Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN INDUSTRI PANGAN PADA


PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA TBK

Disusun Oleh

Fajar Nabil Nur Zhafir (A1F021065)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MANAJEMEN
KEUANGAN INDUSTRI PANGAN PADA PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA
TBK dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar
Manajemen Industri Pangan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
manajemen keuangan pada industri pangan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mustaufik, S.P., M.P. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Dasar Manajemen Industri Pangan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Puwokerto, 2 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….. i


KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Profil Perusahaan ………………………………………..……………………………. 2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………….………………………………… 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat ………………………………………..……………………………………… 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Manajemen Keuangan…………………………………………..………… 3
2.2 Pengertian Modal Kerja ………………………………………….…………………… 3
2.3 Arti Penting Modal Kerja …...…………………………………..……….…………… 4
2.4 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja …….………………………………………… 4
2.5 Kebutuhan Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja …………………………… 5
2.6 Pengertian Analisis Kinerja Keuangan ……………………………………………… 6
2.7 Pengertian Rasio Keuangan …………………………….…………………………… 6
2.8 Total Keuangan Perusahaan…………………………………………………………… 7
BAB III STUDI KASUS ..................................................................................................... 9
3.1. Keuangan Perusahaan ……………...……………………….……………………….. 9
3.2. Perputaran Modal Kerja ……………..………………………………………………. 9
3.3. Kebutuhan Modal Kerja …………………………………………………………….. 10
3.4. Sumber Penggunaan Modal Kerja …………………………….…………………….. 10
3.5. Efektifitas Modal Kerja ……………………………………………………….…….. 11
3.6. Rasio Keuangan ……………………………………………………….…………….. 12
3.7. Total Keuangan ……………………………………………………………….…….. 14
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 15
4.1. Manajemen Keuangan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk ………………………. 15
BAB V PENUTUP …………..………………………………………………………….. 17
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….……….. 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan


PT. Garudafood Putri Putri Jaya (GPPJ) merupakan gabungan dari PT Tudung
Putra Jaya, PT Garudafood Jaya, dan PT Garuda Putra Putri Jaya mulai November
2000 lalu. Pengembangan perusahaan ini terus dilakukan dan saat ini GPPJ telah
memiliki beberapa pabrikan dengan teknologi mesin yang canggih dalam setiap
proses pengolahan makanan. Seiring dengan suksesnya produk kacang garingnya, PT.
Garudafood terus melakukan inovasi dengan upaya diversifikasi produk dan
penerapan mesin – mesin baru berteknologi modern. Pada tahun 1995, perusahaan
mendirikan pabrik kacang lapis yang meliputi : kacang atom, kacang telur, dan kacang
madu. Hal ini mendapat sambutan hangat dari pasar. Meskipun masih baru, daya
serap pasar atas produk kacang ini mampu melampaui prestasi yang dicapai oleh
produk kacang garing. Berdasarkan survey yang berjudul Study Regarding Snack
Industry and Marketing in Indonesia, 1998, Corinthian Infopharma Corpora (CIC),
Kacang Garuda berhasil menguasai 65% pangsa pasar produk makanan kacang di
Indonesia, jauh meninggalkan merek produk kacang di posisi kedua yang menguasai
20%, sedangkan 15% lainnya diperebutkan oleh berbagai merk.
Perusahaan memulai masuk ke bisnis biskuit melalui PT. Garudafood Jaya di
tengah krisis ekonomi pada 1997. Selanjutnya pada Mei 1998 di tengah hebatnya
krisis ekonomi, perusahaan memberanikan diri masuk ke bisnis jelly melalui PT
Triteguh Manunggal Sejati. Dalam waktu singkat pertumbuhan laba atas penjualan
memperlihatkan bahwa bisnis ini berpeluang besar untuk berkembang. Permintaan
pasar dari semua jaringan distribusi dan negara – negara Timur Tengah terus
meningkat. Berbagai inovasi terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas perusahaan.
Saat ini PT. Garudafood tersebar di berbafai lokasi dimana berdiri pabrik –
pabrik industry dengan luas area lebih dari 35 hektar. Dengan mesin – mesin dan
teknologi modern yang khusus didatangkan dari Belgia dan Jerman. Garudafood juga
mulai memesan mesin-mesin yang didisain secara khusus sesuai dengan kebutuhan
spesifik dari produk-produk yang dikembangkan. Yang pada akhirnya, mampu
menyuguhkan beraneka macam produk makanan dan minuman yang inovatif dan
1
berstandar internasional, dengan tetap mengacu kepada selera dan kepuasan
pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari makalah ini, rumusan masalahnya adalah bagaimana penerapan
manajemen keuangan industri pangan di PT. Garudafood Putra Putri Jaya TBK yang
meliputi ;

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah mengetahui bagaimana penerapan manajemen
keuangan industri pangan pada PT. Garudafood Putra Putri Jaya TBK.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan bisa didapatkan dari makalah ini adalah dapat
memahami bagaimana penerapan manajemen keuangan industri pangan pada PT.
Garudafood Putra Putri Jaya TBK.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang
berkaitan dengan pengolahan keuangan yang pada dasarnya dilakukan oleh individu,
perusahaan, maupun pemerintah. Manajemen keuangan memiliki peranan penting dalam
perkembangan sebuah perusahaan. Manajemen keuangan adalah salah satu bidang ilmu
pengetahuan yang penting dengan mempelajari ilmu manajemen keuangan seseorang akan
mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam pekerjaan dan perkembangan karirnya.
Menurut Agus Harjito dan Martono (2012:4) Manajemen keuangan (Financial
Management) atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan adalah segala aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana,
dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh dengan kata lain manajemen
keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset,
mendanai asset, dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2. Pengertian Modal Kerja


Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap
perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional
sehari-hari. Untuk menunjang setiap aktivitas yang ada dalam suatu perusahaan, tentunya
diperlukan modal kerja yang cukup dan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Dengan
adanya modal kerja yang cukup dan baik, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi krisis ekonomi atau masalah keuangan, sehingga perusahaan dapat
beroperasi dengan baik dan optimal agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Berikut pengertian
modal kerja menurut (Kasmir, 2019) adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan
operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan
dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, suratsurat berharga, piutang,
persediaan dan aktiva lancar lainnya.

3
2.3. Arti Penting Modal Kerja
Perusahaan yang baik harus melakukan pengelolaan modal kerja dengan tepat agar
efisien dan efektif dalam penggunaan modal kerja tersebut. kerja, perusahaan juga
dapat memaksimalkan perolehan labanya.
Pentingnya modal kerja menurut Djarwanto (2011) adalah sebagai berikut :
“Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan,
misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa
membahayakan keadaan keuangan perusahaan”.

2.4. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


a. Sumber Modal Kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan menurut Kasmir (2019) berasal dari :
1. Hasil Operasi Perusahaan
Adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu.
2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
Adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut.
3. Penjualan saham
Adalah perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada
berbagai pihak.
4. Penjualan aktiva tetap
Adalah yang dijual yaitu aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur.
5. Penjualan obligasi
Adalah perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.
6. Memperoleh pinjaman
Adalah pinjaman dari pihak kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka
pendek.
7. Dana hibah dan
8. Sumber lainnya.

b. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


Perolehan modal kerja dari sumber yang telah dipilih serta penggunaan modal kerja
yang telah dilakukan selama operasi perusahaan perlu dibuatkan laporan

4
sebagai bentuk pertanggungjawaban manajer keuangan. Laporan sumber dan
penggunaan modal kerja mengambarkan bagaimana perputaran modal kerja selama
periode tertentu. Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja akan terlihat modal
kerja yang dimiliki perusahaan. Berikut ini laporan perubahan modal kerja
menurut Kasmir (2016) adalah:
1. Posisi modal kerja per periode
2. Perubahan modal kerja
3. Komposisi modal kerja
4. Jumlah modal kerja yang berasal dari penjualan saham
5. Jumlah modal kerja yang berasal dari utang jangka panjang
6. Jumlah modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap
7. Jumlah aktiva tetap yang telah dijual
8. Lainnya.

2.5. Kebutuhan Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja


1. Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan sudah
menetukan berapa besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan, berarti perusahaan telah
mengetahui jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk membiayai kegiatan rutin
perusahaan pada tahun selanjutnya, sehingga modal kerja perusahaan dapat digunakan
secara efektif. Dengan mengetahui kebutuhan modal kerja, maka perusahaan dapat
merencanakan dana dan mengendalikan beberapa modal kerja yang dibutuhkan sehingga
dapat mencegah adanya pemborosan ataupun kelebihan dana serta dapat mengetahui
apakah perusahaan kekurangan modal kerja atau tidak.
2. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Menurut Kasmir (2019) pengertian perputaran modal kerja adalah sebagai
berikut : “Perputaran modal kerja atau working capital turnover merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama
suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini kita
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau modal kerja rata-rata”.
Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam waktu yang relatif pendek,
sehingga modal yang ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Tingkat
perputaran yang tinggi akan mengakibatkan laba juga tinggi dan laba yang tinggi akan
5
mempengaru hi tingginya tingkat rentabilitas ekonomi perusahaan. Tingginya tingkat
perputaran modal kerja dan rentabilitas ekonomi dapat mencerminkan bahwa perusahaan
telah menggunakan modal secara efisien.

2.6. Pengertian Analisis Kinerja Keuangan


Menurut Fahmi (2012:2) dalam pongoh (2013:672) menyatakan kinerja keuangan
adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunkan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan
benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah menjadi memenuhi
standart dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General
Accountinf Priciple) dan lainya. Sedangkan menurut (Harahap, 2016) kinerja keuangan
merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapi oleh manajemen perusahaan dalam
menjalankan fungsinya mengelola aset perusahan secara efektif selama periode tertentu.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat calon investor
untuk menentukan investasi saham. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunkan
beberapa alat analisis, salah satunya yakni analisis rasio keuangan.

2.7. Pengertian Rasio Keuangan


Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis
laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisis berupa
rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran penganalisis tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke
periode berikutnya. Secara umum ada empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan. Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan menurut
Martono dan Harjito (2010: 53) sebagai berikut: (a) rasio likuiditas, rasio yang
menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang
lancar; (c) rasio solvabilitas, rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan
menggunakan dana dari hutang (pinjaman); dan (d) rasio profitabilitas, rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan
modalnya.

6
2.8. Total Keuangan Perusahaan
Aset Lancar

Aset lancar adalah kekayaan perusahaan yang mudah untuk diubah menjadi uang
tunai. Jenis aset ini dapat diukur secara pasti dengan satuan nilai mata uang. Biasanya,
aset lancar menjadi komponen dasar perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
perusahaannya. Karena biaya operasional perusahaan berasal dari aset lancar yang
mudah untuk dicairkan sewaktu-waktu.

Aset Tidak Lancar


Aset lancar dan tidak lancar menjadi hal yang penting di dalam perusahaan.
Setelah membahas aset lancar, saatnya membahas mengenai aset tidak lancar. Aset tidak
lancar adalah aset yang tidak dapat langsung dicairkan menjadi uang tunai. Biasanya,
aset ini membutuhkan waktu yang relatif lama untuk diperdagangkan. Untuk aset tidak
lancar tidak dapat diukur dalam satuan nilai mata uang seperti aset lancar. Aset tidak
lancar ada tiga macam. Ketiga macam aset tidak lancar tersebut adalah aset tetap, aset
tidak berwujud, dan investasi jangka panjang.

Liabilitas

Liabilitas adalah sebuah suatu kewajiban yang harus dibayar oleh sebuah perusahaan
pada pihak yang bersangkutan dengan cara mengeluarkan sejumlah dana atau sumber
daya ekonomi perusahaan tersebut. Umumnya, perusahaan akan mengambil liabilitas
guna mendukung segala kegiatan operasional yang ada di dalam bisnisnya.

Dengan begitu, perluasan serta perkembangan suatu perusahaan bisa dilakukan


dalam waktu yang relatif lebih cepat. Apabila perusahaan bersikeras untuk tidak
mengambil sebuah risiko dengan cara berhutang. Terlebih untuk perusahaan yang tidak
mempunyai aset dalam jumlah banyak. Maka perkembangan perusahaan tersebut
berpotensi untuk terhambat dan tidak maksimal.

Adapun pengertian lain dari liabilitas yang lebih sederhana yaitu suatu kewajiban
yang dihitung sama dengan nilai uang dan wajib dibayar oleh perusahaan kepada pihak
yang bersangkutan. Pihak yang dimaksud disini bisa berupa perusahaan, perorangan,
7
koperasi, bank, dan lembaga keuangannya yang lainnya. Intinya, jika menurut pada
catatan akuntansi, liabilitas adalah sebuah hutang. Dimana dalam persamaan akuntansi,
liabilitas diberi singkatan ALE oleh para akuntan.

Singkatan tersebut memiliki kepanjangan, Aset Liabilitas, dan Ekuitas. Ketiga hal
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dari hal itu, muncul persamaan mengenai
akuntansi yang menunjukkan bahwa aset berasal dari penjumlahan liabilitas dan juga
ekuitas. Mengapa suatu perusahaan sampai memiliki liabilitas? Hal itu berhubungan
dengan jumlah aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Jika semua perusahaan mempunyai aset yang tidak banyak. Maka sebaiknya
dianjurkan untuk mengambil liabilitas. Tujuan dari hal itu adalah sebagai upaya agar
perusahaan bisa berkembang secara maksimal. Sebab, saat bertahan dengan aset yang
seadanya, maka secara otomatis perusahaan akan sulit sekali untuk maju atau
berkembang.

8
BAB III
STUDI KASUS

3.1. Keuangan Perusahaan


Dunia usaha pada umumnya di butuhkan modal yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan modal kerja, maupun dalam bentuk lain baik yang berasal dari luar maupun yang
berasal dari perusahaan itu sendiri untuk membelanjai operasi perusahaan. Modal kerja
diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Penggunaan modal kerja harus dikelola seefektif mungkin agar profitabilitas
perusahaan dapat ditingkatkan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal secara
tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan akibat dari penanaman modal kerja yang
kurang tepat akan mengakibatkan kerugian.
Dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
dituntut untuk mempunyai modal kerja yang cukup. Modal kerja pada PT. Garudafood Putra
Putri Jaya Tbk digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan seperti
membayar gaji karyawan, pembelian mesin, dan lain- lain.
Selain itu, dalam menjalankan perusahaan dibutuhkan perhitungan rasio dan analisis
keuangan untuk menghitung keuangan agar lancar dan tidak mengalami kerugian bagi
perusahaan. Rasio keuangan dan analisis keuangan sangat penting bagi sebuah perusahaan
untuk menganalisa keuangan perusahaan dan berguna untuk mengetahui laba dan rugi
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan juga memiliki beberapa asset berupa asset lancar,
asset tidak lancar, dan liabilitas.

3.2. Perputaran Modal Kerja

9
Dari tabel diatas yang memperlihatkan pengenai tren perubahan perputaranmodal
kerja yang terus berkurang secara signifikan. Terutama dari tahun 2018 ke tahun
2020. Ini terus berlanjut di tahun 2020 dimana perputaran modal kerjanya bahkan
mendekati standar acuan ideal yaitu 6x.

3.3. Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan Modal Kerja

Dari hasil perhitungan, maka dapat diketahui bahwa kebutuhan modal kerja yang harus
dimiliki oleh PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk mengalami trend yang
menurun atas kebutuhan penambahan modal kerja per tahunnya.

3.4. Sumber Penggunaan Modal Kerja


Sumber modal kerja adalah pos-pos yang menaikan jumlah uang kas sedangkan
penggunaan modal kerja adalah pos-pos yang menurunkan jumlah uang kas. Dalam
mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja dapat dilihat dari total asset turnover,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan

Perputaran Asset, Piutang dan persediaan

PE R P UTARA N

15.00
10.00
5.00
0.00
2017 2018 2019 2020
Asset 4.97 5.23 4.73 3.58
Piutang 12.72 14.99 14.75 12.68
Persediaan 10.31 10.48 10.45 9.25 10
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kemampuan PT. Garudafood Putra
Putri Jaya Tbk. dalam melakukan perputaran total aktiva (Total Asset Turnover) periode
2017-2020 berfluktuasi tiap tahunnya. Pada tahun 2017 total aktiva dalam menghasilkan
penjualan sebanyak 4,97 kali. Tahun 2018 total aktiva mengalami sedikit kenaikan
dalam menghasilkan penjualan yaitu sebanyak 5,23 kali. Kemudian pada tahun 2019 total
aktiva mengalami penurunan dalam menghasilkan penjualan sebanyak 4,73. Pada tahun
2020 total aktiva pun mengalami penurun dalam menghasilkan penjualan yaitu sebanyak
3,58. Hal tersebut masih tergolong baik, karena perubahan rasio dari tahun ketahun
mengalami fluktuasi. Kemudian, jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset
turnover, yaitu 2 kali, berarti PT. Graudafood Putra Putri Jaya Tbk mampu
memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dapat dilihat bahwa kemampuan PT. Garudafood
Putra Putri Jaya Tbk. dalam melakukan perputaran piutang periode 2017-2020
mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Perputaran piutang menunjukkan efisiensi perusahaan
dalam mengelola piutangnya.
Kemampuan PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. dalam melakukan perputaran
persediaan periode 2017-2020 mengalami penurunan tiap tahunnya. Penurunan ini
menandakan terjadinya lambatnya dalam perputaran persediaan.Menurut (Harahap, 2015)
Pertumbuhan laba adalah rasio yang dapat menggambarkan sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan
meningkatkan laba yang diperoleh, mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kondisi
kinerja yang baik, kondisi ekonomi yang baik ummnya tingkat pertumbuhan perusahaan
tersebut juga bernilai baik dan menarik para investor menanamkan modalnya.

3.5. Efektifitas Modal Kerja


Menurut (Harahap, 2015) Pertumbuhan laba adalah rasio yang dapat
menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba
bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan meningkatkan laba yang diperoleh,
mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kondisi kinerja yang baik, kondisi ekonomi
yang baik ummnya tingkat pertumbuhan perusahaan tersebut juga bernilai baik dan menarik
para investor menanamkan modalnya. Adapun grafik pertumbuhan laba sebagai berikut:

11
Pertumbuhan Laba Rugi

(dalam jutaan rupiah)


Dari perbandingan penggunaan modal kerja yang mengalami pertumbuhan dari
periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2020, namun in terbalik dengan pertumbuhan
laba yang mencatatkan perubahan yang terus menurun. Artinya disini dapat di simpulkan
bahwa Modal Kerja yang digunakan kurang efektif dalam penciptaan laba perusahaan.
Jika tren ini terus berlanjut makan akan mengancam dari operasional perusahaan, bahkan
mungkin akan memunculkan potensi terjadinya Corporate Financial Distress.

3.6. Rasio Keuangan


Tabel Rata-Rata Rasio Keuangan PT Garudafood 2017-2019

12
Berdasarkan tabel diatas tentang rasio keuangan yang telah ditentukan pada
penelitian ini yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Untuk rasio
likuiditas yang diukur dengan current ratio dan quick ratio menunjukkan peningkatan
kinerja rasio likuiditas selama 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2017 sampai tahun 2019
dimana current ratio memiliki rata-rata sebesar 123,67% dan quick ratio memiliki rata-
rata sebesar 66,79% dimana jumlah aktiva lancar selama 3 tahun terakhir lebih tinggi jika
dibandingkan hutang lancar sehingga rasio ini terus mengalami peningkatan kinerja
selama 3 tahun terakhir. Untuk rasio solvabilitas selama 3 tahun terakhir yang diukur
menggunakan debt to total assets dan debt to equity ratio mengalami peningkatan kinerja
meskipun angka persentase mengalami penurunan, karena pada rasio solvabilitas hasil
yang semakin kecil semakin baik. Dimana pada debt to total asset selama 3 tahun terakhir
memiliki nilai sebesar 50,34% yang berarti hasil ini masih terbilang aman karena masih
dibawah 100%.
Sedangkan untuk debt to equity ratio selama tiga tahun terakhir juga mengalami
peningkatan kinerja, dimana selama 3 tahun terakhir nilainya terus mengecil namun rasio
ini belum dikatakan aman bagi PT Garudafood karena masih memiliki rata-rata selama 3
tahun terakhir sebesar 111,78% yang berarti bahwa total hutang masih 1,1 kali jika
dibandingkan total modal.
Pada rasio profitabilitas perusahaan PT Garuda food selama 3 tahun terakhir yang
diukur dengan net profit margin dan return on equity menunjukkan bahwa pada net profit

13
margin selama 3 tahun terakhir hanya memiliki rata-rata 4,97% meskipun memiliki nilai
yang positif nilai ini terbilang cukup kecil bagi ukuran perusahaan publik yang hanya
memiliki NPM tersebut. Sedangkan untuk return on equity selama 3 tahun terakhir
memiliki ratarata sebesar 22,28% diaman ROE tersebut mengalami penururunan kinerja
selama 3 tahun terakhir dan hanya memiliki rata-rata sebesar itu. Dapat dikatakan bahwa
rasio profitabilitas PT Garudafood belum dalam kondisi baik karena standar dari rasio
profitabiltas perusahaan industri minimal 40%.

3.7. Total Keuangan

Berdasarkan tabel diatas, keuangan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk pada tahun
2017-2019 berasal dari asset lancar, asset tidak lancar, liabilitas jangka pendek, dan liabilitas
jangka panjang. Jumlah asset lancar dari tahun 2017-2019 terus meningkat, begitu juga
dengan asset tidak lancar ikut meningkat. Sedangkan jumlah liabilitas jangka pendek dari
tahun 2017-2019 mengalami penurunan, sedangkan liabilitas jangka panjangnya mengalami
penurunan pada tahun 2018, namun pada tahun 2019 liabilitas jangka panjang kembali
meningkat.

14
Berdasarkan tabel, total asset perusahaan dari tahun 2017-2019 mengalami
peningkatan. Sementara itu, total liabilitas pada tahun 2018 mengalami penurunan dan pada
tahun 2019 mengalami peningkatan. Total ekuitas perusahaan dari tahun 2017-2019 terus
mengalami kenaikan.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Manajemen Keuangan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk


PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk selalu membuat rancangan modal kerja untuk
memenuhi kebutuhan produksi dan melancarkan kegiatan operasi perusahaan. Selain itu,
perusahaan juga selalu melakukan penghitungan rasio dan analisis keuangan agar dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian pada perusahaan.

PT. Garudafood menerapkan beberapa manajemen keuangan dalam mengelola dan


mengawasi kegiatan keuangan dalam perusahaan, yaitu :
1. Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja pada perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan
bahkan mendekati standar acuan ideal pada tahun 2020. Menurut studi literatur, semakin
tinggi perputaran modal kerja suatu perusahaan maka semakin tinggi juga rentabilitas
ekonomi perusahaan. Jika tingkat perputaran modal kerja tinggi dan rentabilitas tinggi maka
dapat dinilai bahwa perusahaan telah menggunakan modal secara efisien
15
2. Analisis Kebutuhan Modal Kerja
Kebutuhan modal pada PT. Garudafood mengalami penurunan setiap tahunnya, hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh menurunnya modal yang dibutuhkan pada setiap kegiatan
dalam perusahaan.
3. Sumber Penggunaan Modal Kerja
Pada bab manajemen keuangan telah disertakan grafik sumber penggunaan modal
kerja dengan penjelasan bahwa perputaran total aktiva periode 2017 - 2020 mengalami
fluktuasi. Penjualan mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020. Adanya fluktuasi ini
masih dianggap normal karena PT. Garudafood masih bisa memaksimalkan aktiva yang
dimiliki dengan menilai pada 2 kali peputaran total aktiva mengalami penurunan. Disisi lain,
perputaran persedian juga mengalami penurunan tiap tahun pada periode 2017 - 2020 yang
menunjukan lambatnya perputaran persediaan.
4. Efektifitas Modal Kerja
Modal kerja yang digunakan memberikan grafik yang selalu meningkat dari tahun
2017 - 2020, tetapi efektifitasnya dalam menciptakan laba bagi perusahaan masih belum
efektif dengan dibuktikannya pendapatan laba mengalami penurunan pada tahun 2020.

5. Rasio Keuangan
Berdasarkan analisis rasio keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas pada tahun 2017 - 2019 didapatkan hasil, yaitu pada rasio
likuiditas mengalami peningkatan selama 3 tahun dan lebih tinggi dibanding hutang lancar.
Untuk rasio solvadibilitas mengalami peningkatan dengan angka presentase yang menurun.
Hal ini normal karena semakin kecil nilai rasio solvadibilitas maka semakin baik. Selain itu,
rasio profitabilitas perusahaan juga mengalami kenaikan, tetapi masih tergolong cukup kecil
untuk perusahaan publik sejenis PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
6. Total Keuangan

Total keuangan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk berasal dari asset lancar, asset
tidak lancar, liabilitas jangka pendek, dan liabilitas jangka panjang yang pada tahun 2017-
2019 didapatkan hasil, yaitu total asset perusahaan dari tahun 2017-2019 mengalami
peningkatan. Sementara itu, total liabilitas pada tahun 2018 mengalami penurunan dan pada
tahun 2019 mengalami peningkatan. Total ekuitas perusahaan dari tahun 2017-2019 terus
mengalami kenaikan.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
PT GarudaFood memiliki manajemen keuangan yang kurang baik. Penggunaan modal
kerja kurang efektif dalam penciptaan laba perusahaan, serta perputaran dan kebutuhan modal
kerja pun terus berkurang secara signifikan. Kemampuan perputaran persediaan PT
GarudaFood periode 2017-2020 mengalami penurunan tiap tahunnya yang menandakan
lambatnya perputaran persediaan. Modal kerja yang digunakan kurang efektif dalam
penciptaan laba perusahaan. Jika tren ini terus berlanjut makan akan mengancam dari
operasional perusahaan, bahkan mungkin akan memunculkan potensi terjadinya Corporate
Financial Distress Akan tetapi, rasio keuangan PT GarudaFood cukup baik mesikupun rasio
profitabilitas belum sesuai dengan standar dari rasio profitabiltas perusahaan industri.
Sedangkan pada total asset perusahaan terus mengalami peningkatan, namun pada total
liabilitas terus mengalami penurunan, meskipun begitu total ekuitas mampu mengalami
kenaikan dari tahun 2017-2019.

17
DAFTAR PUSTAKA

Baiti,Ina. 2019. Analisis Kinerja Keuangan PT. Garuda Food Tbk periode 2017-2019.
Universitas Bina Darma.

Rahmat,Didi; Wulanda, Fazira. 2021. Working Capital Effectiveness PT Garudafood Putra


Putri Jaya Tbk. Pontianak: STIE Indonesia Pontianak.

Gie. 2020. Aset Lancar dan Tidak Lancar: Pengertian, Perbedaan, dan Jenisnya. Accurate
PT Cipta Piranti Sejahtera. Diambil dari sumber https://accurate.id/akuntansi/aset-lancar-
dan-tidak-lancar/

Azizah, Laeli Nur. Pengertian Liabilitas dan Manfaatnya Untuk Perusahaan.


Jakarta:Gramedia Blog. Diambil dari sumber
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-liabilitas/

18
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. 2019. Mindfulness-Based Company Perusahaan
Berbasis Nilai-Nilai Mindfulness. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.

19

Anda mungkin juga menyukai