Anda di halaman 1dari 10

SISTEM KEUANGAN

SYARIAH
KELOMPOK 5
Anugrah Suko Wiyono 16211005
Micco Martha Dewana 16211013
Bella Prasetyaningrum 16211022
Krisna Ayu Wardhani 16211030
Setia Ayu Martiana 16211040
SISTEM KEUANGAN SYARIAH
11 PENGERTIAN SISTEM KEUANGAN SYARIAH

2 TUJUAN SISTEM KEUANGAN SYARIAH

3 STRUKTUR IDEAL SISTEM KEUANGAN SYARIAH

4 LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

5 PERBEDAAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM DENGAN KONVENSIONAL

6 PERMASALAHAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM


PENGERTIAN
Sistem keuangan syariah merupakan bagian dari upaya memelihara harta agar harta yang dimiliki
seseorang diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan syariah.

Sistem keuangan syariah merupakan salah satu sistem yang digunakan dengan menggunakan
metode prinsip Islami dasar syariah sebagai acuannya, juga menggunakan dasar hukum Islam
sebagai pedoman.

Dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 29, Allah SWT berfirman:

Yang artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu
dan janganlah membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
TUJUAN SISTEM
KEUANGAN ISLAM
1. Penghapusan bunga dari semua transaksi keuangan dan

pembaharuan semua aktivitas bank agar sesuai dengan

prinsip – prinsip Islam.

2. Pencapaian distribusi pendapatan dan kekayaan yang wajar

3. Promosi pembangunan ekonomi


STRUKTUR IDEAL DARI SISTEM KEUANGAN ISLAM
Struktur Ideal
Chapra (1985) 2. Kerangka Ismail
Abdul Halim Ismail (1986), yang mengusulkan pembagian
STRUKTUR
tanggung jawab yang lebih cermat. Ia membuat sketsa
Kerangka sistem ekonomi Islam yang meliputi tiga sektor, yaitu:
Ismail
a. Siasi, yaitu sektor pemerintah meliputi dana publik dan
1. Struktur ideal dari sistem keuangan bank sentral.
Islam menurut Chapra (1985), b. Ijtima’i, yaitu sektor kesejahteraan yang bertanggung
meliputi beberapa institusi berikut: jawab atas administrasi pajak.
c. Tijari, yaitu sektor komersial meliputi semua aktivitas
komersial sektor swasta.
a. Bank Sentral
b. Bank Komersial
c. Lembaga Keuangan Non Bank
d. Institusi Kredit Khusus
e. Korporasi asuransi Deposit
f. Korporasi audit Investasi
LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
Baitul Mal sebagai institusi penyimpanan dan pengalokasian harta kekayaan kaum muslimin

Berdasarkan dana yang ada, Baitul Mal saat itu terbagi menjadi:

1. Baitul Mal Zakat, berfungsi untuk menampung semua dana dari zakat.

2. Baitul Mal Akhmad, berfungsi menyimpan harta yang berasal dari ghanimah dan pajak.

3. Baitul Mal Fa’i, berfungsi menyimpan harta yang berasal dari kharaj, jizyah, usur dan pajak.

4. Baitul Mal Dhawa’i, berfungsi menyimpan harta yang tidak diketahui pemiliknya dan harta
warisan yang tidak ada ahli warisnya.
Perbedaan Lembaga Keuangan Islam dan
Lembaga Keuangan Konvensional

1. Aspek akad dan legalitas 2. Struktur Organisasi


Struktur organisasi antara Lembaga Keuangan Isl
Lembaga Keuangan Islam, baik dalam hal barang
am mempunyai karakteristik khusus, yaitu adanya
, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya,
Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Sya
harus memenuhi ketentuan akad, yaitu:
riah Nasional (DSN) di tingkat nasional.
a. Rukun, seperti; penjual, pembeli, barang, har
ga, akad/ijab – gobul.
b. Syarat, seperti;
 Barang dan jasa harus halal
 Harga barang dan jasa harus jelas
 Tempat penyerahan harus jelas
 Barang yang ditransaksikan harus sepen
uhnya dalam kepemilikan.
Perbedaan Lembaga Keuangan Islam dan Lembaga Keuangan
Konvensional dari segi Operasional.

LEMBAGA KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM


KONVENSIONAL
 Menetapkan bagi hasil (profit and loss
sharing) sebagai usaha petnership
 Menetapkan bunga sebagai harga, untuk antara pemodal dan pengelola baik
produk simpanan seperti giro, tabungan berupa produk simpanan maupun produk
maupun deposito dan produk pinjaman pembiayaan.
(kredit).  Orientasi Al Falah atau keridhoan Allah,
 Orientasi profit atau keuntungan semata memperhatikan halal haram.
tidak melihat halal-haram  Hubungan dengan nasabah, dengan
 Hubungan dengan nasabah dalam bentuk prinsip kemitraan.
debitur – kreditur  Untuk jasa – jasa bank lainnya pihak
 Untuk jasa – jasa lainnya pihak perbankan perbankan syariah menggunakan atau
konvensional menggunakan atau menerapkan sistem upah, jual beli,
menerapkan biaya – biaya dalam nominal bukan presentasi uang.
atau presentase tertentu.
Permasalahan Lembaga Keuangan Islam
Kurangnya simpanan atau Likuiditas berlebihan

01 deposito
Lembaga Keuangan Islam tidak da
pat menerima simpanan dari orang
02 Lembaga Keuangan Islam cenderung
mempertahankan risiko yang tinggi
– orang yang ingin mendapatkan antara uang tunai dengan simpanan
keuntungan dari simpanannya dibanding dengan bank berasas
tanpa menanggung resiko apapun bunga.

Problema pendanaan pinjaman


Problema biaya dan profitabilitas untuk konsumsi
03
03 Lembaga Keuangan Islam bekerja
dengan hukum dan peraturan yang
04 Lembaga Keuangan Islam yang bebas
bunga nampaknya hanya memberi
ketat dan memilih investasi yang sah. perhatian yang kecil terhadap pinjaman

04 bertujuan konsumtif.

Problema pendanaan perumahan


dan barang tahan lama
05 Lembaga Keuangan Islam sekarang m
emakai alat al Murabahah dan al Ijarah
dalam pendanaan barang tahan lama
dan perumahan nasabah.

Anda mungkin juga menyukai