Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Manajemen Proyek Gedung Badan Pertanahan Nasional (Bpn) Kota Blitar


Dengan Metode Critical Path Method (Cpm)
PT. Proyek Pembangunan Daerah Blitar

DOSEN PENGAMPU
Dr. Ari Anggraini Winadi Prasetyoning Tyas, SE, MM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

ABUZAR NURDIANSYAH (20200101465)


DOHAN FAQIH IBRAHIM (20200101355)
DIAN ALFIAH SALSABILA (20200101203)
MUHAMMAD HAFIZH ANDRIANA (20200101207)
NELY MAULINA MANURUNG (20200101251)
NURUL ANDINI DALIMUNTHE (20200101280)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2020
RINGKASAN

Manajemen proyek merupakan implementasi keilmuan, kemampuan,


keterampilan, sarana prasarana, alat, dan teknik dalam suatu kegiatan proyek yang
bertujuan memenuhi standar stakeholder atau perencanaan suatu proyek. Dalam
pembuatan suatu proyek, maka manajemen menjadi hal penting untuk mencapai
keberhasilan proyek tepat waktu dan tepat guna dalam lingkup efisien dan efektif. Salah
satunya adalah pembangunan Gedung Kantor BPN Kota Blitar oleh Proyek Pemerintah
Daerah. Pengendalian biaya dan waktu merupakan aspek utama manajemen konstruksi.
Dalam perencanaannya kedua aspek tersebut perlu dilakukan dengan tepat untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Pekerjaan pembangunan sebuah gedung tidak lepas
dari berbagai kendala yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan hingga pembengkaan
biaya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan optimalisasi biaya dan waktu
pada gedung Pertanahan Nasional Kota Blitar dengan menggunakan Metode CPM
(Critical Path Method). Metode tersebut diterapkan dengan menggunakan software
Microsoft project untuk mengetahui letak jalur kritis pada tiap divisi pekerjaan dengan
membuat diagram network dan dilakukan skenario keterlambatan. Hasil penelitian
didapatkan jalur kritis terjadi pada aktivitas (A, B, C, D, E, G, H, I, L dan M). Dari jalur
kritis tersebut, dilakukan penambahan jumlah pekerja serta durasi kerja (lembur) untuk
mencegah terjadinya keterlambatan. Dari pencegahan tersebut dibutuhkan biaya sebesar
Rp 290.617.244 dengan durasi pekerjaan (Aktivitas B) membutuhkan 15 pekerja
tambahan, 8 jam waktu lembur, (Aktivitas C) dibutuhkan 3 orang pekerja tambahan dan
1 jam waktu lembur tambahan dan pada (Aktivitas H) membutuhkan 6 pekerja
tambahan dengan waktu lembur selama 1 jam.

i
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. sebagai Tuhan Yang Maha Esa
yang telah menghadirkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami mampu
menyelesaikan penyusunan dan pembuatan makalah berjudul “Manajemen Proyek
Pembangunan Gedung Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Blitar dengan Metode
Critical Path Method (CPM)”
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ari Anggarani Winadi Prasetyoning
Tyas, SE, MM sebagai dosen pengampu yang telah memberikan bantuan pendukung
atas terselesaikannya tugas makalah ini. Kami ucapkan terima kasih pula kepada teman-
teman sebaya yang telah memberikan dukungan bersama, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada pihak
penulis jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu yang telah memberikan bantuan kepada
kami berupa referensi guna mendukung penyusunan materi makalah ini.
Kami selaku penulis makalah menyadari secara penuh bahwasannya makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan hingga penulisan materi.
Sehingga, kami mengharap penuh adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun perbaikan yang akan digunakan menjadi acuan penulis agar kedepannya
mampu menyusun makalah menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap bahwa makalah yang telah kami buat dapat
memberikan manfaat teoritis maupun praktis kepada pembaca dari berbagai kalangan
dengan menambah wawasan, peningkatan keilmuan kedepannya, dan dapat dijadikan
pertimbangan pembuatan kebijakan bagi pihak terkait.

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................................2

C. Rumusan Masalah..................................................................................................2

D. Tujuan Makalah......................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................4

A. Manajemen Proyek.................................................................................................4

B. Biaya Proyek..........................................................................................................4

C. Rencana Anggaran Biaya (RAB)...........................................................................5

D. Critical Path Method (CPM)..................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................6

A. Metode CPM Proyek BPN Blitar...........................................................................6

B. Perhitungan Biaya dan Jadwal Proyek BPN Blitar................................................7

C. Manajemen Proyek Pembangunan BPN Blitar......................................................9

BAB IV PENUTUP........................................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi, dunia perbisnisan kini mengalami perkembangan


pesat di Indonesia, utamanya dalam memberikan dukungan perkembangan
pembangunan sarana dan prasarana yang memadai. Gedung perkantoran merupakan
media operasional atau sarana perbisnisan yang akan selalu dibutuhkan. Adanya
peningkatan pembangunan prasarana gedung perkantoran diperlukan dalam
menunjang kesuksesan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan prasarana gedung
kantor ialah peningkatan atau perbaikan gedung sebagaimana kebutuhan yang ada
dalam masyarakat (Ruhimat, et al., 2021).
Perencanaan sebuah kegiatan proyek ialah permasalahan yang dinilai penting
untuk dilakukan karena perencanaan diangap sebagai dasar suatu proyek terlaksana
dalam tingkat efektif dan efisien waktu, tenaga, dan biaya. Keberhasilan maupun
kegagalan suatu proyek yang dilaksanakan, umumnya terjadi karena rendahnya
perencanaan kegiatan proyek serta pengontrolan yang tidak efektif, sehingga proyek
berjalan secara tidak efisien yang mengakibatkan keterlambatan, penurunan kinerja,
serta pembengkakan biaya proyek. Kegiatan suatu proyek dapat dikatakan berhasil
jika segala cakupan pekerjaan proyek tersebut telah dipenuhi dalam standar kualitas
yang baik, berkesesuaian antara realisasi jadwal, biaya yang dikeluarkan, serta
batasan waktu yang telah dicanangkan (Abdurrasyid, et al., 2019). Sehingga, sangat
dipertimbangkan perencanaan dan penggunaan waktu yang efektif dan efisien.
Wawasan dan keterampilan dalam penggunaan tools dalam manajemen proyek perlu
dimiliki oleh seorang manajer pryek terutama pemula. Kemampuan yang dimiliki
oleh manajer proyek dalam melakukan pengelolaan dan mendokumentasian proyek
akan mampu memangkas waktu monitoring dalam suatu sistem.
Manajemen proyek konstruksi ialah proses implementasi fungsi manajemen
secara terstruktur dan diukur melalui penggunaan waktu dan sumber daya dengan
efektif dan efisien melalui peraihan tujuan. Dalam proses proyek konstruksi terdapat
banyak tantangan dan kendala dari segi penjadwalan dan biaya. Sehingga,
diperlukan solusi melalui metode pendekatan yang tepat dalam mengantisipasi

1
kendala yang terjadi berupa keterlambatan dan over budgeting pengerjaan suatu
proyek. Salah satu metode tersebut ialah Critical Path Method (CPM). CPM
merupakan jalur kritis sebagai model kegiatan proyek yang digambar dalam model
jaringan dengan rangkaian komponen kegiatan dan durasi waktu terlama. CPM
diasumsikan bahwa aktivitas dapat diketahui secara pasti sehingga diperlukan satu
faktor waktu dalam segala kegiatan (Aziz, 2014; De Soto, et al., 2017; Fachrurrazi
dan Husin, 2021). CPM dianggap sebagai salah satu metode yang lebih
menguntungkan yakni penyediaan jadwal empiris (Feng, et al., 2011).
Pembangunan gedung BPN Kota Blitar ialah salah satu contoh program
pemerataan kesejahteraan daerah. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan tersebut
juga tidak terlepas dari berbagai kendala yang dialami, sehingga menyebabkan
keterlambatan pekerjaan dan over budgeting proyek.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalah dapat dijabarkan sebagai


berikut:
1. Adanya kendala yang terjadi dalam proyek pembangunan Gedung BPN Kota
Blitar dalam hal jaringan kerja dan aktivitas proyek dikarenakan miskomunikasi
dan perencanaan yang kurang dispesifikasi.
2. Kendala yang terjadi dalam proyek pembangunan Gedung BPN Kota Blitar
menyebabkan keterlambatan pekerjaan dan overbudgeting proyek yang tidak
sesuai dengan perencanaan awal.
3. Diperlukan percepatan jaringan kerja dan solusi lain agar keterlambatan proyek
tersebut tidak kian membengkak dan masih berada dalam lingkup kewajaran.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen proyek dalam pembangunan Gedung BPN Kota Blitar
oleh Pemerintahan Daerah tersebut?
2. Apa saja kendala yang terjadi dalam manajemen proyek pembangunan Gedung
BPN Kota Blitar?
3. Bagaimana penghitungan penggunaan biaya proyek pembangunan Gedung BPN
Kota Blitar?

2
4. Bagaiamana sistematika penyusunan melalui metode CPM Pembangunan BPN
Kota Blitar?
5. Apa saja kegiatan utama dalam manajemen proyek pembangunan Gedung BPN
Kota Blitar?

D. Tujuan Makalah
1. Mengetahui manajemen proyek pembangunan Gedung BPN Kota Blitar.
2. Memahami kendala yang terjadi dalam proyek pembangunan Gedung BPN Kota
Blitar.
3. Mengetahui penghitungan penggunaan biaya proyek pembangunan Gedung
BPN Kota Blitar.

3
BAB II KAJIAN TEORI

A. Manajemen Proyek
Manajemen proyek didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan dalam
merencanakan, mengorganisasian, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya
organisasi yang dimiliki suatu perusahaan dalam mencapai suatu tujuan dalam
waktu tertentu. Menurut Schwable (2006), manajemen proyek ialah implementasi
keilmuan, kemampuan, keterampilan, sarana prasarana, alat, dan teknik dalam suatu
kegiatan proyek yang bertujuan memenuhi standar stakeholder atau perencanaan
suatu proyek (Anggraini dan Kartini, 2021). Dalam manajemen proyek, terdapat
beberapa hal yang menjadi keterlambatan proyek konstruksi, diantaranya:
1. Excusable Non-Compensable Delays. Dalam tipe ini, keterlambatan waktu
umumnya disebabkan leh beberapa hal, yakni Act of God (gangguan alam),
Forse of Majeure (segala penyebab gangguan alam, perang, demo, dan
sebagainya), Cuaca.
2. Excusable Compensable Delays. Keterlambatan ini disebabkan owner client
seperti keterlambatan penyerahan total lokasi proyek, pembayaran kepada
kontraktor, kesalahan gambar dan spesifikasi, pendetailan kerja, dan lain-lain.
3. Non-Excusable Delays. Keterlambatan yang sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor, penyebab diantaranya kesalahan koordinasi pekerjaan dan
ahan, pengelolaan keuangan proyek, penyerahan shop drawing, dan kemampuan
personil yang rendah.

B. Biaya Proyek
Biaya proyek mencakup kegiatan yang diperlukan dalam menjamin
terselesaikannya suatu proyek berdasarkan anggaran yang telah direncanakan dan
disetujui bersama. Manajer proyek perlu memastikan bahwasannya proyek diproses
dengan baik dalam akurasi waktu dan biaya yang tepat, serta dengan penggunaan
biaya yang realistis. Terdapat 4 kegiatan utama dalam manajemen biaya proyek,
diantaranya (Anggraini dan Kartini, 2021):
1. Perencanaan sumber daya, perkiraan sumber daya, dan jumlah tiap sumber daya
dalam penggunaan kegiatan proyek.

4
2. Perkiraan biaya, pengembangan pendekatan biaya sumber daya proyek.
3. Anggaran biaya, pengalokasian keseluruhan biaya dalam satuan kerja
pembangunan suatu proyek untuk mengelola kinerja.
4. Pengendalian biaya dan perubahan anggaran-anggaran proyek.

C. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Penawaran yang telah diajukan oleh pihak kontraktor pada tender, umumnya
ialah berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) keseluruhan. Susunan RAB yang
telah diajukan berupa dokumen yang berisi keseluruhan Rekapitulasi, rincian RAB,
dan analisis harga satuan pekerjaan atau unit cost (Anggraini dan Kartini, 2021).

D. Critical Path Method (CPM)


CPM atau Critical Path Method seringkali dipergunakan dalam melakukan
identifikasi tugas utama suatu proyek untuk dapat diselesaikan semaksimal mungkin
dalam aspek waktu (Damara dan Hepiyanto, 2021). Metode CPM dinilai akan
mendukung manajer proyek untuk melakukan analisa, perencanaan, dan
penjadwalan proyek agar lebih efisien dengan melakukan analisa terhadap
keseluruhan jadwal tugas yang diperlukan dalam memproses proyek (Mouhoub, et
al., 2011; Iluk, et al., 2020; Asri, et al., 2019), menganalisa tugas kritis dan hal-hal
yang diprioritaskan yang dianggap berpengaruh terhadap keseluruhan waktu yang
dibutuhkan untuk proyek tersebut (Lee, at el., 2017), serta cara paling baik dalam
melakukan penjadwalan tugas proyek untuk memenuhi target waktu penyelesaian
(De Soto, et al., 2017; Mishakova, et al., 2016). Terdapat beberapa item yang perlu
diketahui dalam metode CPM, yakni waktu awal pemulaian kegiatan (ES), waktu
awal kegiatan dapat diselesaikan (EF), waktu terlambat pemulaian kegiatan LS),
waktu terlambat penyelesaian kegiatan (LF), jumlah waktu toleransi pekerjaan
terlambat tanpa mempengaruhi keterlambatan berikutnya (FF), dan jumlah waktu
toleransi pekerjaan terlambat tanpa mempengaruhi jadwal proyek (TF) (Lee, at el.,
2017; Asri, et al., 2019).

5
BAB III PEMBAHASAN

A. Metode CPM Proyek BPN Blitar


Sistematika dari proses penyusunan jaringan kerja sebagai berikut (Dannyanti
dan Sudaryanto, 2011) :
1. Melakukan pengkajian dan identifikasi ruang lingkup proyek, melakukan
penguraian dan pemecahan kegiatan menjadi kelompok kegiatan sebagai bagian
dari suatu proyek.
2. Penyusunan ulang komponen proyek dalam poin satu yang menjadi pusat
serangkaian urutan logika ketergantungan.
3. Melakukan perkiraan waktu bagi setiap aktivitas berdasarka penguraian lingkup
proyek.
4. Melakukan identifikasi jalur kritis adan float pada jaringan kerja.
Apabila jalur kritis telah diketahui, maka langkah berikutnya ialah melakukan
percepatan proyek yakni (Dannyanti dan Sudaryanto, 2011):
1. Melakukan penentuan waktu percepatan dan penghitungan biaya tambaha dalam
percepatan masing-masing kegiatan.
2. Percepatan waktu penyelesaian suatu proyek melalui pengutamaan aktivitas
kritis dengan slope biaya paling rendah. Jika upaya percepatan ini dilaksanakan
dalam kegiatan yang tidak berada dalam lintasna kritis, maka keseluruhan waktu
penyelesaian tidak akan mengalami pengurangan.
3. Penyusunan kembali jaringan kerja.
4. Melakukan pengulangan langkah kedua dan berhenti mengupayakan akselerasi
jika terjadi pertambahan dalam lintasan kritis. Apabila ada lebih dari satu
lintasna kritis, maka upaya akselerasi dapat dilaksanakan secara serentak dalam
segala kegiatan yang ada dalam lintasan kritis. Perlu diupayakan agar tidak ada
penambahan atau pemindahan jalur kritis jika terdapat akselerasi durasi dalam
salah satu aktivitas proyek.
5. Upaya percepatan akan diberhentikan jika kegiatan yang berada pada lintasan
kritis telah mengalami kejenuhan secara keseluruhan dan tidak memungkinkan
untuk ditekan lebih jauh.

6
6. Penghitungan biaya keseluruhan yang disebabkan percepatan dalam mengetahui
biaya total proyek yang telah dikeluarkan.
Dalam sebuah proyek yang dikehendaki untuk selesai berdasarka jangka waktu
yang telah direncanakan, maka dapat dilaksanakan percepatan durasi kegiatan dan
konsekuensi yang terjadi ialah adanya peningkatan biaya. Maka, dalam melakukan
percepatan waktu untuk pengerjaan suatu proyek, maka perlu diadakan percepatan
durasi kegiatan dalam jalur-jalur kritis melalui syarat bahwasannya pengurangan
waktu tidak menyebabkan timbulnya jalur kritis baru. Ada salah satu cara yakni
dalam mempercepat waktu pelaksanaannya dengan menambah waktu sesuai
kesepakatan dan adanya penambahan jam kerja personal. Biaya total suatu proyek
ialah biaya yang telah ditotal secara keseluruhan baik dari biaya langsung maupun
biaya tidak langsung yang nantinya akan sangat bergantung terhadap waktu
penyelesaian suatu proyek. Apabila proyek kian lama diselesaikan, maka biaya yang
dikeluarkan pun akan membengkak atau akan semakin besar (Anggraini dan Kartini,
2021).

Gambar 1. Jalur Kritis Proyek Pembangunan Gedung BPN Blitar


(Source: yrasemsi.blogspot.com)

B. Perhitungan Biaya dan Jadwal Proyek BPN Blitar


1. Earliest Start (ES), Earliest Finish (EF), Latest Start (LS), dan Latest Finish
(LF)
Dalam metode CPM atau Critical Path Method terdapat dua jalur penghitungan
yang akan dilakukan, yakni Earliest Start (ES) dan, Earliest Finish (EF)
kemudian terdapat perhitungan mundur Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF)
waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai. Diketahui bahwa EF proyek

7
pembangunan BPN Blitar ialah 295 hari, serta LF atau waktu paling akhir
pengerjaan dapat diselesaikan ialah 305 hari.
2. Float
Perhitungan nilai flot dilakukan untuk melakukan analisa jalur kritis CPM.
Terdapat beberapa aktivitas yang berada dalam jalur kritis yakni meliputi
aktivitas pekerjaan A-M.
3. Analisa Keterlambatan Aktivitas Proyek

Gambar 2. Analisa data ES-EF dan LS-LF Proyek Pembangunan Gedung


Kantor BPN Blitar (Source: Damara dan Hepiyanto, 2021)

Analisa keterlambatan proyek dilakuukan menggunakan metode crashing


yaitu dengan mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian proyek. Berdasarkan analisa, diketahui bahwa aktivitas pekerjaan
galian dapat diindikasikan terjadi keterlambatan selama 28 hari (durasi awal
yakni 28 hari untuk kemudian menjadi 56 hari). Maka dari itu terjadi perubahan
pada Earliest Event Time setiap kegiatan. Sehingga, solusi yang dilakukan untuk
mencegah keterlambatan, maka dilakukan penamahan pekerja dan jam kerja,
yakni penambahan pekerja sebanyak 15 orang dan penambahan jam kerja
menjadi 8 jam.
Pada keterlambatan kedua, bahwa kegiatan aktivitas pekerjaan Tiang Bor
Beton (C) yaitu terlambat selama 7 hari, dari durasi awal 42 hari menjadi 49
hari. Untuk melakukan pencegahan keterlambatan lain, maka dilakukan

8
penambahan pekerja sebanyak 3 orang dan penambahan jam kerja sebanyak 1
jam. Pada Aktivitas pekerjaan beton fc’=30 MPa (H) diindikasikan terlambat
selama 14 hari, dari durasi awal 49 hari menjadi 63 hari. Untuk melakukan
pencegahan keterlambatan lain, maka dilakukan penambahan pekerja sebanyak
6 orang dan penambahan jam kerja sebanyak 1 jam. Akibat adanya
keterlambatan pekerjaan, maka tentu akan berdampak pada pembengkakan
biaya. Sehingga, untuk menghindari keterlambatan pekerjaan, maka dapat
dilakukan biaya tambahan sekitar 290 milyar (Damara dan Hepiyanto, 2021).

C. Manajemen Proyek Pembangunan BPN Blitar


Berdasarkan analisa di atas, manajemen proyek yang dilakukan dalam proyek
pembangunan BPN Blitar dapat dikatakan telah menuju perbaikan dan upaya
percepatan. Berdasarkan metode yang digunakan yakni metode CPM, proyek
tersebut mampu melakukan percepatan jaringan kerja dan penambahan biaya untuk
menghindari keterlambatan yang fatal dalam penyelesiaan proyek. Meskipun
demikian, pengeluaran tambahan pekerjaan dan biaya yang dikeluarkan tidaklah
sedikit dan telah mengalami over budgeting. Keterlambatan ini juga dapat
dikategorikan sebagai keterlambatan Non-Excusable Delays. Keterlambatan in yang
umumnya disebabkan oleh adanya kesalahan koordinasi pekerjaan dan ahan,
pengelolaan keuangan proyek, penyerahan shop drawing, dan kemampuan personil
yang rendah.

9
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Jalur kritis atau critical path dalam pengerjaan proyek Gedung Kantor BPN Kota
Blitas dibagi menjadi jalur A hingga M. yang terbagi menjadi Aktivitas A
mobilisasi, aktivitas B galian, aktivitas C tiang bor beton, aktivitas D timbuna,
aktivitas E pasangan, aktivitas baja tulangan G, aktivitas beton H, aktivitas atap
I, aktivitas manajemen mutu L, dan aktivitas manajemen keselamatan M.
2. Dalam melakukan pencegahan keterlambatan aktivitas B, maka pihak proyek
merasa membutuhkan tambahan pekerja sebanyak 15 orang pekerja dengan
masing-masing diantara keseluruhan membutuhkan tambahan jam kerja
sebanyak 8 jam sebagai kategori waktu lembur atau Man Hour, pada aktivitas
tiang bor betin dibutuhkan tambahan pekerja sebanyak 3 orang dengan masing-
masing pekerja memerlukan tambahan waktu lembur sekitar satu jam. Serta
pada kegiatan beton atau H, diperlukan pencegahan keterlambatan pekerjaan
pada aspek lain, sehingga diperlukan tambahan pekerja sekitar 6 pekerja yang
masing-masing diantaranya memerlukan tambahan jam kerja juga sebanyak satu
jam.
3. Dalam melakukan pencegahan keterlambatan aktivitas proyek secara
keseluruhan, maka diadakan biaya tambahan sebagai kebutuhan proyek secara
keseluruhan sebanyak 290 milyar.
4. Penyedia jasa dan pelaksana proyek pembangunan Gedung Kantor BPN Kota
Blitar dikatakan telah mengalami kerugian akibat keterlambatan
keberlangsungan penyelesaian proyek dan adanya biaya tambahan yang harus
dikeluarkan untuk menutupi kekurangan dan mencegah keterlambatan proyek.
Dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan Gedung Kantor BPN Kota
Blitar dengan menerapkan metode CPM dapat dikatakan telah diupayakan cukup
maksimal dengan pengupayaan kecepatan jaringan kerja, penambahan jumlah
pekerja, penambahan waktu pekerjaan atau waktu lembur, hingga pengeluaran biaya

10
tambahan yang besar untuk keberlangsungan proyek serta menjaga agar proyek
dapat diselesaikan tepat waktu tanpa adanya keterlambatan yang fatal.

B. Saran
Penulis memberikan saran secara umum berdasarkan penulisan di atas, metode
pelaksanaan yang tepat merupakan salah satu titik awal yang perlu dilakukan dalam
masing-masing proyek konstruksi untuk melakukan analisa terhadap seluruh
peristiwa yang kemungkinan akan membawa dampak buruk, sehingga mampu
menjaga kualitas control yang tepat dan tegas agar untuk mencegah keterlambatan
proyek sebagai kewajiban atas semua penyedia jasa proyek konstruksi dan kepada
supervisor proyek penentuan waktu serta perkiraan waktu penjadwalan perlu
dilakukan dan perhatikan kembali dalam masing-masing aktivitas proyek untuk
menjaga ketepatan waktu dalam penyelesaian proyek secara optimal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid, A., Luqman, L., Haris, A., & Indrianto, I. (2019). Implementasi Metode
PERT dan CPM pada Sistem Informasi Manajemen Proyek Pembangunan
Kapal. Khazanah Informatika: Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika, 5(1), 28-
36.
Aggraini, N., & Kartini, I. A. N. (2021). Penerapan Waktu Penyelesaian Proyek Dengan
Metode Cpm (Critical Path Method)” Studi Kasus: Pembuatan Jembatan
Timbang Di Gudang PPGK Milik PT GARAM (PERSERO). JEM17: Jurnal
Ekonomi Manajemen, 6(1).
Asri, L., Setiawan, H., dan Rusdiana, Y. (2019). Analisis Jaringan Kerja Pada Evaluasi
Penjadwalan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek dengan Menggunakan
Metode PERT dan CPM. Jurnal Saintika UNPAM, Jurnal Sains dan
Matematika UNPAM, 2(2), 136-148.
Aziz, R., Hafez, M., dan Abuel-Magd, R. (2014). “Smart Optimization for Mega
Construction Projects Usiang Artificial Intelligence” Alexandria Eng Journal,
53(3), 591-606.
Damara, B., & Hepiyanto, R. (2021). Optimalisasi Waktu dan Biaya Pada Proyek
Gedung Pertanahan Nasional Kota Blitar Dengan Metode Critical Path Method
(CPM). Jurnal Manajemen Teknologi & Teknik Sipil, 4(1), 119-133.
Dannyanti, E., & Sudaryanto, B. (2011). Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan
Metode PERT dan CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana
Undip) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).
De Soto., A. Rosarius., J. Rieger., Q. Chen., dan Adey. (2017). “Using a Tabu-Search
Algorithm and 4D Models to Improve Costruction Project Schedules” Procedia
Eng, June vol 196, 698-705.
Fachrurrazi & Husin. (2021). “Practical Crash Duration Estimation For Project
Schedule Activities,” Journal King Saud Univ. - Eng. Science, 33(1), 1-14.
Feng, J. et al. (2011). “Critical Chain Construction With Multi-Resource Constraints
Based On Portfolio Technology In South-To-North Water Diversion Project”
Water Science English, 4(2), 225-236.

12
Iluk, T., Ridwan A., dan Winarto, S. (2020). Penerapan Metode CPM dan PERT Pada
Gedung Parkir 3 Lantai Grand Panglima Plim Kediri. Jurnal Manajemen
Teknologi Teknik Sipil, 3(2), 162-176.
Lee, A., Kang, Y., Huang. (2017). Project Management Model for Constructing a
Renewable Energy Plant. Procedia Eng, 174, 145-154.
Mishakova, A., Vakhrushkina, A., Murgul, dan Sazonova. (2016). Project Control
Based on a Mutual Application of PERT and Earned Value Management
Methods. Procedia English, 165, 1812-1817.
Mouhoub, E., Benhocine, A., dan Belouadah, H. (2011). A New Method for
Constructing a Minimal PERT Network. Applications Math Model, 35(9), 4575-
4588.
Ruhimat, R., Sumartono, B., & Moektiwibowo, H. (2021). Analisis Proyek
Pembangunan Kantor Dengan Menggunakan Cpm Di Pt Kasoem Hearing
Centre. Jurnal Teknik Industri, 8(2).

13

Anda mungkin juga menyukai