Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM OPERASIONAL TERHADAP DINAMIKA PERKEMBANGAN PERUSAHAAN, KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI DI KELURAHAN BUKIT APIT PUHUN, KECAMATAN GUGUK PANJANG, KOTA BUKITTINGGI

Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor-faktor masukan sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) pada perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 75 pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner hanya 69 responden (92%) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8%) tidak mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa suatu penelitian menggunakan 30% dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi. Teknik analisis menggunakan regresi berganda dengan menggunakan program komputer statistical product and service solutions (SPSS). Penelitian ini menghasilkan dua hasil penelitian. Pertama, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4), perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) secara bersamasama (uji F) sebesar 86% mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14% oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) paling berpengaruh terhadap

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Keywords : faktor-faktor masukan sistem operasional dan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi).

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Kelurahan Bukit Apit Puhun merupakan satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Kelurahan Bukit Apit Puhun memiliki tradisi bisnis industri bubuk kopi. Di samping bisnis pertanian dan perdagangan bahwa bisnis industri bubuk kopi merupakan salah satu bisnis paling menonjol dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Bukit Apit Puhun. Masyarakat Kelurahan Bukit Apit Puhun yang menggantungkan kehidupan perekonomiannya pada bisnis industri bubuk kopi ini sebanyak 75 kepala keluarga. Bahan baku produk bubuk kopi ini adalah buah kopi. Buah kopi ini berasal dari daerah Baso, Palupuh, Panta, dan Malalo. Pemasaran bubuk kopi yang sudah dilakukan selama ini yaitu Padang, Payakumbuh, Batusangkar, Padang Panjang, dan Bukittinggi. Perusahaan industri bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ini tergolong perusahaan industri mikro. Perusahaan industri bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,Undang-undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008, Bab IV Kriteria, Pasal 6 memberikan definisi bahwa perusahaan mikro adalah perusahaan memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-. Perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi mempunyai dampak terhadap

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

kesempatan kerja, pendapatan masyarakat dan nilai tambah buah kopi. Perusahaan industri mikro bubuk kopi telah mempekerjakan sebanyak 75 orang kepala keluarga. Dengan perusahaan industri mikro bubuk kopi ini, pendapatan kepala keluarga dan pendapatan masyarakat lebih meningkat dibandingkan dengan pendapatan bisnis pertanian terutama bisnis pertanian padi sawah. Kemudian, perusahaan industri mikro bubuk kopi telah meningkatkan nilai tambah buah kopi yang harga jualnya murah menjadi produk bubuk kopi yang harga jualnya mahal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi penting meningkatkan nilai produksi untuk mencapai visi dan tujuan organisasi. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada penelitian tentang perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Dengan demikian, peneliti berminat untuk meneliti perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka didapat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk,

perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersamasama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ? 2. Dari faktor-faktor di atas, apakah faktor masukan sistem operasional yang paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada perumusan masalah. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai produksi. Dengan lebih terperinci, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui besarnya kerja, pengaruh perkembangan gaji kemampuan kerja,

memperkerjakan

tenaga

perkembangan

tenaga

perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. 2. Untuk mengetahui faktor input produksi yang paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi)

perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat (kegunaan), yaitu : 1. Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan ilmiah bagi pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dalam menetapkan strategi dan kebijakan peningkatan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) bubuk kopi untuk mencapai visi dan tujuan organisasi. 2. Penelitian ini berguna sebagai referensi manajemen terpercaya bagi peneliti dan ilmuwan dalam mengembangkan teori manajemen.

LANDASAN TEORI Manajemen Operasional dan Sistem Operasional Manajemen operasional ialah perancangan, operasi, dan pengendalian proses transformasi yang mengubah sumberdaya menjadi barang jadi dan jasa (Robbins dan Coulter, 2005: 198). Setiap organisasi mempunyai manajemen operasional dan setiap manajemen operasional mempunyai sistem operasional. Sistem operasional ialah sistem yang menciptakan nilai dengan mengubah masukan menjadi keluaran. Sistem operasional tersebut menerima masukan orang, teknologi, modal, peralatan, bahan, dan informasi dan mengubahnya menjadi barang dan jasa (Robbins dan Coulter, 2005: 198).

Faktor-Faktor Masukan dalam Sistem Operasional Suatu tinjauan ulang yang ekstensif dari literatur menemukan bahwa terdapat enam masukan sistem operasional, yaitu orang, teknologi, modal,

peralatan, bahan, dan informasi (Robbins dan Coulter, 2005: 198). Penjelasan faktor-faktor masukan dalam sistem operasional dilakukan berikut ini.

Orang (Tenaga Kerja): Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan Tenaga Kerja Orang atau tenaga kerja merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan orang atau orang yang bekerja pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja atau perkembangan kemampuan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja.

Perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan tiap tahun.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Hipotesisnya

adalah

semakin

tinggi

perkembangan

kemampuan

memperkerjakan tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Orang (Tenaga Kerja) : Perkembangan Gaji Tenaga Kerja Orang atau tenaga kerja merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan orang atau orang yang bekerja pada perusahaan dapat pula ditinjukkan oleh perkembangan gaji tenaga kerja. Perkembangan gaji tenaga kerja dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah gaji tenaga kerja tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan jumlah gaji tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Teknologi dan Peralatan : Perkembangan Penguasaan Teknologi dan Peralatan Produksi Teknologi dan peralatan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan teknologi dan peralatan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh penguasaan teknologi dan peralatan produksi. Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi adalah perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi dapat diukur dengan laju perkembangan nilai teknologi produksi dan peralatan produksi tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

Teknologi dan Peralatan : Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk Teknologi dan peralatan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan teknologi dan peralatan pada perusahaan dapat pula ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan mendesain produk. Perkembangan kemampuan mendesain produk ialah kemampuan pengusaha dalam mendesain

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Perkembangan kemampuan mendesain produk dapat diukur dengan laju perkembangan item produk tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan mendesain produk, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Modal : Perkembangan Total Asset Modal merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan modal perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan total asset perusahaan. Perkembangan total asset perusahaan dapat diukur dengan laju perkembangan total asset perusahaan tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan total asset perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Bahan : Perkembangan Permintaan Pasar Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan permintaan pasar. Perkembangan permintaan pasar ialah perkembangan permintaan pasar yang dinyatakan dalam bentuk perkembangan total pendapatan penjualan. Perkembangan permintaan pasar dapat diukur dengan laju perkembangan total pendapatan penjualan tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan permintaan pasar atau perkembangan total pendapatan perusahaan. penjualan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

Bahan : Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku. Perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku dapat diukur dengan laju perkembangan volume penyediaan dan pemakaian bahan baku tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Bahan : Perkembangan Harga Bahan Baku Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan harga bahan baku yang digunakan perusahaan. Perkembangan harga bahan baku dapat diukur dengan laju perkembangan harga bahan baku tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan harga bahan baku, maka semakin rendah dinamika perkembangan perusahaan.

Informasi Informasi merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan informasi pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen oleh pengusaha. Perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah pelatihan untuk penguasaan informasi dan ilmu manajemen tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Selanjutnya Para peneliti telah mengerjakan banyak penelitian tentang dinamika perusahaan industri kecil. Pertama, Yuwono (1998 : 267 - 287) melakukan penelitian dengan judul penelitian, Dinamika Industri Kecil, Studi Kasus Industri Ukir Kayu Jepara. Penelitian Yuwono (1998 : 267 - 287) memiliki hasil penelitian, yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk,

perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

perkembangan

penguasaan

informasi

dan

ilmu

manajemen

terhadap

perkembangan nilai produksi perusahaan industri kecil ukir kayu jepara di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Selanjutnya, sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian tentang dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Berdasarkan landasan teori ini, penulis berminat melakukan penelitian tentang dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori di atas, maka penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk,

perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. 2. Faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Metodologi Penelitian Jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metodologi penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat menemukan, membuktikan, dan mengembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Sugiyono, 1999 : 4). Suriasumantri (2001 : 307 - 346) mengatakan bahwa berdasarkan metode ilmiah (cara berpikir ilmiah), maka metodologi penelitian kuantitatif ini terdiri dari lima unsur pokok, yaitu pengajuan masalah, penyusunan kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis, metodologi penelitian, pengujian hipotesis, dan kesimpulan.

Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel penelitian yaitu variabel dependen dan variabel independen. Pertama, variabel dependen (variabel terikat). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Pada penelitian ini variabel dependen yaitu perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi (Y). Kedua, variabel independen (variabel bebas). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Pada penelitian ini variabel independen yaitu perkembangan kemampuan

memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4), perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9).

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

10

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Definisi Operasional Variabel Pertama, dinamika perkembangan perusahaan (Y). Perkembangan perusahaan ialah kedinamisan perkembangan perusahaan dalam bentuk kedinamisan perkembangan nilai produksi. Dengan kalimat lain, dinamika perkembangan perusahaan ialah perkembangan nilai produksi (Y). Indikator dinamika perkembangan perusahaan atau indikator perkembangan nilai produksi (Y) adalah laju perkembangan nilai produksi tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Kedua, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1). Perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1) adalah perkembangan kemampuan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja. Indikator perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1) adalah laju perkembangan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Ketiga, perkembangan gaji tenaga kerja (X2).Perkembangan gaji tenaga kerja (X2) adalah perkembangan jumlah gaji tenaga kerja yang diberikan perusahaan. Indikator perkembangan gaji tenaga kerja (X2) adalah laju perkembangan jumlah gaji tenaga kerja tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan jumlah gaji tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Keempat, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3). Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3) adalah perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Indikator perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3) adalah laju perkembangan nilai teknologi produksi dan peralatan produksi tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90).

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

11

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Kelima, perkembangan kemampuan mendesain produk (X4).

Perkembangan kemampuan mendesain produk (X4) ialah kemampuan pengusaha dalam mendesain produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Indikator perkembangan kemampuan mendesain produk (X4) adalah laju perkembangan item produk tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan mendesain produk, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Keenam, perkembangan total asset (X5). Perkembangan total asset (X5) ialah perkembangan total asset perusahaan. Indikator perkembangan total asset (X5) adalah laju perkembangan total asset perusahaan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan total asset perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Ketujuh, perkembangan permintaan pasar (X6). Perkembangan

permintaan pasar (X6) ialah perkembangan permintaan pasar yang dinyatakan dalam bentuk perkembangan total pendapatan penjualan. Indikator perkembangan permintaan pasar (X6) adalah laju perkembangan total pendapatan penjualan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan permintaan pasar atau perkembangan total pendapatan perusahaan. Kedelapan, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7). Perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7) ialah perkembangan kemampuan menyediakan dan menggunakan bahan baku. Indikator perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku adalah laju perkembangan volume penyediaan dan pemakaian bahan baku tiap tahun. Instrumen penelitian penjualan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

12

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan

menyediakan bahan baku, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Kesembilan, perkembangan harga bahan baku (X8). Perkembangan harga bahan baku (X8) ialah perkembangan harga bahan baku yang digunakan perusahaan. Indikator perkembangan harga bahan baku adalah laju perkembangan harga bahan baku tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan harga bahan baku, maka semakin rendah dinamika perkembangan perusahaan. Kesepuluh, perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9). Perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) ialah perkembangan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen oleh pengusah. Indikator perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen adalah laju perkembangan jumlah pelatihan untuk penguasaan informasi dan ilmu manajemen tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala

pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 75 pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi penelitian sebagai sampel penelitian.

Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer dikumpulkan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner (instrumen penelitian) yang valid dan

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

13

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

reliabel. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner hanya 69 responden (92 %) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8 %) tidak mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa suatu penelitian menggunakan 30 % dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi. Dengan demikian penelitian ini yang menggunakan 92 % dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan regresi berganda dengan

menggunakan program komputer statistical product and service solutions (SPSS) yang sesuai dengan model penelitian (Santoso, 2002 : 163 172). Hasil analisis regresi berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian. Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan prosedur uji statistik, yaitu uji asumsi klasik regresi berganda, uji simultan (uji F), dan uji parsial (uji t).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor

Masukan

Sistem

Operasional

Yang

Mempengaruhi

Dinamika Perkembangan Perusahaan Industri Mikro Bubuk Kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

14

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

TABEL 1 HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM OPERASIONAL YANG MEMPENGARUHI DINAMIKA PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI

Variabel Bebas (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi) Intercept (Konstanta) Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan Tenaga Kerja (X1) Perkembangan Gaji Tenaga Kerja (X2) Perkembangan Penguasaan Teknologi dan Peralatan Produksi (X3) Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk (X4) Perkembangan Total Asset (X5) Perkembangan Permintaan Pasar (X6) Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku (X7) Perkembangan Harga Bahan Baku (X8) Perkembangan Penguasaan Informasi dan Ilmu Manajemen (X9) R2 R F Ratio df dw

Koefisien Regresi t Hitung 4,898 0,575 4,974 1,495

t Tabel 1,645 1,645

Signifikansi Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan

0,141 0,228

2,336 2,986

1,645 1,645

0,157 0,872 0,248 0,457 - 0, 042 0,273

2,614 3,005 3,019 3,006 - 2,947 3,019

1,645 1,645 1,645 1,645 1,645 1,645

Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan

= 0,860 = 0,927 = 11,012 = 59 = 1,457 Signifikansi pada alpha 5% Sumber : Pengolahan Data

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

15

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda pada tabel 1 maka diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 4,898 + 0,575 X1 + 0,141 X2 + 0,228 X3 + 0,157 X4 + 0,872 X5 + 0,248 X6 + 0,457 X7 - 0,042 X8 + 0,273 X9

Keterangan : Y = Dinamika Perkembangan Perusahaan (Perkembangan Nilai Produksi) X1 = Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan Tenaga Kerja X2 = Perkembangan Gaji Tenaga Kerja X3 = Perkembangan Penguasaan Teknologi dan Peralatan Produksi X4 = Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk X5 = Perkembangan Total Asset X6 = Perkembangan Permintaan Pasar X7 = Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku X8 = Perkembangan Harga Bahan Baku X9 = Perkembangan Penguasaan Informasi dan Ilmu Manajemen e = Variabel Pengganggu b0 = Intercept (Konstanta) b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9=Koefisien perubahan nilai X1, X2, X3,X4, X5, X6, X7, X8, X9 Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan bahwa

perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4), perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) secara bersama-sama (uji F) sebesar 86 % mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang,

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

16

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14 % oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) dan degree of freedom for numerator 9 (k1 yakni 10-1= 9) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (Fh = 11,012 > Ft = 2,04). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yaitu faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan pula bahwa faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung paling tinggi adalah nilai t hitung faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) (t hitung = 3,019). Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) yaitu nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung = 3,019 > t tabel = 1,645). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

17

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

kedua dapat diterima, yaitu hipotesis yang berbunyi, faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Penelitian ini menemukan bahwa manajemen operasional dan sistem operasional merupakan faktor penting untuk meningkatkan dinamika

perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dapat menerapkan manajemen operasional dan sistem operasional dengan mendisain variabel independen yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4), perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9). Pengusaha industri mikro bubuk kopi perlu mengembangkan manajemen operasional dan sistem operasional yang berfokos pada perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut. Pertama, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4),

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

18

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) secara bersama-sama (uji F) sebesar 86 % mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14 % oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) dan degree of freedom for numerator 9 (k1 yakni 10-1= 9) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (Fh = 11,012 > Ft = 2,04). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yaitu faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung paling tinggi adalah nilai t hitung faktor perkembangan permintaan pasar (X6)

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

19

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) (t hitung = 3,019). Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) yaitu nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung = 3,019 > t tabel = 1,645). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis kedua dapat diterima, yaitu hipotesis yang berbunyi, faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Saran Berdasarkan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut. Pertama, untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, maka disarankan perusahaan industri mikro bubuk kopi dapat meningkatkan dan memperbaiki secara bersama-sama kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), gaji tenaga kerja (X2), penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3), kemampuan mendesain produk (X4), total asset (X5), permintaan pasar (X6), kemampuan menyediakan bahan baku (X7), harga bahan baku (X8), dan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9). Kedua, untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, maka disarankan perusahaan industri mikro bubuk kopi dapat berfokus meningkatkan dan memperbaiki permintaan pasar (X6) dan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9).

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

20

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

DAFTAR PUSTAKA

Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar. 1985. Basic Econometrics. Tokyo : McGraw-Hill Book Company Johnston. 1984. Econometric Methods. Edisi Ketiga. New York : Mc Graw-Hill Book Company Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : Penerbit Erlangga Robbins, Stephen. P dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. Edisi Ketujuh. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia Said, Nurmal. 1991. Pola Pembinaan Industri Kecil di Sumatera Barat. Dalam Syahrial Syarif. 1991. Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. Pusat Penelitian Universitas Andalas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Padang. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Stanton, William J. 1978. Fundamentals of Marketing. Edisi Kelima. Tokyo : Kogokusha, Mc Graw-Hill Book Company Stoner, James A. F. 1990. Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Edisi Kedua (Revisi). Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Penerbit CV Alfabeta Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Swastha, Basu DH. 1981. Azas-Azas Marketing. Edisi Kedua Revisi. Yogyakarta : Penerbit Liberty Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

21

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Yuwono, Prapto. 1998. Dinamika Industri Kecil : Studi Kasus Industri Ukir Kayu Jepara. Usaha Kecil Indonesia, Tantangan Krisis dan Globalisasi. Jakarta : Penerbit Center for Economic and Social Studies

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

22

Anda mungkin juga menyukai