Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN

LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH

Di susun oleh kelompok 2:


Rofiqo Aulia
Tia Lestari
Yasinta Faradila
Sejarah Perkembangan Akutansi Syariah

● Lembaga Keuangan Pada Masa Rasullah


Pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syaria’ah pada masa modern saat ini telah menjadi
bagian tradisi umat islam pada masa rasul. Sejak zaman Rasullah SAW. praktek-praktek seperti menerima titipan harta,
meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan usaha, serta melakukan pengiriman uang, telah
lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Dengan demikian, fungsi utama perbankan modern, yaitu meghimpun
dana, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat
islam, bahkan sejak zaman Rasulullah SAW. Di zaman Rasullah SAW. Juga terdapat lembaga keuangan dan juga
lembaga yang mengurusi kepentingan masyarakat, yaitu Baitul Maal dan Wilayatul Hisbah.
● Lembaga Keuangan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Ketika rasulullah telah wafat, tradisi yang sudah dibangun oleh Nabi diteruskan para pemimpin
setelahnya. Oleh Abu bakar kebiasaan memungut zakat sebagai bagian dari ajaran Islam dan menjadi sumber keuangan
negara terus ditingkatan. Bahkan sempat terjadi peperangan antara sahabat yang taat kepada kepemimpinan beliau
melawan orang-orang yang membangkang atas perintah zakat. Bahkan terjadi peperangan antara sahabat yang taat
kepada kepemimpinan beliau melawan orang-orang yang membangkang. Abu Bakar sebagai yang pertama akan
memerangi kaum riddah, yakni kelompok yang membangkang terhadap perintah membayar zakat dan mengaku sebagai
nabi, sehingga semuanya kembali ke jalan yang benar atau gugur di jalan Allah sebagai shuhada.
• Lembaga Keuangan Pada Masa Dinasti
Ketika Ali bin Abi Thalib wafat dan diganti oleh Mu’awiyah, lalu diteruskan oleh anaknya, maka
lembaga syuro lembaga syuro dalam politik pemerintahan Islam telah bergeser menjadi
dinasti/kerajaan. Meskipun berubah, tetapi fungsi Baitul Maal tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Kecuali bahwa mulai terjadi disfungsi pada pengeluaran-pengeluaran disebabkan tingkat ketaatan
agama mulai menurun. Hanya satu khalifah pada dinasti ini yang dikagumi karena keadilan dan
keshalehannya, yaitu Umar bin Abdul Aziz, walaupun masa pemerintahannya sukup singkat yaitu 2,5
tahun, namun ia mampu mendistribusikan pendapatan sedemikian rupa sehingga dapat
mensejahterakan rakyatnya, sehingga pada masa itu susah mencari orang yang menerima zakat.
Lembaga Keuangan Syariah Modern
Bagaimana pun penjajahan di negara-negara Islam telah berhasil mengubah sistem pemerintahan,
politik dan ekonomi. Meskipun sudah banyak negara Islam yang berhasil merdeka, namun sisa-sisa
penjajahan masih sangat terlihat dalam sistem ekonomi dan sosial. Mereka dapat merdeka secara
politik namun mungkin tidak secara ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Para pemimpin negara
negara Islam pasca kolonialisme umumnya mereka yang telah mengenyam pendidikan dari
penjajahnya. Paham sekularisme yang menjadi doktrin kaum penjajah, secara tidak langsung
mempengaruhi pola pikir dan bahkan akidahnya. Sehingga sistem pemerintahannya masih
menjiplak sistem pemerintahan kaum penjajah. Bahkan nama Baitul Maal- pun sudah tersingkir dari
kosa kata pemerintahan mereka.
Lembaga Keuangan Syariah Modern
Jenis Lembaga Keuangan Islam di Indonesia menurut ketentuan perundang-undangan dibagi
menjadi dua, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank. Lembaga keuangan
bank dikelompokkan menjadi dua, yaitu bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sedangkan yang termasuk lembaga keuangan non-bank, antara lain BMT, Koperasi, Pegadaian,
Asuransi, dan Obligasi.
Seiring dengan perkembangan zaman, jenis-jenis lembaga keuangan saat ini sudah
semakin banyak, seperti:
1. bank syariah
2. BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
3. BAZ (Badan Amil Zakat)
4. IDB (Islamic Development Bank)
5. Bank Umum Syariah
6. BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)
7. asuransi syariah
8. reksa dana syariah
9. pegadaian syariah
10. obligasi syariah.
Lembaga Lembaga Pendukung Bank Syariah di
Tingkat Internasional
1. Islamic Development Bank (IDB)
Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islami, merupakan lembaga
keuangan multilateral yang didirikan pada tahun 1975 (1392 H) oleh Organisasi
Konferensi Islam (OKI) untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi negara
anggota dan masyarakat muslim dinegara bukan anggota berlandaskan prinsip-prinsip
Islami/ Syariah. Lembaga ini pada dasarnya bertujuan untuk menjadi suatu lembaga
yang membantu pengembangan ekonomi dan sosial negara-negara muslim dan
melakukan kerjasama dengan menggunakan prinsib syariah.
2. Islamic Financial Services Board (IFSB)
adalah badan pengatur dan pengawas yang mengatur standar internasional yang
mempromosikan kesehatan dan stabilitas industri jasa keuangan syariah, yang
mencakup perbankan, pasar modal dan asuransi. Islamic Financial Services Board (IFSB) bertujuan
merumuskan infrastruktur keuangan Islam dan instrumen standar keuangan Islam. Organisasi ini
menetapkan standar internasional di bidang jasa keuangan syariah yang mendorong terwujudnya
dan meningkatkan tingkat kesehatan dan stabilitas industri jasa keuangan syariah (JKS) dengan
mengeluarkan standar kehati-hatian yang bersifat global.
3. International Isntitute of Islamic Thought (IIIT)
adalah sebuah lembaga non profit, lembaga pendididkan dan budaya,
yang fokus terhadap gagasan-gagasan ke-islaman secara umum.
Lembaga ini berdiri di Amerika Serikat pada 1981 atau 1401 h.
Lembaga ini memiliki visi mengembangkan umat melalui pendidikan,
budaya dan mengintegrasikan, pengetahuan islam dengan kemanusiaan
dan dengan moral pengetahuan.

4. Accounting and Auditing Organitation for Islamic Finance(AAOIFI)


Lembaga ini merupakan lembaga yang menstandarisasi sistem akunting dan audit keuangan
lembaga-lembaga ekonomi syariah khususnya lembaga keuangan di dunia. Lembaga ini
didirikan oleh Bank Dunia bekerja sama dengan Bahrain Monetery Agency. AAOIFI
memiliki misi untuk menciptakan sistem keuangan syariah yang
transparan,berkesinambungan, dan bersih
Lembaga-Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia

Lembaga keuangan syariah didirikan dengan tujuan


untuk mempromosikan dan menegembangkan
penerapan prinsip-prinsip islam, syariah dan tradisinya
ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta
bisnis yang terkait. Adapun yang dimaksud dengan
prinsip syariah merupakan suatu prinsip hukum islam
dalam kegiatan perbankan dan lembaga keuangan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di
bidang syariah prinsip syariah yang dianut oleh
lembaga keuangan syariah dilandasi oleh nilai-nilai
keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan universalan
(rahmatan lil ‘alamin).
Lembaga keuangan syariah dibagi menjadi dua yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.
 Lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan dibidang keuangan dengan menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Lembaga keuangan bank diatur dalam Undang-Undang No.7
Tahun 1992 tentang Perbankan juncto Undang-Undang No.10
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan dan Undang-Undang No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia juncto Undang-Undang
No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia Dan untuk
perbankan syariah diatur dalam Undang-Undan No. 21 Tahun
2008.
Adapun Lembaga Keuangan non bank (LKNB/Nonbank
Financial Institution) adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan di bidang keuangan yang secara langsung atau
tidak langsung menghimpun dana dengan jalan
mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya kepada
masyarakat guna membiayai investasi perusahaan.
Lembaga Keuangan non bank diatur dengan Undang-Undang
yang mengatur masing-masing bidang usaha jasa keuangan
nonbank dimaksud misalnya:
1. UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasurasian
2. UU No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun
3. UU No. 8 Tahun 1985 Tentang Pasar Modal
4. UU No. 40 TAhun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
5. UU No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah
Negara
Berdasarkan beberapa Undang-Undang tersebut,
belum terlihat ada peraturan perudang-undangan yang secara
khusus mengatur tentang lembaga keuangan nonbank dengan
prinsip syariah. Untuk itu, regulasi tentang lembaga keuangan
syariah nonbank diatur dalam beberapa peraturan yang dikeluarkan
oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan Lk) dan Fatwa Dewan Syariah Nasional.

Secara umum lembaga keuangan syariah di Indonesia dapat


diuraikan sebagai berikut:
• Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan
jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang
dilakukan di samping menyalurkan dana atau memberikan
pembiayaan atau kredit juga melakukan usaha menghimpun dana
dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan.
Lembaga keuangan bank terdiri dari:
1. Bank Umum Syariah
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

• Lembaga Keuangan Non-bank


Lembaga keuangan nonbank merupakan lembaga keuangan yang
lebih banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Masing-
masing lembaga keuangan nonbank mempunyai ciri-ciri usahanya
sendiri.
Lembaga keuangan nonbank antara, lain terdiri dari:
1. Asuransi Syariah
2. Pasar Modal
3. Pasar Uang
4. Dana Pensiun
5. Perusahan Modal Ventura Syariah
6. Lembaga Pembiayaan Syariah
7. Pegadaian Syariah
8. Lembaga Keuangan Syariah Mikro
Bank Syariah dan Perkembangannya di Indonesia
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian bank umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasar prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian bank perkreditan
rakyat (BPR-Syariah) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 12 tentang Perbankan Syariah
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbannkan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Dari pengertian bank tersebut diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Bank Syariah adalah menjalankan badan usaha yang fungsi intermediasinya
berdasarkan prinsip syariah atau dengan kata lain bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan
dana maupun penyaluran dana memberikan imbalan atas dasar prinsip syariah.
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip hukum
Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia.
Perkembangan bank syariah diIndonesia
Bank di Indonesia didirikan pertama kali pada zaman penjajahan Belanda.16 Bank bank yang
beroperasi saat itu antara lain: De Javasche NV, De Post Paar Bank, De algemene Volks Crediet
Bank, Nederland Handels Maatschappij (NHM), De Escomto Bank NV, Bank Nasional Indonesia,
Bank Abuan Saudagar, NV Bank Boemi, The Charteredbank ,The Yokohama Species Bank, The
Matsui Bank, The Bank of China, dan Batavia Bank.

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat.
Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim
lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Bila pada tahun 1992-1998 hanya
ada satu unit bank syariah di Indonesia, maka pada 1999 jumlahnya bertambah menjadi tiga unit.
Pada tahun 2000, bank syariah maupun bank konvensional yang membuka unit usaha syariah
telah meningkat menjadi 6 unit. Sedangkan jumlah BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) sudah
mencapai 86 unit dan masih akan bertambah. Di tahun-tahun mendatang, jumlah bank syariah ini
akan terus meningkat seiring dengan masuknya pemain-pemain baru, bertambahnya jumlah
kantor cabang bank syariah yang sudah ada, maupun dengan dibukanya Islamic window atau unit
usaha syariah di bank-bank konvensional.
Perkembangan bank syariah diIndonesia
Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan sangat pesat. Walaupun
demikian, jumlah bank, jumlah kantor bank, dan jumlah total aset bank syariah masih sangat kecil
apabila dibandingkan dengan bank konvensional. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan pada
tahun 2018, jumlah nasabah yang menyimpan dana di bank syariah hanya berjumlah 23,1 juta
orang dan nasabah yang meminjam dana di bank syariah hanya berjumlah 4,7 juta orang. Jumlah
ini tentunya masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang
beragama Islam, yang jumlahnya mencapai 207,1 juta jiwa menurut data sensus penduduk tahun
2010.

Masyarakat Indonesia percaya kepada perbankan syariah karena selain memiliki tanggung jawab
hukum terhadap peraturan perundang-undangan, bank syariah juga memiliki tanggung jawab
moral terhadap masyarakat dan tanggung jawab ibadah kepada Allah. Bank syariah memiliki
tanggung jawab moral terhadap masyarakat artinya bahwa masyarakat menganggap orang yang
bekerja di bank syariah mempunyai akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Islam, misalnya jujur
dalam bekerja. Bank syariah memiliki tanggung jawab ibadah kepada Allah artinya bahwa orang
yang bekerja di bank syariah secara tidak langsung telah berdakwah menjalankan syari‟at Islam di
bidang muamalah, misalnya menganjurkan masyarakat untuk meninggalkan riba
Kesimpulan
• Sejak zaman Rasullah SAW. praktek-praktek • Jenis Lembaga Keuangan Islam di Indonesia
seperti menerima titipan harta, meminjamkan menurut ketentuan perundang-undangan
uang untuk keperluan konsumsi dan untuk dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan
keperluan usaha, serta melakukan pengiriman bank dan lembaga keuangan non-bank.
uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Lembaga keuangan bank dikelompokkan
Rasulullah SAW. fungsi utama perbankan menjadi dua, yaitu bank umum dan Bank
modern, yaitu meghimpun dana, menyalurkan Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan yang
dana, dan melakukan transfer dana telah termasuk lembaga keuangan non-bank, antara
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari lain BMT, Koperasi, Pegadaian, Asuransi, dan
kehidupan umat islam. Di zaman Rasullah Obligasi.
SAW. Juga terdapat lembaga keuangan dan
juga lembaga yang mengurusi kepentingan • Lembaga Lembaga Pendukung Bank
masyarakat, yaitu Baitul Maal dan Wilayatul Syariah
Hisbah. di Tingkat Internasional antara lain:
1. Islamic Development Bank (IDB)
2. Islamic Financial Services Board (IFSB)
3. International Isntitute of Islamic Thought
(IIIT)
Kesimpulan • Bank syariah adalah bank yang menjalankan
• Sistem keuangan di indonesia kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
Dilaksanakan dengan dua sistem prinsip hukum Islam dalam kegiatan
nasional dan syariah dari perbankan berdasarkan fatwa yang
sisi pemenuhan prinsip syariah, otoritas ada dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
tangan Dewan Syariah Nasional MUI Majelis Ulama Indonesia.
sedangkan secara kelembagaan pada • Di Indonesia, bank syariah yang pertama
lembaga keuangan yang beroprasi sesuai didirikan pada tahun 1992 adalah Bank
syariah, bank Indonesia dan departemen Muamalat. Perkembangan bank syariah di
keuangan melakukan pengawasan dari sisi Indonesia dewasa ini berjalan dengan sangat
operasional. Secara umum lembaga pesat. Walaupun demikian, jumlah bank,
keuangan syariah di Indonesia dapat jumlah kantor bank, dan jumlah total aset
diuraikan sebagai berikut: bank syariah masih sangat kecil apabila
1. Lembaga Keuangan Bank dibandingkan dengan bank konvensional.
2. Lembaga Keuangan Non Bank Tiga aspek yang melatarbelakangi
perkembangan bank syariah di Indonesia :
1. Aspek Filosofis
2. Aspek Legal
3. Aspek Potensi dan Peospek
Thanks
SYUKRON
SILAHKAN BERTANYA!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai