Anda di halaman 1dari 19

PENENTUAN HARGA POKOK

BERSAMA DAN PRODUK


SAMPINGAN
OLEH
UMI MAS ULAH,SE

BIAYA BERSAMA

1.

DEFINISI BIAYA BERSAMA


Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya
overhead bersama (joint overhead cost) yg harus
dialokasikan ke berbagai departemen. Pengertian
ini disebut juga biaya bergabung (commont cost)
yaitu biaya yg digunakan untuk memproduksi satu
atau lebih produk yg terpisah dengan fasilitas
bersama pd saat yg bersamaan. Biaya ini dapat
diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yg
terpisah dengan cara menelusuri jejak penggunaan
fasilitas. Biaya ini merupakan biaya tk langsung
dalam hubungannya dengan produk yg dihasilkan.
contoh : bahan bakar dari perush cor

2.

Biaya produk bersama (joint product cost) adalah


biaya yg dikeluarkan sejak mula bahan baku diolah
sampai saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya, yg termasuk biaya ini adalah
BBB, BTK dan BOP. Pengertian ini disebut juga biaya
bersama (joint cost), biaya ini tidak dapat diikuti jejak
alirannya ke berbagai ke berbagai produk yg
dihasilkan, yg dapat berupa produk bersama (joint
product), produk sampingan (by product), dan produk
sekutu (co product).

Produk bersama (joint product) adalah:


Dua produk atau lebih yg diproduksi secara serentak
dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan.
Nilai jualnya relatif sama sehingga tidak ada produk utama
dan produk sampingan.
Produk sampingan (by product) adalah:
Satu produk atau lebih yg nilai jualnya relatif lebih rendah,
yg diproduksi bersama dengan produk lain yg nilai jualnya
lebih tinggi.
Produk sekutu (co product) adalah:
Dua produk atau lebih yg diproduksi pd waktu yg bersamaan
tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yg sama atau tidak
berasal dari bahan baku yg sama
Contoh penggergajian kayu

Produk bersama dan produk sekutu memiliki


karakteristik:

a.

produk tersebut merupakan tujuan utama


kegiatan produksi
harga jual produk relatif lebih tinggi dari produk
sampingan yg dihasilkan pd saat yg sama
dalam pengolahan produk bersama tertentu
produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama.
Contoh pengalengan daging

b.

c.

Produk sampingan dapat digolongkan sesuai


dengan dapat tidaknya produk tersebut dijual
pd saat terpisah dari produk utama ( main
product):
a. produk sampingan yg dapat dijual setelah
terpisah dari produk utama tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut
contoh : penggilingan padi
b. Produk sampingnan yg memerlukan proses
pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari
produk utama

Akuntansi produk bersama


biaya bersama dapat dialokasikan kepada
tiap-tiap produk bersama dengan
menggunakan metode:
1. metode nilai jual relatif
2. metode satuan fisik
3. metode rata-rata biaya per satuan
4. metode rata-rata tertimbang

1. Metode nilai jual relatif


Menurut metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biayabiaya yg dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut, jika salah satu produk terjual
lebih tinggi daripada produk lainnya karena biaya yg dikeluarkan utk produk tersebut
lebih banyak.
Contoh 1:
PT Sari selama satu periode akuntansi mempunyai biaya bersama Rp 750.000, jumlah
dan harga jual per satuan produk yg dihasilkan adalah sbb:
Alokasi biaya bersama dengan metode nilai jual relatif:
Produk

jml prod

hrg jual

nilai jual

nilai jual relatif

per kg
-------

-------

------1

------A

-------

-------2

--------

15.000 kg

-------Rp 10

alokasi biaya
bersama

--------------1x2=3
----------------

-------------

harga pokok
prod bersama

-------------

3 : 1.000.000 = 4
--------------

4 x 750.000 =5

5:1=6

-------------

Rp 150.000

15 %

Rp 112.500

Rp

7,50

20.000

17,5

350.000

35 %

262.500

25.000

12

300.000

30 %

225.000

10.000

20

200.000

20 %

150.000

15

--------70.000 kg

----------

---------------

Rp1.000.000

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Rp 750.000

13,13

Alokasi biaya bersama dapat juga dilakukan sbb:


Total biaya bersama
750.000 x 100% = 75%
Total nilai jual
1.000.000
Jadi untuk tiap produk bersama prosentase biaya darfi nilai jualnya adalah 75%
Misal jumlah satuan produk yg dijual adalah sbb,
Perhitungan prosentase laba bruto tiap produk:
Produk
------------------------------------------------------------------------------------A
B
C
D
Jumlah
------------------------------------------------------------------------------------Satuan yg terjual
10.000
15.000
20.000
8.000
53.000
Hasil penjualan
Rp 100.000 Rp 262.500 Rp 240.000 Rp 160.000 Rp
762.500
Harga pokok penjualan
75.000
196.875
180.000
120.000
571.875
--------------------------------------------------------------Laba bruto
25.000
65.625
60.000
40.000
190.625
Prosentase laba
25%
25%
25%
25%
25%
-------------------------------------------------------------------------------------

Variasi penggunaan metode nilai jual relatif bila satu atau beberapa produk bersama
memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah saat terpisah (split off). Nilai jual produk
bersama diketahui setelah produk b ersama tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut.
Untuk mengalokasikan biaya bersama perlu dihitung nilai jual hipotesis yg dihitung dengan
cara mengurangi nilai jual produk bersama setelah diproses lebih lanjut dengan biaya yg
dikeluarkan untuk pengolahan sejak saat terpisah sampai dengan produk tersebut siap untuk
dijual

Contoh 3:
Misal biaya bersama selama satu periode akuntasi berjumlah Rp 3.000.000, produk A setelah
terpisah dari produk B memerlukan biaya tambhan sebesar Rp100 per kg, maka alokasi biaya
bersamanya sbb:
Prod

hrg jual

by penglhan

nilai jual

jml yg

nilai jual

nilai jual

Alokasi

harga pokok

per kg

per kg stlh

hipotesis

diprod

hipotesis

hipotesis

biaya

produk per

saat terpisah

x jml yg

(%)

berswama

kg

diprod
---- -------

----------

--------

1
---- -------

2
----------

Rp 400

250

--------

Rp 100
-

------

-------

3
------

-------4

-------

--------

5
--------

-----------6

--------

300

10.000

3.000.000

250

6.000

1.500.000
---------4.500.000

-----------66,7
33,3

------100

--------------------------------------------------------------------------------------------

2.000.000

200

1.000.000

167

---------3.000.000

Metode satuan fisik


biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefesien
fisik yaitu kuantitas bahan baku yg terdapat dalam masing-masing
produk, koefisien fisik dinyatakan dalam satuan berat, volume
atau ukuran yg lain.

Contoh :
Hasil pengolahan tiap 10.000 barrel minyak mentah
Produk
Gasoline

kuantitas (barrels)

prosentase

2.600

26,52

Bensin

200

2,04

Kerosin

1.000

10,21

300

3,06

5.000

51,03

Minyak pelumas
Minyak bakar
Gas

300

3,06

Produk lain

400

4,08

Jumlah
Jml yg hilang dlm proses

9.800

100

200
10.000

Misal selama pengolahan 10.000 barrels minyak mentah harga pokok bahan baku yg dipakai Rp
15.000.000, maka alokasi harga pokok bahan baku sbb:

produk

kuantitas tdk termasuk


prosentase
alokasi harga
jumlah yg hilang dlm
pokok bahan
barrel
baku
------------ ------------------------------------------Gasoline
2.600
26,52
Rp 3.978.000
Bensin
200
2,04
306.000
Kerosin
1.000
10,21
1.531.500
Minyak pelumas
300
3,06
459.000
Minyak bakar
5.000
51,03
7.645.500
Gas
300
3,06
459.000
Produk lain
400
4,08
512.000
Jumlah
9.800
100
15.000.000
------------------------------------------------------------------Metode rata-rata biaya per satuan
Hanya dapat digunakan jika produk bersama yg dihasilkan diukur dalam
satuan
yg sama, biasanya digunakan oleh perusahaan yg menghasilkan beberapa
macam produk yg sama dari satu proses bersama tapi mutunya berbeda
Contoh 4:

Contoh:
Perusahaan penggergajian kayu menghasilkan berbagai macam mutu kayu.
Data kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi adalah sbb:
a.
jum;aj produksi 762.000 meter3
b.
Biaya bersama Rp 22.860.000
c.
Rata-rata biaya per 1.000 meter3 = Rp 30.000 (22.860.000 : 762)
Rata-rata biaya per 1.000 meter digunakan untuk menghitung harga pokok
berbagai macam kayu yg mempunyai mutu yg berbeda-beda sesuai
dengan proporsi kuantitas masing2:
Mutu kayu
kuantitas yg di prodksi
rata-rata by per 1000 m
--------------------------------------------------------------Utama
76.200 m3
Rp 30.000
No. 1
381.000
30.000
No.2
152.400
30.000
No.3
152.400
30.000
Jumlah
762.000 m3

harga pokok produk


Rp 2.286.000
11.430.000
4.572.000
4.572.000
Rp 22.860.000

Metode rata-rata tertimbang


Contoh5:
biaya bersama yg dikeluarkan selama satu periode Rp 64.500.000
Alokasi biaya

Produk jml yd diprodksi angka penimbang

jml prodk
alokasi
x angka
------ -------------- ---------------------- -----------1
2
3=1x2
4=3:215.000
----------------------------------------------------------------A
40.000
3
120.000
36.000.000
B
35.000
2
70.000
21.000.000
C
25.000
1
25.000
7.500.000
---------------------215.000
64.500.000
-------------------------------------------------------------------

AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN

Titik beratnya adalah bagaimana memperlakukan


pendapatan penjualan produk sampingan tersebut.

Dibagi menjadi:
1. metode tanpa harga pokok (non cost methoed)
metode yg tidak mencoba menghitung harga pokok produk
sampingan atau persediaannya tetapi memperlakukan
pendapatan penjualan produk tsb sebagai pengurang biaya
produksi
2. metode harga pokok (cost methods)
Metode yang mencoba mengalokasikan sebagian biaya
bersama kepada produk sampingan dan menentukan harga
pokok bersediaan produk.

Metode-metode tanpa harga pokok:


Pendapatan penjualan sebagai:
1. sebagai pendapatan diluar usaha
2. tambahan pendapatan penjualan produk bersama
3. pengurang harga pokok penjualan
4. pengurang toal biaya produksi

Sebagai pendapatan diluar usaha


Contoh:
Gambar 11.10
Metode ini cocok untuk perusahaan yang:
a. nilai produk sampingannya tidak begitu penting atau tdk dapat
ditentukan
b. penggunaan metode yg lebih teliti memerlukan by yg tidak
sebanding dg manfaat yg diperoleh
c. Saat terpisahnya produyk tidak begitu jelas dan tidak
mengakibatkan perbedaan yg mencololk thd produk utama

Keberatannya:
a. Akhir periode terdapat persediaan produk sampingan tidak
diadakan penilaian sehingga HP Produk utama nilainya lebih
besar dari yg seharusnya sehingga perlu adanya footnote
b. Mengakibatkan penandingan pendapatan dg biaya tidak dalam
periode yg tepat karena tidak ada jurnal saat produk sampingan
selesai di produksi dan adanya penjualanan
c. Tidak ada pengawasan thd persediaan produk sampingan
d. Meskipun hasil penjualan kecil tapi dapat berakibat pengaburan
gambaran menyeluruh ttg hasil usaha
Pendapatan diperlakuakan sebagai tambahan pendapatan produk
Utama :
Variasi metode pertama
Pendapatan sebagai pengurang harga pokok

Pendapatan sebagai pengurang biaya produksi:


Gambar 11.11
Contoh lain: gambar 11.12
Metode nilai pasar atau reversal cost method
Nilai pasar yang akan dikurangkan adalah taksiran nilai pasar
produk
Sampingan gambar 11.12
Contoh : gambar 11.13
Metode Harga Pokok
Digunakan oleh perusahaan yg produk sampingannya dipakai dalam
Pabrik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yg
diperhitungkan sebesar harga beli atau biaya pengganti yg
berlaku dipasar, kemudian dikredit pada rek BDP-BBB
Contoh 10 gambar 11.14

Soal:
PT Oki memproduksi produk F,G, H dalam suatu proses produksi bersama,
data perusahaan sbb:
Produk
F
G
H
Total
Unit yg diproduksi
8.000
4.000
2.000
14.000
Biaya bersama
?
?
Rp 18.000 Rp 120000
Nilai jual saat terpisah Rp 110.000
?
?
Rp 200.000
By tambahan stlh pisah
14.000
3.750
7.250
25.000
Nilai jual jk proses
Lebih lanjut
Rp 140.000 Rp 60.000 Rp 50.000 Rp 250.000
Ditanyakan:
Berapa alokasi produk F jika menggunakan metode nilai jual relatif?
Nilai jual produk G pada saat terpisah
Berapa alokasi produk G jika atas dasar nilai jual hipotesis
Berapa harga pokok per unit produk F jika berdasar nilai jual relatif pd saat
terpisah
Berapa alokasi produk G jika berdasar metode unit phisik

Anda mungkin juga menyukai