Npm. : 20310045
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yg telah mengizinkan saya untuk memberikan sedikit pengetahuan hasil
Ringkasan dari buku Manajemen bank Syariah, yang menjelaskan terutama yang berkaitan
dengan pengembangan ilmu–ilmu tentang bank syariah. Dalam buku ini dijelaskan oleh penulis
bahwa perkembangan bank syariah terutama di Indonesia sudah sangat maju pesat. Hal ini
ditandai dengan berkembangnya pengelolaan dari manajemen dalam mengelola organisasi
perbankan terutama perbankan syariah.
Semoga dengan kehadiran Ringkasan buku ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
dan wawasan akan pengelolaan manajemen dalam bank syariah.
Islam sebagai ajaran Ad-din mengandung ajaran yang komprehensif dan sempurna. Islam
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tidak saja aspek ibadah, tetapi juga aspek
muamalah, khususnya ekonomi islam. Tegasnya, agama disisi Allah ialah penyerahan diri yang
sesungguhnya kepada Allah.Jadi Walaupun seseorang mengaku beragama islam, kalau dia tidak
menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, belumlah dia Islam, sebab dia belum
menyerah/tunduk. Penyerahaan diri inilah yang akan membawa keselamatan dan kebahagiaan
hidup bagi manusia. Selanjutnya, islam memandang bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah
sebagian kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di dunia ini masih
ada lagi kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, seseorang di akhirat nanti sangat
bergantung pada apa yang dikerjakannya di dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
Al-dunya mazra’at al-akhirat ( dunia adalah lading akhirat). Disinilah letaknya perantara islam
sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia didunia. Islam memberikan petunjuk mengenai
bagaimana caranya menjalani kehidupan dengan benar.
Gagasan mengenai bank yang menggunakan sistem bagi hasil telah muncul sejak lama,ditandai
dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan bank syariah,
misalnya Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948), dan Mahmud Ahmad (1952). Kemudian
uraian yang lebih terperinci tentang gagasan itu ditulis oleh Mawdudi (1961).
Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan.
Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu
bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan
dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah),
serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU
Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan
menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,
infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
(nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).
Berbicara tentang definisi bank syariah, ada beberapa pakar yang menjelaskan definisi dari
bank syariah sebagai berikut :
1. Bank syariah adalah bank yang sistem perbankannya menganut prinsip-prinsip dalam islam.
Bank syariah merupakan bank yang diimpikan oleh para umat islam.
2. Pengertian Bank Syariah Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara
yang memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu lintas pembayaran dan juga
peredaran uang yang beroperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah atau islam.
• Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada
prisnsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah), UUS
(Unit Usaha Syariah) dan BPRS di(Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).
Fungsi bank syariah yang kedua ialah menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat
memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Menyalurkan dana merupakan
aktivitas yang sangat penting bagi bank syariah. Dalam hal ini bank syariah akan memperoleh
return atas dana yang disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh bank syariah atas
penyaluran dana ini tergantung pada akadnya.
Fungsi bank syariah disamping menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat,
bank syariah memberikan pelayanan jasa perbankan kepada nasabahnya. Pelayanan jasa bank
syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan
aktivitasnya. Pelayanan jasa kepada nasabah merupakan fungsi bank syariah yang ketiga.
Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah antara lain jasa
pengirima uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat berharga dan lain sebagainya.
Prinsip –prinsip tersebut telah menjadi landasan yang kuat bagi pengelola perbankan syariah.
Adapun prinsip dasar dalam perbankan syariah tersebut antara lain :
1. Larangan terhadap transaksi yang mengandung Barang atau Jasa yang diharamkan.
2. RAHN, Adalah berutang atau meminjamkan sesuati yang disertai penyerahan jaminan
tertentu. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 25 /DSN –MUI Nomor 25 /DSN –MUI/III/2002
tanggal 26 Juni 2002 tentang Rahn.
3. HAWALAH, Pemberian pinjaman yang disertai dengan jaminan objek anjak piutang
( pengalihan piutang ). Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 12/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13
April 2000 tentang Hawalah.
4. KHAFALAH, Ikut menanggung wanprestasi yang dilakukan oleh seseorang atas sudut pihak.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 11//DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000 tentang
kafalah.