NAMA KELOMPOK 2 Ardiansyah Pratama (1816220075) Neneng Ekawati (1816220037) Nuraendi (1816220090) Rosadah (1816220076)
DOSEN : ABDUL AZIZ, L.c., M.Si..
TUGAS : LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH A. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah Secara umum, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Lembaga intermediasi keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu lembaga keuangan depositori dan lembaga keuangan nondepositori. Lembaga keuangan depositori menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (deposit) misalnya: giro, tabungan atau deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. dapat berasal dari perusahaan, pemerintah dan rumah tangga yang memiliki kelebihan pendapatan setelah dikurangi untuk kebutuhan konsumsi. Lembaga keuangan yang menawarkan jasa-jasa seperti ini adalah bank. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah Menurut SK Menkeu RI No.792 tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Menurut Dahlan Siamat, lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset nonfinansial atau asset riil. Sejarah Perbankan Dunia Bank sebagai lembaga keuangan pada awalnya hanya merupakan tempat penitipan harta oleh para saudagar untuk menghindari adanya kejadian kehilangan, kecurian, ataupun bahkan perampokan selama proses perjalanan dari sebuah perdagangan. Inipun dilakukan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang bersedia untuk menjaga keberadaan harta tersebut. Sejarah Perbankan Islam Perbankan Islam memiliki sejarah yang unik. Dikatakan unik karena lembaga ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga berbeda dengan perbankan konvensional, sehingga acuan perbankan islam bukan lah dari perbankan konvensional, akan tetapi dari baitutamwil. Dalam sejarahnya, baitulmaal merupakan lembaga keuangan pertama yang ada pada zaman Rasulullah. Lembaga ini pertama kali hanya berfungsi untuk ,menyimpan harta kekayaan Negara dari zakat, infak, sedekah, pajak, dan harta rampasan perang. Peranan Lembaga Keuangan Syari’ah Pengalihan Aset ( Aset Transmutation ) Likuiditas, berhubungan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan. Relokasi, pendapatan banyak individu menyisihkan dan merealokasikan pendapatannya untuk persiapan menghadapi waktu yang akan datang. Transaksi, lembaga keuangan syariah memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Efesiensi, lembaga keuangan syariah dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanannya juga memperlancar serta mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Fungsi Lembaga Keuangan Syariah Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi jasa-jasa finansial. Jasa-jasa finansial yang disediakan oleh lembaga keuangan syariah harus didasarkan pada prinsip-prinsip syariah diantara fungsi lembaga keuangan sebagai penyedia jasa-jasa finansial. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam sistem perbankan , berfungsi sebagai bagian yang terintegrasi dari unit- unit yang diberi kuasa atau memiliki kewenangan dalam mengeluarkan uang giral (penciptaan uang) dan deposito ( time deposits ). Konsep Lembaga Keuangan Syariah 1. Konsep Lembaga Keuangan Dalam Al-Qur’an 2. Konsep Lembaga Keuangan Di Zaman Rasulullah 3. Konsep Lembaga Keuangan Di Zaman Khulafaur Rasyidin 4. Lembaga Keuangan Syari’ah Modern Konsep Lembaga Keuangan Di Zaman Rasulullah Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, maka pertama sekali yang didirikan oleh beliau adalah mesjid Quba, yang menjadi tempat sentral kegiatan kaum muslimin baik ibadah maupun perdagangan. Kemudian beliau masuk ke Madinah dan membentuk “lembaga” persatuan di antara para sahabatnya, yaitu persaudaraan antara para Muhajirin dan kaum Anshar. Hal ini diikuti dengan pembangunan masjid lain yang lebih besar (masjid nabawi ) yang kemudian menjadi sentral pemerintahan selanjutnya. Prinsip Operasional LKS Prinsip syariah yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dilandasi oleh nilai – nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan lil’alamin). Prinsip utama yang di anut oleh LKS untuk menjalankan usahnya adalah : 1. Bebas “Maghrib” o Maysir (spekulasi) o Gharar o Haram o Riba o Batil Struktur Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia Struktur keuangan di Indonesia dijalankan oleh dua jenis lembaga keuangan, yaitu Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank. 1. Lembaga Keuangan Bank Merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau memberikan pembiayaan / kredit juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Berikut adalah contoh lembaga keuangan bank : 1. Bank Umum Syariah Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya. Sejak dikleuarkan nya UU No.7 Tahun 1992 yang telah di ubah dengan UU No.10 Tahun 1998 bank umum terdiri dari Bank Konvensional dan Bank Syariah.
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayaan rakyat syariah berfungsi sebgai pelaksana sebagian fungsi bank umum, tetapi di tingkat regional dengan berlandaskan kepada prinsip – prinsip syariah. BPRS merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di Kecamatan dan Pedesaan. 2. Lembaga Keuangan Non-Bank : 1. Dana Pensiun Dana pensiun merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pension suatu perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Penghimpun dana pensiun melalui iuran yang dipotong dari gaji karyawan. 2. Perusahaan Modal Ventura Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi. Perusahaan jenis ini masih baru di Indonesia. Usahanya lebih banyak memberikan pembiayaan tanpa jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan lainnya. Jenis – jenis Resiko Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia 1. Resiko Operasional Resiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Resiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsionla bank,seperti kegiatan pengkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrument utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen dan pengelolaan sember daya manusia. 2. Resiko Likuiditas (Liquidity Risk) Resiko yang disebabkan karena bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Resiko likuiditas dikategorikan menjadi : resiko likuiditas pasar dan resiko likuiditas pendanaan. Kesimpulan Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lembaga keuangan syariah adalah sebuah lembaga, baik bank maupun non-bank, yang memiliki spirit Islam baik dalam pelayanan maupun produk-produknya, dan dalam pelaksanaannya diawasi oleh sebuah lembaga yang disebut Dewan Pengawasan Syariah. TE R IM A K A S IH
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya