DEPARTEMENISASI - BOP
Pada perusahaan yang pengolahan produk melalui beberapa tahap dan pengendalilan biaya
dihubungkan dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, maka pada perusahaan tersebut
perlu mengadakan departemenisasi khususnya untuk elemen biaya overhead pabrik.
Departemenisasi biaya overhead pabrik semakin penting pada pabrik yang mengolah produk
atau pesanan yang tidak selalu melalui proses yang sama atau produk yang dihasilkan
perusahaan memungkinkan untuk dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan.
Misalnya pada pabrik tekstil yang dapat menjual benang dan kain mori yang belum
disempurnakan (mori gray).
Departemenisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-
bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) dimana biaya overhead pabrik
akan dibebankan. Departemen di dalam pabrik dapat dikelompokkan menjadi dua
departemen yaitu:
1. Departemen Produksi (Producing Department)
Departemen produksi adalah bagian di dalam pabrik yang melakukan pengolahan bahan
baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai, yang
dihasilkan baik dengan tangan (manual) maupun dengan mesin.
Syarat atau kondisi-kondisi yang diperlukan supaya tujuan utama departemenisasi biaya
overhead pabrik dapat dicapai adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen produksi dan depertemen pembantu.
Depertemen yang dibentuk terlalu sedikit dapat mengakibatkan pembebanan yang kurang
adil dan teliti, dari segi pengendalian menjadi kurang teliti pula. Departemen yang terlalu
banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang mungkin tidak
sesuai dengan manfaatnya.
2. Pembagian departemen hendaknya selaras dengan pembagian struktur organisasi di dalam
pabrik.
3. Dapat dipilih dasar distribusi, alokasi, maupun pembebanan yang tepat.
4. Penentuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas dengan tepat yang sesuai dengan
variabilitas biaya overhead pabrik.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menentukan departemen-departemen di
dalam pabrik adalah sebagai berikut:
1. Pembagian tanggungjawab atas pengolahan produk yang dihasilkan di dalam pabrik, serta
atas biaya yang terjadi.
2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan produk dihubungkan dengan gerakan-
gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.
3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan, dan mesin.
4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5. Penyesuaian mesin dan proses di setiap departemen atau pusat biaya.
Contoh 3: seperti pada contoh di atas, distribusi elemen anggaran biaya overhead pabrik PT PRATAMA adalah sebagai berikut:
PT PRATAMA
Distribusi Anggaran BOP
Tahun 2010
Elemen biaya Variabel / Jumlah Biaya Departemen Produksi Departemen Pembantu
Tetap (Rp) I II B A
Biaya Langsung Departemen
Bahan penolong V 80.000 30.000 50.000 - -
Tenaga kerja tidak langsung V 120.000 12.500 18.000 84.500 5.000
Penyusutan mesin T 100.000 33.500 39.500 - 27.000
Reparasi dan pemeliharaan mesin V 50.000 19.000 12.500 - 18.500
Bahan bakar V 25.000 - - - 25.000
Asuransi mesin T 10.000 5.000 3.000 - 3.000
Jumlah biaya langsung departemen 385.000 100.000 123.000 84.500 77.500
(3) Tarip BOP dipisahkan ke dalam tarip BOP tetap dan tarip BOP variabel.
(4) Bagi departemen produksi, semua biaya yang diterima dari alokasi BOP departemen
pembantu diperlakukan sebagai biaya variabel.
Dalam penentuan tarip BOP setiap depertemen produksi, perusahaan harus memilih salah
satu dari beberapa metode alokasi yang ada. Berikut ini contoh perhitunganan tarip BOP:
a) Metode alokasi langsung
Contoh 7: PT PRATAMA (contoh 4) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk
Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal 20.000 jam
setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal
10.000 jam setiap tahun.
PT PRATAMA
Perhitungan Tarip BOP
Tahun 2010
(Metode Alokasi Langsung)
Departemen
Keterangan Produksi I Produksi II
(Rp) (Rp)
Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi 244.000 256.000
Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi 70.000 80.000
Anggaran BOP variabel Departemen Produksi:
Sebelum alokasi (lihat contoh 3) 69.000 93.000
Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) 105.000 83.000
Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi 174.000 176.000
Kapasitas Normal 20.000 JKL 10.000 JM
Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,2 per JKL 25,6 per JM
Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,5 per JKL 8,0 per JM
Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,7 per JKL 17,6 per JM
c. Mendistribusikan elemen BOP langsung dan BOP tidak langsung setiap departemen, baik
departemen produksi maupun departemen pembantu.
d. Mengalokasikan BOP sesungguhnya setiap departemen pembantu ke depertemen
produksi dan departemen pembantu lainnya.
Dari tahap-tahap tersebut akan diketahui jumlah BOP sesungguhnya untuk setiap departemen
produksi.