Anda di halaman 1dari 7

MODUL KESEBELAS

Analisis Ekonomi dari Periode Penelaahan Tak Terbatas

Memperhatikan bahwa NTB suatu alternatif tertentu itu tidak berbeda, baik
untuk umur pakai tertentu maupun pada umur pakai yang lain (dengan asumsi
adanya panggantian yang identik), maka dapat disimpulkan bahwa NTB untuk
periode pemakaian tak terhingga adalah juga sama. Dengan demikian jika kita
membandingkan suatu alternatif dengan umur pakai tertentu sedangkan
alternatif lainnya umur pakainya tidak terbatas, maka kita cukup
membandingkan NTB pada periode masing-masing umurnya.

Contoh 22 :

Perusahaan daerah Air Minum disebuah kotamadya akan membangun pipa


saluran air dari sumber mata air ke PDAM. Ada dua alternatif teknologi yang
dipilih, yaitu teknologi A dan teknologi B. Kedua alternatif tersebut adalah
sebagai berikut (masing-masing mempunyai nilai sisa nol ).
Teknologi A . Teknologi B .
ongkos awal Rp. 5,5 milyar Rp.5 milyar
ongkos pemeliharaan tahunan 0 0

umur pakai Permanen 50 tahun

Bila tingkat suku bunga adalah 6 % / tahun, teknologi mana yang sebaiknya
dipilih ?

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 1
Teknologi A: n=?

A
P

A = iP
= 0,06 x 5,5 milyar
= Rp. 330 juta

Teknologi B:

A = 5milyar(A/P,6%,50) = 5 milyar x 0,0060xx


= Rp. 317 juta

Dengan demikian PDAM sebaiknya memilih alternatif teknologi B, yaitu yang


setiap 50 tahun dilakukan penggantian, dan bukan teknologi A yang mem-
punyai umur tak terhingga.

ANALISIS TINGKAT PENGEMBALIAN


Tingkat pengembalian atau Internal Rate of Return (IRR), dari suatu investasi
atau suatu penggunaan dana dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga
yang akan menyebabkan nilai ekivalen ongkos/biaya sama dengan nilai
ekivalen penerimaan, atau dengan perkataan lain pada tingkat suku bunga
berapa nilai ekivalen penerimaan sama dengan nilai ekivalen ongkos.
Dengan demikian perumusan nilai sekarang (present value) dan Nilai Tahunan
(annual value) merupakan dasar bagi perhitungan IRR.

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 2
Untuk mengetahui suatu investasi adalah menguntungkan atau tidak adalah
dengan membandingkan tingkat pengembaliannya dengan MARR ( minimum
atractive rate of return) / tingkat pengembalian terendah yang menarik.
(Biasanya adalah tingkat suku bunga deposito)

- Jika IRR > MARR maka investasi tersebut adalah menguntungkan, karena
tingkat pengembalian investasi tersebut lebih menarik dibandingkan dengan
menyimpan uang (modal) di bank
- Jika IRR < MARR maka investasi tersebut tidak menguntungkan, karena
lebih baik menyimpan uang (modal) di bank dibandingkan melakukan
investasi.

Menghitung IRR pada dasarnya adalah menentukan sedemikian pada tingkat


suku bunga berapa sehingga persamaan berikut berlaku :
?? NSB = 0

?? NS penerimaan - NS ongkos = 0

NS penerimaan
?? ----------------------- = 1
NS ongkos

?? NTB = 0

?? NT penerimaan - NT ongkos = 0

NT penerimaan
?? ----------------------- = 1
NT ongkos

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 3
Contoh 23 :

Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 8.200.000,- akan memberikan


penerimaan sebesar Rp. 2.000.000 per tahun selama 5 tahun.Berapa IRR dari
proyek investasi tersebut?

NS Penerimaan 2.000.000 (P/A, i,5)


----------------------- = 1 ? ----------------------------- = 1 ? (P/A,i,5 ) = 4,100
NS ongkos 8.200
Dari tabel bunga didapat:

i (P/A,i%,5)

6% 4,212
7% 4,100
8% 3,993

Dari tabel diatas diperoleh bahwa investasi tersebut mempunyai IRR = 7 %.

Contoh 24 :

Sebuah proyek mempunyai aliran dana sebagai benikut :


Tahun AIiran dana
0 - 700
1 100
2 175
3 250
4 325
Hitung IRR dari proyek tersebut !

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 4
Penyelesaian :

A =100
G =75

P=700

NSB=0
NS penenimaan-NS ongkos = 0
NSB = 100 (P/A, i,4) + 75 (P/G, i,4 ) - 700 = 0

Nilai i ditentukan dengan cara coba-coba (trial and error) sebagai berikut:
pada i = 5 %
NSB = 100(P/A, 5 %,4) + 75(P/G, 5%,4) – 700 = + 37
Ternyata dengan i = 5% diperoleh NSB > 0, yang berarti nilai i = 5% terlalu
kecil untuk mendapatkan NTB = 0, oleh karena itu nilai i perlu dinaikkan.

pada i = 8%
NSB = 100 (P/A, 8%, 4 ) + 75 (P/G, 8%, 4 ) - 700 = - 20
Ternyata dengan i = 8% diperoleh NSB < 0, yang berarti nilai i = 8 % terlalu
besar untuk mendapatkan NSB = 0, oleh karena itu nilai i perlu diturunkan
kembali. Dari kedua nilai NSB dapat disimpulkan bahwa 5% < IRR < 8%.

Bila dicoba dengan i = 7 %, akan diperoleh NSB = 0, yang berarti bahwa


proyek tersebut mempunyai IRR = 7 %.

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 5
Contoh 25 :

Hitung IRR dari proyek yang mempunyai aliran dana sebagai benikut :

Tahun ke 0 1 2 3 4 5 .
Aliran dana -100 20 30 20 40 40

Penyelesaian : 40 40
20 30 20

100

Di sini terlihat bahwa aliran dana di atas tidak mempunyai pola. Dengan
demikian semua aliran dana pada ahir tahun pertama s/d kelima dipandang
sebagai F.

NSB = 20(P/F,i%,1)+30(P/F,i%,2) + 20(P/F,i%,3) + 40(P/F,i%,4) + 40(P/F,i%,5)


- 100

Setelah dihitung diperoleh:


pada i =10% : NSB = 10,16
pada i = 15% : NSB = - 4,02

Dari kedua nilai NSB tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk proyek tersebut
10 % < IRR < 15 %, dan dapat kita gambarkan dengan grafik berikut:

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 6
NSB

+ 10,16

0 i

- 4,02

10,16
Sehingga lRR = 10% + -------------------- ( 15% - 10%) = 13,58 %
10,16 + 4,02

D:\PKSM\MK\ Ekotek\Modul\Ekotek.M-11.doc 7

Anda mungkin juga menyukai