Dalam menentukan biaya pokok atau biaya per unit dari produk yang
selesai, metode ini mengadakan pemisahan perhitungan antara biaya per unit
yang berasal dari persediaan dari proses awal periode,sesuai dengan nama dan
prinsip metode harga pokok ini yaitu pertama masuk dan pertama
keluar,metode rata-rata tertimbang tidak mempertimbangkan tingant
penyelesaian dari unit dalam proses pada awal periode,karena dalam
menghitung biaya perunit dari produk yang selesai.hal ini berbeda dengan
metode FIFO yang melakukan pemisahan antara persediaan barang dalam
proses awal periode dan produksi selama periode berjalan.
Bagian dari data produksi butir A yaitu mengenai unit produksi yang
harus di pertanggung jawabkan. Tidak hanya menunjukan unit yang
dimasukkan dalam proses sebanyak 30.000 unit tetapi juga menyatakan unsur
mengenai unit dalam proses awal periode atau awal bulan februari sebanyak
800 unit. Dengan demikian unit yang harus dipertanggung jawabkan adalah
38.000 unit (30.000+8.000). dari keseluruhan jumlah unit yang di proses ini
di pertanggung jawabkan ada butir B dengan rincian yang terdiri atas unit
yang selesai dan ditransfer ke Departemen perakitan adalah 31.000 unit dan
unit yang masih dalam proses pada akhir bulan februari 5.000 unit dengan
tingkat penyelesaian: bahan baku 100%, tenaga kerja dan over head pabrik
60%. Sisanya sebanyak 2.000 unit hilang atau rusak dalam proses dan titik
atau saat pemeriksaan adalah pada waktu akhir proses yaitu pada akhir bulan
februari pada tingkat yang dapat di toleransi atau normal. Tingkat
penyelesaian atas unit yang hilang atau rusak adalah: bahan baku 100%,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 80%.
Dalam perhitungan biaya per unit butir c pada laporan biaya produksi
Departemen pemotongan, angka produksi ekuivalen untuk bahan baku adalah
38.000 overhead pabrik sebanyak 35.600 unit. Biaya bahan baku per unit
sebesar Rp. 1.050 di peroleh dengan menjumlahkan biaya bahan baku dari
persediaan barang dalam proses pada awal bulan Februari dengan biaya bahan
baku untuk bulan yang bersangkutan dan dibagi dengan angka produksi
ekuivalen untuk bahan baku. Biaya per unit untuk biaya tenaga kerja kerja
langsung dan biaya overhead pabrik meliputi jumlah unit yang selesai dan
dipindahkan ke departemen berikutnya sebanyak 31.000 unit ditambah dengan
seluruh barang dalam proses pada akhir bulan februari sebanyak 5.000 unit
karena tingkat penyelesaian 100%, dan juga ditambah dengan jumlah unit
barang yang hilang atau rusak dalam proses sebagai bagian dari produksi
ekuivalen sebanyak 2.000 unit karena inspeksi dilakukan pada saat akhir
proses sebagai maka penyelesaiannya adalah 100%. Sedangkan untuk tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik angka produksi ekuivalen juga meliputi
jumlah unit yang di transfer ke departemen berikutnya sebanyak 31.000 unit
ditambah dengan unit barang dalam proses sebagai bagian dari produksi
ekuivalen sebanyak 3.000 unit, yang diperoleh dengan mengalikan tingkat
penyelesaian dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
dengan jumlah unit barang yang hilang atau rusak banyak 1.600 unit yang
diperoleh dengan mengalikan tingkat penyelesaian dari kedua komponen
biaya ini pada saat inspeksi dilakukan dengan jumlah unit barang yang hilang
atau rusak.
Bagian produksi dalam unit butir A dari laporan biaya produksi yaitu
mengenai produksi yang bharus dipertanggung jawabkan menunjukkan bahwa
jumlah unit dalam proses awal periode adalah 4.000 unit dengan tingkat
penyelesaian untuk biaya tengaga kerja langsung dan biaya over head pabrik
masing-masing sebesar sama besar 60% dan jumlah unit yang diterima dari
departemen perpotongn sebanyak 31.000 dengan demikian jumlah unit yang
harus dipertangung jawabkan seluruhnya berjumlah 35.000. jumlah ini
kemudian dipertanggung jawabkan pada bagian produksi dalam unit butir B
sebagai pertanggung jawaban produksi sebagai berikut: jumlah unit yang
selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi adalah 30.000 unit jumlah unit
yang masih dalam proses pada akhir periode atau akhir bulan februari
banyaknya 4.000 unit dengan tingkat penyelesaian masing-masing 60% untuk
biaya tengga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Sisanya sebanyak
1.000 unit hilang biaya bahan baku adalah 100%, dan untuk biaya tenaga kerja
langsung dan baiaya overhead pabrik dalam contoh ini juga dianggap 100%
Bagian biaya produksi jumlah unit dalam proses pada awal periode
adalah sebanyak 4.000 unit dengan jumlah biaya sebesar Rp. 18.792.000,
yang terdiri atas biaya dari departemen sebelumnya yakni departemen
pemotongan sebesar Rp.12.240.000, dan biaya yang ditambahkan sendiri oleh
Departemen Perakitan yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik masing-masing sebesar Rp.3.408.000 dan 3.114.000. se;ama bulan
februari biaya yang dibebankan Departemen Perakitan terhadap terdiri atas
biaya yang diperoleh dari departemen pemotongan sebesar 100.285.000 dan
biaya yang ditambahkan oleh departemen perakitan yaitu biaya tenanga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik masing-masing sebesar Rp. 43.717.000
dan Rp 40.081.000. jumlah unit produksi yang diterima dari departemen
pemotongan selama bulan februari adalah sebanyak 31.000 unit. Perhitungan
biaya per unit rata-rata tertimbang untuk masing masing elemen dari
kelompok biaya yang ditambahkan langsung oleh epartemen perakitan
caranya adalah sama seperti yang dilakuakn oleh departemen pemotongan.
Jumlah elemen biaya produksi yang berasal dari persediaan barang dalam
proses pada awal periode ditambahkan dengan jumlah elemen biaya produksi
yang bersangkutan yang terjadi selama periode berjalan dan kemudian dibagi
dengan jumlah unit produksi ekuivalennya, maka diperoleh biaya per unit
rata-rata tertimbang untuk elemen biaya tersebut.selama periode berjalan dan
kemudian dibagi dengan jumlah unit produksi ekuivalennya, maka diperoleh
biaya per unit rata-rata tertimbang untuk elemen biaya tersebut
Jumlah biaya dari barang dalam proses pada awal periode yang selesai
dan dipindahkan ke departemen berikutnya adalah sebesar Rp. 24.596.000.
jumlah ini berasal dari biaya periode yang lalu sebesar Rp. 16.040.000
ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang
terjadi untuk menyelesaikannya yaitu sebesar 404.000. biaya untuk unit yang
dimasukkan dalam proses dan selesai selama periode berjalan adalah Rp.
73.982.000 termasuk selisih pembulatan angka Rp. 14.000. oleh karena
terjadinya jumlah unit yang rusak normal pada akhir proses sebesar Rp
6.432.000 dengan demikian biaya yang di transfer ke departemen berikutnya
sebesar Rp. 105.010.000
Angka dari jumlah unit yang rusak abnormal ini diperoleh dengan
mengurangi jumlah yang rusak normal dari jumlah yang di temukan rusak
pada saat pemeriksaan pada akhir periode sebanyak 2.000 unit. Tingkat
penyelesaian dari barang hilang atau rusak adalah 100% untuk biaya bahan
baku, dan 80% untuk kedua elemen biaya produksi lainnya biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik oleh karena dalam hal ini barang yang
hiang atau rusak belum 100% selesai secara sempurna. Biaya dari jumlah unit
yang hilng atau rusak normal dibebankan seluruhnya kepada jumlah unit yang
selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya atau departemen perakitan.
Sedangkan baiaya dari unit yang hilang atau rusak yang bersfat abnormal
dapat dibebankan kea kun biaya overhead pabrik, jika biaya ini elah
diperhitangkan dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik pada awal
periode anggaran, dan juka tidak maka dapat dibebankan kea kun beban
(expense)