Anda di halaman 1dari 9

Belajar Akuntansi Cara Menghitung

Biaya Overhead Pabrik


25 JANUARI
 Facebook   
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik:

Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang
dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik ini
merupakan salah satu unsur pokok dalam menentukan harga pokok-produk. Biaya overhead pabrik
ini terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL), Biaya Bahan Penolong (BBP),
penyusutan dan amortisasi, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air, biaya
asuransi serta BOP lain-lain.

Biaya overhead pabrik merupakan salah satu jenis biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan
produk atau barang yang lazimnya aktivitas pembuatan produk atau aktivitas produksi dilakukan
oleh perusahaan manufaktur, apa itu perusahaan manufaktur??? untuk memahami terkait
perusahaan manufaktur dapat dipahami dalam artikel karakteristik perusahaan manufaktur secara
tepat

Banyaknya kendala dalam menentukan BOP ini menjadi permasalahan tersendiri dalam pencatatan
akuntansi. Biaya-biaya overhead pabrik ini bisa terjadi secara teratur, bisa juga terjadi secara tidak
menentu dalam waktu satu periode serta banyak macamnya sehingga kadang perusahaan kesulitan
dalam menentukan apakah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan telah sesuai dengan anggaran
atau malah terjadi ketidakefisienan. Hal inilah yang membuat perusahaan kesulitan melacak ke
mana biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga berakibat pada meruginya perusahaan.

Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan di buatnya anggaran untuk setiap periode akuntansi, namun
belum bisa memecahkan masalah pertanggung jawaban atas biaya produksi yang dikeluarkan.
Namun permasalahan biaya overhead pabrik ini dapat dipecahkan dengan melakukan pembagian
pabrik menjadi beberapa departemen atau bagian sehingga biaya overhead yang dikeluarkan juga
bisa dipilah berdasarkan tiap bagian pabrik. Adapun tujuan dari pembagian pabrik menjadi beberapa
departemen ini adalah untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam memperhitungkan biaya produksi
serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap biaya
overhead pabrik.

Dengan penetapan tarif yang berbeda di setiap departemen, perhitungan biaya overhead menjadi
lebih akurat. Dengan adanya pembagian departemen ini maka perhitungan biaya overhead pabrik
bisa dilakukan dengan lebih tepat. Jadi diperlukan rencana anggaran pada tiap-tiap departemen
sehingga akan dapat diketahui jika terdapat selisih biaya yang signifikan. Dengan pembagian pabrik
menjadi beberapa departemen, perhitungan biaya produksi akan lebih baik dan efisien. Pembagian
departemen ini membuat tiap departemen bertanggung jawab pada biaya overhead yang
dikeluarkan di departemen tersebut.

Penggolongan BOP

1. BOP menurut sifatnya


a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
f. BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

2. BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi


a. BOP tetap
BOP tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu, contoh: biaya asuransi.
b. BOP variable
BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan penolong.
c. BOP semi variable
BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan bakar
kendaraan.

3. BOP menurut hubungannya dengan departemen


a. BOP langsung departemen
BOP yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen
tersebut.
b. BOP tidak langsung departemen
BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Rumus Penghitungan Tarif Biaya Overhead 

Rumus dasar pembebanan BOP terhadap produk dengan menggunakan: 


1. Satuan Produk 

Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok
digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya overhead
pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus: 
Taksiran BOP= TariffBOP persatuan taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan.
Contoh :
Taksiran BOP selama satu tahun anggaran= Rp. 4.000.000
Taksiran BOP jumlah produk yang dihasilkan selama th anggaran tsb= 8.000 unit
Tarif BOP sebesar 4.000.000/8.000= Rp. 500 perunit produk

2. Biaya Bahan Baku  

Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar
juga biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya
karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal,
sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan
kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua. 

Taksiran BOP x 100% : % BOP dari BBB yang dipakai


Taksiran BBB yang dipakai
Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran= Rp.4.000.000
Taksiran BBB selama 1 tahun anggaran= Rp. 8.000.000
Tariff BOP 4.000.000 / 8.000.0000 x 100% = 50% dari BBB yang dipakai.

3. Biaya Tenaga Kerja 

Metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik harus dilihat sebagai tambahan nilai
produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai
tingkatan yang ada dalam perusahaan.

Taksiran BOP x 100% : % BOP dari BTKL


Taksiran BTKL
Contoh :
Taksiran BOP selama 1 th anggaran= Rp. 4.000.000
Taksiran BTKL selama 1 th anggaran= Rp. 10.000.000
Tariff BOP sebesar 4.000.000 / 10.000.000 x 100% =40% dari BTKL

4. Jam Tenaga Kerja Langsung 

Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk,
maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus: 

Taksiran BOP= Tariff BOP perjam tenaga kerja langsung


Contoh:
Taksiran BOP selama 1 tahun anggaran= Rp. 4.000.000.
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 th anggaran= 4.000 jam.
Tariff BOP sebesar= 4.000.000 / 4.000= Rp. 1.000 perjam tenaga kerja lgs

5. Jam Mesin 

Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar yang
dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:

Taksiran BOP= tariff BOP perjam kerja mesin.


Contoh: 
Taksiran BOP selama 1 th anggaran= Rp. 4.000.000. Taksiran jam mesin selama th
anggaran=20.000 jam mesin.
Tariff BOP sebesar= Rp. 4.000.000 / 20.000= Rp. 200 per jam mesin.

Penentuan Tarif Bop Departemen 

Langkah-Langkah Penentuan Tarif Bop Departemen

Langkah-Langkah Penentuan Tarif BOP per departemen adalah dengan penyusunan anggaran
biaya overhead pabrik per departemen. Anggaran BOP ini dilakukan ketika suatu produk melalui
beberapa tahap produksi sehingga perusahaan membentuk lebih dari satu departemen produksi.
Selain membentuk departemen produksi, perusahaan biasanya membentuk departemen pembantu.

Contoh:
Percetakan, produk diolah melalui tiga tahap proses produksi: tahap pengesetan (setting
department), tahap pencetakan (printing department) dan tahap penjilidan (binding department).
Maka perusahaan percertakan membuat tiga departemen produksi. Selain itu perusahaan juga
membuat departemen pembantu seperti departemen reparasi, departemen pembangkit listrik, dan
departemen gudang.

Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Departemen

Penyusunan anggaran biaya overhead per departemen dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapastitas yang direncanakan untuk
tahun anggaran. Adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan
kepada departemen tertentu. Contoh: Upah tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya overhead
langsung.

2. Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen.


Adalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contoh: Biaya depresiasi gedung, biaya asuransi.

3. Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang


menikmati manfaatnya.

4. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead langsung maupun tidak
langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik
departemen produksi maupun departemen pembantu).

Metode Alokasi Biaya Overhead Departemen

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.


Ada dua macam metode alokasi biaya overhead departemen pembantu, yaitu:
1. Metode alokasi langsung
BOP dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini digunakan
apabila jasa departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja.

2.  Metode alokasi bertahap


Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh
departemen produksi saja. Contoh:
Departemen pembangkit tenaga listrik memberikan jasa kepada departemen bengkel, sebaliknya
departemen pembangkit tenaga listrik menerima jasa reparasi dan pemeliharaan dari departemen
bengkel.

2a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen
pembantu. Metode alokasi bertahap, yang terdiri daridua kelompok metode yaitu:
Metode alokasi kontinu dan Metode aljabar
Metode alokasi kontinu: Dalam metode ini, BOP departemen pembantu yang saling memberikan
jasa dialokasikan secara terus-menerus sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan
menjadi tidak berarti.
Metode aljabar: Dalam metode ini, jumlah biaya tiap deprtemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar.

2b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar
departemen pembantu. Metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah metode urutan alokasi
yang diatur.
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut:

 Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap. 


 Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur aturannya sehingga arus alokasi biaya
menuju satu arah 

3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah
sebagai berikut: 
 BOP departemen pembantu yang jasanya paling banyak digunakan, dialokasikan pada
urutan pertama. 
 Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam
masing-masing departemen pembantu. 
 Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain
diletakkan paling akhir. 
4. Alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini:

 Tidak mengalokasikan biaya overhead ke departemen yang biaya overheadnya telah habis
dialokasikan ke departemen lain. 
 Departemen pembantu yang saling memberikan jasa, jika nilainya tidak material dan saling
mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.

Menghitung Tarif Biaya Overhead Departemen

Setelah biaya departemen jasa didistribusikan tarif overhead departemen produksi dapat dihitung
dengan cara membagi total overhead pabrik final dari setiap departemen produksi dengan dasar
alokasi yang dipilih.

Menggunakan Tarif Biaya Overhead Departemen

Ketika informasi tersedia di akhir setiap minggu atau bulan, overhead pabrik dibebankan dengan
cara menambahkan angka overhead pabrik dibebankan ke bagian overhead pabrik dalam kartu
biaya pesanan, untuk perhitungan biaya berdasarkan pesanan, atau ke bagian overhead pabrik
dalam laporan biaya produksi departemental, untuk perhitungan biaya berdasarkan proses. Jumlah
yang dibebankan diikhtisarkan secara periodik untuk membuat ayat jurnal ke buku besar.

Biaya Overhead Aktual – Terdepartementalisasi

Overhead pabrik aktual diikhtisarkan dalam akun pengendali overhead di buku besar. Rinciannya
dimasukkan dalam buku pembantu overhead pabrik. Departementalisasi overhead mengharuskan
setiap biaya dibebankan ke suatu departemen dan juga ke suatu akun biaya pembantu tertentu.
Pembebanan ini dikumpulkan dalam kertas kerja analisis overhead departemental, yang berfungsi
sebagai buku pembantu overhead. Sebagian besar dari formulir yang digunakan, baik untuk
departemen produksi maupun departemen jasa.

Langkah-Langkah di Akhir Periode Fiskal

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Biaya aktual dari overhead langsung departemental di departemen produksi dan


departemen jasa, serta overhead tidak langsung departemental diikhtisarkan. 
2. Survei kedua untuk tingkat aktual dari dasar alokasi yang dialami selama tahun tersebut
dipersiapkan. 
3. Biaya aktual dari overhead tidak langsung departemental dialokasikan berdasarkan hasil
dari survei akhir tahun. 
4. Overhead pabrik aktual dibandingkan dengan overhead pabrik dibebankan, baik untuk
fasilitas tersebut secara keseluruhan dan untuk setiap departemen produksi, serta jumlah overhead
pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dihitung.

 Tarif Biaya Overhead Lebih dari Satu

Apabila terjadi tarif overhead pabrik yang keberadaannya terkait lebih dari satu departemen, maka
salah satu solusi adalah membagi overhead menjadi dua kategori atau lebih yang disebut tempat
penampungan biaya (cost pool), serta menghitung suatu tarif overhead untuk setiap tempat
penampungan biaya. Jangan mencampuradukkan pendekatan tarif overhead lebih dari satu dengan
keberadaan banyak departemen dalam satu fasilitas.

Analisis selisih biaya overhead pabrik

Jika tarif biaya overhead telah ditentukan di awal tahun, maka selama tahun anggaran pesanan atau
produk yang diolah dalam departemen produksi, dibebani dengan biaya overhead atas dasar tarif
tersebut. Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun
anggaran tersebut agar pada akhir tahun dapat dilakukan perbandingan antara biaya overhead yang
dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.

Akuntansi biaya overhead pabrik

Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:


 Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka. 
 Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 
 Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead
pabrik sesungguhnya. 
 Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.

Departementalisasi Biaya Overhead dalam Bisnis Nonmanufaktur dan Organisasi Nirlaba

Berikut adalah contoh dari entitas yang umumnya dibagi menjadi departemen administratif dan
departemen supervisi untuk perencanaan dan pengendalian biaya, yaitu:

 Segmen manufaktur dari perusahaan manufaktur 


 Toko ritel 
 Bank dan institusi keuangan lain 
 Perusahaan asuransi 
 Institusi pendidikan 
 Organisasi jasa, seperti hotel, motel, rumah sakit, rumah perawatan, firma hukum, firma
akuntansi, praktik medis dan gigi, serta agen rumah. 
 Pemerintah federal, pemerintah negara bagian, dan pemerintah lokal beserta badan-
badannya
  
Kesimpula: Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya
yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila biaya overhead
pabrik dapat dikendalikan dengan baik maka laporan keuangan khususnya bentuk laporan harga
pokok produksi dapat disusun dengan akurat dan terhindar dari manipulasi. 

Demikian pembahasan artikel mengenai belajar akuntansi cara menghitung biaya overhead pabrik,


semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk
menghitung biaya overhead pabrik. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat.

Anda mungkin juga menyukai