0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
773 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dan alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Langkah-langkahnya meliputi penaksiran biaya overhead langsung dan tidak langsung per departemen, distribusi biaya tidak langsung, penjumlahan biaya per departemen, dan alokasi biaya departemen pembantu ke produksi menggunakan metode alokasi langsung atau bertahap
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dan alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Langkah-langkahnya meliputi penaksiran biaya overhead langsung dan tidak langsung per departemen, distribusi biaya tidak langsung, penjumlahan biaya per departemen, dan alokasi biaya departemen pembantu ke produksi menggunakan metode alokasi langsung atau bertahap
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dan alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Langkah-langkahnya meliputi penaksiran biaya overhead langsung dan tidak langsung per departemen, distribusi biaya tidak langsung, penjumlahan biaya per departemen, dan alokasi biaya departemen pembantu ke produksi menggunakan metode alokasi langsung atau bertahap
A. Latar Belakang Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian- bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik. Fungsi departementalisasi biaya overhead pabrik digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui beberapa departemen produksi. Tarif biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi tersebut.
B. Penyusunan Anggaran BOP per Departemen
Jika produk diolah melalui beberapa tahap proses produksi, biasanya perusahaan membentuk lebih dari satu departemen produksi. Di samping departemen produksi tersebut, perusahaan biasanya membentuk beberapa departemen pembantu untuk melayani berbagai kebutuhan departemen produksi. Sebagai contoh, dalam perusahaan percetakan, produk diolah melalui tiga tahap proses produksi: tahap pengesetan (setting department) tahap pencetakan (printing department) tahap penjilidan (binding department). Oleh karena itu, perusahaan percetakan biasanya membentuk 3 departemen itu. Di samping tiga departemen itu, perusahaan percetakan biasanya membentuk departemen-departemen pembantu.
C. Tahap Penyusunan Anggaran
1. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. Dalam menyusun anggaran BOP dibagi manjadi 2 golongan, yaitu: Biaya langsung departemen Biaya tidak langsung departemen Biaya langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan pada departemen tertentu. 2. Penaksiran BOP tidak langsung departemen. Setelah biaya overhead langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah berikutnya adalah menaksir biaya overhead tidak langsung departemen yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran. 3. Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemendepartemen yang menikmati manfaatnya. Dalam rangka penentuan tarif, biaya-biaya overhead tidak langsung departemen harus didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya atas salah satu dasar distribusi tersebut di atas. 4. Menjumlah BOP per departemen baik BOP langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu.
Setelah selesai dilakukan distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke
departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
D. Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Setelah anggaran BOP per departemen disusun. Langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya OHP per departemen adalah mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen pembantu. Pada umumnya tarif BOP hanya dihitung untuk departemen-departemen produksi saja, karena pengolahan bahan baku menjadi produk biasanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena biaya OHP yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya terdiri dari biaya terjadi departemen produksi saja, tapi juga di departemen pembantu. Maka dalam rangka penentuan tarif biaya OHP per departemen, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan
dengan salah satu dari dua cara berikut ini: 1. Alokasi BOP metode langsung (dirrect allocation method) 2. Metode alokasi bertahap (step method) KESIMPULAN Untuk pengendalian biaya dan penentuan harga pokok produk secara teliti perlu di adakan departementalisasi biaya overhead pabrik. Dan penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi. Penentuan tarif biaya overhead per departemen ini sangat diperlukan dalam perusahaan yang produknya berdasarkan pesanan, yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Pada dasarnya penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen tidak berbeda langkahnya dengan penentuan tarif tunggal untuk seluruh pabrik. Masalah yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen pembantu lainnya serta ke departemen produksi. Secara garis besar alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: o metode alokasi langsung o metode alokasi bertahap. Di muka telah diuraikan alokasi biaya overhead pabrik dengan memperhitungkan jasa timbal balik yang dikonsumsi oleh departemen pembantu. Metode yang digunakan untuk memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu tersebut adalah: o metode alokasi kontinu dan o metode aljabar. Dua metode tersebut akan menjamin perhitungan tarif alokasi biaya departemen pembantu yang lebih teliti bila dibandingkan dengan metode alokasi langsung. Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tidak seluruhnya dibebankan kepada produk. Unsur biaya overhead pabrik tetap, tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu, dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik, hanya BOP variabel saya yang diperhitungkan. Sehingga dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik dalam metode variable costing, alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen pembantu lain. Dan ke departemen produksi, menghendaki cara alokasi yang berbeda, antara alokasi BOP variabel dengan alokasi BOP tetap.