2. Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang
menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas
kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat
diterbitkan dalam berbagai bentuk, dimuat dalam
majalah, hingga berbentuk buku sendiri.
Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku
Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan
komik sebagai tatanan gambar dan balon kata
yang berurutan, dalam sebuah buku komik.
Sebelumnya, ditahun 1986, dalam buku Comics
and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis
dan struktur komik sebagai sequential art, susunan
gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu
atau mendramatisir suatu ide.
Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott
McCloud mendefinisikan seni sequential dan
komik sebagai juxtaposed pictorial and other
imager in deliberate sequence, intended to convey
information and/or to produce an aesthetic response
4. Pembahasan
4.1. Persiapan Aset
Persiapan aset adalah tahapan mengumpulkan
berkas-berkas yang diperlukan untuk pembuatan
sistem komik digital ini. Berkas-berkas tersebut
meliputi gambar, audio, template, tombol, motion
tween dan juga movie clip.
4.2. Pembuatan gambar.
Gambar adalah salah satu bagian dari multimedia
yang digunakan dalam komik digital ini.
Pembuatan gambar meliputi pembuatan karakter,
pembuatan storyboard, dan pewarnaan sketsa
gambar menggunakan Adobe Photoshop.
5. Kesimpulan
Setelah melewati berbagai tahapan dan pengujian
dalam Komik digital interaktif dengan fitur
multimedia berbasis flash ini, maka dapat diambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut.
Komik digital interaktif dengan fitur multimedia
berbasis flash ini sudah cukup dapat dimengerti dan
mudah digunakan baik.
Sistem Komik digital interaktif dengan fitur
multimedia berbasis flash ini sudah berfungsi
sebagaimana telah dirancang pada tahap
perencanaan
Daftar Pustaka
[1]