DEPARTEMENTALISASI
BIAYA OVERHEAD
Presented by:
(BOP)
Nidya Zati Hannani 21108040021
Rina Anggraini 21108040022
Rina Priyanti 21108040023
Pengertian Departementalisasi
Adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau
pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik. Dalam
departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk
setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda
diantara departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu
departementalisasi biaya overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaan ke
dalam departemen-departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead
pabrik yang terjadi. Departemen-departemen inilah yang merupakan pusat-pusat
biaya yang merupakan tempat ditandingkannya biaya dengan prestasi yang
dihasilkan oleh departemen tersebut.
Manfaat Departementalisasi
1. Pembagian tanggungjawab atas pengolahan produk dan jasa yang di hasilkan di dalam pabrik,
serta atas biaya yang terjadi.
2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan produk dihubungkan dengan gerakan-
gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.
3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan, dan mesin.
4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5. Penyesuaian mesin, proses, atau operasi di dalam setiap departemen atau pusat biaya.
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya.
1. Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk
jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil
bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku
cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa
dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat
diperhitungakan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak
langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan.
4. Biaya Yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Terhadap Aktiva Tetap
Biaya-biaya yang termasuk dlam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi
emplasemen pabrik, bangunan pabrik dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
5. Biaya yang timbul sebagi akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biay asuransi gedung dan
emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang
diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN, dan sebagainya.
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perilakunya dalam Hubungan Dengan
Perubahan Volume Produksi
Ditinjau dari perilaku unsure-unsur biaya overhead pabrik dalam hubunganya dengan perubahan volume
kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Biaya overhead pabrik tetap .Biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu.
2. Biaya overhead pabrik variable. biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
3. Biaya overhead pabrik semivariabel .biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead
pabrik yang berisfat semivariabel dipecah menjadi dua unsur yaitu biaya tetap dan biaya variable.
Penggolongan Biaya overhead Pabrik Menurut Hubungannya Dengan Departemen
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Biaya overhead pabrik langsung departemen. biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen
tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh: gaji mandor departetemen
produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.
2. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen. biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati
oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.
Pemilihan Departemen Produksi
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapastitas yang direncanakan untuk
tahun anggaran .
Dalam menyusun anggaran di bagi menjadi dua, yaitu
1. Biaya biaya overhead pabrik langsung adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung
dibebankan kepada departemen tertentu. Contoh: Upah tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya overhead
langsung.
2. Penaksiran biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: Biaya depresiasi gedung, biaya asuransi.
c. Distribusi Biaya Overhead Tidak Langsung Departemen ke Departemen – Departemen yang Menikmati
Manfaatnya
Penentuan harga tarif, biaya – biaya overhead pabrik tidak langsung departemen harus distribusikan
kepada departemen – departemen yang menempati manfaatnya atas salah satu dasar distribusi tersebut.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik pabrik hanya hanya dihitung untuk departemen – departemen
produksi. Dalam perubahan volume kegietan, ke dalam biaya overhead tetap dan biaya ovderhead variabel.
2. Menetapkan dasar alokasi biaya departemen jasa
Dasar alokasi biaya departemen jasa tergantung pada pemicu biayanya. Contoh: departemen listrik
menggunakan dasar alokasi konsumsi kwh departemen pengguna, departemen kafetaria yang banyak menggunakan
tenaga karyawan dasar alokasi yang sesuai adalah jumlah karyawan atau jam kerja karyawan.
3. Mengalokasikan biaya departemen jasa pada departemen produksi
Biaya departemen produksi yang digunakan untuk menghitung tarif meliputi biaya yang terjadi di
departemen tersebut ditambah dengan biaya alokasi dari departemen jasa. Biaya departemen jasa dapat dialokasikan
dengan menggunakan metode langsung, bertahap dan aljabar.
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus
alokasi biaya menuju ke satu arah.
3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu, adalah
sebagai berikut :
a. Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen-
departemen lain, dialokasikan pada urutan pertama.
b. Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing-
masing departemen pembantu.
c. Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen lain, maka diletakkan
pada urutan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead.
Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini :
• Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overheadnya telah telah
habis dialokasikan ke departemen lain. Dengan kata lain tidak dimungkinkan timbulnya arus balik
dalam proses alokasi biaya overhead.
• Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak tidak material
dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.
Metode Alokasi Aljabar/Resiprokal/Matriks/Simultan
Metode ini dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling memberikan
jasa. Pada metode ini biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan
menggunakan teknik aljabar. Metode ini mengalokasikan biaya ke departemen
produksi dan antar departemen jasa.
Kebaikan dari metode aljabar adalah sebagai berikut :
Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal balik.
Lebih teliti dan adil dibandingkan metode alokasi langsung maupun metode alokasi
bertahap tidak bertimbal-balik.
Kelemahan metode alokasi aljabar yaitu :
Pada perusahaan yang memiliki banyak departemen pembantu,misalnya lebih dari 3
departemen, seringkali ada persamaan tersamar dalam metode aljabar yang tidak dapat di pecahkan atau
diselesaikan.
Contoh Soal :
PT MUMU memiliki dua departemen produksi yaitu departemen Pencampuran dan
departemen Penyelesaian. Dalam memproduksi barang jadi, departemen produksi
dibantu dua departemen jasa yaitu departemen Y dan departemen Z. Data yang
berhubungan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan data di atas, tentukanlah total biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen produksi dengan menggunakan metode langsung, bertahap dan aljabar.
Pembahasan:
Kesimpulan
Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tudak langsung dann biaya
tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokan tersendiri yang disebut biaya
overhead pabrik.
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan
dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan
memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Dengan
digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk
yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan BOP. Sesuai dengan departemen
bersangkutan.
Thanks For Your
Attention
Any Question Here?