Anda di halaman 1dari 17

HUKUM LEMBAGA KEUANGAN

MAKALAH

Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah

“ Fiqih Kontemporer”

Disusun Oleh Kelompok II :

Dwi Surya Dimas Sahbana : 2018. 2267

Muhammad Furqan : 2018. 2300

Dosen Pengampu:

Dr. H. Suhefri, M.Ag.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN

ILMU AL-QURAN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT

2021 M / 1443H

1
PEMBAHASAN

A. Lembaga Keuangan Dan Dasar Hukum ( Bank Syari’ah)


1. Pengertian bank syariah
Kata Bank dari kata banque dalam bahasa Perancis, dan dari kata banco
dalam bahasa Italia yang berarti peti, lemari dan bangku. Pada umumnya yang
dimaksud bank syari’ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh
karena itu usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai
perangkat utamanya.
Bank syari’ah terdiri dua kata, yaitu bank dan syari’ah. Kata bank
bermakna suatu lembaga keuangan yag berfungsi sebagai perantara keuangan
dari kedua belah pihak yait pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana. Kata syari’a dalam versi bank syari’ah adalah atura peranjian
berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk menyimpan
dana dan atas pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum
islam. Maka bank syari’ah dapat diartikan sebagai suatu lembaga euanga ang
berfungsi menjadi perantara bagi pihak yang berlebihana dan dn pihak yang
membutuhkan dana untuk kegiatan usah atau kegiatan yang lainnya sesuai
hukum islam.
Dengan demikian, bank syari’ah adalah bank yang tidak mengandalkan
baunga, dan oprasional produknya,baik penghimpunan maupun penyuluhan
dananya dan lalu lintas pembayaran serta peredaran uang dari dan untuk debitur
derdasarkan prinsip-prinsip hukum islam.1
Seperti yang kita ketahui, bahwa jenis bank jika dilihat dari cara
menentukannya harga terbagi menjadi dua macam, yaitu bank yang berdasarkan

1
Wangsawidjaya Z, (2012), Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama), hal.
15−16.

1
2

konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Dan bank konvensional
penentuan harga selalu didasarkan kepada bunga, sedangkan dalam bank syariah
didasarkan kepada Konsep Islam, yaitu kerjasama dalam skema bagi hasil, baik
untung maupun rugi.2
Lembaga Keuangan Islam atau yang lebih popular disebut Lembaga
Keuangan Syari'ah adalah sebuah lembaga keuangan yang prinsip operasinya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Dalam operasionalnya
lembaga keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir.
Tujuan utama mendirikan lembaga keuangan Islam adalah untuk
menunaikan perintah Allah dalam bidang ekonomi dan muamalah serta
membebaskan masyarakat Islam dari kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh
agama Islam. Untuk melaksanakan tugas ini serta menyelesaikan masalah yang
memerangkap umat Islam hari ini. The Mit Ghamr Bank Mesir merupakan
lembaga keuangan Islam modern pertama yang didirikan pada tahun 1963.
Perkembangan dan kemajuan Mit Ghamr menyadarkan para ekonom dan ilmuan
muslim, ternyata sistem Islam dapat membawa kemajuan. Tetapi dalam waktu
yang bersamaan keberhasilan itu mengundang kecemburuan dan kedengkian
orang-orang yang tidak suka dengan sistem Islam, sehingga akhirnya Mit Ghamr
ditutup. Kelahiran Mit Ghamr kemudian diikuti oleh pendirian bank-bank Islam
di berbagai negara, baik di negara Islam ( mayoritas Islam ) termasuk Indonesia
maupun negara non-muslim.
Dasar pemikiran dikembangkannya lembaga keuangan Islam di Indonesia
adalah untuk memberikan pelayanan kepada sebagian masyarakat Indonesia yang
tidak dapat dilayani oleh lembaga keuangan yang sudah ada di Indonesia, karena
bank-bank tersebut menjalankan sistem bunga. Sebagian masyarakat Indonesia
yang mayoritas muslim, meyakini bahwa aktivitas lembaga keuangan yang
menjalankan praktek bunga tidak sesuai dengan prinsip Syari'ah Islamiyah,

2
Kasmir,SE., (2002), Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
cetakan ke 6. Hal. 177
3

sehingga keikutsertaan mereka dalam sektor keuangan tidak optimal. Dengan


dikembangkannya lembaga keuangan yang dijalankan dengan prinsip-prinsip
Syari'ah diharapkan seluruh potensi ekonomi masyarakat Indonesia yang belum
dioptimalkan dapat dioptimalkan.
Dikeluarkannya Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan,
membuka peluang dibukanya lembaga keuangan yang dioperasikan berdasarkan
pada prinsip-prinsip Syari'ah. Bermodalkan peluang yang diberikan undang-
undang tersebut, telah berdiri lembaga-lembaga keuangan Syari'ah, yaitu sebuah
bank umum (Bank Muamalat Indonesia), 52 Bank Perkreditan Rakyat (BPRS),
1300 Baitul Maal Wattamwil (BMT), sebuah Reksadana Syari`ah (PT.
Danareksa) dan sebuah Multifinance (BNI-Faisal Islamic Finance). Meskipun
secara kuantitatif volume usaha lembaga-lembaga ini masih sangat kecil
dibandingkan dengan total volume usaha lembaga keuangan secara nasional,
namun gaungnya telah terdengar hampir merata dikalangan ummat Islam di
Indonesia saat ini.
Kemudian pemerintah menyempurnakan UU No.7 / 1992 dengan
mengeluarkan UU No. 10 tahun 1998. UU No.10 ini memberikan peluang yang
seluas-luasnya bagi berdirinya lembaga keuangan Islam. Bahkan dalam UU ini
Lembaga Keuangan Islam menempati posisi dan kedudukan yang sejajar dengan
mitranya yang telah terlebih dulu ada.

2. Prinsip-prinsip dan ciri-ciri lembaga keuangan syariah


Dalam operasionalnya, Lembaga Keuangan Syariah berada dalam prinsip-
prinsip:
a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai
kontribusi dan resiko masing-masing pihak.
b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra
usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan.
4

c. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan


keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat
mengetahui kondisi dananya.
d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Adapun prinsip-prinsip yang membedakan Bank Syariah dengan Bank
Konevensional adalah:
a. Larangan menerapkan bunga pada semua bentuk dan jenis transaksi
b. Menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangan berdasarkan pada kewajaran
dan keuntungan yang halal.
c. Mengeluarkan zakat dari hasil kegiatannya.
d. Larangan menjalankan monopoli.
e. Bekerja sama dalam membangun masyarakat, melalui aktivitas bisnis dan
perdagangan yang tidak dilarang oleh Islam.
Ciri-ciri sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-hal sebagai
berikut:
a. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus
sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
b. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan Lembaga
Keuangan Syariah sebagai intermediary institution, berdasarkan kemitraan,
bukan hubungan debitur-kreditur.
c. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit orianted,
tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di
akhirat.
d. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan
prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi
komersial, dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi sosial.
e. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak
menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam.
5

Dalam membangun sebuah usaha, salah satu yang dibutuhkan adalah


modal. Modal dalam pengertian ekonomi syariah bukan hanya uang, tetapi
meliputi materi baik berupa uang ataupun materi lainnya, serta kemampuan dan
kesempatan. Salah satu modal yang penting adalah sumber daya insani yang
mempunyai kemampuan di bidangnya.
3. Produk dan jasa bank syariah
Sama seperti halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga
menawarkan nasabah dengan bank konvensional adalah dalam produk
perbankan. Hanya saja bedanya denga bank konvensional adalah dalam hal
penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun harga belinya. Produk-produk
yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami., termasuk dalam memberikan
pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jeis-jenis produk bank syariah yang
ditawarkan adalah sebagai berikut:
a. Al-wadi’ah (Simpanan)
Al-Wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan,
merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan
maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikain kapan saja bila si
penitip menghendaki.
Penerima simpanan disebut yad al-amanah yang artinya tangan
amanah. Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan
kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian
atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.
Penggunaan uang titipan harus terlebih dulu meminta izin kepada si pemilik
uang dan dengan catatan si pengguna uang menjamin akan mengembalikan
uang tersebut secara utuh. Dengan demikian prinsip yad al-amanah (tangan
amanah) menjadi yad adh-dhamanah(tangan penanggung).
Prinsip wadi'ah yang diterapkan adalah wadi'ah yad dhamanah yang
diterapkan pada produk rekening giro. Wadh'ah dhamanah berbeda dengan
wadi'ah amanah. Dalam wadi'ah amanah harta titipan tidak boleh
6

dimanfaatkan oleh yang dititipi, sedangkan dhamanah yang dititipi (bank)


boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Implikasi hukumnya sama dengan
qardh, dimanan nasabah meminjamkan uang kepada bank. Pemilik dana tidak
mendapat imbalan tapi insentif yang tidak diperjanjikan. Dalam praktiknya
nisbah antara bank (shahibul maal) dengan deposan (mudharib) biasanya
bonus untuk giro wadiah sebesar 30%, nisbah 40%:60% untuk simpanan
tabungan dan nisbah 45%:55% untuk simpanan deposito.
b. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil
1) Al-Musyarakah (Partisipasi Modal)
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana
atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
AI-musyarakah dalam praktik perbankan diaplikasikan dalam hal
pembiayaan proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan bank
sama-sama menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut.
Keuntungan dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank
setelah terlebih dulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-
musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi seperti pada
lembaga keuangan modal ventura.
2) Al-Mudharabah
Pengertian Mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah akad
atau perjanjian diantara dua belah pihak, dimana pihak pertama sebagai
pemilik modal (shahib al-mal atau al-mal), memercayakan kepada pihak
kedua atau pihak lain (pengusaha), untuk menjalankan suatu aktivitas atau
usaha.3 Apabila mengalami kerugia n maka akan ditanggung pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola, maka sipengelolalah

3
ervvyn Lewis dan Latifa Algaoud, (2001), Perbankan Syariah Prinsip,Praktik,Prospek, (Jakarta :
Serambi), hal. 66
7

yang bertanggug jawab. Dan didalam prktiknya mudharabah terbagi


menjadi 2 macam, yakni:
a) Mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama
dan pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi
oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis.
b) Mudharabah muqayyadah merupakan kebalikan dari mudharabah
muthlaqah di mana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha
dan daerah bisnis.
Dalam dunia perbankan Al-mudharabah biasanya diaplikasikan
pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan modal kerja.
Dana untuk kegiatanmudharabah diambil dari simpanan tabungan
berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat
dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan Dan
keistmewaan dari sebuah mudharabah adalah pada peran ganda dari
mudharib, yakni sebagai wakil (agen) sekaligus mitra. Mudharib adalah
wakil dari rabb al- mal dalam setiap transaksi yang ia lakukan pada harta
mudharabah. Mudharib kemudian menjadi mitra dari rabb al-mal ketika
ada keuntungan.
3) Al-Muzara'ah
Pengertian AI-muzara'ah adalah kerja sama pengolahan pertanian
antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan
kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian
tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan
untuk pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil panen. Pemilik
lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan
penggarap menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu. Keuntungan
diperoleh dari hasil panen dengan imbalan yang telah disepakati.
4) Al-Musaqah
8

Pengertian AI-musaqah merupakan bagian dari al-muza'arah yaitu


penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan
dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap
diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam konteks
adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan
penggarap.
c. Bai'al Murabahah
Pengertian Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga
pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual
harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah
keuntungan yang diinginkannya. Sebagai contoh harga pokok barang "X" Rp
100.000,-. Keuntungan yang diharapkan adalah sebesar Rp 5.000,-, sehingga
harga jualnya Rp 105.000,-. Kegiatan Bai'al-Murabahah ini baru dilakukan
setelah ada kesepakatan dengan pembeli, baru kemudian dilakukan
pemesanan. Dalam dunia perbankan kegiatan Bai'al-Murabahah pada
pembiayaan produk barang-barang investasi baik dalam negeri maupun luar
negeri seperti Letter of credit.
d. Bai'as-Salam
Bai'as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah
harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum
awal pembayaran harus dalam bentuk uang.
e. Bai'al Istishna'
Bai' Al istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'assalam, oleh
karena itu ketentuan dalam Bai` Al istishna' mengikuti ketentuan dan aturan
Bai'as-salam. Pengertian Bai'Al istishna' adalah kontrak penjualan antara
pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling
menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran.
9

Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran


dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
f. Al-Ijarah (Leasing)
Pengertian al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan
oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating lease maupun financial
lease.
g. Al-Wakalah (Amanat)
Al-Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau
pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus
dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.
h. Al-Kafalah (Garansi)
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak
kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal
pembiayaan dengan jaminan seseorang.
i. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain
pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia
keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau
factoring.
j. Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti
ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.Selain itu produk pemberian
jasa lainnya, seperti: Jasa penerbitan L/C, Jasa Transfer, Jasa Inkaso, Bank
10

Garansi, Menerima Zakat, Infak, dan Sadaqoh (untuk disalurkan). Dasar


hukum bursa efek yaitu UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal .4

B. Bursa Efek
1. Pengertian Bursa Efek
Bursa Efek adalah wadah tempat bertemunya para broker dan dealer untuk
melakukan jual beli efek (saham dan obligasi). Karena itu umumnya diluar negeri
Bursa Efek itu diselenggarakan oleh swasta, bahkan pemiliknya adalah para broker
dan dealer itu sendiri, ( Marzuki Usman, 1994 : 10 ). Menurut Husnan (1998), di
dalam bukunya ia menjelaskan bahwa bursa efek adalah perusahaan yang jasa
utamanya adalah mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar
sekunder.
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu.
Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama
permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu
lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit
dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini
adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan
biaya transaksi. Karena pihak-pihak yang bertransaksi tidak perlu saling tahu
lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang
anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham
didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas,
memengaruhi harga saham (lihat penilaian saham).
Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para
pialang melakukan transaksi jual beli saham / surat berharga dengan berbagai
perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Bursa Efek merupakan

4
Muhammad, (2006), Bank Syariah Analisa Kekuatan, Peluang, Kelemahan, dan Ancaman,
(Yogyakarta : Ekonesia), hal.20
11

tempat pertemuan pencari modal dengan pihak yang memiliki uang dengan tujuan
investasi.5
2. Produk Bursa Efek Indonesia
a. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham yaitu :
1) Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham
dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa
uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat
pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2) Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga
per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per

5
Suad Husnan, (2002), Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta : AMP
YKPN), hal. 43
12

saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar


Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Sebagai instrument
investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
a) Capital Loss
Capital Loss yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang
di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham
tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,-
per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun,
investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
b) Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut
oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal
ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
b. Surat Utang
Surat Utang yang tercatat di BEI terdiri dari :
1) Obligasi Korporasi adalah obligasi yang di terbitkan oleh Perusahaan
Swasta Nasional termasuk BUMN dan BUMD.
2) Surat Utang Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh
Pemerintah sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, terdiri dari:
a) Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI)
13

b) Surat Perbendaharaan Negara (SPN)


3) Sukuk Korporasi adalah Instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam&LK Np. IX.A.13
tentang Efek Syariah.Pendapatan Sukuk Korporasi berdasrkan Akad-akad
yang tertuang dalam ketentuan Bapepam&LK tentang Akad-akad Efek
Syariah.
4) Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau Sukuk Negara adalah Surat
Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah yang berdasarkan Syariah
Islam sesuai dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
5) Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan
dengan Underlying Aset sebagai dasar penerbitan.
c. Reksadana
Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Mengacu kepada Undang-
Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam
Reksa Dana, antara lain:
1) Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar
dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat
memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana
terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin
dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana,
maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun
14

pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen


seperti deposito, saham, obligasi.
2) Kedua, Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi
di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli
bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan
keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan
tersebut.
3) Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana
dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka
pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya
karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.6

6
Wikipedia. Bursa Efek Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia, (26 Oktober
2021, 14.20WIB)
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga Keuangan Islam atau yang lebih popular disebut Lembaga
Keuangan Syari'ah adalah sebuah lembaga keuangan yang prinsip operasinya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Dalam operasionalnya lembaga
keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir. Dalam
operasionalnya, Lembaga Keuangan Syariah berada dalam koridor-koridor
prinsip-prinsip:
1. Kemitraan
2. Transparansi
3. Universal
4. Keadilan
Bursa Efek adalah wadah tempat bertemunya para broker dan dealer untuk
melakukan jual beli efek (saham dan obligasi). Bursa efek atau bursa saham adalah
sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan
yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar
uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan
pemerintah.

Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para


pialang melakukan transaksi jual beli saham / surat berharga dengan berbagai
perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek tersebut. Produk Bursa Efek
Indonesia

1. Saham
2. Surat Utang
3. Reksadana

15
DAFTAR PUSTAKA

Bursa Efek Indonesia,Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia,

(26 Oktober 2021, 14.20WIB)

Kasmir, (2002), Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada), cetakan ke 6.

Lewis, Ervvyn dan Latifa Algaoud, (2001), Perbankan Syariah Prinsip, Praktik,

Prospek, (Jakarta : Serambi)

Muhammad, (2006), Bank Syariah Analisa Kekuatan, Peluang, Kelemahan, dan

Ancaman, (Yogyakarta : Ekonesia)

Suad Husnan, (2002), Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,

(Yogyakarta : AMP YKPN), hal. 43

Z, Wangsawidjaya, (2012), Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama)

16

Anda mungkin juga menyukai