Anda di halaman 1dari 14

RESUME AKUNTANSI BIAYA

Nama : Lia Evi Febriana


Nim : C1B020020
Kelas : R-003 Managemen
Mata Kuliah : Akuntansi Biaya
Dosen Pengampu : Yuliusman, S.E., M.Si., Ak.

1. BIAYA OVERHEAD PABRIK


Salah satu dari komponen yang membentuk biaya produksi, yaitu biaya overhead
pabrik. Para ahli mendefinisikan biaya overhead pabrik sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik menurut Carter (2009:438) adalah “bahan baku tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung serta biaya tidak langsung lainnya yang tidak dapat
dengan mudah diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan produk, atau
obyek biaya lain yang spesifik. “
Sedangkan menurut Kusnadi dkk, “biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang
terjadi di pabrik selain bahan baku langsung dan upah buruh langsung.” (Kusnadi et al,
2005:142)
Dari beberapa pngertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa biaya overhead
pabrik adalah seluruh biaya tidak langsung yang terkait dalam proses produksi yang tidak
mudah diidentifikasi dari produk jadi.
Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
1. Biaya depresiasi, semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan untuk beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan
berjalannya waktu. Sebab-sebab terjadinya penyusutan itu bisa bermacam-macam
seperti : susut karena dipakai, pengaruh iklim, menjadi tua dan sebagainya.
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai
dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin - mesin dan
kendaraan.

1
3. Biaya listrik, biaya overhead ini merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak luar
dalam proses pembayaran.
4. Biaya kesejahteraan karyawan, bagian dari kewajiban perusahaan memberikan
tunjangan kehidupan karyawan atas pengabdian terhadap perusahaan.
5. Biaya bank, adalah biaya atau bagian dari kewajiban perusahaan kepada pihak luar
dan biaya itu sendiri bukan merupakan bagian integral dari produksi.
6. Biaya pengelolaan limbah, biaya ini pada umumnya hanya memberikan jasa
pelayanan kepada suatu proses produksi.
7. Biaya training dan transportasi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produksi.
8. Biaya asuransi, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamin perusahaan bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : kebakaran.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Biaya overhead pabrik tetap yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam
volume kegiatan tertentu.
2. Biaya overhead pabrik variabel dalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
3. Biaya overhead pabrik semi variabel yaitu biaya overhead pabrik yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2. PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan :
a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan
c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik
dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut ini :

2
a. Biaya Bahan Penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan adalah biaya reparasi dan pemeliharaan berupa
biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan.
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak
dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap adalah biaya-biaya
depersiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas
laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan pabrik.
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu adalah biaya-biaya asuransi
gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi
kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
f. Biaya Overhead Pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya
listrik PLN dan sebagainya.
B. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Prilakunya Dalam Hubungan
Dengan Perubahan Volume Produksi.
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Biaya Overhead Pabrik variable adalah Biaya Overhead Pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Overhead Pabrik tetap adalah Biaya Overhead Pabrik yang tidak berubah dalam
kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
c. Biaya Overhead Pabrik semivasiabel adalah Biaya Overhead Pabrik yang berubah
tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya Overhead Pabrik yang
bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

C. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya Dengan Departemen


Ditinjau dari hubungan dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, Biaya
Overhead Pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Biaya Overhead Pabrik langsung departemen adalah Biaya Overhead Pabrik yang
terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati departemen
tersebut.
3
b. Biaya Overhead Pabrik tidak langsung departemen adalah Biaya Overhead Pabrik
yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
BOP dapat digolongkan sebagai berikut:
A. Ditinjau dari hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
1) BOP tetap (Fixed factory overhead cost)
Adalah BOP yang sampai tingkat tertentu jumlahnya konstan, tidak terpengaruh
oleh adanya perubahan tingkat produksi.
Contoh: Biaya penyusutan gedung pabrik,PBB pabrik, amortisasi patent dan lain-
lain.
2) BOP variable (Variabel factory overhead cost)
Adalah BOP yang jumlahnya terpengaruh dengan perubahan tingkat produksi
volume kegiatan dimana perubahannya sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
Contoh : biaya listrik, uang lembur, biaya bahan bakar, biayaperlengkapan pabrik.
3) BOP semi variable
Adalah BOP yang mengandung unsur tetap dan variable. Jumlahnya terpengaruh
oleh perubahan tingkat produksi, tetapi perubahannya tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Termasuk dalam kelompok ini antara lain:
PPh karyawan yang ditanggung perusahaan, biaya pemeliharaan mesin, biaya
pemeriksaan.
B. Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik
1) BOP langsung departemen
Adalah BOP yang terjadi dalam suatu departemen dan menjadi beban departemen
itu. Misalnya BOP departemen perakitan merupakan BOP langsung departemen
perakitan.
2) BOP tak langsung departemen
Adalah BOP yang didistribusikan kepada departemen-departemen yang ada dalam
pabrik sehingga menjadi beban departemen-departemen itu. Misalnya biaya
penyusutan gedung pabrik yang didistribusikan kepada departemen produksi
merupakan BOP tak langsung bagi departemen produksi.

3. PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK


Alasan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk atas dasar Tarif yang
Ditentukan Di Muka :
4
1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik atas dasar biaya sesungguhnya terjadi seringkali
mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari
bulan yang lain. Apabila Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi
dibebankan kepada produk, maka harga produksi per satuan mungkin akan berfluktasi
karna sebab berikut ini : Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan,
perubahan tingkat efisiensiproduksi, adanya Biaya Overhead Pabrik yang terjadi
secara sporadik, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun dan Biaya
Overhead Pabrik tertentu seirng terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan, menejemen memerlukan informasi harga pokok
produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan.

Langkah Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik


Penentuan tarif Biaya Overhead Pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut :
A. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik.
Dalam hal ini harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai
sebagai dasar penaksiran Biaya Overhead Pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat
dipakai yaitu :
a. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu
yang tidak dapat dihadiri karna hambatan-hambatan intern perusahaan.
b. Kapasitas normal adalah kemampuna perusahaan untuk memproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang.
c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas sesungguhnya yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Untuk kelemahanya
yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif Biaya Overhead
Pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif Biaya
Overhead Pabrik dari period eke periode.

4. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk


Ada berbagai macam dasar yang dapat di pakai yatiu :
a. Satuan Produk adalah metode yang langsung membebankan Biaya Overhead Pabrik
kepada produk.
b. Biaya Bahan Baku adalah Biaya Overhead Pabrik yang dominan bervariasi dengan
nilai bahan baku, maka pembeban Biaya Overhead Pabrik adalah kepada biaya bahan
5
baku yang dipakai. Bila Biaya Overhead Pabrik bervariasi dengan jumlah (berat)
bahan baku, maka pembeban Biaya Overhead Pabrik adalah kepada kuantitas bahan
baku yang dipakai.
c. Biaya Tenaga Kerja adalah Biaya Overhead Pabrik yang mempunyai hubungan erat
dengan jumlah tenaga kerja langsung, maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik
adalah kepada biaya tenaga kerja langsung. Metode ini mengandung kelemahan
sebagai berikut : Biaya Overhead Pabrik harus dipandang sebagai tambahan nilai
produk dan Jumlah biaya tenaga kerja langsung merupakan jumlah total upah dengan
tarif tinggi dan rendah.
d. Jam Tenaga Kerja Langsung adalah jumlah upah (hasil kali jumlah jam kerja dengan
tarif upah) dengan jumlah jam kerja, maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik atas
dasar upah tenaga kerja langsung. Apabila Biaya Overhead Pabrik mempunyai
hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka pembebanan Biaya
Overhead Pabrik adalah jam tenaga kerja langsung.
e. Jam Mesin adalah Biaya Overhead Pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin
maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik adalah jam mesin.
Factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang
dipakai adalah:
a. Harus diperhatikan jenis Biaya Overhead Pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi.
b. Harus diperhatikan sifat-sifat Biaya Overhead Pabrik yang dominan.

a. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik


Tarif Biaya Overhead Pabrik dipecah menjadi dua macam yaitu :
a. Tarif Biaya Overhead Pabrik tetap
b. Tarif Biaya Overhead Pabrik variable
Dalam Akuntansi Biaya terdapat dua pendapat mengenai elemen biaya yang
dimasukan dalam harga pokok produksi.
Pendapat pertama mengatakan bahwa semua biaya produksi merupakan harga pokok
produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead
Pabrik, baik yang berprilaku tetap maupun yang variabel.
Pendapat kedua mengatakan bahwa harga pokok produksi hanya terdiri dari biaya-
biaya produksi yang berprilaku variabel saja jadi harga pokok produksi terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead Pabrik variabel.
6
Beberapa jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOP diantaranya sebagai berikut:
1. Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan
dengan harga pokok produksi tersebut.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji)
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga
kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung
terdiri dari :
Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-departemen
pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan depertemen gudang
Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan adminstrasi pabrik, dan mandor.
3. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan
habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan
untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan
pabrik, mesin-mesin dan equipmen, kendaraan, perkakas laboraturium, dan aktiva
tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipmen, perkakas
laboraturium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan,
asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi karugian trial-run.
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan
sebagainya
7
Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam pabrik, maka
memerlukan perhatian khusus. Untuk merencanakan besarnya dana yang harus dianggarkan
untuk anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua masalah pokok yang perlu perhatian
khusus yakni penanggungjawab perencanaan biaya.
Pelaksanaan anggaran yang konprehensif memerlukan sistem akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting system) atau kerap dikenal dengan prinsip
biaya departemen langsung (direct departmental cost). Setiap pusat tanggung jawab memiliki
tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. Setiap pusat pertangggungjawaban
merupakan suatu sub-unit perusahaan dan berada dibawah kendali seorang manajer. Dengan
membandingkan antara rencana (anggaran) dengan realisasi, seorang manajer yang
memimpin suatu pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui apakah sub unitnya telah
mencapai sasaran secara efektif dan telah menggunakan sumber-sumber secara efisien.
Atas dasar prinsip inilah dikenal dengan adanya pembagian struktur organisasi
menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
a. Departemen produksi (producing department)
Merupakan departemen (bagian) di dalam pabrik yang mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi/produk akhir, dan menjadi bagian secara langsung memproses
barang jadi. BOP yang terjadi di departemen produksi dikenal sebagai BOP langsung.
b. Departemen jasa (service department
Merupakan departemen (bagian) di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak
langsung ikut berperan dalam proses produksi. Biaya yang terjadi di departemen
(bagian) jasa ini mungki sebagian dari jasa yang disediakan digunakan sendiri.
Dengan demikian BOP yang terjadi di departemen jasa ini lebih dikenal sebagai BOP
tidak langsung.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead pabrik,
sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni:
a. BOP langsung (direct departmental overhead expensees)
adalah BOP yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh
departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen produksi, biaya
depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.
b. BOP tidak langsung (indirect departmental overhead expenses)
adalah BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh BOP
ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (dengan asumsi
gedung pabrik digunakan oleh beberapa departemen produksi).
8
Berikut contoh identifikasi biaya yang termasuk BOP pada sebuah perusahaan
furniture:

Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik


Yang termasuk biaya overhead pabrik adalah:
1. Biaya bahan penolong
Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang
jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku
dalam perusahaan mebel.
2. Biaya tenaga kerja tak langsung
Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik secara ini antara lain upah
pisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam
kelompok ini antara lain upah mandor, gaji manager produksi, gaji pegawai
administrasi pabrik.
3. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik
Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk
penyelesaian produk baik secara lansung maupun tidak langsung, misalnya biaya
penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik
4. Biaya reperasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik
dan peralatan pabrik lainnya.

9
5. Biaya asuransi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menmbagi resiko yang terjadi dalam proses
produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karyawan pabrik.
6. Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain
Adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian
dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk keperluan pabrik.
7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu
Dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departemen
bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.

5. CARA PENGUMPULAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA


Cara Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya - Biaya overhead pabrik
yang bersama-sama terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas
dasar tarif yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang bersama-sama terjadi
merupakan biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or under applied
factory overhead cost).

Pada tahun berjalan biaya overhead pabrik yang bersama-sama terjadi dikumpulkan
dalam rekening biaya overhead pabrik bersama-sama ibarat pada ilsutrasi tabel 1 biaya
overhead pabrik yang bersama-sama terjadi ialah sebesar Rp10.700.000 dengan rincian ibarat
tercantum dalam Tabel .6.2. Selisih biaya overhead pabrik yang bersama-sama terjadi dengan
yang dibebankan kepada produk ialah sebesar Rp200.000 (Rp10.700.000 – Rp10.500.000

10
Pada pengumpulan biaya overhead pabrik bersama-sama dalam metode full costing
maka biaya overhead pabrik yang bersama-sama terjadi dicatat dalam rekening kontrol Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya untuk
jenis biaya overhead pabrik yang bersama-sama terjadi.

Jurnal yang dibentuk oleh PT Hasna untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
bersama-sama terjadi ialah sebagai berikut :

pada pengumpulan biaya overhead pabrik bersama-sama dalam metode variable


costing maka ibarat halnya dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersama-
sama terjadi dicatat dalam rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening
ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang bersama-
sama terjadi.

Karena dalam metode variable tosting biaya overhead pabrik tetap bersama-sama
dibebankan sebagai biaya dalam kala terjadinya, tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok
produksi, maka biaya overhead pabrik bersama-sama yang telah dicatat dalam rekening Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya lalu dipecah menjadi dua kelompok biaya: biaya overhead
pabrik variabel bersama-sama dan biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya.
Sebelumnya mengenai Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif ini
sanggup menambah pengetahuan anda
Jurnal yang dibentuk untuk mencatat biaya overhead pabrik yang bersama-sama
terjadi ialah sebagai berikut:

11
6. PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perlakuan Terhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik - Setiap final bulan biaya
overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan dipindahkan dari rekening biaya
overhead pabrik bahwasanya ke rekening selisih biaya overhead pabrik. Rekening Selisih
Biaya Overhead pabrik dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang ditangguhkan
(deferred charges) atau deferred credits.

Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa selisih biaya overhead pabrik yang terjadi
dalam bulan tertentu akan diimbangi dengan selisih biaya overhead pabrik pada bulan
diberikutnya. Pada Gambar 6.1 diberikut ini menawarkan pemindahan selisih biaya overhead
pabrik dari rekening biaya overhead pabrik bahwasanya ke rekening selisih biaya overhead
pabrik

Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada final tahun tergantung pada penyebab
terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan lantaran kesalahan dalam
penghitungan tarif biaya overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak bekerjasama
dengan efisiensi operasi menyerupai lantaran perubahan harga materi penolong dan tarif upah

12
tenaga kerja tidak eksklusif maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening-rekening
Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan.
Sebagai akibatnya, harga pokok produksi yang tiruanla meliputi biaya overhead pabrik yang
diperhitungkan menurut taksiran dan
diadaptasi menjadi biaya overhead pabrik yang bahwasanya terjadi.

Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan lantaran ketidakefisienan pabrik atau
aktivitas perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus
diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Tidak ada
alasan yang besar lengan berkuasa untuk menaikkan harga pokok persediaan spesialuntuk
lantaran ketidak-efisienan atau adanya kapasitas yang tidak terpakai
Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik ini seringkali dipakai tanpa
memperhatikan penyebab terjadinya selisih itu sendiri dengan alasan sebagai diberikut:
a. Manajemen tidak pernah mencoba memilih penyebab terjadinya selisih biaya
overhead pabrik
b. Jumlah selisih tersebut relatif kecil jikalau dibandingkan dengan saldo rekening-
rekening yang akan dibebani dengan pemberian selisih tersebut.
c. Saldo rekening-rekening Barang Dalam Proses dan Persediaan Produk Makara
biasanya relatif kecil jikalau dibandingkan dengan Harga Pokok Penjualan.
Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi-laba diilustrasikan pada tumpuan
sebagai diberikut :

13
14

Anda mungkin juga menyukai