Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hani Prihatini

NIM : 21108040014

Matkul : Pengauditan dan Pengawasan Syariah

1. Pengertian Ekonomi Islam


Menurut Hasanuz Zaman mengungkapkan tentang pengertian ekonomi Islam.
Ekonomi Islam merupakan pengetahuan, aplikasi dan aturan syariah yang mencegah
ketidakadilan dalam permintaan dan pembuangan sumber daya material untuk memberikan
kepuasan kepada manusia. Tidak hanya itu, ekonomi Islam juga memungkinkan kita untuk
melakukan keajiban kita kepada Allah SWT dan Masyarakat.
2. Sejarah system ekonomi Islam

Sumber pendapatan primer pada masa ini adalah zakat dan usyur. Pengerluaran zakat
dikhususkan sesuai mustahik zakat yang dijelaskan dalam Al-Quran. Zakat dikenakan pada
benda logam yang terbuat dari emas dan perak, Binatang ternak, berbagai jenis barang
dagangan, hasil pertanian, harta benda yang ditinggalkan musuh dan rikaz. Sumber
pendapatan sekunder
a. Uang tebusan
b. Pinjaman-pinjaman setelah menaklukan kota Makkah
c. Khumus dan rikaz
d. Amwal fadilah
e. Wakaf
f. Nawaib
g. Zakat fitrah
h. Bentuk lain dari sedekah
3. Tujuan Ekonomi Islam
a. Melahirkan kehidupan yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam di bidang ekonomi
b. Menjadikan kita memiliki harta benda sehingga dapat menjalankan ibadah seperti zakat
c. Memberikan khidmat kepada Masyarakat
d. Menghadirkan dosa bersama karena Sebagian dari ekonomi adalah fardu khifayah
e. Berdikari
f. Memanfaatkan semua sumber dan hasil bumi
g. Menghindari supaya bahan mentah tidak jatuh ke tangan orang durhaka
h. Membuka peluang pelerjaan bagi masyarakat dan mengatasi masalah pengangguran.
i. Mensyukuri nikmat Allah swt
j. Membuat kebaikan sebanyak-banyak kepada manusia melalui ekonomi
4. Perbedaan system ekonomi islam dan ekonomi konvensional
Ekonomi islam mempunyai tujuan memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai
tujuan islam dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tercapainya kesejahteraan ekonomi yang merupakan tujuan yang terpenting .
b. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia yang meliputi makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal, Kesehatan, Pendidikan, keamanan, dan system yang menjamin
terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara andil.
c. Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien dan efektif
d. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan, danhasil Pembangunan secara adil dan merata
e. Menjamin kebebasan individu, kesamaan individu, kesamaan hak, peluang dan keadilan

Sementara itu, ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa Tindakan
individu adalah rasional. Asumsi rasionalitas dalam ekonomi adalah individu tidak akan
dengan sengaja membuat Keputusan yang akan membuat mereka lebih buruk. Hal ini berarti
rasionalitas didefinisikan sebagai Tindakan manusia yang dalam memenuhi keperluan
hidupnya, yaitu memaksimalkan kepuasan atau keuntungan senantiasa berdasarkan keperluan
dan keinginan yang digerakkan oleh akal sehat, dan tidak akan bertindak secara sengaja untuk
membuat Keputusan yang bias dan merugikan atau keuntungan yang dapat mereka peroleh.

Perbedaan system ekonomi islam dan ekonomi konvensional

No. isu Islam Konvensional


1. Sumber Al-Qur’an Daya piker manusia
2. motif ibadah Rasional materialisme
3. Paradigma Syariah Pasar
4. Fondasi dasar Muslim Manusia ekonomi
5. Landasan filosofi Falah Utilitarian individualisme
6. Harta Pokok hasil Bunga
7. Investasi Bagi hasil Bunga
8. Distribusi kekayaan Zakat, infak, sedekah, Pajak dan tunjangan
hisab,hadiah, wakaf, dan
warisan
9. Konsumsi-produksi Maslahah, kebutuhan dan Egoism, materialisme dan
kewajiban rasionalisme
10. Mekanisme pasar Bebas dan dalam Bebas
pengawasan
11. Pengawas pasar Wilayatul hisbah Komisi pengawas
persaingan usaha
12. Fungsi negara Penjamin kebutuhan Penentu kebijakan melalui
minimal dan Pendidikan departemen-departemen
melalui Baitul mal
13. Bangunan ekonomi Bercorak perekonomian riil Terjadi dikotomi sektor riil
dan moneter yang tumbuh
sejajar dengan pasar riil

Perbedaan system pembagian keuntuangan

Bunga Bagi Hasil


Penentuan bunga dibuat pada waktu akad Penentuan besarnya nisbah bagi hasil
dengan asumsi usaha akan selalu disepkati pada waktu akad dengan
menghasilkan keuntungan berpedoman pada keuntungan untung rugi
Besarnya persentase didasarkan pada jumlah Besarnya rasio bagi hasik didasarkan pada
modal yang dipinjam jumlah keuntungan yang diperoleh
Bunga dapat mengambang dan besarnya Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama
naik turun sesuai dengan naik turunnya akad masih berlaku, kecuali diubah atas
kondisi ekonomi kesepakatan bersama
Pembayaran bunga bersifat tetap seperti Bagi hasil bergantung pada keuntungan
yang dijanjikan, tanpa mempertimbangkan usaha yang dijalankan. Jika usaha merugi,
apakah usaha dijalankan untung dan rugi keuntungan ditanggung bersama
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun keuntungan berlipat dengan peningkatan keuntungan
Eksistensi bunga diragukan Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
hasil

Anda mungkin juga menyukai