Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan penerapan teknologi yang merambah hampir keseluruh


bidang kehidupan pada masa ini. Tak terkecuali pada bidang industri, sehingga
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Untuk itu perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan berkeahlian dalam
mengakomodasi kemajuan tersebut.
Kami menyadari bahwa pentingnya Praktek Kerja Lapangan selain sebagai
penerapan ilmu yang telah didapat dari studi kampus dan syarat untuk melanjutkan
program perkuliahan, juga untuk mengenal secara langsung dunia kerja yang nyata.
Dalam hal ini kami Mahasiswa Politeknik Negari Banjarmasin Jurusan Teknik
Mesin ingin memperdalam pengetahuan tentang berbagai macam Proses Pengoperasian
Mesin Perkakas, seperti pengoprasian mesin bubut, mesin frais,mesin las dll di PT.
TJOKRO BERSAUDARA BANJARINDO, JL. A. YANI. KM12,9 BANJAR.

1.2 Tujuan Penulisan

Laporan ini dibuat sesuai dengan data-data yang diperoleh pada saat Praktik kerja
lapangan di “ PT. TJOKRO BERSAUDARA BANJARINDO” selama ± 5 bulan.
Dalam pembuatan laporan ini bertujuan untuk :
1. Mengumpulkan data-data guna kepentingan kampus dan diri sendiri.
2. Sebagai bahan bukti bahwa penulis benar-benar mengikuti Praktik kerja lapangan
(PKL).
3. Mahasiswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang
didapat di kampus dan penerapannya di dunia usaha.
4. Melaporkan hasil mengikuti Praktik kerja lapangan (PKL) tersebut.

1.3 Tujuan Praktek Industri

Secara umum Praktek Industri bertujuan untuk memberi gambaran kepada


mahasiswa pada saat bekerja, baik itu disuatu perusahaan ataupun disuatu lembaga
instansi.
Sedangkan secara khususnya antara lain :
1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada masing-
masing mahasiswa.
2. Melatih keterampilan yang dimiliki mahasiswa sehingga dapat bekerja dengan baik.
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik serta dapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Melatih mahasiswa agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari apa saja
yang mereka kerjakan selama Praktek Kerja Industri.

1.4 Manfaat Praktek Industri


Adanya manfaat Praktek Kerja Industri antara lain :
1. Menambah wawasan pada mahasiswa.
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak kampus dengan perusahaan
atau lembaga instansi lainnya.
3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak kampus dengan
pihak perusahaan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT.Tjokro Banjarindo adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa dan layanan dalam segi refarasi dan pembuatan komponen-komponin mesin atau
lata berat kepada perusahaan-perusahaan tertentu lainya, PT.Tjokro Banjarindo adalah
salah satu cabang dari Tjokro Group yang berpusat di cidung Jakarta. PT.Tjokro Grop
pada awalnya didirikan oleh bapak Sutrisno Edi Tjokro di Surabaya pada tahun1948
dengan sarana dan , mesin terbatas, dari awal perusahaan merupakan bengkel kecil
terus mengelami perkembangan hingga bermunculan cabang-cabang baru yang terbesar
hampir seluiruh pulau jawa. Selanjutnya Bapak Sutrisno Edi Tjokro dengan
memperhatikan perkembangan dunia usaha akhirnya mengembangkan sayap bisnis
Tjokro Group hingga keluar pulau jawa seperti disumatra, Riau dan Kalimantan termasuk
PT. Tjokro Bersaudara Banjarindo yang didirikan pada akhir tahun 2000 dan merupakan
cabang yang ke 43 dan Tjokro Group yang dipimpin oleh Bapak Ir. Stefanus Jap Tiong
dan terakhir Tjokro Group membuka cabang di Balikpapan (November 2003). Sampai
saatini sudah 43 cabang Tjokro tersebar diseluruh Indonesia.
2.2 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
PT.TJOKRO BERSAUDARA BANJARINDO

DIREKTUR

Kurniawan eddy.t
CONTROLER/ADVISOR

BUDI KURNIAWAN

BRANCH MANAGER

M. NURYADI

PERSONALIA MANAGER WORKSHOP MANAGER MARKETING MANAGER FIANANCE MANAGER

HALIM PARTI.P A. MAWARDI SELVIA SARI LANNY NATAJAYA

ENGINEERING ASS.WORKHOP MANAGER ASS.WORKHOP MANAGER STAF MARKETING FINANCE


PPC

EKO SURYO.N IZRUL AFRIZAL KURNIAWAN ANGGOTA CRISTIN

ANGGOTA ANGGOTA

ASS. PERSONALIA KA. DRIVER LOGISTIC

BAMBANG. R DEDI BRAHMAT SAYUTI

MAINTENNACE
ADMIN
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

KA. BUBUT KECIL KA.BUBUT BESAR KA. OTOMOTIF KA. LAS OTOMOTIF KA. LAS KONSTRUKSI KA. BOURING & BOR KA. FRAIS

M.NASRULLAH ALIYANOOR NGANDINO M. NASIR MARZUKI EDDY SURYA ALFRED JAYADI

OPERATOR OPERATOR OPERATOR OPERATOR OPERATOR OPERATOR OPERATOR


2.3 Uraian Tugas Organisasi

Kepegawaian/ tenaga kerja adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam
kegiatan dalam suatu badan usaha, yang dimaksud tenaga kerja disini adalah orang yang
sanggup dan bersedia bekerja pada suatu badan usaha dan sudah memiliki keterampilan
dalam bidang yang dibutuhkan dan mencakupi syarat kerja pada badan usaha tersebut.
Berikut adalah uraian organisasi kepegawaian di “PT. TJOKRO BERSAUDARA
BANJARINDO”, yaitu:
1. Direktur
Seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan terbatas (PT). Direktur dapat
seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh
pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas.
2. Controller
Memiliki kemampuan teknis yang dapat menjalankan tugas perencanaan yang
telah dilimpahkan kepadanya, mengawasi dan mengarahkan staffnya, selain itu dia juga
harus memiliki integritas dan kemampuan untuk berkomunikasi agar berhasil dalam
tugasnya. Dia harus seorang yang jujur, wajar, dan tulus dalam menghadapi apapun.
Controller juga harus mampu bekerja sama dengan orang-orang pada semua tingkatan,
mengahargai ide-ide dan pendapat orang lain, dan memiliki kemampuan dalam
mengambil keputusan agar mencapai tujuan.
3. Branch Manager
Bertanggung jawab atas pencapaian dan kinerja cabang dengan melakukan
perencanaan, monitoring dan evaluasi fungsi dan pencapaian sales, covering area dan
pengelolaan customer untuk memenuhi target penjualan yang ditetapkan perusahaan.
4. Personalia Manager
Suatu perencanaan,pembagian kompensasi, penginterprestasian,
pengembangan, serta pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk dapat
membantu tercapainya suatu tujuan perusahaan, individu dan juga masyarakat.
5. Workshop Manager
Posisi ini akan mengelola dan memimpin tim orang dalam mengalokasikanbeban
kerja dan mengelola operasi sehari-hari di bengkel. Saya membutuhkan pemegang
pekerjaan untuk mengkoordinasikan sumber daya dan bekerja sama dengan internal
yang dan kunci kontak eksternal untuk memastikan pekerjaan disampaikan pada waktu
dan dengan standar kualitas.
6. Marketing Manager
Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan trend pasar
dan sumber daya perusahaan. Merencanakan marketing research yaitu dengan mengikuti
perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis dari perusahaan pesaing.
Melakukan perencanaan analisis peluang pasar. Melakukan perencanaan tindakan
antisipatif dalam menghadapi penurunan order. Menyusun perencanaan arah kebijakan
pemasaran.Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar. Merencanakan
pengembangan jaringan pemasaran.
7.Finance Manager
Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan
akuntansidi perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif
dantepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusanyang
mendukung pencapaian target financial perusahaan
2.4 Layout Perusahaan
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Teori Pengelasan


3.1.1 Pengertian Las Listrik (SMAW)
Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) umumnya disebut las listrik adalah salah
satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur
listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik
akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari
elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah
dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua
logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-
mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi
energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Keuntungan las listrik SMAW :

1. Dapat dipakai dimana saja (diluar,dibengkel dan didalam air).


2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke copper aloy
dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangan mudah untuk diatur.
4. Pengelasan bisa segala posisi.
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran diameter.
6. Peralatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemena-mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli dan gemuk.
Kerugian las listrik SMAW:

1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektroda dan harus melakukan


penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya terak harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non-ferro.
4. Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung zat cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal plat dan posisi pengelasan.

3.1.2 Jenis Mesin Las SMAW

Mesin listrik diklasifikasikan mesin las AC dan mesin las DC, mesin las AC
biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo yang dilengkapi dengan
rectifier atau diode ( Perubah arus bolak balik menjadi arus searah ) biasanya
menggunakan mot or penggerak baik mesin disel atau motor bensin dan motor listrik.
Mesin las AC yang menggunakan transformator atau trafo las.Mesin las AC yang
menggunakan transformator.
Mesin las busur manual secara garis besar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu mesin
las busur bolak-balik (alternating current atau AC welding machine) dan mesin las arus
searah (directly current atau DC welding machine). Mesin las AC sebenarnya adalah
transformator penurun tegangan. Transformator / trafo mesin las adalah alat yang dapat
merubah tegangan yang keluar dari mesin las yakni dari 110 volt, 220 volt atau 380 volt
menjadi berkisar antara 45 – 80 volt dengan arus (ampere) yang tinggi. Mesin las DC
memperoleh sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang kemudian dirubah menjadi arus
searah atau dari gen erator arus searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor
diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau bengkel-bengkel kecil yang tidak
memiliki jaringan listrik. Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara
memutar tuas. Menar i k atau menekan, tergantung dari konstruksinya, sehingga
kedudukan inti medan magnit bergeser naik turun pada transformator. Pada mesin las
arus bolak balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi
perubahan panas yang terjadi pada busur nyala. Pertukaran ini berpengaruh pada
distribusi panas yang terjadi pada benda kerja dan elektroda, penetrasi yang terjadi pada
pengelasan, jenis polaritas yang terjadi dan penggunaan jenis elektroda untuk tujuan-
tujuan tertentu.
Beberapa contoh mesin las (power Source) antara lain adalah :
1. Transformator.
2. Rectifier.
3. Inverter.
4. Generator.
1. Transformator
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dan sebaliknya memberi arus
bolak-balik dengan voltase (tegangan) yang lebih rendah pada proses pengelasan.
Berdasarkan system pengaturan arus yang digunakan, mesin las busur listrik AC dapat
dibagi dalam empat jenis yaitu: jenis inti bergerak, Jenis kumparan bergerak, jenis reaktor
jenuh dan jenis saklar.

2. Rectifier

Mesin ini merubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik
searah (DC) keluar. Bekerjanya tenang dan biasanya mem punyai tombol pengontrol
tunggal untuk menyetel arus listrik keluar. Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh
nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin las yang berupa
dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakk a n oleh motor listrik, motor bensin,
motor diesel, atau alat penggerak lainnya yang memerlukan peralatan yang berfungsi
sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus
bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).
Mesin las rectifier arus searah ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
a. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil dan tenang.
b. Setiap jenis elektroda dapat digunakan untuk pengelasan pada mesin DC.
c. Tingkat kebisingannya lebih rendah.
d. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau harus searah.

3. Inverter

Pada tipe ini sumber power menggunakan inverter. Power berasal dari sumber
utama yang diubah menjadi DC tegangan tinggi, AC frekuensi tinggi antara 5 sampai 30
KHz. Keluaran dari rangkaian dikontrol menurut prosedur pengelasan yang diperlukan.
Frekwensi tinggi diubah menjadi tegangan pada saat pengelasan. Keuntungan dari
inverter adalah menggunakan transformer kecil, semakin kecill transformer semakin
meningkat frekwensinya. Dapat dikontrol dari jarak jauh dan ada yang menggunakan
display.

4. Generator

Terdiri dari generator arus listrik bolak balik dan searah yang dijalankan dengan
sebuah mesin (bensin atau diesel). Karena sumber energinya bahan bakar m aka dalam
pemakaiannya mesin ini banyak digunakan dilapangan (jauh dari sumber listrik) dan
mengeluarkan asap. Kokoh, busur yang dihasilkan stabil, suaranya berisik, berat, mahal,
design dan perawatan yang rumit.
Tipe pengkutupan mesin SMAW :

1. Arus listrik bolak-balik (AC)


Karena adanya penggantian arah aliran arus listrik tersebut, maka panas
yang dihasilkan dibagi merata antara elektroda las (50%) dan bahan Induk (50%).

2. Arus listrik searah (DC)


Arah aliran listrik selalu tetap yaitu dari kutub negatif, sehingga elektron akan bergerak
dari kutub positif ke negatif. Karena adanya bagian panas yang dihasilkan berbeda
pada benda kerja maupun elektroda maka pengkutuban arus listrik searah ini dibagi
dua.

3.1.3 Bagian Elektroda

Elektroda yang terbungkus merupakan sumber logam las yang terdiri dari:
a. Sumbu elektroda merupakan logam pengisi yang meleleh di dalam lengkung listrik
bersama-sama dengan bahan induk dan kemudian membeku membentuk kampuh las.
b. Pembungkus elektroda (fluks) mengurai didalam lengkung listrik dan menghasilkan
perisai gas CO2 dan juga suatu lapisan padat, yang kedua-duanya melindungi kampuh
las yang sedang terbentuk terhadap pengaruh yang merusak dari udara sekelilingnya.
Selain berfungsi melindungi kampuh las, fluks juga berfungsi:
 Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, sewaktu proses
pengelasan berlangsung.
 Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan, hal
ini bertujuan agar hasil las yang terjadi tidak getas dan rapuh.
 Memberikan sifat –sifat khusus terhadap hasil las-lasan.
 Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api sehingga
mudah dikontrol.
 Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.
 Memungkinan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.
3.1.4 Alat Keselamatan Pada Pengelasan

1. Topeng Las (Welding Mask)

Pelindung mata dan wajah pada las listrik berbeda dengan pelindung mata dana
wajah pada las gas, biasanya pelindung mata dan wajah pada las listrik lebih tebal
atau lebih gelap. Supaya juru las dapat melihat busur nyala dan arah pengelasan
tanpa merusak mata, maka pada tameng dipasang kaca bewarna disebalah dalam
kaca dan kaca jernih sebelah luar.

Gambar topeng las


2. Apron Dada dan Lengan
Digunakan pada badan dan lengan, fungsinya untuk melindungi dada dan lengan
dari panas/percikan api pada saat melakukan proses pengelasan, biasanya apron ini
terbuat dari bahan yang tidah mudah terbakar contohnya kulit, kain asbes dan
sebagainya. Pemeliharaan: Lipat dan tempatkanlah pakaian las (apron) dengan baik
pada tempatnya, bila tidak dipakai.

Gambar apron dada dan lengan


3. Sarung Tangan (Gloves)
Digunakan pada saat pengelasan,gunanya sama dengan afron dada dan afron
lengan yaitu untuk melindungi sipengelas dari panas,dari sinar-sinar las maupun
percikan-percikan logam. Bahan sarung tangan terbuat dari kulit, terpal yang dicat
dengan cairan alumunium dan sebagainya. Sebaiknya sarung tangan bersifat
fleksible(lemas), sukar terbakar, bukan pengantar arus (besifat isolasi), dan kuat.

Gambar sarung tangan

4. Sepatu Safety

Safety boots atau sepatu pelindung digunakan untuk melindungi kaki dari benda
yang jatuh dan juga percikan api las atau terak.

Gambar sepatu safety


3.2 Teori Mesin Frais
3.2.1 Pengertian Mesin Frais
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong
bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang pada sumbu atau
arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus
berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan,
gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin frais (Rasum,
2006).
3.2.2 Bentuk Pengefraisan
Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan cara
pengerjaannya. Berikut ini bentu-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh mesin
frais.
1. Bidang rata datar
2. Bidang rata miring menyudut
3. Bidang siku
4. Bidang sejajar
5. Alur lurus atau melingkar
6. Segi beraturan atau tidak beraturan
7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing
9. Nok/eksentrik, dll.
3.2.3 Jenis-Jenis Mesin Frais
Jenis-jenisnya terdiri dari mesin frais tiang dan lutut (column-and-knee), mesin
frais hobbing (hobbing machines), mesin frais pengulir (thread machines), mesin pengalur
(spline machines) dan mesin pembuat pasak (key milling machines). Untuk produksi
massal biasanya dipergunakan jenis mesin frais banyak sumbu (multi spindles planer
type) dan meja yang bekerja secara berputar terus-menerus (continuous action-rotary
table) serja jenis mesin frais drum (drum type milling machines) (Efendi, 2010).
Berikut ini ada macam-macam mesin frais:
a) mesin frais horizontal atau bisa disebut dengan mesin frais mendatar dapat digunakan
untuk mengejakan pekerjaan sebagai berikut ini antara lain:
 mengfrais rata.
 mengfrais ulur.
 mengfrais roda gigi lurus.
 mengfrais bentuk.
 membelah atau memotong.
Gambar mesin frais horizontal

b) mesin frais vertical atau bisa disebut dengan mesin frais tegak dapat digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan sebagai berikut:
 mengfrais rata.
 mengfrais ulur.
 mengfrais bentuk.
 membelah atau memotong.
 mengebor.

Gambar 2.3.2 mesin frais vertical


c) Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukan arbornya mendatar
perubahan kearah vertikal dapat dilakukan dengan mengubah posisi arbor. Gerakan
meja dari mesin ini dapat kearah memanjang, melintang, naik turun. Dan dapat diputar
membuat sudut tertentu terhadap bodi mesin.

Gambar 2.3.3 mesin frais universal

Selain ketiga mesin frais diatas ada beberapa jenis-jenis mesin frais yaitu mesin frais bed
dan mesin frais duplex.

Gambar 2.3.4 mesin frais bed

Gambar 2.3.5 mesin frais duplex


3.2.4 Alat-Alat Potong Mesin Frais
Mesin frais mempunyai beberapa alat potong yang mempunyai fungsi berbeda.
Berikut ini alat-alat yang ada pada mesin frais :
1. Jenis-Jenis Pisau Frais
Pisau mesin frais atau Cutter mesin frais baikhorisontal maupun vertical memiliki
banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau frais berdasarkan pada bentuk benda
kerja, serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang akan dibuat.
a) Pisau mantel
Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan
permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

Gambar 2.4.6 pisau mantel


b) Pisau alur
Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis
pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.4.7 pisau alur


c) Pisau frais bergigi
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang
diinginkan. Pada pisau bergigi ini benda yang tersayat akan lebih cepat, dikarenakan
bentuk pisaunya yang bergigi.

Gambar 2.4.8 pisau frais bergigi

d) Pisau frais radius cekung dan cembung


Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerjanya yang bentuknya memiliki radius
dalam (cembung atau cekung). Pisau frais radius cekung proses kerjanya sama dengan
pisau radius cembung hanya saja yang membedakan adalah bentuk pisau yang berbeda.

Gambar 2.4.9 pisau frais radius cekung Gambar 2.4.10 pisau frais
radius cembung

e) Pisau frais alur T


Pisau ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya pada meja
mesin frais. Benda kerja yang akan disayat diatur dengan selera operator, sehingga
menghasilkan bentuk sayatan yang diinginkan.

Gambar 2.4.11 pisau frais alur T


f) Pisau frais sudut
Pisau ini berguna untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai sudut pisau
yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut-sudut yang berbeda diantaranya 30, 45,
50, 60, 70, 80 derajat.

Gambar 2.4.12 pisau frais sudut

g) Pisau jari
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Pada
pengoperasiannya biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak
dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical).

Gambar 2.4.13 pisau jari


h) Pisau frais muka dan sisi
Jenis pisau ini memiliki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengfrais
bidang rata dan bertingkat.

Gambar 2.4.14 pisau frais muka dan sisi


i) Pisau frais pengasaran
Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda sisinya berbentuk alur helik. Cara
tersebut dapat digunakan untuk menyatat benda kerja dari sisi potong cutter sehingga
potongan pisau ini mempu melakukan penyayatan yang cukup besar.

Gambar 2.4.15 pisau frais pengasaran


j) Pisau frais gergaji
Pisau jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu juga
dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki ukuran lebar kecil.

Gambar 2.4.16 pisau frais gergaji


3.2.5 Alat Bantu Mesin Frais
Mesin frais dalam pengoperasiannya diperlukan suatu alat bantu yang berguna
untuk membantu pekerjaan dalam pengefraisan (Umaryadi, 2007). Berikut ini alat bantu
pada mesin frais:
a) Arbor
Arbor adalah tempat memasang pisau frais pada setiap mesin. Disepanjang arbor dibuat
alur pasak yang sama ukuranya dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit
pisau yang sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pisau frais. Alat ini berbentuk
bulat panjang dengan panjang salah satu bagian ujung berbentuk tirus, sementara ujung
lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan) yang dinamakan collets.

Gambar arbor
b) Collets
Collets berfungsi untuk mencekap mata potong. Khususnya pada proses pembuatan
lubang dan taper.

Gambar collet
c) Ragum
Ragum merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam benda kerja agar
posisinya tidak berubah sewaktu difrais.

Gambar ragum
d) Kepala lepas
Kepala lepas berguna untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan diving
head. Hal tersebut agar benda kerja tidak terangkat atau tertekan kebawah pada waktu
penyayatan.

Gambar kepala lepas

e) Kepala pembagi
Kepala pembagi merupakan salah satu yang sering dipakai dan ditempatkan dalam meja
mesin. Alat ini digunakan untuk proses pembuatan alur, roda gigi, dan lain-lain.

Gambar kepala pembagi


f) Meja putar
Meja putar digunakan untuk mengfrais benda kerja dengan bentuk bervariasi dan
melingkar, pengfrisan dapat dilakukan pada meja putar. Dengan alat ini pengfraisan dapat
dilakukan secara melingkar.

Gambar meja putar


3.3 Teori Pengecoran

3.3.1 Pengertian Pengecoran

Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam


cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir
produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki
rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah logam
cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil
cor dapat digunakan untuk proses sekunder.
Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola yang
berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan kelengkapan
lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya, dalam proses
pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak
kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain
kasus terdapat pula cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia
dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu
bagian atas (cup) dan bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai
pola akan dapat dicabut dengan mudah dari cetakan.
Inti dibuat secara terpisah dari cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir
kuarsa yang dicampur dengan air kaca (Water Glass/ Natrium Silikat), dari campuran
pasir tersebut dimasukan kedalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas CO2
sehingga menjadi padat dan keras. Inti diseting pada cetakan. Kemudian cetakan
diasembling dan diklem.
Sembari cetakan dibuat dan diasembling, bahan-bahan logam seperti ingot,
scrap, dan bahan paduan, dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan
homogen maka logam cair tersebut dituang ke dalam cetakan. Setelah itu ditunggu
hingga cairan logam tersebut membeku karena proses pendinginan. Setelah cairan
membeku, cetakan dibongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan. Pasir
cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, inti bekas dibuang, dan benda tuang
diberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan
terhadap sistem saluran pada benda tersebut. Setelah fethling selesai apabila benda
perlu perlakuan panas maka diproses di bagian perlakuan panas.
Ada beberapa tahapan pada proses pengecoran sebagai berikut :
 Pembuatan cetakan
 Persiapan dan peleburan logam
 Penuangan logam cair ke dalam cetakan :
a) Untuk cetakan terbuka (lihat gambar .a) logam cair hanya dituang
hingga memenuhi rongga yang terbuka
b) Untuk cetakan tertutup (lihat gambar .b) logam cair dituang hingga
memenuhi sistem saluran masuk

Gambar 3.54 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka,


(b) cetakan tertutup
 Setelah dingin benda cor dilepaskan dari cetakannya
 Untuk beberapa metode pengecoran diperlukan proses pengerjaan lanjut :
a) Memotong logam yang berlebihan
b) Membersihkan permukaan
c) Memeriksa produk cor
d) Memperbaiki sifat mekanik dengan perlakuan panas (heat
treatment)
e) Menyesuaikan ukuran dengan proses pemesinan.
3.3.2 Bagian-Bagian Cetakan Logam
Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut:
a. Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan
kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor.
Rongga cetakan dibuat dengan menggunakan pola.
b. Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah
dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan.
c. Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan
dari saluran turun.
d. Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal.
Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang
diinginkan.
e. Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan
aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-
kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
f. Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi
kembali ruangan cetakan.

Gambar 3.55 Bagian–bagian Cetakan Logam


3.3.3 Bahan-Bahan Cetakan
Ada beberapa jenis bahan yang biasanya digunakan untuk bahan cetakan, hal ini
tergantung atas benda produksi yang akan dicetak, jens dari bahan– bahan cetakan yang
dimaksud adalah :
1. Pasir
2. Keramik
3. Plaster
4. Logam.
3.3.4 Jenis–Jenis Cetakan
Ada 2 macam Cetakan yaitu :
1. Cetakan Tidak Permanen (Expendable Mold)
Cetakan tidak permanen (Expendable mold) hanya dapat digunakan satu kali saja.
Contoh : Cetakan pasir (sand casting), cetakan kulit (shell mold casting), dan
cetakan presisi (precisian casting).
2. Cetakan Permanent (Permanent Mold)
Cetakan permanen (permanent mold) dapat digunakan berulang-ulang (biasanya
dibuat dari logam). Permanent mold casting adalah pembuatan logam dengan
cetakan yang dipadukan dengan tekanan hidrostastik. Cara ini tidak praktis untuk
pengecoran yang berukuran besar dan ketika menggunakan logam dengan titik
didih tinggi. Logam bukan baja seperti alumunium, seng, timah, magnesium,
perunggu bila dibuat dengan cara ini hasilnya baik.
3.3.5 Bahan-bahan Coran
Pada dasarnya semua logam yang mampu dicairkan dapat dibentuk dengan
proses pengecoran. Bahan-bahnan ini umumnya memiliki titik leleh yang rendah sampai
menengah. Untuk bahan yang titik cairnya tinggi jarang dilakukan dengan proses
pengecoran. Pada parakteknya bahan-bahan logam yang umum di lakukan pembentukan
dengan proses pengecoran adalah bahan besi, alumunium, tembaga, magnesium,timah.
a. Besi
Besi cor (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan besi yang memiliki kadar
karbon lebih dari 1,7 %. Umumnya kadar karbon ini berada pada kisaran antara 2,4
hingga 4 %, merupakan bahan yang relatif mahal, dimana bahan ini diproduksi dari
besi kasar atau besi/baja rosok. Produk besi cor memiliki fungsi mekanis sangat
penting dan diproduksi dalam jumlah besar. Prosesnya sering dilakukan dengan
cara menambahkan unsur graphite ke dalam ladle sebagai pengendali. paduan besi
cor (alloy iron castings) bahannya telah dilakukan penghalusan (refined) dan
pemaduan besi kasar (pig iron). Produk-produk seperti crankshaf, conecting rod dan
element dari bagian-bagian mesin sebelumnya dibuat dari baja tempa (steel
forgings), sekarang lebih banyak menggunakan high-duty alloy iron casting. Benda-
benda cor dapat membentuk bagian bentuk yang rumit dibandingkan dengan
bentuk-bentuk benda hasil tempa (wrought) kendati diperlukan proses machining,
akan tetapi dapat diminimalisir dengan memberikan kelebihan ukuran sekecil
mungkin dari bentuk yang dikehendaki (smaller allowance), olleh karena itu produk
penuangan relatif ukurannya dilebihkan sedikit.
b. Alumunium
Alumunium casting merupakan suatu cara ( metode ) pembuatan paduan logam
alumunium dengan menggunakan cetakan ( die casting atau sand casting ) dengan
cara melebur paduan logam yang kemudian dituang didalam suatu cetakan
sehingga mengalami pendinginan ( solidification ) didalam cetakan. Alumunium
dipilih sebagai bahan dasar casting karena memiliki beberapa sifat yaitu :
1. Alumunium merupakan unsur dengan massa jenis yang rendah ( 2.7 g/cm3)
sehingga dapat menghasilkan paduan yang ringan
2. Temperatur leburnya rendah ( 660 .32 derajat celcius ) sehingga dapat
meminimalkan energi pemanasan
3. Flowabilitynya baik, kemampuan mengisi rongga – rongga cetakan baik
Untuk menghasillkan paduan yang memiliki mechanical properties yang baik (
touhnest, tensile strength, ductility, wear resistace, etc ) maka diperlukan adanya
unsur paduan lain pada logam alumunum. Logam – logam yang ditambahkan yaitu
Silikon (Si). Silikon memiliki sifat mampu alir yang baik
( fluidity ) sehingga akan memudahkan logam cair untuk mengisi rongga–rongga
cetakan. Selain itu Silikon juga tahan terhadap hot tear ( perpatahan pada metal
casting pada saat solidificasion karena adanya kontraksi yang merintangi. Sifat AlSi
dapat menghasilkan sifat–sifat yang baik, yaitu : good castability, good corrosion
resistance, good machinability, dan good weldability
c. Tembaga
Tembaga digunakan secara luas sebagai salah satu bahan teknik, baik dalam
keadaan murni maupun paduan. Tembaga memiliki kekuatan tarik hingga 150
N/mm2 dalam bentuk tembaga tuangan dan dapat ditingkatkan hingga 390 N/mm2
melalui proses pengerjaan dingin dan untuk jenis tuangan aangka kekerasanya
hanya mencapai 45 HB namun dapat ditingkatkan menjadi 90 HB melalui
pengerjaan dingin, dimana dengan proses pengerjaan dingin ini akan mereduksi
keuletan, walaupun demikian keuletannya dapat ditingkatkan melalui proses
annealing (lihat proses perlakuan panas) dapat menurunkan angka kekerasan
serta tegangannya atau yang disebut proses “temperature” dimana dapat dicapai
melalui pengendalian jarak pengerjaan setelah annealing. Memiliki sifat thermal
dan electrical conduktifitas nomor dua setelah Silver. Tembaga yang digunakan
sebagai penghantar listrik banyak digunakan dalam keadaan tingkat kemurnian
yang tinggi hingga 99,9 %. Sifat lain dari tembaga ialah sifat ketahanannya
terhadap korosi atmospheric serta berbagai serangan media korosi lainnya.
Tembaga sangat mudah disambung melalui proses penyoderan, Brazing serta
pengelasan. Tembaga termasuk dalam golongan logam berat dimana memiliki
berat jenis 8,9 kg/m3 dengan titik cair 1085ºC.

3.4 Teori Total Quality Control

Yang dimaksud dengan quality control adalah suatu peraturan yang tujuannya
menjamin mutu hasil jadi. Untuk memperoleh pengertian yang lebih tegas dari quality
control, maka penulis akan mengemukakan arti dari masing-masing kata sebagai berikut,
yaitu quality dan control menurut beberapa ahli.

3.4.1 Pengertian Quality


Dalam perusahaan manufaktur istilah kualitas diartikan sebagai faktor - faktor yang
terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut
sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dimaksudkan dan untuk apa barang
tersebut dibuat.
Untuk mengetahui definisi dari quality secara jelas, maka akan dikemukakan
pendapat dari beberapa ahli yaitu :
1) menurut Sofyan Assauri ( 1993 ; him221 ) menyatakan : "Quality dapat diartikan
sebagai suatu faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang
menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang
atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan"
2) Menurut pendapat Komaruddin ( 1991 ; him 252 ) mengatakan bahwa : "Yang
dimaksud dengan kualitas disini adalah sesuatu yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik
dari bahan-bahan yang dipergunakan. Karena itu, kualitas tersebut mempunyai
hubungan dengan sifat-sifat umum dari barang jadi atau setengah jadi"
3) Sedangkan menurut Fanklin G. Moore ( 1990 ; him 83 ) mengatakan bahwa: "Quality
dari suatu barangdapat diterangkan sebagai kumpulan dari sejumlah sifat-sifat yang
saling berhubungan seperti : dimensi, bentuk, susunan kekuatan, pengolahan,
penyesuaian dan warna".
4) Menurut Agus Ahyari ( 1987 ; him 238 ) kualitas merupakan jumlah atribut atau sifat -
sifat sebagaimana dideskripsikan dalam produk yang bersangkutan.
5) Dalam istilah perbendaharaan International Organization for Standardization ( ISO ) (
2000 ; him 19 ) kualitas adalah keseluruhan ciri - ciri dan karakteristik produk / jasa
yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara
tegas maupun tersamar.
Suatu konsep kualitas yang lebih tinggi dimulai dari disain barang tersebut
dengan spesifikasi yang lebih ketat. Perusahaan yang menghasilkan suatu barang
berkepentingan untuk memenuhi spesifikasi dari konsumen, dan bagaimana jika
dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain pada tingkat harga yang sama. Dari
uraian diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa kualitas suatu barang ( jasa ) sifatnya
relatif, ini tergantung pada kondisi yang berubah - ubah, yang dengan sendirinya kualitas
itu juga dapat berubah. Jadi pada dasarnya mutu merupakan usaha yang harus
dilaksanakan perusahaan agar produk yang dihasilakan sesuai dengan standart yang
ditetapkan dan disenangi konsumen, karena tinggi rendahnya penilaian kualitas tidak bisa
ditentukan sendiri oleh pihak perusahaan.

3.4.2 Pengertian Control


Setelah pengertian quality berikut ini dikemukakan tentang pengertian control yaitu
usaha untuk mengetahui kondisi apakah dari kegiatan yang sedang dilakukan telah
mencapai sasaran yang diperlukan dan apabila terjadi penyimpangan dimana terjadinya
penyimpangan itu serta bagaimana tindakan yang digunakan untuk mengatasi
penyimpangan tersebut.
Hal ini akan dikuatkan dengan pendapat beberapa ahli yaitu :
1. "Menurut Sofyan Assauri ( 1993 ; him 159 ) adalah : Pengawasan adalah kegiatan
pemeriksaan dan pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan
agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau
direncanakan".
2. Menurut M. Manullang (1991 ;103 ) mengatakan bahwa : "Pengawasan ( controlling )
sering juga disebut pengendalian adalah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu c mengadakan koreksi sehingga apa
yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula".
3. Pendapat lain dikemukakan oleh Djati Julitriarsa ( 1992 ; 101 ) bahwa: "Pengawasan
adalah tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan,
kesalahan, kegagalan untuk kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah
terulangnya kembali kegagalan-kegagalan itu, begitu pula menjaga agar pelaksanaan
tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan".
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar suatu kegiatan tidak keluar dari standar
yang telah ditetapkan, sehingga akan diharapkan akan dapat menghindari adanya
penyimpangan yang tidak dikehendaki dan dapat mengurangi terjadinya penyimpangan
dari apa yang diharapkan atau direncanakan. Pengawasan sebagai alat ukur untuk
memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang ada serta untuk menjamin tercapainya
tujuan dan terlaksananya rencana yang telah ditetapkan. Masalah penyimpangan -
penyimpangan yang terjadi ini kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun rencana yang akan datang.
Dalam kegiatan pengawasan juga memperhatikan sebab-sebab timbulnya
penyimpangan, seberapa besar penyimpangan yang terjadi, dan mencari kemungkinan
memperkecil atau menghindari penyimpangan serta mencari kemungkinan mengenai
dasar - dasar perbaikan atas penyimpangan tersebut.
Pada dasarnya fungsi pengawasan memenuhi empat tanggung jawab utama,
yaitu:
1. Meneliti kualitas bahan baku yang digunakan.
2. Meneliti barang jadi untuk memastikan bahwa produk tersebut dapat dipasarkan.
3. Membantu dalam pelaksanaan pengendalian proses dan berusaha untuk
menemukan kekurangan didalam proses yang akan menyebabkan kesulitan atau
keteflambatan proses berikutnya.
4. Berperan sebagai pemberi saran dan berusaha untuk memperbaiki atau mencagah
masalah - masalah pengendalian kualitas.
Dengan adanya pengawasan, rencana yang telah disusun tidak harus
terealisasikan secara mutlak, tetapi pengawasan disini untuk memberikan jaminan
sehingga kesalahan yang terlalu besar dapat dihindari.
Berdasarkan dari pendapat-pendapat diatas, maka dapat dilihat arti keseluruhan
dari quality control menurut pendapat Sofyan Assuari ( 1993 ; him 274 ) mengatakan
bahwa :
"Quality control adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam
hal mutu dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan kata lain pengawasan mutu dari
barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan
berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan".
Sedangkan menurut Agus Ahyari ( 1994 ; him 239 ) mengatakan bahwa :
"Quality control adalah merupakan aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar
kwalitas perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan
sehingga quality control merupakan bagian terpadu dalam perusahaan".
Pengawasan kualitas merupakan suatu proses pengukuran mutu daripada suatu
barang atau jasa menurut standar - standar yang telah ditetapkan. Dari pendapat tersebut
diatas dapat diartikan bahwa quality control merupakan aktivitas pemeriksaan daripada
operasi-operasi yang telah dan sedang dikerjakan, maka disini akan dikemukakan atau
diketahui dengan segera apakah hasil dari operasi-operasi tersebut sama atau tidak
dengan standart yang telah ditentukan atau ditetapkan sebelumnya. Agar standart yang
telah ditetapkan tersebut dapat tercapai, maka dalam pelaksanaannya mempunyai
pengertian yang cukup luas, yang mana pemeriksaan tersebut dimulai sejak dirancang
lalu diciptakan dengan penyediaan bahan-bahan dan penyediaan onderdil-onderdilnya,
pembuatannya dimulai dari proses awal sampai proses akhir. Begitu pula setelah produk
tersebut itu selesai, masih harus dilakukan pengawasan hingga produk tersebut samapi
ditangan konsumen dalam kualitas yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

3.4.3 Ruang Lingkup Quality Control


Kegiatan pengawasan kualitas dalam suatu perusahaan sangatlah luas, karena
semua pengaruh yang berkaitan dengan masalah mutu harus diperhatikan. Dalam suatu
perusahaan kegiatan pengawasan kualitas bidangnya sangat luas dan saling
ketergantungan antara satu bidang dengan bidang yang lain, karena semua yang
mempengaruhi kualitas harus diperhatikan.
Secara garis besar pengawasan kualitas dapat dibedakan atau dikelompokkan dalam 3
hal:
1. Pengawasan bahan baku
Pengawasan sebelum proses produksi dimulai ini merupakan tindakan yang
tujuannya adalah bersifat preventatif, agar segala yang telah ditetapkan dan direncanakan
dapat memenuhi standart kwalitas yang ditetapkan. Seluruh perusahaan yang
berproduksi untuk menghasilkan satu ( atau beberapa macam) produk tertentu selalu
akan memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya. Didalam
perusahaan-perusahaan pada umumnya baik buruknya kualitas bahan baku tersebut
akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produk akhir dari perusahaan
yang bersangkutan.bahkan dibeberapa jenis perusahaan tertentu kualitas bahan baku
yang dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan tersebut
sedemikian besarnya sehingga kualitas produk akhir yang dihasilkan perusahaan ini
hampir seluruhnya ditentukan oleh kualitas bahan baku yang digunakan.
Bagi beberapa perusahaan yang memproduksi suatu produk dimana karakteristik
bahan baku sangat berpengaruh pada karakteristik produk perusahaan, maka dalam hal
ini pengendalian kualitas bahan baku akan menjadi hal yang sangat penting. Baik
buruknya kualitas suatu produk perusahaan akan sangat ditentukan oleh baik buruknya
kualitas bahan baku yang digunakan
Dalam pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan, kadang-kadang dijumpai
adanya beberapa perusahaan yang mampu memproduksi sendiri bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi. Didalam penyusunan keputusan untuk membeli bahan
baku atau membuat sendiri perlu dipertimbangkan dari sisi biaya dan ketergantungan
penyediaan bahan baku tersebut, maka pertimbangan dari sisi kualitas bahan baku yang
digunakan perlu pula untuk dipertimbangkan. Dalam pendekatan bahan baku untuk
pengendalian kualitas terdapat beberapa hal yang sebaiknya dikerjakan oleh pihak
manajemen perusahaan agar bahan baku yang diterima dapat dijaga kualitasnya.
Beberapa hal tersebut antara lain :
1. Seleksi Sumber Bahan
Untuk pengadaan bahan baku pada umumnya perusahaan yang bersangkutan
akan mengadakan pemesanan atau pembelian kepada perusahaan lain. Dari beberapa
perusahaan pemasok belum tentu semuanya memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan perusahaan, oleh karena itu sebaiknya perusahaan melakukan seleksi sumber
bahan baku sehingga bahan baku yang diperoleh akan mempunyai kualitas yang baik
Pelaksanaan seleksi sumber bahan baku dapat dilakukan dengan cara melihat
pengalaman-pengalaman hubungan perusahaan pada waktu yang lalu atau dengan
mengadakan evaluasi pada perusahaan-perusahaan pemasok bahan dengan
menggunakan daftar pertanyaan, atau dapat lebih teliti lagi dengan melakukan penelitian
kualitas perusahaan pemasok tersebut.
2. Pemeriksaan Dokumen Pembelian
Dokumen yang dibuat untuk pengadaan bahan baku pada perusahaan akan
merupakan dokumen yang sangat penting sehubungan dengan pengendalian kualitas
bahan baku yang dilakukan. Jika perusahaan telah menentukan perusahaan pemasok
yang akan memasok bahan baku maka hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah
mengadakan pemeriksaan terhadap dokumen pembelian yang ada, karena dokumen
pembelian ini akan menjadi referensi dari pembelian yang akan dilakukan tersebut.
Beberapa perusahaan yang melekukan pengendalian kualitas bahan baku yang
digunakan tersebut melalui pemeriksaan kembali terhadap dokumen-dokumen pembelian
yang ada dalam perusahaan tersebut. Didalam pelaksanaan pembelian atau pengiriman
bahan baku apakah terjadi penyimpangan dari criteria yang telah ditulis dalam dokumen
pembelian atau semua persyaratan yang ada dapat dipenuhi dengan baik. Maka dalam
penyusunan dokumen pembelian ini sangat dioerlukan ketelitian dan kelengkapan
informasi.
3. Pemeriksaan Penerimaan Bahan
Dalam hubungannya dengan pengendalian kualitas bahan baku, maka
pemeriksaan penerimaan bahan baku akan merupakan suatu hal yang cukup besar arti
dan fungsinya didalam perusahaan tersebut. Dengan demikian sebenarnya kegiatan
pengendalian kualitas bahan baku akan dengan jalan pemeriksaan penerimaan bahan
yang dikirim ke dalam gudang perusahaan ini akan erat hubungannya dengan
penyusunan dokumen pembelian.
1. Pengawasan selama proses berlangsung
Selama kegiatan ini berlangsung, banyak cara pengawasan mutu yang berkenaan
dengan proses yang teratur. Artinya apabila pada waktu mulai proses terjadi kesalahan,
maka keterangan mengenai kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula
untuk diadakan perbaikan kembali. Jadi disini berarti pula bahwa pengawasan dari proses
produksi haruslah berurutan dan teratur. Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap
sebagaian dari proses produksi, mungkin tidak ada artinya apabila hal ini tidak diikuti
dengan pengawasan pada bagian lain. Dan pengawasan terhadap proses ini termasuk
atas bahan-bahan yang akan dipakai atau digunakan dalam proses produksi. Tujuan dari
pengawasan pada saat berlangsungnya proses produksi untuk memastikan bahwa
produk yang akan dihasilkan mempunyai mutu yang baik dan diharapkan oleh
perusahaan. Disamping itu dengan adanya pengawasan saat proses berlangsung akan
mengurangi pengulangan produksi atas produk yang tidak layak, serta akan menghemat
biaya pengulangan produksi.
2. Pengawasan terhadap produk / barang jadi
Walaupun telah melalui pengawasan bahan baku dan proses produksi, tetapi hal
ini tidak dapat menjamin bahwa hasil produksi tersebut tidak ada yang rusak atau cacat,
yang mungkin dapat tercampur dengan hasil produksi yang dianggap baik. Untuk
menjaga produk yang rusak lolos dari pengawasan pabrik dan sampai ketangan
konsumen, maka diperlukan adanya pengawasan kualitas produk akhir. Pendekatan
kualitas dengan pendekatan produk akhir ini adalah upaya perusahaan untuk dapat
mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan.
Pemeriksaan terhadap produk akhirharus dilakukan lebih teliti dan cermat dengan
pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan mutu
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, produk akhir yang sesuai dan sampai
ketangan konsumen atau pembeli merupakan suatu tolok ukur perusahaan
sebagaianalisa untuk menjaga ataupun meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
dan juga dapat menaikkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Tujuan dari pengawasan produk akhir adalah untuk mengetahui apakah produk
yang dihasilkan telah bener-benar memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan
sebelum sampai kedistributor atau konsumen, jika ada produk yang tidak layak maka
perusahaan akan dapat memisahkan produk tersebut untuk tidak dikirim ke distributor
atau konsumen.

3.4.4 Fungsi dan Pentingnya Quality Control


Setiap pekerjaan perlu perencanaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan,
supaya dapat berjalan dengan baik begitu pula dengan aktivitas produksinya. Hal ini
bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar seperti yang
diharapkan. Karena seiring berjalannya waktu, akan terdapat hal-hal yang sebelumnya
tidak diperhitungkan. Maka dari itu diperlukan pengawasan didalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, supaya jika terjadi penyimpangan akan dapat segera diketahui dan dapat
dilakukan perbaikan, sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut T. Hani Handoko ( 1990 ; him 20 ) : Fungsi pengawasan padadasarnya
mencakup 4 unsur :
a. Penetapan standart pelaksanaan
b. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
c. Pengukuran dengan standart yang telah ditetapkan
d. Pengambilan tindakan korelasi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari
standart
Jadi pada dasarnya pengawasan yang dimaksud disini adalah untuk memastikan
bahwa perusahaan memberikan jaminan akan produksinya kepada konsumen, sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan.
Bagi perusahaan, pengawasan kualitas tidak bisa lepas dari tujuan production
control karena quality control merupakan sub bagian dari production control meliputi:
a. Kapan produksi dilaksanakan
b. Berapa banyak barang aynag akan diproduksi
c. Kapan proses tersebut selesai dikerjakan dan bagaimana kualitas barang yang
diproduksi tersebut
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulakan bahwa quality control merupakan
salah satu aspek penting dalam perencanaan dan production control.
BAB IV
PELAKSANAAN PKL DUAL SYSTEM

4.1 Jobsheet pengelasaan

4.1.1 Pengelasan Pada Plange Dengan Tebal Plang 35 mm

Dikarenakan di industri mengalami kekurangan material,maka dengan


meantisipasinya adalah dengan mengelas tambah setinggi 10 mm.

Dibawah ini gambar yang ingin dibuat setelah dilakukan pengelasan tambah.

Gambar benda kerja setelah dibubut sesudah pengelasan

1. Alat dan bahan

Alat :

1) Mesin Las
2) Elektroda RB-26 diameter 4 mm
3) Sarung tangan
4) Topeng las
5) Palu las
Bahan :

1) Plang dengan diameter 270 mm dan tebal 35 mm

Gambar sebelum dikerjakan


4.1.2 Langkah Pembuatan Produk

Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengelasan tambah pada plange :

1) Siapkan peralatan dan bahan.


2) Bersihkan benda kerja.
3) Pakailah alat keselamatan diri.
4) Letakkan benda kerja pada tempat pengelasan.
5) Hidupkan mesin las.
6) Atur ketinggian ampere di mesin las sampai diangka 220 A.
7) Sambungkan kabel massa (-) pada benda kerja.
8) Pasang elektroda pada stang las.
9) Lakukan pengelasan pada benda kerja sampai dengan ketinggian las 10 mm.
10) Setelah mencapai ketinggian 10 mm, matikan mesin las ,lepas kabel massa(-) pada
benda kerja dan bersihkan sisa terak pada benda kerja.

Gambar saat pengerjaan


4.1.3 Hasil Produk Praktek

Pengelasan tambah pada plange menghabiskan ± 10 Kg elektroda

Gambar setelah dilakukan pengelasan


4.2 Jobsheet Pengefraisan

4.2.1 Pembuatan Segi Enam Dengan Mesin Frais

Gambar jobsheet pengefraisan

A. Alat dan bahan


1. Alat :
1) Mesin frais
2) Ragum
3) Kunci ragum
4) End mill diameter 25 mm
5) Busur derajat
6) Kuas
7) Kikir
8) Pengganjal
9) Arbor
10) Kunci arbor
11) collet
2. Bahan :
1) Benda kerja diameter 29 mm seperti gambar dibawah ini

Gambar sebelum dikerjakan

4.2.2 Langkah Pembuatan Produk

Adapun langkah pembuatan segi enam di mesin frais adalah sebagai berikut :

1) Bersihkan mesin dan ragum.


2) Pasang endmill di arbor menggunakan collet.

Gambar pemasangan endmill


3) Pasang pengganjal diragum agar tinggi benda kerja tidak kurang dari ragum.
4) pasang benda kerja diragum yang sudah diberi pengganjal.
5) Hidupkan mesin.
6) Setting titik nol terhadap benda kerja.
7) Setelah itu, lakukan pemakanan sebanyak 1,5mm (diameter benda kerja - diameter
segi enam yg akan dibuat = 3 mm dibagi 2 jadi 1,5 mm).
8) Setelah selesai, lepas benda kerja,kikir sisi yang tajam dan posisi kan benda 60º
dengan busur derajat ( 1 putaran 360º dibagi 6 jadi 60º)

Gambar pengepasan posisi 60º

9) Kemudian lakukan pemakanan sisi kedua sedalam 1,5 mm.


10) Setelah selesai, lepas benda kerja, kikir sisi yang tajam dan posisikan benda 60º
dengan busur derajat.
11) Kemudian lakukan pemakanan sisi ketiga sedalam 1,5 mm.
12) Setelah selesai, lepas benda kerja, kikir sisi yang tajam dan balik untuk melakukan
pemakanan sisi keempat karna ketiga sisi sdh terbentuk,jadi tidak perlu lagi
menggunakan busur derajat.
13) Kemudian lakukan pemakanan sisi keempat sedalam 1,5 mm.
14) Setelah selesai, lepas benda kerja, kikir sisi yang tajam dan balik untuk melakukan
pemakanan sisi kelima.
15) Kemudian lakukan pemakanan sisi kelima sedalam 1,5 mm.
16) Setelah selesai, lepas benda kerja, kikir sisi yang tajam dan balik untuk melakukan
pemakanan sisi keenam.
17) Kemudian lakukan pemakanan sisi keenam sedalam 1,5 mm.
18) Setelah selesai, lepas benda kerja, kikir sisi yang tajam.
19) Matikan mesin.
20) Bersihkan sisa bram pada mesin frais.
4.2.3 Hasil Produk Praktek

Gambar Hasil Pengerjaan

Anda mungkin juga menyukai