PABRIK
1
A. Pengertian Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya
bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik
ini tidak dapat diidentifikasi (dilacak) pada produk yang dihasilkan. 1
Dalam biaya overhead pabrik terdapat biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang
dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan produksi, sedangkan
biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang besar
kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan produksi.
Biaya overhead pabrik (BOP) terdiri dari beberapa jenis biaya,
yaitu:
1. Biaya bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang
tidak menjadi bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya
relatif kecil dibandingkan dengan harga keseluruhan produk serta sulit
menaksir biayanya secara akurat (un-traceable).
2. Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead
pabrik adalah tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk seperti gaji supervisor,
gaji pimpinan bagian pabrik, gaji bagian mutu, dan lain-lain.
3. Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead
pabrik adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan abis pakai
(factory supplies), dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan
1
Dra. Justine T. Sirait, M.B.A,. T, Anggaran sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana, 2006), hlm. 143
2
untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi,
kendaraan, dan alat-alat pabrik lainnya.2
B. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa
menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya
penggolongan, kita akan lebih mudah dalam menentukan seberapa besar
anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya overhead pabrik
dapat digolongkan ke dalam tiga kriteria, yakni:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya. Berdasarkan
sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:
a. Biaya bahan penolong. Bahan penolong yang dimaksud dalam hal
ini adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari hasil produksi atau
bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga keseluruhan
produk.
b. Biaya tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja tak langsung yang
dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah tenaga kerja
perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara
langsung kepada produk.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaan
yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah biaya suku
cadang (spareparts), biaya bahan abis pakai (factory supplies), dan
harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan
perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-
alat pabrik lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya
overhead pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang
tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
2
Sahala Manalu, S.E., M.M dan Stevi Jimry Poluan, ST., MM, Cara Akurat Menyusun
Penganggaran Perusahaan Manufaktur, (Malang: CV. Seribu Bintang, 2018), hlm. 56-57
3
b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang
berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya overhead pabrik semi variabel, yakni biaya overhead pabrik
yang berubah namun tidak sebanding dengan perubahan volume
produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif biaya overhead
pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semi variabel akan dipecah
menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen. Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti
memiliki departemen lain yang dikategorikan sebagai departemen
pembantu. Berdasarkan hubungannya dengan departemen-departemen
yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik dapat digolongkan
menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental
overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam
sebuah departemen dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh
departemen tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung (indirect departemental
overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya
dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.3
C. Tujuan Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Secara umum, anggaran biaya overhead pabrik disusun sebagai alat
pedoman kerja. Sedangkan secara khusus, tujuan penyusunan anggaran
biaya overhead pabrik adalah:
1. Mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien.
2. Menentukan harga pokok produk secara lebih tepat.
3. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan
tempat (departemen) dimana biaya dibebankan.
4. Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik.
3
Ibid, hlm. 57-59
4
Tujuan pengawasan biaya overhead pabrik, antara lain:
1. Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan.
2. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead.
3. Untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab.4
D. Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
PT. Gita Bahari memproduksi 2 macam barang, yaitu X dan Y.
Perusahaan memiliki 3 bagian produksi dan 3 bagian jasa, yaitu:
Bagian produksi : bagian produksi 1, 2, dan 3
Bagian jasa : bagian umum dan administrasi pabrik
bagian pembangkit tenaga listrik
bagian represi
Pabrik menempati sebuah bangunan besar yang berasama-sama
dengan 2 bagian lain, bagian pejualan dan bagian umum, dengan
pembanding luas lantai sebagai berikut:
60% dipakai pabrik
20% dipakai bagian pejualan
20% dipakai bagian umum
Biaya-biaya yang dikenakan untuk banguanan ini dibebankan pada
ketiga bagian tersebut sesuai dengan perbandingan luas lantai yang
digunakan. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah sebagai
berikut:
Bagian produksi (1, 2, 3) : DLH
Bagian umum dan administrasi pabrik : DLH
Bagian pembangkit tenaga listrik : KWH
Bagian represi : DRH
Dari anggaran poduksi diperoleh data rencana produksi
tahuan 2004 sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal Barang
4
Tendi Haruman dan Sri Rahayu, Penyusunan Anggaran Perusahaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007), hlm.
5
X Y
Januari 70.000 34.000
Februari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal 1 240.000 140.000
Kuartal 2 240.000 127.000
Kuartal 3 240.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
6
c. Bagian produksi 3 = Rp. 4.000.000
3. Jasa bagian represi ( 4.000 DRH)
Dibebankan pada bagian - bagian lain dengan proprosi sebagai
berikut:
Bagian produksi:
a. Bagian produksi 1 = 1.600 DRH
b. Bagian produksi 2 = 800 DRH
c. Bagian produksi 3 = 1.600 DRH
4. Biaya gudang yang akan terjadi selama tahun 2004 dierkiraka
sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal Barang Gudang
Januari Rp. 13.000.00
Februari Rp. 12.000.00
Maret Rp. 12.000.00
Kuartal 1 Rp. 36.000.00
Kuartal 2 Rp. 37.000.00
Kuartal 3 Rp. 38.000.00
Jumlah Rp. 150.000.00
7
Bagian umum &
administrasi pabrik
Tingkat kegiatan 83.600 94.400 95.000 296.000 280.000 318.000 DLH 1.168.000 DLH
DLH DLH DLH DLH DLH
Gaji Rp. 8.000 Rp. 8.000 Rp. 8.000 Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 96.000
Biaya perjalanan 518 572 576 1.780 1.704 1.8 90 7.040
Biaya telepon 627 649 650 1. 972 1. 942 2.016 7.586
Penyusutan 130 130 130 390 390 3 90 1.560
Asuransi 20 20 20 60 60 60 240
Pajak 30 30 30 90 90 90 360
Alat tulis kantor 271 303 306 948 902 1.014 3.744
jumlah Rp. 9.596 Rp. 9.704 Rp. 9.712 Rp. 29.240 Rp. 29.088 Rp. 29.460 Rp. 116.800
Bagian
pembangkit tenaga
listrik
Tingkat kegiatan 1.450 1.600 1.600 5.100 KWH 4.800 KWH 5.450 KWH 20.000 KWH
KWH KWH KWH
Gaji Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 9.000 Rp. 9.000 Rp. 9.000 Rp. 36.000
Perawatan 506 548 548 1.728 1.704 1.8 90 7.040
8
Bagian Represi
Tingkat kegiatan 290 DRH 320 DRH 320 DRH 1.000 DRH 970 DRH 1.090 DRH 4.000 DRH
Gaji Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 9.000 Rp. 9.000 Rp. 9.000 Rp. 3.600
Bahan pembantu 99 112 109 340 330 370 1.360
Penyusutan 10 10 10 30 30 30 120
Asuransi 3 3 3 9 9 9 36
Pajak 7 7 7 21 21 21 84
langsung
Jumlah Rp. 819 Rp. 832 Rp. 829 Rp. 2.500 Rp. 2.490 Rp. 2.530 Rp. 10.000
9
24.788 26.152 26.296 80.440 78.394 83.230
10
Suku cadang 324 346 344 1.070 1.037 1.115 4.240
Bahan pembantu 1.070 1.180 1.190 3.700 3.535 3.925 14.600
Penyusutan 313 353 356 1.116 1.057 1.197 4.392
Asuransi 50 50 50 150 150 150 500
Pajak 60 60 60 180 180 180 720
Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 103.840
8.008 8.492 8.536 26.180 25.454 27.170
11
35.176 = Biaya overhead bagian produksi 1 + bagian produksi 2 + bagian
produksi 3
= Rp24.788,00 + Rp2.380,00 + Rp8.008,00
Selanjutnya PT. Gita Bahari menghitung tariff biaya overhead bagi
setiap bagian produksi sebagai berikut:
12
DLH)
Catatan:
1) 9.000,00 = 10% x Rp90.000,00 (proporsi pembebanan biaya gedung).
2) 11.680,00 = 10% x Rp116.800,00 (proporsi pembebanan biaya
overhead pabrik bagian umum dan administrasi).
3) 130.60,00 = Rp110.000,00 + Rp9.000,00 + Rp11.680,00 = biaya
overhead pabrik pembangkit tenaga listrik + alokasi biaya gedung +
alokasi biaya overhead pabrik bagian umum dan administrasi.
Tarif biaya overhead bagian pembangkit tenaga listrik dapat dihitung
sebagai berikut:
Rp130.680,00 : 20.000,00 = Rp0,00653
Tarif biaya overhead bagian reparasi:
Rp 29.447,00 : 4.000 = Rp7,36 per DRH
Akhirnya dapat dihitung biaya overhead untuk masing-masing
jenis barang yang dihasilkan yaitu barang X dan barang Y, sebagai
berikut:5
Januari Februari Maret Kuartal 2 Kuartal Kuartal 4 Jumlah
3
Barang X:
Bagian produksi
1
DLH 28.000 32.000 32.000 96.000 92.000 104.000 384.000
Tarif Rp 1,- Rp 1,- Rp 1,- Rp 1,- Rp 1,- Rp 1,- Rp 1,-
5
Justine T. Sirait, Anggaran sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana, 2006), hlm. 153-159
13
DLH 14.000 16.000 16.000 48.000 46.000 52.000 192.000
Tarif Rp 0,50 Rp 0,50 Rp 0,50 Rp 0,50 Rp 0,50 Rp 0,50 Rp 0,50
Jumlah Rp 7.000 Rp 8.000 Rp 8.000 Rp 24.000 Rp Rp 26.000 Rp 96.000
23.000
Bagian produksi
3
DLH 28.000 32.000 32.000 96.000 92.000 104.000 304.000
Tarif Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40
Jumlah Rp 11.200 Rp 12.800 Rp 12.800 Rp 38.400 Rp Rp 41.600 Rp
36.800 153.600
Jumlah biaya Rp 633.600 Rp 46.200 Rp 52.800 Rp Rp Rp Rp 171.600
overhead untuk 151.800 158.800 151.800
barang X
Barang Y:
Bagian produksi
1
DLH 6.800 7.200 7.600 28.000 25.400 29.000 104.000
Tarif Rp1,- Rp1,- Rp1,- Rp1,- Rp1,- Rp1,- Rp1,-
Jumlah Rp 6.800 Rp 7.200 Rp 7.600 Rp 28.000 Rp Rp 29.000 Rp
25.400 104.000
Bagian produksi
3
DLH 6.800 7.200 7.600 28.000 25.400 29.000 104.000
Tarif Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40 Rp 0,40
Jumlah Rp 2.720 Rp 2.880 Rp 3.040 Rp 11.200 Rp Rp 11.600 Rp 41.600
10.160
Jumlah biaya Rp 55.720 Rp 62.880 Rp 63.440 Rp Rp Rp Rp 145.000
overhead untuk 197.600 187.360 212.200
barang Y
14