Anda di halaman 1dari 18

METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI

DAN METODE PENENTUAN BIAYA PRODUKSI

DISUSUN OLEH :

RIZKA AULIA NURRAHMI

105721107016

MAN 10 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2018
PEMBAHASAN

A. METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI


Metode pengumpulan biaya, di dalam sebuah proses pembuatan sebuah
produk atau barang terdapat dua jenis kelompok biaya yaitu biaya non
produksi dan biaya produksi. Yang dimaksudkan biaya produksi disini adalah
ketika seluruh biaya yang dikeluarkan di dalam proses produksi bahan baku
menjadi sebuah produk atau barang jadi. Sedangkan yang dimaksudkan
dengan biaya non produksi merupakan biaya yang dikeluarkan di luar dari
kegiatan produksi, misalnya saja pada kegiatan pemasaran, administrasi
ataupun kegiatan-kegiatan umum lainnya.
Biaya produksi akan membentuk sebuah kos produksi yang nantinya akan
digunakan ketika akan mengitung ataupun menentukan kos produk jadi dan
yang masih di dalam proses hingga pada akhir periode akuntansi. Sedangkan
untuk biaya non produksi akan ditambahkan pada kos produksi untuk
menghitung total dari kos produk.
Pada dasarnya, pengumpulan kos produksi akan sangat ditentukan dari
cara memproduksi sebuah barang. Sehingga secara garis besar, proses
memproduksi sebuah barang didasarkan dari dua metode yaitu berdasarkan
pesanan yang ada dan berdasar massa atau harga pokok proses. Sehingga
dalam sebuah perusahaan manufaktur atau industri yang aktivitas utamanya
memproduksi barang atau produk, memiliki dua tipe yaitu perusahaan yang
melakukan produksi berdasar dari pesanan dan perusahaan yang melakukan
produksi berdasar pada harga pokok produksi.

1. Berdasarkan pesanan
Perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan biasanya
melakukan proses olah produk sesuai dengan pesanan yang ada dari pihak
luar. Biasanya perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan adalag
perusahaan percetakan, mebel, mesin dan masih banyak lainnya.
Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode produksi
berdasar pesanan adalah:
a. Proses produksi biasanya terjadi secara terputus-putus. Bila
satu pemesanan telah selesain dikejakan, maka proses produksi
diberhentikan. Proses produksi baru berjalan lagi ketika ada
pesanan yang datang.
b. Proses produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan yang ada,
bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.
c. Produk yang dihasilkan biasanya sudah sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan pihak pemesan. Sehingga bisa saja barang yang
dihasilkan akan berbeda dengan pesanan lainnya.

Metode pengumpulan biaya yang didasarkan pada pesanan biasanya


memiliki produk dan jasa yang mudah untuk diidentifikasi menurut unit
atau kumpulan individu masing-masing menerima masukan bahan baku,
tenaga kerja, serta overhead pabrik. Pengumpulan biaya yang didasarkan
padatiap-tiap pemesanan digunakan kartu harga pokok. Dan untuk
memudahkan dalam mencatat biaya-biaya langsung ke kartu harga pokok,
maka nomor order produksi harus dituliskan diatas kartu harga pokok di
masing-masing pesanan. Harga pokok per barang yang dihasilkan di dapat
dengan cara berikut ini.

Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi tiap pesanan : jumlah


produk yang dipesan

Contoh: Sebuah perusahan mengerjakan pesanan 100 pesanan jas hujan,


dan diperlukan biaya-biaya berikut ini.

Bahan baku : Rp. 600.000

Bahan tambahan : Rp 100.000

Tenaga kerja : Rp 500.0000

Overhead pabrik : Rp 150.000


Jumlah dari biaya produksi : Rp 1.350.000

Maka harga satuan dari produk jasa hujan adalah:

Rp 1.350.000 : 100 buah = Rp 13.500 (per unit)

Sehingga harga jual dari jas hujan per unit dihargai Rp 13.500,-

Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan adalah:

a. Dapat digunakan untuk menentukan harag yang akan diberikan


kepada pihak pemesan
b. Memantau realisasi dari proses produksi
c. Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap
pesanan yang ada
d. Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang
didapat perusahaan
e. Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan produk
yang masih di dalam tahap proses
f. Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok
pesanan terdiri dari beberapa proses, yaitu:
g. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi
menjadi dua proses yaitu proses pencatatan pembelian bahan baku
utama dan catatan pemakaian dari bahan baku.
h. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan
pengumpulan dua jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama
periode terentu dan jam kerja yang digunakan hanya dalam setiap
pengerjaan pesanan.
i. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke
dalam beberapa golongan, antara lain adalah biaya bahan penolong,
biaya reparasi, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya yang timbul
karena adanya penilai terhadap aktiva tetap, serta biaya lainnya
yang memerlukan uang tunai langsung.
j. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya
akan dicatat dalam kartu persediaan dan kartu harga pesanan.

2. Berdasarkan Harga Pokok Proses


Perusahaan yang melakukan proses produksi berdasar dari produksi
massaa biasanya melakukan proses olah produksi untuk memenuhi
persediaan di dalam gudnag penyimpanan. Biasanya perusahaan yang
melakukan produksi berdasar harga pokok proses adalah perusahaan tekstil,
pupuk, semen, dan lainnya. Metode harga pokok proses biasanya akan
mengumpulkan kos produksi nya dengan menggunakan metode process
cost method. Metode ini akan mengumpilkan biaya produksi nya melalui
departemen produksi. Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan
metode harga pokok proses ini antara lain adalah:
a. Produk yang dihasilkan adalah produk standar
b. Produk yang dihasilkan di setiap bulannya biasanya sama
c. Aktivitas produksi dimulai ketika adanya perintah produksi yang
berisikan rencana produksi dalam jangka waktu tertentu.

Sehingga proses produksi akan terus menerus dilakukan meskipun


ada atau tidaknya pesanna yang datang. Untuk menentukan harga per unit
dari produk atau barang tersebut, digunakan cara seperti ini.

Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi (pada periode


tertentu) : jumlah produk yang dihasilkan selama periode tertentu

Misalnya:

Perusahaan mebel A memproduksi meja selama bulan Februari 2017

dengan total biaya seperti berikut:

Bahan Baku : Rp 20.000.000


Bahan tambahan : Rp 4.000.000

Tenaga kerja : Rp 5.000.000

Biaya overhead pabrik : Rp 1.000.000

Total biaya produksi : Rp. 30.000.000.

Pada bulan Februari 2017 ini, perusahaan mebel A telah memproduksi

sekitar 100 meja kayu, sehingga harga pokok per unit nya adalah:

Rp 30.000.000 : 100 (unit) = Rp. 300.000 (per unit)

Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga pokok

proses antara lain adalah:

a. Dapat mementukan harga jual dengan tepat


b. Memantau biaya realisasi dari biaya produksi
c. Menghitung kerugian dan keuntungan secara periodik dan
transparan
d. Menentukan harga pokok dari barang persediaan yang sudah jadi
dan disajikan ke dalam sebuiah neraca

Proses pengumpulan biaya produksi dari metode harga pokok proses


antara lain adalah:

a. Pencatatan biaya bahan baku yang digunakan


b. Pencatatan biaya bahan baku tambahan
c. Biaya tenaga kerja, baik langsung ataupun tidak langsung
d. Biaya overhead pabrik, pada BOP metode harga pokok proses
merupakan biaya lain diluar biaya bahan baku, bahan tambahan,
serta biaya tenaga kerja.
e. Berdasar Pesanan dan Harga Pokok Proses
3. Perbedaan Dari Karakteristik Metode Harga Pesanan dan Harga
Pokok Proses
Bila dilihat dari proses pengolahan produk, perusahaan yang proses
produksi berdasarkan pada pemesanan akan memiliki proses produksi
yang terputus-putus (intermitten) sesuai dengan pemesanan yang ada.
Berbeda lagi dengan perusahaan yang memproduksi berdasar pada harga
pokok proses, proses produksi nya dilakukan secara terus menerus
(kontinue) tanpa memperhatikan adanya pesanan atau tidak.
Untuk tujuan dari proses produksi, pada perusahaan yang
menggunakan metode harga pesanan yaitu bertujuan untuk memenuhi
pesanan yang ada. Sedangkan untuk perusahaan yang berproduksi massa,
biasanya proses produksi yang dilakukan adalah untuk mengisi persediaan
yang ada di dalam gudang penyimpanan. Untuk jenis produk yang
dihasilkan pada perusahaan berproduksi pemesanan biasanya tergantung
dari spesifikasi yang diminta oleh pihak pemesan. Sedangkan untuk
perusahaan yang berproduksi massa, biasanya produk yang dihasilkan
hanyalah produk standar.
Perbedaan Dari Karakteristik Proses Produksi, Pada pengumpulan
biaya produksi, metode harga pokok pesanan akan mengumpulkan biaya-
biaya produksi berdasarkan apda pesanan yang ada. Sedangkan untuk
metode harga pokok proses, proses pengumpulan biaya produksi akan
didasarkan pada biaya produksi yang dihasilkan selama periode tertentu.
Pada perhitungan biaya produksi, untuk metode harga pokok proses
akan melakukan perhitungan setiap bulan ataupun pada periode
tertentuuntuk menentukan harga pokok dari produk yang dihasilkan.
Sedangkan pada metode harga pokok pesanan, perhitungan biaya produksi
akan dilakukan ketika adanya pesanan yang datang.
Untuk menghitung biaya harga pokok produksi per unit nya, akan
dilakukan setiap akhir periode atau bulan pada mtode harga pokok proses.
Sedangkan pada metode harga pesanan, harga per unit dari barang yang
dihasilkan akan dihitung ketika pesanan telah selesai dikerjakan.
Untuk menghitung harga produk per unit, pada metode harga pokok
proses akan menggunakan cara dimana jumlah biaya produksi yang sudah
dikeluarkan selama dalam periode atau bulan tertentu akan dibagi dengan
jumlah produk yang dihasilkan dalam bulan atau periode tersebut.
Sedangkan pada metode harga pokok pesanan, harga produk per unit akan
dihitung dengan cara membagi antara jumlah biaya produksi yang sudah
dikeluarkan dalam proses produksi sebuah pemesanan dengan jumlah unit
yang dihasilkan dalam proses produksi pesanan yang bersangkutan.
Pada penggolongan biaya produksi, dalam metode harga pokok
pesanan akan terjadi pemisahan antara biaya produksi menjadi biaya
produksi langsung dan tak langsung. Biaya produksi langsung akan
dibebankan kepada produk yang dihasilkan berdasarkan pada biaya real
yang terjadi. Sedangkan pada biaya produksi tak langsung akan
dibebankan kepada produk berdasar pada tariff yang sudah ditentukan di
muka. Untuk metode harga pokok proses, pemisahan antara biaya
langsung dan tak langsung terkadang tak terlalu diperlukan. Apalagi pada
perusahaan yang hanya menghasilkan satu jenis produk saja. Karena harga
pokok per unit akan dihitung setiap akhir periode atau bulan, maka biaya
overhead pabrik nantinya akan dibebankan kepada produk berdasar pada
biaya yang terjadi sesungguhnya.
Untuk menentukan biaya apa saja yang masuk ke dalam biaya
overhead pabrik, pada metode harga pokok pesanan akan terdiri dari biaya
bahan tambahan dan biaya tenaga kerja tak langsung. Pada metode ini,
biaya overhead pabrik biasanya akan dibebankan pada produk yang tarif
nya sudah ditentukan di awal pemesanan. Sedangkan pada metode harga
pokok proses, biaya overhead pabrik akan terdiri dari biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi diluar dari biaya bahan baku utama,
bahan penolong, serta biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak
langsung. Pada metode ini, biaya overhead pabrik akan dibebankan pada
produk sebesar biaya yang terjadi sesuungguhnya selama periode tersebut.
Seperti yang terlihat pada penjelasan diatas, metode pengumpulan
biaya akan sangat berkaitan dengan sifat pengolahan sebuah produk, yaitu
berdasar pada pesanan ataupun berdasarkan pada produksi massa. Setiap
metode yang ada tentunya memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-
masing.

B. METODE PENENTUAN BIAYA


Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

1. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Menurut LM Samryn, full costing adalah :
“Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang
memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.”
Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan
tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir
dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan
penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak
digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu
sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.
2. Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam
pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok
adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya
produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama
dengan biaya tetap non produksi.
Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing adalah “ Suatu metode
penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang
dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”
Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach
merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya
berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut
kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut
fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan
out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan
laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing


Perbedaan pokok antara metode full costing dan variabel costing sebetulnya
terletak pada perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full
costing dimasukkan unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan
pembuatan produk berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi
sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau
kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya
produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi
lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan
seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel
costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang. Adapun unsur biaya dalam
metode full costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel. Sedangkan unsur
biaya dalam metode variabel costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sifatnya variabel saja dan tidak
termasuk biaya overhead pabrik tetap.
Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu :
1. Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan
penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa
yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing,
menggunakan pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok
dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya
produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan
biaya produksi.
2. Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang
tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan
dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai
perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. Dalam
metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah
biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa
dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode
adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi.
3. Menurut metode full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan dalam
harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut
diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa
yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan
produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya tersebut
langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
4. Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan jumlahnya berbeda dengan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa
pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory overhead).
Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai
penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga
pokok persediaan).
5. Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah
laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok
penjualan.
6. Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi
(contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full
costing dengan metode variable costing adalah :

1. Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya


overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode berikutnya bila
tidak semua produk pada periode yang sama.
2. Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik telah
diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat
bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun
berikutnya.
3. Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah
dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam variable costing
hanya biaya produksi variabel yang dapat diperhitungkan sebagai biaya
produksi.
4. Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan
biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan
biaya volume dan laba (CVP) dalam rangka perencanaan dan
pengendalian.

Dalam praktiknya, variable costing tidak dapat digunakan secara eksternal untuk
kepentingan pelaporan keuangan kepada masyarakat umum atau tujuan
perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenakuntansi.com/metode-pengumpulan-biaya

https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/21/metode-penentuan-harga-
pokok-produksi/
Soal

1. Apa yang anda ketahui mengenai metode pengumpulan biaya produksi?


Jawab : Dalam sebuah proses pembuatan sebuah produk atau barang
terdapat dua jenis kelompok biaya yaitu biaya non produksi dan biaya
produksi. Yang dimaksudkan biaya produksi disini adalah ketika seluruh
biaya yang dikeluarkan di dalam proses produksi bahan baku menjadi
sebuah produk atau barang jadi. Sedangkan yang dimaksudkan dengan
biaya non produksi merupakan biaya yang dikeluarkan di luar dari
kegiatan produksi, misalnya saja pada kegiatan pemasaran, administrasi
ataupun kegiatan-kegiatan umum lainnya.

2. Sebutkan 2 metode yang mendasari proses produksi sebuah barang!


Jawab : Metode berdasarkan pesanan serta metode harga pokok proses

3. Sebutkan Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode


berdasarkan pesanan!
Jawab : Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode produksi
berdasar pesanan adalah:
d. Proses produksi biasanya terjadi secara terputus-putus. Bila
satu pemesanan telah selesain dikejakan, maka proses produksi
diberhentikan. Proses produksi baru berjalan lagi ketika ada
pesanan yang datang.
e. Proses produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan yang ada,
bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.
f. Produk yang dihasilkan biasanya sudah sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan pihak pemesan. Sehingga bisa saja barang yang
dihasilkan akan berbeda dengan pesanan lainnya.

4. Sebutkan Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan!


Jawab : Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan adalah:
k. Dapat digunakan untuk menentukan harag yang akan diberikan
kepada pihak pemesan
l. Memantau realisasi dari proses produksi
m. Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap
pesanan yang ada
n. Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang
didapat perusahaan
o. Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan produk
yang masih di dalam tahap proses
p. Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok
pesanan terdiri dari beberapa proses, yaitu:
q. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi
menjadi dua proses yaitu proses pencatatan pembelian bahan baku
utama dan catatan pemakaian dari bahan baku.
r. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan
pengumpulan dua jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama
periode terentu dan jam kerja yang digunakan hanya dalam setiap
pengerjaan pesanan.
s. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke
dalam beberapa golongan, antara lain adalah biaya bahan penolong,
biaya reparasi, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya yang timbul
karena adanya penilai terhadap aktiva tetap, serta biaya lainnya
yang memerlukan uang tunai langsung.
t. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya
akan dicatat dalam kartu persediaan dan kartu harga pesanan.

5. Jelaskan Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok


proses!
Jawab : Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode harga
pokok proses ini antara lain adalah:
d. Produk yang dihasilkan adalah produk standar
e. Produk yang dihasilkan di setiap bulannya biasanya sama
f. Aktivitas produksi dimulai ketika adanya perintah produksi yang
berisikan rencana produksi dalam jangka waktu tertentu.

6. Sebutkan manfaat dari adanya informasi harga pokok proses!


Jawab : Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga
pokok

proses antara lain adalah:

e. Dapat mementukan harga jual dengan tepat


f. Memantau biaya realisasi dari biaya produksi
g. Menghitung kerugian dan keuntungan secara periodik dan
transparan
h. Menentukan harga pokok dari barang persediaan yang sudah jadi
dan disajikan ke dalam sebuiah neraca

7. Jelaskan proses pengumpulan biaya produksi dari metode biaya harga


pokok proses!
Jawab :
f. Pencatatan biaya bahan baku yang digunakan
g. Pencatatan biaya bahan baku tambahan
h. Biaya tenaga kerja, baik langsung ataupun tidak langsung
i. Biaya overhead pabrik, pada BOP metode harga pokok proses
merupakan biaya lain diluar biaya bahan baku, bahan tambahan,
serta biaya tenaga kerja.
j. Berdasar Pesanan dan Harga Pokok Proses
8. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai metode penentuan biaya!
Jawab : Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.
9. Apa yang dimaksud dengan full costing dan variabel costing?
Jawab : Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

10. Sebutkan 1 perbedaan antara full costing dan variabel costing?


Jawab : Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan
penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa
yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing,
menggunakan pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok
dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya
produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan
biaya produksi.

Anda mungkin juga menyukai