Anda di halaman 1dari 4

Soal:

Membuat Summary (Ringkasan) perkuliahan sebanyak 2 lembar untuk setiap sesi pertemuan dan
dikumpulkan melalui laman Portal Akademik dan Google Classroom (GC).

Pembebanan biaya-biaya overhead pabrik kepada produk dapat dilakukan dengan lebih wajar
dan akurat dan pengawasan atas biaya overhead pabrik itu dapat dilakukan dengan cermat. Di dalam
biaya overhead, ada terkandung biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel tersebut
tidak dapat kita hubungkan secara langsung terhadap produk yang dihasilkan.

A. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. Contoh
biaya overhead pabrik adalah pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi, mandor , sewa,
pajak, asuransi, depresiasi, listrik dan lain-lain yang digunakan untuk fasilitas produksi.

Biaya overhead pabrik yang dicatat dalam persediaan barang dalam proses adalah berdasarkan
pembebanan, bukan berdasarkan pemakaian, seperti pemakaian bahan baku langsung dan pemakaian
tenaga kerja langsung. Dalam hal pembebanan biaya overhead pabrik, perusahaan biasanya melakukan
estimasi jumlah biaya overhead pabrik yang akan dipakai selama proses produksi. Estimasi itu
berdasarkan tarif ditentukan dimuka.

Pembebanan biaya overhead pabrik akan mengakibatkan harga pokok produksi per unit akan
berubah-ubah setiap periode. Perubahan itu diakibatkan dari:

a. Perubahan tingkat produksi setiap periode.


b. Perubahan tingkat efisiensi produksi, misalnya pemakaian bahan penolong yang boros.
c. Biaya overhead pabrik yang terjadi secara sporadik, menyebar tidak merata selama satu tahun.
d. Biaya overhead pabrik terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya pembayaran PBB pabrik.

Pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan berdasarkan penggerak biaya (cost driver), yaitu aktivitas
volume atau berdasarkan aktivitas non volume. Yang termasuk aktivitas volume adalah jam mesin,
jumlah biaya bahan bakur, unit produksi, jumlah pemakaian biaya tenaga kerja langsung, dan jam
tenaga kerja langsung.

B. Kapasitas
Biaya overhead pabrik dibebankan ke produk berdasarkan tarif ditentukan dimuka. Tarif yang
dipergunakan harus ditentukan secara tepat agar pembebanan biaya overhead pabrik juga tepat.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan taksiran atau anggaran biaya overhead
pabrik pada kapasitas tertentu dibagi dengan estimasi volume aktivitas pada kapasitas tersebut.
Kapasitas yang dipilih tergantung pada apakah dipandang sebagai kepentingan jangka pendek atau
jangka panjang.

Ada beberapa kapasistas, yaitu


a. Kapasitas Teoritis (Theoretical Capacity) disebut juga sebagai kapasitas maksimum atau ideal
capacity. Yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semuanya
beroperasi secara sempurna. Kapasitas teoritis menganggap semua tenaga kerja dan mesin-
mesin yang beroperasi pada puncak efisiensi dengan 100 % dari rencana kapasitas. Kapasitas
teoritis tidaklah realistis, karena kapasitas ini mengabaikan adanya penghentian secara normal
seperti adanya kerusakan mesin atau penghentian mesin akibat perawatan rutinitas. Kapasitas
teoritis tidak dapat digunakan dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik.
b. Kapasitas Praktis (Practical Capacity) Kapasitas ini memperhitungkan penghentian secara
normal, tetapi tidak mempertimbangkan adanya waktu luang karena tidak digunakan untuk
menangani permintaan penjualan. Kapasitas praktis merupakan output maksimum pada
departemen yang beroperasi secara efisien. Dengan demikian biaya kapasitas yang tidak
digunakan tidak dibebankan ke produk. Manajer perusahaan biasanya memperkirakan kapasitas
praktis sebesar 80% - 90% dari kapasitas teoritis. Kapasista praktis lebih realistis daripada
kapasitas teoritis. Kapasitas praktis telah memperhitungkan adanya hari libur atau penundaan
yang tidak dapat dihindarkan, contohnya cuti.
c. Kapasitas Normal (Normal Capacity) biasanya telah memperhitungkan waktu luang karena
pesanan produk yang terbatas dan ketidakefisienan tenaga kerja dan mesin pabrik. Dalam
kapasitas normal telah mempertimbangkan rata-rata pesanan produksi dalam jangka panjang
dan telah mempertimbangkan perubahan musim dan perubahan tahunan. Kapasitas normal
merupakan dasar yang tepat dalam memperhitungkan besarnya biaya overhead pabrik.
d. Kapasitas Direncanakan Secara Nyata (expected actual capacity) Kapasitas ini merupakan
rencana produksi yang penting yang memenuhi kebutuhan penjualan pada tahun yang akan
datang. Kapasitas ini biasanya digunakan untuk jangka pendek, dimana tidak
mempertimbangkan perubahan permintaan produk dimasa yang akan datang.

C. Alokasi Biaya Overhead Pabrik


Alokasi biaya overhead pabrik hanyalah suatu cara untuk membagi sekelompok biaya dan
membebankannya ke berbagai sub unit. Alokasi biaya overhead pabrik tidak mempengaruhi total biaya
overhead. Total biaya overhead pabrik tidak akan berkurang maupun bertambah apabila ada
pengalokasian biaya overhead pabrik. Jumlah biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke sub unit akan
mempengaruhi harga penawaran, tingkat laba setiap produk dan perilaku manajer.

Di dalam suatu perusahaan, objek biaya merupakan departemen. Terdapat dua jenis
departemen, yaitu departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi adalah
departemen yang secara langsung akan bertanggungjawab terhadap pembuatan sebuah produk.
Departemen pendukung adalah departemen yang menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan
oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu produk.
Contohnya adalah departemen pemeliharaan, departemen personalia, departemen penyimpanan, dan
lain-lain. Ketika departemen produksi dan departemen pendukung telah diidentifikasi, biaya overhead
yang muncul di setiap departemen dapat ditentukan.

Setelah perusahaan dibagi-bagi ke dalam departemen produksi dan departemen pendukung,


dan semua biaya overhead sudah ditelusuri ke setiap departemen produksi dan departemen
pendukung, maka biaya yang ada di departemen pendukung akan dibebankan ke departemen produksi.
Pembebanan biaya dari departemen pendukung ke departemen produksi akan menggunakan tarif biaya
overhead pabrik yang dibuat untuk menentukan biaya produk. Ini membuat biaya overhead pabrik yang
diperoleh pada departemen produksi terdiri dari dua bagian, yaitu biaya overhead yang secara langsung
ditelusuri ke departemen produksi, dan biaya overhead yang diperoleh dari pembebanan biaya
overhead dari departemen pendukung.
Menurut Institute Of Management Accounting (IMA) dalam Hansen dan Mowen, terdapat beberapa
tujuan dari alokasi biaya overhead pabrik, yaitu

a. Memperoleh harga yang wajar dan saling menguntungkan.


b. Menghitung tingkat laba lini produk.
c. Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.
d. Menilai persediaan.
e. Memotivasi para manajer.

Metode alokasi biaya dari departemen dan aktivitas ke produk dikenal sebagai alokasi biaya, cost
assignment, distribusi biaya ataupun pembagian biaya.

D. Alokasi Biaya Departemen Pendukung Ke Departemen Produksi


Departemen pendukung tidak mengerjakan produk secara langsung, biaya yang timbul dari
departemen pendukung ini merupakan bagian daripada bagian biaya produksi dan harus dibebankan ke
produk. Biaya yang timbul di departemen pendukung dan biaya yang harus ditanggungnya merupakan
biaya produksi, yaitu biaya overhead pabrik. Karena biaya-biaya tersebut termasuk biaya overhead
pabrik, maka biaya tersebut harus dibebankan ke produk.

Biaya yang terjadi di departemen pendukung akan dialokasikan ke departemen produksi yang
menikmati jasa yang diberikan oleh departemen pendukung. Dasar mengalokasikan departemen
pendukung ke departemen produksi dapat berupa jumlah pemakaian jasa, luas lantai dan lain-lain.
Dasar alokasi yang dipilih haruslah menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara jumlah jasa yang
diberikan dengan jumlah biaya yang timbul.

Biaya yang terjadi di departemen pendukung merupakan biaya tidak langsung bagi departemen
produksi. Biaya tersebut harus dialokasikan ke departemen produksi.

Terdapat 3 metode perhitungan alokasi biaya overhead pabrik, yaitu

a. Metode Langsung.
b. Metode Bertahap Tanpa Timbal Balik.
c. Metode Bertahap Dengan Timbal Balik (Metode Aljabar).

E. Metode Langsung
Metode langsung merupakan metode sederhana. Semua biaya yang terjadi di departemen
pendukung secara langsung dialokasikan ke departemen produksi. Metode ini mengabaikan pemakaian
jasa oleh departemen pendukung lainnya. Meskipun terjadi suatu departemen pendukung menikmati
jasa departemen pendukung lainnya, namun terhadap departemen tersebut tidak dibebani biaya
pemakaian jasa.
F. Metode Bertahap Tanpa Timbal Balik
Metode ini mengalokasikan biaya dari departemen pendukung secara bertahap. Metode ini telah
memperhitungkan adanya pemakaian jasa dari departemen pendukung lainnya. Oleh karena itu,
departemen pendukung yang menikmati jasa dari departemen pendukung yang lain haruslah dibebani
biaya. Biaya yang terjadi dalam suatu departemen pendukung akan dialokasikan kepada semua
departemen yang menikmati jasa departemen tersebut. Departemen pendukung yang telah
mengalokasikan semua biaya tidak akan mendapatkan alokasi biaya dari departemen pendukung yang
lain. Umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen pendukung yang jumlah
biayanya paling besar dibandingkan dengan departemen pendukung lainnya.

G. Metode Bertahap Dengan Timbal Balik (Metode Aljabar)


Metode ini mengalokasikan semua biaya yang terjadi di departemen pendukung kepada semua
departemen pendukung lainnya dan departemen produksi yang menikmati jasanya. Selain dialokasikan
ke departemen produksi, biaya yang terjadi di departemen pendukung juga akan dialokasikan ke
departemen pendukung lain. Metode ini akan mengalokasikan biaya secara berulang-ulang. Karena
departemen pendukung yang telah dialokasikan biayanya ada kemungkinan menerima biaya dari
departemen pendukung lain.

Dasar alokasi biaya departemen pendukung yang satu ke departemen pendukung yang lain
terlebih dahulu dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika. Dengan metode aljabar, jumlah biaya
departemen pendukung setelah mendapat alokasi dari departemen pendukung lain dapat ditentukan
dengan menyelesaikan persamaan matematika tersebut. Kemudian jumlah biaya tersebut akan
dialokasikan ke departemen produksi secara langsung.

Setiap departemen pendukung dibuatkan persamaan matematika. Biaya departemen pendukung


setelah mendapatkan alokasi dari departemen pendukung yang lain adalah biaya departemen yang
bersangkutan sebelum mendapat alokasi ditambah alokasi dari departemen pendukung yang lain.

(Sumber: Buku Akuntansi Biay, Penulis : Mangasa Sinurat, Audrey M. Siahaan, Ardin Doloksaribu,
Halomoan Sihombing)

Nama : Setyaningrum Khoria Zaharana


NIM : 2021041034058
Kelas :D
Tugas Mata Kuliah : Akuntansi Biaya (Akuntansi Biaya Overhead Pabrik).
Dosen Pengampu : 1. Dr. Meinarni Asnawi, SE. M.Si.,CBV.,CMA.CRP
2. Pascalina V. S. Sesa., SE., M.Acc.,CRP.
Hari/ Tanggal : Rabu, 28/09/2022

Anda mungkin juga menyukai