Juni 2013

13 Juni 2013

Anggi
13

Tora

Tanduk
14

Nur Wafiyah

Bendo, Ampel

30 Tahun

14 Juni 2013

15

Atik Sunarsih

Jomboran,

26 Tahun

21 Mei 2013

42 Tahun

21 Mei 2013

Mojosongo
16

Wartini

Ampel

cxi

17

Yayuk

Ngablak, Ampel

32 Tahun

11 Juni 2013

Griya Pulisen,

30 Tahun

31 Mei 2013

Tumang, Cepogo

20 Tahun

30 Mei 2013

Mekarsari, Ampel

35 Tahun

17 Mei 2013

Supadmi
18

Yeni Fitriana

Boyolali
19

Kholis
Julianto

20

Wiji
Suyarsanti

Sumber: KJKS BMT Tumang Cabang Ampel.

cxii

Anda mungkin juga menyukai