Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA

(Standar Cost II)

Disusun oleh :

SITTI HADIJAH (A031191042)

A.AHSAN AMIR (A031191096)

REZKY YULIANTI RUSTAM (A031191157)

ANDI CINRANTI NUR AMALY (A031191183)

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT bahwa saya telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Biaya dengan membahas mengenai
Standar Csot II dalam bentuk makalah.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan

Penulis

21 Mei 2020

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................iii

Bab 1.............................................................................................................

a. Latar Belakang.......................................................................................1
b. Rumusan Masalah..................................................................................1
c. Tujuan Penulisan...................................................................................2

Bab II............................................................................................................

a. Konsep Dasar Standard Costing............................................................3


b. Analisis Varian.......................................................................................5
..................................................................................................................

c. Standar Biaya.........................................................................................8
d. Metode Akuntansi Sistem Harga Pokok Standar.................................10
e. Selisih Komposisi dan Selisih Hasil Bahan Baku................................11
Bab III...........................................................................................................
a. Kesimpulan..........................................................................................12
b. Saran.....................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali
arti nilai suatu barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang,
manusia melakukan tukar-menukar barang dengan memperhatikan nilai barang
dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan
terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan kemajuan peradaban
manusia. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia
usaha muncul dikota Venesia, Italia. Seorang biarawan pakar Matematika yang
bernama Lucas Paciolo pada tahun 1494.

Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan


mendasari system akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini.

Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan


penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
tertentu serta penafsiran terhadapnya.

Biaya Dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada
harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari standar costing (biaya standar)?
2. Apa manfaat penerapan standar costing bagi perusahaan?
3. Apa saja analisa variance/selisih?
4. Apa saja tipe-tipe standar biaya ?

1
5. Apa saja metode akuntansi sistem harga pokok standar?
6. Apa itu selisih komposisi dan selisih bahan baku?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari standar costing (biaya standar)?
2. Untuk mengetahui apa manfaat penerapan standar costing bagi
perusahaan?
3. Untuk mengetahui apa saja analisa variance/selisih?
4. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe standar biaya ?
5. Untuk mengetahui apa saja metode akuntansi sistem harga pokok standar?
6. Untuk mengetahui apa itu selisih komposisi dan selisih bahan baku?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Standard Costing


Secara singkat, standard costing dapat didefinisikan sebagai
predetermined manufacturing cost applied to a single unit or specific quantity
of product in a specific period. Standard Costing merupakan suatu metode
dalam hal pembebanan dan pencatatan biaya produksi yang dilakukan dengan
menggunakan biaya standar yang sudah ditentukan terlebih dahulu
(predetermined manufacturing cost). Jadi, seluruh pembebanan biaya produksi
dilakukan dengan menggunakan biaya standar yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Dengan demikian, pencatatan atas biaya produksinya pun akan
dilakukan dengan mendasarkan pada biaya standar tersebut.
Standard biaya tersebut mencakup dua hal pokok, yakni physical standard
dan price atau rate standard. Physical standard merupakan kuantitas standar
atas input yang dibutuhkan guna menghasilkan satu unit output. Sebagai
contoh adalah dalam pembuatan kursi kayu. PT ABC menyusun suatu standar
bahwa untuk menghasilkan 1 unit kursi diperlukan 2 m2 kayu. Jadi 2 m2 kayu
adalah standar kuantitas untuk menghasilkan 1 unit kursi.
Price atau rate standard merupakan jumlah harga yang harus dibayarkan
atau tarif yang harus dipenuhi guna menghasilkan satu unit output. Melanjuti
contoh sebelumnya, misalkan untuk setiap 1 m2 kayu harga belinya adalah
Rp50.000,00. Dengan demikian, untuk menghasilkan 1 unit kursi dibutuhkan
kayu dengan harga Rp100.000,00. Nilai uang sebesar Rp100.000,00
merupakan standar biaya bahan baku untuk membuat 1 unit kursi bagi PT
ABC. Selanjutnya, misalkan saja PT ABC menetapkan besarnya upah tukang
untuk menghasilkan 1 unit kursi adalah Rp200.000,00. Dengan demikian uang
sebanyak Rp200.000,00 merupakan tarif standar untuk menghasilkan 1 unit
kursi.
Penggunaan Standard Costing memiliki beberapa kegunaan. Manfaat
penerapan standard costing bagi perusahaan antara lain sebagai berikut.

3
1. Sebagai alat perencanaan biaya atau penganggaran
Dengan menggunakan biaya standar yang telah ditetapkan di awal periode,
perusahaan dapat dengan mudah menyusun anggaran untuk satu periode
kedepan. Setiap komponen biaya produksi telah memiliki standar biayanya
masing-masing. Dengan demikian, manajer tinggal menyesuaikan
kapasitas yang akan diproduksi dengan biaya standar tersebut guna
memenuhi permintaan pasar.
2. Sebagai alat kontrol atas penggunaan sumber daya
Standar biaya yang telah ditetapkan di awal dapat berperan sebagai alat
pengendali atas biaya yang dikeluarkan secara riil pada periode berjalan.
Sebagai contoh, ketika biaya riil atas penggunaan raw material melebihi
ambang batas standar yang diperkenankan, manajer harus lekas tanggap
akan hal itu. Manajer harus segera meneliti penyebab kelebihan biaya
aktual dari biaya standar tersebut guna dilakukan tindakan yang tepat.
3. Sebagai alat untuk mengukur hasil kinerja
Penggunaan biaya standar dapat memfasilitasi pengukuran kinerja bagi
perusahaan. Kinerja perusahaan dikatakan baik apabila selisih antara biaya
standar yang ditetapkan dengan biaya aktual yang dikeluarkan bersifat
menyenangkan (favorable). Hal tersebut berarti bahwa biaya aktual lebih
rendah daripada biaya standar. Tentu saja hal tersebut harus tetap
memperhatikan dan menjaga aspek efektivitas kinerja, dimana target dapat
sukses tercapai.
4. Memudahkan dalam hal pembebanan biaya
Pencatatan dengan menggunakan biaya standar dapat dilakukan dengan
lebih mudah dan bersifat segera. Untuk komponen biaya produksi berupa
Direct Material dan Direct Labor, penggunaan standard costing memang
tidak terlalu kentara kemudahannya. Namun, bagi indirect manufacturing
cost, penggunaan standard costing akan sangat membantu dan
mempermudah pencatatan serta pembebanan biayanya. Proses
pengalokasian biaya tidak langsung akan lebih mudah dilakukan. Hal ini

4
dikarenakan sudah adanya standar biaya yang dapat secara langsung
digunakan untuk alokasi biaya FOH.
B. Analisis Varian
Varian yaitu perbedaan yang timbul dengan membandingkan antara biaya
aktual atau kapasitas dengan biaya standar bahan baku, upah dan FOH. Varian
tidak menguntungkan (Unfavorable) yaitu apabila biaya aktual melebihi biaya
standar. Sedangkan Varian menguntungkan (Favorable) yaitu apabila biaya
standar melebihi biaya aktual.
Varian memiliki beberapa jenis, yaitu :
1. Varian BB
 Varian harga, merupakan selisih antara biaya standar dan biaya aktual
yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh kekuatan luar. Manajemen
tidak dapat mengendalikan penyimpangan semacam ini, karena
diakibatkan oleh perubahan harga barang-barang yang dibeli. Varian
harga dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

SHB = (HS-HSt) KS
 Varian Quantitas, merupakan selisih antara input standar yang
dibenarkan dengan input aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan
oleh manajemen. Persamaannya adalah :

SKwBB = (KS-KSt) HSt


Contoh :
Biaya standar per unit untuk bahan sebesar Rp 8.000, jumlah pembelian
6000 unit @ Rp 8.200, digunakan dalam proses produksi 4.000 unit,
sedangkan standar input yang dibenarkan 4.100 unit.
Hitunglah varian harga dan varian kuantitas!
Jawab :
Varian harga :
 Saat dibeli : (Rp8.200 Rp8.000) x 6.000 = Rp1.200.000 (UF)
 Saat dipakai : (Rp8.200- Rp8.000) x 4.000 = Rp 800.000 (UF)
Varian kuantitas :

5
 (4.000 4.100) x Rp 8.000 = Rp 800.000 (F)
2. Varian BTKL
 Varian efisiensi upah, adalah selisih antara jam kerja standar yang
dibenarkan dengan input jam kerja aktual. Penyimpangan ini dapat
dikendalikan oleh manajemen. Persamaannya sbb :

(JK std – JK ssg) x T std


 Varian Tarif upah, yaitu selisih antara tarif standar dengan tarif upah
aktual yang dibayar. Penyimpangan ini disebabkan oleh pengaruh
ekstern (misalnya serikat buruh) yang tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen, persamaannya sbb:

(Tstd Tssg) x JK ssg


Contoh :

Tersedia data sebagai berikut, jam aktual 5.000 jam dengan tari upah
aktual Rp 4.100 dan tarif upah standar Rp 4.200, jam kerja standar 5.200
jam.
Tentukan varian tarif dan efisiensi upah!
Jawab :
 Varian Tarif : (Rp 4.100 Rp 4.200) 5.000 = Rp500.000 (F)
 Varian efisiensi upah : (5.000- 5.200) Rp 4.200 = Rp840.00 (F)
3. Varian FOH
Penyimpangan overhead dapat ditimbulkan oleh tiga hal :
 Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal
 Biaya overhead aktual melebihi atau kurang dari biaya overhead yang
dianggarkan
 Jam kerja aktual berbeda dengan jumlah jam kerja standar yang
dibenarkan untuk jumlah produksi yang dicapai.

Tarif yang telah ditentukan digunakan untuk mengalokasikan biaya


overhead pabrik, umumnya didasarkan pada jam kerja standar (jam kerja

6
yang dianggarkan berdasarkan pada jumlah unit yang diproduksi).
Penyimpangan akan timbul bilamana jam kerja aktual (jumlah jam kerja
yang dipakai selama periode tertentu) berbeda dari jumlah jam kerja
standar, atau apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar atau kurang dari
yang dianggarkan.

 Varian overhead bersih atau menyeluruh dihitung sebagai berikut :


 FOH aktual (K std x T FOH)
 Varian overhead dengan dua selisih :
 Varian Terkendali : FOH Aktual - {(KN x TT) + (Kstd x TV)}
 Varian Volume : (KN - Kstd) x TT

Contoh :

Jam Kerja Langsung (JKL) aktual 5.000 jam

JKL Standar 5.200 jam

Kapasitas Normal 6.000 jam

Tarif Tetap FOH pada Kapasitas Normal Rp 3.000

Tarif Variabel FOH Rp 2.000

FOH aktual Rp 29.500.000

Maka :

 Varian overhead bersih :


 Rp 29.500.000 (5.200 jam x Rp 5000) = Rp 3.500.000 (UF)

 Varian overhead dua selisih

 Varian terkendali : Rp29.500.000 [(6.000x3.000)+(5.200x2.000)]


= Rp1.100.000 (UF)

 Varian Volume : (6.000 5.200) Rp3.000 = Rp 2.400.000 (UF)

7
C. Standar Biaya

1. Standar Biaya Bahan Baku

Merupakan biaya bahan baku yang seharusnya terjadi yang ditentukan


oleh dua faktor yaitu, standar kuantitas bahan baku dan standar harga
bahan baku.

Perhitungan Selisih Harga Bahan Baku (SHB)

HS = harga beli sesungguhnya

SHB = (HS – HSt) KS HSt = harga beli standar

KS = kuantitas sesungguhnya
yang dibeli

 Jika HS > HSt , maka selisih harga tidak menguntungkan (unfavorable)


 Jika HS < HSt, maka selisih harga menguntungkan (favorable)
Perhitungan Selisih Kuantitas Bahan Baku (SKwBB)
KSt = Kuantitas standar BB yang
SKwBB = (KS – KSt) HSt
dipakai
KS = Kuantitas sesungguhnya BB
dipakai
 Jika KS > KSt, maka selisih kuantitas tidak menguntungkan
(unfavorable)
 Jika KS < KSt , maka selisish kuantitas menguntungkan (favorable)
2. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Ditentukan oleh dua faktor yaitu, standar tarif upah langsung dan standar
waktu (jam) kerja langsung.
Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung :
 Selisih Tarif Upah Langsung (STUL) = (TS TSt ) JS
 Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEUL) = (JS JSt ) TSt
3. Standar Biaya Overhead Pabrik
Merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi.

8
Perhitungan dan analisa selisih biaya overhead pabrik :
Selisih BOP timbul karena perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan
BOP standar. Ada beberapa metode analisa selisih BOP, yaitu :
 Metode analisa dua selisih
 Selisih terkendali (controllable variance)

ST = BOPS – AFKSt ; atau

ST = BOPS – [BTA + (KSt x TV)]


= BOPS – [(KN x TT) + (KSt x TV)] ; atau

ST = BOPS – (KN x TT) – (KSt x TV)

AFKSt = Anggaran fleksibel pada kapasitas atau jam standar


BTA = Biaya tetap dianggarkan
TV = Tarif Variabel
TT = Tarif tetap
KN = Kapasitas (jam) normal
KSt = Kapasitas (jam) standar
 Jika BOPS >AFKSt , maka selisih tidak menguntungkan
 Jika BOPS < AFKSt, maka selisih menguntungkan
 Selisih volume (volume variance)

ST = AFKSt – (KSt x T)
= [(KN x TT) + (KSt x TV)] – [(KSt x TT) + (KSt x TV)]
= (KN x TT) – (KSt x TT)
= (KN – KSt) TT

 Jika KN > KSt, maka selisih merugikan (unfavorable)


 Jika KN < KSt, maka selish menguntungkan (favorable)
 Metode analisa tiga selisih

9
 Selisih anggaran (spending variance)

SA = BOPS – AFKS ; atau

SA = BOPS – (KN x TT) – (KS x TV)

 Jika BOPS > AFKS, maka selisih UF


 Jika BOPS < AFKS, maka selisih F
 Selisih kapasitas (capacity variance)

SK = (KN KS) TT
 Jika KN > KS, maka selisih
UF
 Jika KN < KS, maka selisih F
 Selisih efisiensi (efficiency variance)

SE = BOPB BOPSt ; atau


 Jika KS > KSt , maka
SE = (KS KSt) T selisih UF
 Jika KS < KSt, maka
selisih F

 Metode analisa empat selisih


 Selisih anggaran
 Selisih kapasitas
 Selisih efisiensi variabel
 Selisih efisiensi tetap
D. Metode Akuntansi Sistem Harga Pokok Standar
1. Metode Rancangan Tunggal (Singgle Plan)
 Akun BDP di debit dan di kredit sebesar harga pokok standarnya.
 Selisih biaya merupakan bagian dari pembukuan (incomtable), artinya
setiap selisih biaya dibuatkan akuntersendiri & dicatat saat terjadinya,
sehingga pada metode ini selisih biaya dapat dianalisa setiap saat.
2. Metode Rancangan Berat Sebelah (Partial Plan)

10
 Akun BDP di debit sebesar HP. Sesungguhnya dan di kredit sebesar
HP. Standarnya.
 Selisih biaya baru dapat dianalisa pada akhir periode secara extra
comtable (di luar pembukuan).
E. Selisih Komposisi dan Selisih Hasil Bahan Baku
Di dalam perusahaan manufaktur yang mengolah produk dengan
menggunakan beberapa jenis bahan baku seringkali komposisinya dapat
diubah-ubah di dalam toleransi perubahan komposisi yang dimungkinkan
untuk menghasilkan produk selesai dengan kualitas sama.
1. Standar Komposisi Bahan Baku (material mix standard) dan Selisih
Komposisi Bahan Baku ( material mix variance )
Standar komposisi bahan baku adalah komposisi dari setiap jenis
bahan baku yang seharusnya dikonsumsi di dalam pengolahan produk
tertentu.
Selisih komposisi bahan baku adalah selisih biaya yang timbul
karena perbedaan antara komposisi yang sesungguhnya (dihitung sebesar
kuantitas setiap jenis bahan baku yang dipakai dikali harga standar setiap
jenis BB yang dipakai) dibandingkan dengan komposisi standar.
2. Standar Hasil Bahan Baku (material yield standard) dan Selisih Hasil
Bahan Baku (material yield variance)
Standar hasil bahan baku adalah hasil yang seharusnya diperoleh
dari pengolahan bahan baku-bahan baku tertentu.
Selisih hasil bahan baku adalah selisih yang timbul karena
perbedaan antara biaya bahan baku pada komposisi standar dibandingkan
dengan hasil yang sesungguhnya diperoleh dari bahan baku yang diolah.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia


mengenali arti nilai suatu barang dan alat tukar. Manusia melakukan tukar-
menukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan
pencatatan perhitungan harta kekayaan (Akuntansi). Standard Costing
merupakan suatu metode dalam hal pembebanan dan pencatatan biaya
produksi yang dilakukan dengan menggunakan biaya standar yang sudah
ditentukan terlebih dahulu (predetermined manufacturing cost). Jadi, seluruh
pembebanan biaya produksi dilakukan dengan menggunakan biaya standar
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Varian merupakan perbedaan yang
timbul dengan membandingkan antara biaya aktual atau kapasitas dengan
biaya standar bahan baku, upah dan FOH. Standar biaya bahan baku
merupakan biaya bahan baku yang seharusnya terjadi yang ditentukan oleh
dua faktor yaitu, standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku.
Di dalam perusahaan manufaktur yang mengolah produk dengan
menggunakan beberapa jenis bahan baku seringkali komposisinya dapat
diubah-ubah di dalam toleransi perubahan komposisi yang dimungkinkan
untuk menghasilkan produk selesai dengan kualitas sama.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki kesalahan
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Didik. Kodirin., dan Rahayu Kusumawati. (2017, 9 September). Buku
Ajar Akuntansi Biaya. Tangerang Selatan: Politeknik Keuangan Negara
STAN.

Iskandar, Diah. Modul 11 Sistem Harga Pokok Standar (Standar Costing).


PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB.

13

Anda mungkin juga menyukai