Anda di halaman 1dari 34

Apa itu Bank Syariah?

Apa itu bank syariah? | Bank syariah adalah Bank yang dijalankan berdasarkan Syariah. Syariah yang
mana? | Ya ajaran atau Syariah Islam, bukan Syariah agama lain. Trus, ajaran Islam yang seperti apa
yang diterapkan di bank syariah? | Kandungan ajaran Islam ada 3 besaran, yakni Aqidah, Akhlak, dan
Syariah, Aqidah terkait dengan keimanan seseorang, dan akhlak berkait dengan perbuatan yang etis dan
normatif. Ketiganya harus diterapkan di dalam semua sendi kehidupan termasuk dalam ber bank. Namun,
sebagai sebuah sistem, bank syariah diatur dalam ajaran Syariah.

Bagaimana hubungan antara Syariah dengan praktik perbankan Syariah? | Syariah itu bersumber
dari Alquran dan Hadis yang kemudian ditafsirkan oleh ulama. Penafsiran ulama ini disebut dengan fikih.
Dan fikih ada dua jenis, yakni yang mengatur hubungan vertical antara manusia dengan Tuhan yang
disebut Fikih Ibadah serta Fikih Muamalah yang mengatur hubungan horizontal antara manusia de ngan
makhluk. Di dalam Muamalah terdapat ekonomi. Di dalam eko nomi terdapat sistem keuangan. Bank
syariah merupakan bagian dari sistem Ekonomi dan Keuangan Syariah (Islam).

Bagaimana penerapan Fikih tersebut dalam sistem Perbankan Syariah? | Dalam fikih ibadah, semua
tidak boleh dilakukan, kecuali ada ketentuannya. Sedangkan dalam Fikih Muamalah, semua boleh
dilakukan, kecuali ada larangannya. Untuk bisa mencermati bank syariah sudah sesuai Syariah atau belum
ya sederhana saja, yakni ketika bank syariah tidak (lagi) mela kukan hal-hal TERLARANG menurut
Fikih Muamalah, yang akan diba has di bagian berikut buku ini. Jadi, bank syariah yang ada saat ini
apakah sudah sesuai dengan ketentuan Fikih Muamalah? | Insya Allah sudah karena setiap mekanisme
operasional dan bisnis bank syariah sudah dijalankan sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan di setiap bank syariah pasti ada Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang akan mengawasi mekanisme operasional dan bisnis bank syariah. Jika memang masih ada
kekurangan dan kecurangan disana sini, mari kita terus ikut mengawasi dan memberikan dukungan demi
kebaikan dan perbaikan bank syariah.

Apakah sistem di bank syariah benar-benar beda dibandingkan dengan bank konvensional? | Tidak
sepenuhnya sama dan tidak se penuhnya beda. Yang sesual Syariah ya tetap digunakan. Yang tidak sesuai
Syariah ya disesuaikan dan/atau diubah sesuai Syariah. Yang tidak sesuai Syariah dan tidak mungkin bisa
dihalalkan lagi, maka tidak dipergunakan atau dihilangkan dalam praktik bank syariah.

 Pengertian Bank Syariah

Pengertian Bank Syariah Bank berasal dari kata bangue (bahasa Perancis) dan dari kata banco (bahasa
Italia) yang berarti peti / lemari atau bangku. Peti/ lemari dan bangku menjelaskan fungsi dasar dari bank
komersial, yaitu : pertama, menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping
function), kedua, menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction function).
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Pengertian bank
syariah atau bank Islam dalam bukunya Edy Wibowo adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran
dan hadits.

Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam maksudnya adalah bank yang
dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata
cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik- praktik yang
dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar
bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah
atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau. Sedangkan
menurut Sutan Remy Shahdeiny Bank Syariah adalah lembaga yang berfungsi sebagai intermediasi yaitu
mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat
yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan berdasarkan
prinsip syariah.

 Penjelasan Bank Syariah tertuang dalam UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.

Bank Syariah merupakan Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah..

Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yakni bank
konvensional dan bank syariah.

Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia.

Prinsip tersebut, seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram.

Prinsip-prinsip Bank Syariah Prinsip dasar perbankan syariah berdasarkan pada al- Quran dan sunnah.
Setelah dikaji lebih dalam Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
transaksinya berprinsip pada tiga hal yaitu efisiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada
prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan/margin sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas
proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan
nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Dalam mewujudkan arah kebijakan suatu perbankan
yang sehat, kuat dan efisien, sejauh ini telah didukung oleh enam pilar dalam Arsitektur Perbankan
Indonesia (API) yaitu, struktur perbankan yang sehat, sistem pengaturan yang efektif, system pengawasan
yang independen dan efektif, industri perbankan yang kuat, infrastruktur pendukung yang mencukupi, dan
perlindungan konsumen. Daya tahan perbankan syariah dari waktu ke waktu tidak pernah mengalami
negative spread seperti bank

 Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia,

syariah pada perkembangannya telah mendapat pengaturan dalam sistem perbankan nasional. Pada tahun
1990, terdapat rekomendasi dari MUI untuk mendirikan bank syariah, tahun 1992 dikeluarkannya
Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang mengatur bunga dan bagi hasil.
Dikeluarkan Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur bank beroperasi secara ganda (dual
system bank), dikeluarkan UU No. 23 Tahun 1999 yang mengatur kebijakan moneter yang didasarkan
prinsip syariah, kemudian dikeluarkan Peraturan Bank Indonesia tahun 2001 yang mengatur kelembagaan
dan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah, dan pada tahun 2008 dikeluarkan UU No. 21 Tahun
2008 tentang perbankan syariah.10 Pengaturan (regulasi) perbankan syariah bertujuan untuk menjamin
kepastian hukum bagi stakeholder dan memberikan keyakinan kepada masyarakat luas dalam
menggunakan produk dan jasa bank syariah.

 Produk-Produk Bank Syariah

Produk-Produk Bank Syariah Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk penyaluran dana
(financing), dan produk jasa (service)

 Tujuan Bank Syariah Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan dengan
bank konvensional, berkaitan dengan keberadaannya sebagai institusi komersial dan kewajiban
moral yang disandangnya. Selain bertujuan meraih keuntungan sebagaimana layaknya bank
konvensional pada umumnya, bank syariah juga bertujuan sebagai berikut :
a. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial
ekonomi masyarakat. Pengumpulan modal dari masyarakat dan pemanfaatannya kepada masyarakat
diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial guna tercipta peningkatan pembangunan nasional yang
semakin mantap. Metode bagi hasil akan membantu orang yang lemah permodalannya untuk bergabung
dengan bank syariah untuk mengembangkan usahanya. Metode bagi hasil in akan memunculkan usaha-
usaha baru dan pengembangan usaha yang telah ada sehingga dapat mengurangi pengangguran.

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan karena keengganan sebagian
masyarakat untuk berhubungan dengan bank yang disebabkan oleh sikap menghindari bunga telah
terjawab oleh bank syariah. Metode perbankan yang efisien dan adil akan menggalakkan usaha ekonomi
kerakyatan.

c. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan berperilaku bisnis untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.

d. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi, tumbuh, dan berkembang
melalui bank- bank dengan metode lain

 Fungsi Perbankan Syariah

Sementara itu, ada empat fungsi perbankan syariah, yakni:

- Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

- Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu
menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

- Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

- Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Jenis Bank Syariah

Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

 Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:

a. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;

b. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;

c. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

d. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna’, atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

e. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;

f. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan
Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;

g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;

 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

- Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan

- Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

- Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah;

- Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna';

- Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

- Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah
atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik dan pengambilalihan utang berdasarkan Akad
hawalah;

- Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad wadi'ah atau
Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;

- Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui
rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum
Konvensional, dan UUS; dan

- Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip
Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK).

02. Konsekuensi Label Syariah

Apa konsekuensi Bank yang gunakan label SYARIAH? | Bank syariah berani gunakan label
SYARIAH, sementara bank konvensional tidak berani gunakan label SYARIAH. Konsekuensinya tidak
mudah. Sete lah menggunakan label Syariah, maka bank syariah harus mengacu pada ketentuan Syariah.
Ibarat orang Islam (seorang muslim), maka akan ada label Islam yang melekat pada dirinya. Di KTP
tertulis agamanya Islam. Teman teman dan lingkungan akan tahu bahwa dia adalah seorang Muslim.
Secara tidak langsung ada janji bahwa dia akan menjalankan SYARIAH dan ajaran Islam, terlepas dari
sesungguhnya ia mampu. atau menjalankan Islam secara keseluruhan. Lingkungan sekitar akan
mengetahui dan bahkan menyoroti perilakunya sesuai dengan SYARIAH Islam atau tidak. Nah, karena
menggunakan LABEL SYARIAH, sebagai konsekuensinya, bank syariah harus menggunakan pedoman-
pedoman yang secara legal formal disepakati sebagai pedoman bank syariah. Ketentuan yang harus
dipedomani oleh bank syariah adalah Fat wa Desan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Undang-Undang Perbankan Syariah, Peraturan Bank Indonesia (PBI)) untuk bank syariah, Surat
Edaran Bank Indonesia (SEBI) untuk bank syariah, Peraturan OJK (POJK) untuk bank syariah, Pedoman
Akuntan si Perbankan Syariah (PAPSI), Pernyataan Standar Akuntansi Syariah (PSAK), regulasi
Internasional seperti AAOIFI dan IFSB Standard, dan lain-lain. Sebagaimana seorang Muslim, maka
bank syariah secara tidak langsung berikrar janji akan selalu menjalankan sistem Perbankan.

Syariah sesuai ketentuan Alquran dan Hadis. Bank syariah akan di ketahui dan disorot perilaku
operasional dan bisnisnya yang harus sesuai Syariah Islam.

Hal ini bukan perkara mudah. Artinya setiap manajemen, pe gawai, regulator dan bahkan
infrastruktur bank syariah diposisikan harus sesuai dengan ketentuan Syariah Islam. Praktisi bank syariah
pasti harus hati-hati dalam kesehariannya agar selalu mencerminkan perilaku Syariah Islam. Masyarakat
akan memiliki harapan yang tinggi terhadap Bank Syariah sebagai sistem perbankan yang mencerminkan
nilai Syariah Islam yang luhur dan dianggap adil dan menyejahterakan. Sebuah harapan tingkat tinggi.

03. Acuan Operasional dan Bisnis

Apa saja acuan operasional dan bisnis bank syariah? | Bank syariah memiliki beberapa regulasi yang
dijadikan sebagai acuan eksternal, Yakni:

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI)

b. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah (PAPSI). PAPSI yang terbaru adalah yang ditetapkan pada
2013.

c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK Syariah).

d. AAOIFI dan IFSB Standard yang merupakan standar Internasional

e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

f. Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI).
Secara internal, bank syariah memiliki Kebijakan, Buku Pedoman Per usahaan (BPP) Standard
Operating Procedure (SOP), Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) serta kete internal lainnya yang mengatur
meka nisme operasional dan bisnis bank syariah.

04. Jenis bank syariah

Apa saja jenis bank syariah? | Pertama, Bank Umum Syariah (BUS) seperti Bank Muamalat, bank
syariah Mandiri, BNI Syariah, dan lain lain. Kedua, Unit Usaha Syariah (UUS) seperti UUS CIMB Niaga
Sya riah, BPD DIY Syariah, Bank Danamon Syariah, dan lain-lain. Ketiga, Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) seperti BPRS As Salaam, BPRS Harta Insan Karimah, dan lain-lain.

Apakah semua bank syariah sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT)? | Belum semua. Ada yang
sudah PT berbentuk BUS, ada yang masih berbentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank induknya seba
gaimana contoh di atas. Bagaimana cara pembentukan bank syariah? | Ada beberapa cara pembentukan
bank syariah. Ada yang sedari awal berbentuk Perse roan Terbatas seperti Bank Muamalat. Ada yang
merupakan konversi dari bank konvensional seperti bank syariah Mandiri yang merupakan konversi dari
Bank Susila Bhakti. Ada yang melakukan Spin Off (pe misahan dari Bank induknya) dengan akuisisi,
misalnya Unit Usaha Syariah BRI yang dipisah oleh Bank BRI dengan sebelumnya mem beli
(mengakuisisi) Bank Jasa Arta yang kemudian dikonversi menjadi bank syariah BRI. Ada yang
melakukan Spin Off tanpa akuisisi seperti BNI Syariah.

Dari sisi struktur kelembagaan, apa yang khas dari bank syariah? | Bank syariah memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang memi liki fungsi setara dengan Komisaris. DPS ini merupakan
kepanjangan tangan dari Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memiliki
tugas utama mengawasi bank syariah agar tetap di dalam koridor operasional dan bisnis Syariah.

Secara regulasi, bank syariah mengacu ke mana saja? | Bank sya riah mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yakni Peraturan Bank Indonesia (PBI) serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Akuntansi Indonesia
(IAI), Fatwa DSN MUI, dan ke tentuan Standar Syariah Internasional seperti AAOIFI dan IFSB Stan
dard.

05. Dewan Syariah Nasional (DSN)


Apa yang dimaksud dengan DSN? | Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah dewan yang dibentuk
oleh Majelis Ulama Indonesia yang ber tugas dan memiliki kewenangan untuk menetapkan fatwa tentang
produk, jasa, dan kegiatan bank yang melakukan kegiatan usaha ber dasarkan prinsip syariah.

Dewan Syariah Nasional merupakan bagian dari Majelis Ulamar Indonesia. Dewan Syariah Nasional
membantu pihak terkait, seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia, dan lain-lain dalam menyu sun
peraturan/ketentuan untuk lembaga keuangan syariah.

Anggota Dewan Syariah Nasional terdiri atas para ulama, praktisi dan para pakar dalam bidang yang
terkait dengan muamalah syariah. Anggota Dewan Syariah Nasional ditunjuk dan diangkat oleh MUI
untuk masa bakti 4 (empat) tahun.

Apa saja Tugas DSN MUI? | Tugas DSN MUI adalah sebagai ber ikut:

a. Menumbuhkembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya


dan sektor keuangan pada khususnya, termasuk usaha bank, asuransi dan reksa dana;
b. mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan;
c. mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah. Badan Pelaksana Harian DSN adalah
badan yang sehari-hari melaksanakan tugas Dewan Syariah Nasional;
d. mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

Apa saja Wewenang DSN MUI? | Wewenang DSN adalah sebagai berikut:
a. Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syariah di masing-masing lembaga keuangan
syariah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait,
b. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia;
c. Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk sebagai
Dewan Pengawas Sya riah pada suatu lembaga keuangan syariah;
d. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah. yang diperlukan dalam pembahasan ekonomi
syariah, termasuk otoritas moneter/lembaga keuangan dalam maupun luar negeri;
e. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan penyimpangan dari
fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional;
f. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk meng ambil tindakan apabila peringatan tidak
diindahkan.

06. Ada Dewan Pengawas Syariah (DPS)


Apa yang dimaksud dengan DPS? | Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah Dewan yang
keanggotaannya direkomendasikan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan ditempat kan pada Bank yang melakukan Kegiatan Usaha Berdasarkan prin sip syariah, dengan tugas
dan kewenangan yang diatur oleh Dewan Syariah Nasional. DPS melakukan pengawasan terhadap
penerapan prinsip syariah dalam lembaga keuangan syariah.
Apa saja Fungsi DPS? | Fungsi DPS pada masing-masing lembaga keuangan syariah adalah sebagai
berikut:
a melakukan pengawasan secara periodik pada bank syariah yang berada di bawah pengawasannya;
b. berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan bank syariah kepada pimpinan lembaga yang
bersangkutan dan kepada DSN;
c. melaporkan perkembangan produk dan operasional bank syariah yang diawasinya kepada DSN
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran;
d. merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN.

Apa saja syarat wajib anggota DPS? | Syarat wajib anggota DPS adalah sebagai berikut:
a) integritas;
b) kompetensi; dan
c) reputasi keuangan.
Anggota Dewan Pengawas Syariah yang memenuhi persyaratan integritas, antara lain adalah pihak-pihak
yang:
a. memiliki akhlak dan moral yang baik;
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku;
c. memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional bank yang sehat;
d. tidak termasuk dalam daftar tidak lulus sesuai dengan keten tuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Anggota Dewan Pengawas Syariah yang memenuhi persayarat an kompetensi adalah pihak-pihak
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah mu'amalah dan pengetahuan di bi dang
perbankan dan atau keuangan secara umum.
Pengangkatan DPS dapat dilakukan oleh Komisaris BUS atau BUK sepanjang telah diberikan
kewenangan oleh rapat umum peme gang saham. Persetujuan Bank Indonesia terhadap anggota DPS ber
laku setelah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau Komisaris BUS atau BUX
sepanjang telah diberikan kewenangan oleh rapat umum pemegang saham.
07. Boleh Ada Non Muslim di bank syariah?

Bolehkah pegawai di bank syariah berasal dari nonmuslim? Boleh, karena perbankan syariah adalah
sebuah sistem ekonomi dan ke uangan yang bisa dan boleh dijalankan oleh siapa pun. Sistem Ekonomi
dan Keuangan ini tidak terkait dengan Akidah (ke yakinan) dan Ibadah secara langsung kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Sistem Ekonomi dan Keuangan adalah bagian dari sistem Muamalah yang mengatur
hubungan antara manusia dengan selain Tuhan. Mengenal perekrutan pegawai nonmuslim ini tergantung
kebijakan masing-masing perusahaan. Namun, pegawai nonmuslim juga harus siap dengan kondisi
budaya kerja Islami yang diterapkan dibank syariah. Contoh bank syariah yang memiliki pegawai
nonmuslim ini bias ditemui di berbagai bank syariah hasil konversi dan/atau akuisisi seperti bank syariah
Mandiri. Bank BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, BCA Syariah, dan lain-lain.
Bolehkah nonmuslim menjadi nasabah bank syariah? | Boleh, ka rena perbankan syariah adalah
sebuah sistem. Sistem ekonomi yang bisa dijalankan oleh siapa pun. Apalagi dari sisi nasabah, boleh sia
pa pun dan memiliki agama apa pun menjadi nasabah bank syariah, asalkan mengikuti prosedur yang
berlaku di bank syariah.

08. Bank Murni Syariah?


Adakah Bank Murni Syariah? | Untuk saat ini belum ada bank syariah yang murni 100% sesuai
Syariah. Jika boleh dipersentasekan mung kin baru 3-5% sesuai Syariah. Kenapa bisa demikian? Ada dua
skema transaksi dalam bermuamalah yakni profit atau nonprofit. Kalau mau bertransaksi profit, maka
yang boleh dilaku kan adalah berdagang atau transaksi berbasis Bagi Hasil. Berdagang yang dimaksud di
sini adalah berdagang barang maupun jasa, seperti transaksi jual beli, sewa menyewa, serta semua
transaksi berbasis fee based income atau jasa dan layanan.
Bank syariah dibentuk sebagai pengganti sistem perbankan ber basis Riba. Bank syariah saat ini
masih memiliki substansi melakukan transaksi berbasis Riba, Sebagaimana yang pernah disampaikan A.
Riawan Amin dalam bukunya, Satanic Finance, bahwa bank syariah berada dalam lingkaran keuangan
setan karena masih menggunakan Fiat Money, Interest System, dan Fractional Reserve Requirement.
Jika ketiga hal tersebut masih ada maka sulit kiranya bank sya riah bisa murni sesual Syariah.
Namun, ketiga hal tersebut bisa dihi langkan dari sistem perbankan jika semua pegiat bank syariah dari
sisi praktisi, regulator, akademisi, serta masyarakat awam memahami visi misi dibentuknya bank syariah,
memiliki blue print yang jelas ser ta menaati dan menyadari bahwa semua butuh proses yang tidak mudah
dan waktu yang tidak singkat, bahkan bisa berabad-abad.
Bank syariah dibentuk untuk menggantikan sistem perbankan. murni Riba (bank konvensional).
Tentu hal ini tidak mudah karena bank konvensional dalam satu dekade terakhir konsisten tumbuh 15 25
kali lipat dibanding bank syariah. Market Share perbankan syariah terhadap perbankan konvensional
belum juga mencapai 5% sampail akhir 2014 meskipun usia bank syariah sudah mencapai dua dekade.
Jadi proses perjalannya adalah bank syariah merebut market share dari 1%, 5%, 10 % dan seterusnya
sampai 100%. Diperkirakan hal ini butuh waktu lebih dari seabad, ini pun jika pegiatnya serius
mengupayakan hal tersebut. Setelah market share bank syariah 100%, maka selanjutnya adalah
menjadikan market Bank Konvesional me ngecil dari 100% sampai 0%. Ini juga butuh waktu berabad dan
ke seriusan semua pihak.
lika bank konvensional sudah tidak ada lagi, maka bank syariah harus berevolusi meniadakan
transaksi berbasis interest system pada Pendanaan dan Pembiayaan. Transaksi dengan akad Jual Beli,
Sewa Menyewa, Bagi Hasil, harus perlahan ditiadakan dari bank syariah. Sehingga bank syariah akan
berubah menjadi Central Bank, menjadi Lembaga Keuangan yang sesungguhnya dan kalau pun ada
transaksi bisnis/profit, maka itu hanya untuk fee transaksi berbasis jasa, tran saksional, dan layanan,
Semua produk bank syariah berbasis akad Investasi, Bagi Hasil,

Jual Beli, Sewa Menyewa dipindahkan semua ke Sektor Rill. Atau bank syariah membuka lini
bisnis Sektor Riil, membuka showroom, memiliki stok rumah dan lain-lain yang mencerminkan substansi
Sektor Riil, karena menggunakan akad Sektor Riil
Jika hal ini bisa diwujudkan, maka sudah bisa dikatakan bank syariah bisa murni Syariah, Ini pun
harus ditunjang dengan evolusi lembaga keuangan syariah lain, sektor moneter, fiskal dan kebijakan
publik yang memang disesuaikan dengan kaidah Islam

 AKAD DAN TRANSAKSI TERLARANG


Kenapa Akad penting untuk dibahas? | Karena cikal bakal pem beda antara bank syariah dengan bank
konvensional adalah Akad. Jika di bank konvensional menggunakan Akad berbasis Riba, maka di bank
syariah menggunakan Akad berbasis transaksi riil yang di inginkan, misalnya Titip, Invest, Jual Beli,
Bagi Hasil, Kongsi, Sewa Menyewa, Sewa Milik, Jasa, Transaksi, Pinjam, dan/atau akad-akad yang lain.
Kenapa Transaksi Terlarang penting untuk dibahas? | Karena bank syariah termasuk kategori Fikih
Muamalah. Kaidah Fikih Mua malah adalah semua boleh dilakukan kecuali yang jelas larangannya. Jadi
untuk memahami, mencermati kesyariahan bank syariah secara umum, cukup memahami apa saja yang
dilarang, tinggalkan. Selebihnya boleh dilakukan, boleh kreatif, Transaksi Terlarang ini dijadikan sebagai
rambu-rambu jika saja bank syariah melakukan transaksi tersebut otomatis bank syariah ti dak Syariah
lagi. Di tengah kondisi kehidupan modern sekarang ini, jelas bank syariah harus kreatif dan inovatif untuk
memenuhi kebu tuhan masyarakat asalkan tidak menjalankan Transaksi Terlarang tersebut.
09. Tentang Wa'ad dan Akad
 Tentang Wa'ad
Apa yang dimaksud dengan Wa'ad? | Wa'ad adalah janji (promise). yang disampaikan salah satu pihak
untuk melaksanakan transaksi. Wa'ad merupakan keinginan yang dibahasakan seseorang untuk ber
tanggung jawab akan sesuatu dalam rangka memberikan keuntung an bagi pihak lain. Sekalipun wa'ad
hanya mengikat satu pihak dan berkonsekuensi moral, akan tetapi, wa'ad 'ala wa'ad mengikat secara
hukum sebagai mana kontrak jika janji berhubungan dengan sesuatu sebagai alasan dan disebutkan dalam
perjanjian.
Misalnya: Wa'ad I: A berjanji akan menjual saham PT XYZ seharga Rp500 per lembar sebanyak
1 juta saham kepada B, pada 3 bulan. yang akan datang. Wa'ad II: A berjanji, bila ia tidak melaksanakan
wa'ad pertama, A akan membayar kompensasi finansial kepada B se besar Rp100 juta.
Dibandingkan dengan akad, wa'ad lebih merupakan janji (promi se) antara satu pihak kepada
pihak lainnya yang hanya mengikat satu pihak atau one-way. Pihak yang diberi janji tidak memikul
kewajiban apa pun kepada pihak pemberi janji.
Terms and condition pada wa'ad tidak well-defined. Pada wa'ad, belum ada kewajiban yang
ditunaikan oleh pihak mana pun. Bila janji tak terpenuhi, sanksi yang diterima merupakan sanksi moral.
Apa yang dimaksud dengan Akad? | Akad adalah kesepakatan perkataan atau keinginan positif
dari salah seorang pihak (yang terlibat) kontrak dan diterima oleh pihak lainnya yang berpengaruh pada
subjek kontrak sehingga (menjadikannya) permulaan berlakunya suatu perbuatan.
Akad dalam transaksi syariah adalah suatu perikatan yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir
(perjudian), riba (bunga), dzul mu (penganiayaan), risywah (suap), barang haram, maksiat. Dalam fikih,
akad didefinisikan dengan irtibathu ijabin bi qabu

 Tentang Akad
lin 'ala wajhin masyruin' yatsbutu atsaruhu fi mahallihi, yakni pertalian ijab (pernyataan melakukan
ikatan) dan kabul (pernyataan penerima an ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada
objek perikatan.
Akad bersifat mengikat kedua belah pihak yang saling bersepa kat, yakni masing-masing pihak
terikat untuk melaksanakan kewa jiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih dahulu.
Terms and condition-nya sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik (sudah well-defined). Bila kewajiban
tidak dapat dipenuhi, sanksi yang diterima sesuai dengan kesepakatan awal kontrak.
Akad dilakukan berdasarkan asas:
a. ikhtiyari/sukarela; setiap akad dilakukan atas kehendak para pihak, terhindar dari keterpaksaan karena
tekanan salah satu pihak atau pihak lain.
b. amanah/menepati janji; setiap akad wajib dilaksanakan oleh para pihak sesuai dengan kesepakan yang
ditetapkan oleh yang bersangkutan dan pada saat yang sama terhindar daricedera janji.
c. ikhtiyati/kehati-hatian; setiap akad dilakukan dengan per timbangan yang matang dan dilaksanakan
secara tepat dan.Cermat.
d. luzum/tidak berubah; setiap akad dilakukan dengan tujuan yang jelas dan perhitungan yang cermat,
sehingga terhindar dari praktik spekulasi atau maysir.
e. saling menguntungkan; setiap akad dilakukan untuk memenuhi kepentingan para pihak sehingga
tercegah dari praktik manipulasi dan merugikan salah satu pihak.
f. taswiyah/kesetaraan; para pihak dalam setiap akad memiliki.kedudukan yang setara, dan mempunyai
hak dan kewajiban yang seimbang.
g. transparansi; setiap akad dilakukan dengan pertanggungja waban para pihak secara terbuka.
h. kemampuan; setiap akad dilakukan sesuai dengan kemampuan para pihak sehingga tidak menjadi
beban yang berle bihan bagi yang bersangkutan.
i taisir/kemudahan; setiap akad dilakukan dengan cara saling memberi kemudahan kepada masing-masing
pihak untuk dapat melaksanakannya sesuai dengan kesepakatan.
j. itikad baik; akad dilakukan dalam rangka menegakkan kemaslahatan, tidak mengandung unsur jebakan
dan perbuatan buruk lainnya.
k. sebab yang halal; tidak bertentangan dengan hukum, tidak dilarang oleh hukum dan tidak haram.
Semua akad yang dibentuk secara sah berlaku sebagai nash sya riah bagi mereka yang
mengadakan akad. Suatu akad tidak hanya mengikat untuk hal yang dinyatakan secara tegas di dalamnya,
tetapi juga untuk segala sesuatu menurut sifat akad yang diharuskan oleh. kepatutan, kebiasaan, dan nash-
nash syariah.
Suatu akad hanya berlaku antara pihak-pihak yang mengadakan akad. Suatu akad dapat
dibatalkan oleh pihak yang berpiutang jika pihak yang berutang terbukti melakukan perbuatan yang
merugikan pihak yang berpiutang.

10. Tentang Akad Tabarru


Apa yang dimaksud dengan akad tabarru'? | Akad tabarru' (kebajikan, derma, sedekah (charity)
sebagai jenis akad yang berorientasi pada kepentingan sosial, yaitu semua bentuk akad yang dilakukan
dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong, bukan untuk tujuan komer sial. Termasuk dalam akad
tabarru' adalah qardh al hasan, sedekah, qardh, hibah, infak, dan wakaf. Fungsi akad tabarru' ini adalah
akad-akad untuk mencari keuntungan akhirat, karena itu bukan akad bisnis. Jadi, akad ini tidak dapat
digunakan untuk tujuan-tujuan komersial Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang bertujuan
mendapatkan laba tidak dapat. mengandalkan akad-akad tabarru' untuk mendapatkan laba. Bila tujuan
kita adalah mendapatkan laba,gunakanlah akad-akad yang bersifat komersial, yakni akad tijarah. Namun
demikian, bukan berarti akad tabarru' sama sekali tidak dapat digunakan dalam kegi atan komersial.
Bahkan pada kenyataannya, penggunaan akad tabarru' sering sa ngat vital dalam transaksi
komersial karena akad tabarru' ini dapat di gunakan untuk menjembatani atau memperlancar akad-akad
tijarah.
Dalam akad tabarru', pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan
apa pun kepada pihak lainnya. Imbal an dari akad tabarru' dari Allah Swt., bukan dari manusia. Namun
demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada counter-part-nya untuk sekadar
menutupi biaya (co ver the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad ta barru' tersebut.
Tapi, ia tidak boleh sedikit pun mengambil laba dari akad tabarru' itu.
Contoh akad-akad tabarru' adalah gard, rahn, hawalah, wakalah, kafalah, wadiah, hibah, wakaf
(wakaf), sedekah, hadiah, dan lain-lain. Pada dasarnya, akad tabarru' ini adalah memberikan sesuatu
(giving something) atau meminjamkan sesuatu (lending something). Bila akadnya adalah meminjamkan
sesuatu, objek pinjamannya dapat berupa uang (lending $) atau jasa kita (lending yourself) Dalam akad
tabarru', pinjaman uang bisa diberikan tanpa mensyaratkan apa pun sela mengembalikan pinjaman telah
jangka waktu tertentu. Bentuk meminjamkan uang seperti ini disebut dengan qardh. Selanjutnya, jika
dalam meminjamkan uang ini si pemberi pinjaman mensyaratkan suatu jaminan dalam bentuk atau
jumlah ter tentu, bentuk pemberian pinjaman seperti ini disebut dengan rahn. Ada lagi suatu bentuk
pemberian pinjaman uang, dengan tujuan mengambil alih piutang dari pihak lain. Bentuk pemberian
pinjaman uang dengan maksud seperti ini disebut hawalah. Jadi, ada tiga ben tuk akad meminjamkan
uang, yakni qardh, rahn, dan hawalah. Bila kita meminjamkan "diri kita" (yakni jasa keahlian,
keterampilan, dan sebagainya) saat ini untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain, maka hal ini
disebut wakalah. Karena kita melakukan sesuatu atas nama orang yang kita bantu tersebut, sebenarnya
kita menjadi wakil orang itu. Itu sebabnya akad ini diberi nama wakalah. Selanjutnya, bila akad wakalah
ini kita rinci tugasnya, yakni bila kita menawarkan jasa kita untuk menjadi wakil seseorang, dengan tugas
menyediakan jasa custody (penitipan, pemeliharaan), bentuk peminjaman jasa seperti ini disebut akad
wadiah.
Ada variasi lain dari akad wakalah, yakni contingent wakalah (wakalah bersyarat). Dalam hal ini,
kita bersedia memberikan jasa kita untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain, jika terpenuhi
kondisinya, atau jika sesuatu terjadi. Misalkan, seorang dosen menyatakan kepada asistennya demiki an:
"Anda adalah asisten saya. Tugas Anda menggantikan saya meng ajar bila saya berhalangan".
Dalam kasus ini, yang terjadi adalah wakalah bersyarat. Asisten hanya bertugas mengajar (yakni
melakukan sesuatu atas nama do sen) bila dosen berhalangan (yakni bila terpenuhi kondisinya, jika
sesuatu terjadi). Jadi, asisten ini tidak otomatis menjadi wakil dosen.
Wakalah bersyarat ini dalam terminologi fikih disebut sebagai akad kafalah. Dengan demikian,
ada 3 (tiga) akad meminjamkan jasa, yakni wakalah, wadiah, dan kafalah.
Selain itu, ada lagi kategori akad tabarru' yaitu memberikan sesu atu (giving something). Yang termasuk
ke dalam golongan ini adalah sebagai beriku hibah, wakaf, ekah, hadiah, lain-lain, Dalam semua akad
tersebut, si pelaku memberikan sesuatu kepa da orang lain. Bila penggunaannya untuk kepentingan umum
dan aga ma, akadnya dinamakan wakaf. Objek wakaf ini tidak boleh diperjual belikan begitu dinyatakan
sebagai aset wakaf. Sedangkan hibah dan hadiah adalah pemberian sesuatu secara sukarela kepada orang
lain.

Begitu akad tabarru' sudah disepakati, akad tersebut tidak boleh diubah menjadi akad tijarah
(yakni akad komersial, yang akan segera kita bahas) kecuali ada kesepakatan dari kedua belah pihak
untuk. mengikatkan diri dalam akad tijarah tersebut. Misalnya, bank setuju untuk menerima titipan mobil
dari nasabahnya (akad wadiah, dengan demikian, bank melakukan akad ta barru') bank tersebut dalam
perjalanan kontrak tersebut tidak boleh mengubah akad tersebut menjadi akad tijarah dengan mengambil
keuntungan dari jasa wadiah tersebut.
Sebaliknya, jika akad tijarah sudah disepakati, akad tersebut boleh diubah menjadi akad tabarru' bila
pihak yang tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya, sehingga menggugurkan kewajiban pihak
yang belum menunaikan kewajibannya. Pada hakikatnya, akad tabarru' adalah akad melakukan kebaikan
yang mengharapkan balasan dari Allah Swt. semata. Itu sebabnya akad ini tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan komersil. Konsekuensi logisnya, bila akad tabarru' dilakukan dengan mengambil keuntungan
komersil, maka ia bukan lagi akad tabarru'. la akan menjadi akad tijarah.
Bila ia ingin tetap menjadi akad tabarru', maka ia tidak boleh. mengambil manfaat (keuntungan
komersil) dari akad tabarru' terse but. Tentu saja ia tidak berkewajiban menanggung biaya yang tim bul
dari pelaksanaan akad tabarru'. Artinya, ia boleh meminta peng ganti biaya yang dikeluarkan dalam
melaksanakan akad tabarru'. "Memerah susu kambing sekadar untuk biaya memelihara kam bingnya",
merupakan ungkapan yang dikutip dari hadits ketika menerangkan akad rahn yang merupakan salah satu
akad tabarru'.

11. Tentang Akad Tijarah


Apa yang dimaksud akad tijarah? | Akad tijarah/mu'awadah (compen sational contract) adalah
segala macam perjanjian yang menyangkut for profit transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan
mencari keuntungan, karena itu bersifat komersil. Contoh akad tijarah adalah akad-akad investasi, jual-
beli, sewa-menyewa, dll.
Akad tijarah juga bisa diartikan sebagai akad perdagangan, yaitu mempertukarkan barang dagangan
dengan mata uang menurut cara yang ditentukan. Tijarah juga berarti mempertukarkan harta dengan harta
menurut cara yang telah ditentukan dan bermanfaat serta di bolehkan oleh syariah. Tijarah merupakan
semua bentuk akad yang ditujukan untuk tujuan komersial, yaitu akad yang ditujukan untuk memperoleh
ke untungan.
Termasuk dalam akad tijarah adalah (i) akad yang mengacu pada konsep bagi hasil, di antaranya
mudarabah dan musyarakah; (ii) akad yang mengacu pada konsep jual beli, di antaranya bay' bi tsaman
ajil, murabahah, salam, dan istisna; (iii) akad yang mengacu pada konsep sewa, di antaranya ijarah dan
ijarah muntahiyah bit tamlik; (iv) akad yang mengacu pada konsep titipan, di antaranya wadiah yad al
ama nah dan wadiah yad dhamanah.

12. Tentang Akad Nominal Pasti


Apa yang dimaksud Akad Nominal Pasti? Sebelumnya kita cermati dulu bahwa berdasarkan
tingkat ke pastian dari hasil yang diperolehnya, akad/kontrak dalam transaksi tijarah dibagi menjadi 2
yaitu Natural Certainty Contract (NCC) atau Akad Nominal Pasti dan Natural Unertainty Contract (NUC)
atau Akad Nominal Tidak Pasti.
NCC dan NUC ini masuk kategori tijarah, bertujuan bisnis/profit, dan sangat sah jika ambil
untung. Namun sangat mungkin juga ter jadi kerugian. Natural Certainty Contract (NCC) adalah kontrak
yang dilakukan dengan menentukan secara pasti nilai nominal dari intungan diawal kontrak perjanjian.
Contoh: prinsip jual beli dan sewa.
Prinsip jual beli didasarkan pada transaksi riil (pembelian barang atau jasa dilakukan oleh bank
syariah kemudian nasabah meng angsur kepada bank syariah). Nasabah tidak akan secara langsung.
mendapatkan uang tunai dari bank syariah. Produk pembiayaan yang menggunakan prinsip jual beli
adalah murabahah, salam, dan istisna. Dalam NCC, kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang
dimilikinya, karena itu objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad
dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price), dan waktu penyerahan nya
(time of delivery).
Jadi, kontrak-kontrak ini secara "sunnatullah" (by their nature) me nawarkan return yang tetap dan pasti.
Pada NCC, cash flow-nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah
pihak yang bertransaksi di awal akad.
Kontrak kontrak ini sifatnya "fixed and predetermined". Objek per tukarannya (baik barang
maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya
(quality), harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of delivery). Yang termasuk dalam kategori
ini adalah kontrak-kontrak jual beli, upah-mengupah, sewa menyewa, dan lain-lain. Dalam kontrak jenis
ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling mempertukarkan aset nya (baik real assets maupun financial
assets). Jadi masing-masing pi hak tetap berdiri-sendiri (tidak saling bercampur membentuk usaha baru),
sehingga tidak ada pertanggungan risiko bersama. juga tidak ada percampuran aset si A dengan aset si B.
Yang ada misalnya adalah si A memberikan barang ke B, kemudian sebagai gantinya B menyerahkan
uang kepada A. Di sini barang ditukarkan dengan uang, sehingga terjadilah kontrak jual beli. Kontrak-
kontrak natural certainty ini dapat diterangkan dengan sebuah teori umum yang diberi nama teori
pertukaran (the theory of exchange).
13. Tentang Akad Nominal Tidak Pasti
Akad Nominal Tidak Pasti disebut dengan Natural Uncertainty Con tract (NUC) adalah kontrak
yang dilakukan tidak dengan menyepakati nominal keuntungan yang akan diterima melainkan
menyepakati nisbah bagi hasil yang akan diterima sehingga tidak ada kepastian
nilai nominal yang akan diterima karena tergantung pada keuntung an usaha.
Prinsip ini mengharuskan pemanfaatan dana pada bank syariah menggunakan dana yang dimohon untuk
usaha produktif.
Dalam NUC, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real assets
maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk
mendapatkan keuntungan. Di sini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama.
Pada NUC, tingkat return-nya bisa positif, negatif, atau nol. Yang termasuk dalam kontrak ini
adalah kontrak-kontrak investasi. Kon trak-kontrak investasi ini secara "sunnatullah" (by their noture)
tidak menawarkan return yang tetap dan pasti. Jadi sifatnya tidak "fixed and predetermined".
Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real
assets maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama sama
untuk mendapatkan keuntungan. Di sini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama. Natural
Uncertainty Contracts ini dapat diterangkan pula dengan sebuah teori umum yang diberi nama teori
percampuran (the theory of venture).

14. Dilarang Transaksi Barang Haram


Bank syariah mengharamkan transaksi yang melibatkan binis/usaha barang haram, seperti daging
babi, darah, bangkai, dan khamr. Itu yang ada di nash Alquran. Bahkan DSN MUI juga melarang
pembiaya an usaha pembuatan senjata, bisnis rokok, panti pijat, bahkan selektif untuk memberikan
pembiayaan Hotel Bank syariah juga tidak akan memberikan pembiayaan kepada barang yang Syubhat
(tidak jela halal haramnya).
15. Dilarang Melakukan Penipuan
Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak
(sama-sama ridha).
Mereka harus mempu nyai informasi yang sama (complete information) sehingga tidak ada pihak
yang merasa dicurangi/ditipu karena ada sesuatu yang unknown to one party (keadaan di mana salah satu
pihak tidak mengetahui in formasi yang diketahui pihak lain, ini disebut juga assymetric information).
Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut tadlis, dan dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni
dalam: Kuantitas: Kualitas; Harga; dan Waktu Penyerahan. Tadlis dalam kuantitas contohnya adalah
pedagang yang me ngurangi takaran/timbangan barang yang dijualnya. Dalam kualitas contohnya adalah
penjual yang menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya. Tadlis dalam harga contohnya adalah
memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar dengan menaikkan harga produk di atas harga
pasar.
Misalkan seorang tukang becak yang menawarkan jasanya kepa da turis asing dengan menaikkan
tarif becaknya 10 kali lipat dari tarif normalnya. Hal ini dilarang karena turis asing tersebut tidak menge
tahui harga pasar yang berlaku. Dalam istilah fikih, tadlis harga ini disebut ghaban.
Bentuk tadlis yang terakhir, yakni tadlis dalam waktu penyerahan, contohnya adalah petani buah yang
menjual buah di luar musimnya padahal si petani tahu bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang
dijanjikannya itu pada waktunya. Demikian pula dengan konsultan yang berjanji untuk menye lesaikan
proyek dalam waktu 2 bulan untuk memenangkan tender, padahal konsultan tersebut tahu bahwa proyek
itu tidak dapat diselesaikan dalam batas waktu tersebut.
Dalam keempat bentuk tadlis di atas, semuanya melanggar prin sip rela-sama-rela. Keadaan sama-sama
rela yang dicapal bersifat sementara, yakni sementara pihak yang ditipu tidak mengetahui bah wa dirinya
ditipu. Di kemudian hari, yaitu ketika pihak yang ditipu tahu bahwa dirinya ditipu, maka ia tidak merasa
rela.

16. Dilarang Transaksi dalam Ketidakjelasan


Transaksi yang penuh ketidakpastian ini dalam bahasa fikih disebut dengan Gharar. Menurut
bahasa, gharar berarti ancaman/bahaya (risk or uncertainty). Menurut istilah, berikut ini ada beberapa
definisi ula ma tentang gharar: (a) Imam Sarakhsi: tidak diketahui hasilnya; (b) Imam Qorafi: tidak
diketahui terjadi/hasil/tidak; (c) Imam Asnawi: dua kemungkinan yang paling dominan yang paling
ditakutkan; (d) Ibnu Taimiyah: tidak diketahui akibatnya. (e) Ibnu Qoyyim: yang tidak dapat
diserahterimakan; (f) Musthofa Zarqa': jual beli yang tidak jelas batasannya dan objeknya karena risiko
sehingga mirip judi.
Gharar juga diartikan sebagai transaksi yang mengandung keti dakjelasan dan/atau tipuan dari
salah satu pihak; seperti bai' ma'dum (jual beli sesuatu yang belum ada barangnya).
Sementara itu, Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mendefinisikan gharar
sebagai transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak
dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah.

Akad dalam bank syariah

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, bank syariah juga berpegang teguh pada prinsip atau akad yang
sesuai dengan agama Islam. Bank syariah mengenal beberapa akad, yaitu:

 Mudharabah
 Musyarakah
 Wadiah
 Murabahah
 Salam
 Istishna
 Ijarah
 Qardh
 Hawalah/hiwalah
 Wakalah

1. Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama antara shahibul maal (pemilik modal) dan mudharib (pengelola
dana) yang pembagian keuntungannya berdasarkan bagi hasil menurut kesepakatan awal.

Kalau usaha yang dijalankan mengalami kerugian, seluruh kerugian ditanggung shahibul maal, kecuali
ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan yang diperbuat mudharib, seperti penyelewengan,
kecurangan, dan penyalahgunaan dana.

Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua, yakni mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
2. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua atau lebih shahibul maal untuk mendirikan usaha
bersama dan bersama-sama mengelolanya.

Perihal keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, sedangkan kerugiannya ditanggung menurut kontribusi
modal masing-masing. Jenis-jenisnya ada empat, yakni:

 Syirkah Mufawadhah
 Syirkah ‘inan
 Syirkah a’mal
 Syirkah Wujuh.

3. Wadiah

Wadiah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain. Prinsip wadiah digolongkan menjadi dua
macam, yakni Wadiah Yad Amanah dan Wadiah Yad dhamanah. 

4. Murabahah

Murabahah berarti akad jual beli yang melibatkan bank dengan nasabah yang disepakati kedua belah
pihak.

5. Salam

Salam adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli dengan harga
yang terdiri atas harga pokok barang dan keuntungan yang ditambahkannya telah disepakati bersama.

6. Istishna

Istishna bisa diartikan sebagai transaksi jual beli yang hampir sama dengan prinsip salam, yakni jual beli
dan penyerahan yang dilakukan kemudian, sedangkan penyerahan uangnya bisa dicicil atau
ditangguhkan.
7. Ijarah

Prinsip ijarah merupakan akad pemindahan hak guna barang atau jasa dengan pembayaran upah sewa
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan.

8. Qardh

Qardh adalah perjanjian pinjam-meminjam uang atau barang yang dilakukan tanpa ada orientasi
keuntungan. Namun, pihak bank sebagai pemberi pinjaman boleh meminta ganti biaya yang diperlukan
dalam kontrak Qardh.

9. Hawalah/Hiwalah

Prinsip hawalah diartikan sebagai pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang
wajib menanggungnya.

10. Wakalah

Prinsip wakalah timbul karena salah satu pihak memberikan suatu objek perikatan yang berbentuk jasa
atau dapat juga disebut sebagai meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu atas nama diri pihak lain.

Produk bank syariah

Setelah memahami pengertian hingga akad dalam perbankan syariah, berikut ini beberapa produk bank
syariah yang dapat kamu manfaatkan berdasarkan kebutuhan.

1. Bagi hasil

Produk bagi hasil adalah salah satu istilah pemberian pinjaman dana kepada debitur. Konsep ini
diterapkan sebagai bagian dari akad di dalam ketentuan syariah. Dengan demikian, penerapannya tidak
menggunakan bunga seperti halnya bank konvensional.

2. Simpanan

Produk simpanan atau tabungan dalam bank syariah memungkinkan untuk mengenakan biaya titipan
kepada nasabah.  
3. Jual Beli

Produk bank konvensional yang paling banyak diminati adalah produk kredit. Produk kredit yang
umumnya ditawarkan adalah pembelian kendaran, rumah atau barang lainnya sesuai dengan kebutuhan
nasabah.

4. Jasa

Produk jasa yang ditawarkan bank cukup banyak. Seperti penggunaan ATM, Internet Banking dan
sebagainya yang memudahkan transaksi perbankan. Dalam konteks produk bank syariah, layanan tersebut
dapat dikenakan biaya yang dibebankan kepada nasabah.

Contoh bank syariah di Indonesia

Kalau kamu tertarik untuk memanfaatkan produk tabungan syariah, tapi belum tahu mau simpan di bank
apa, berikut 15 contoh bank syariah di Indonesia yang bisa menjadi pilihanmu untuk menabung maupun
berinvestasi.

Apa aja ya?

 Bank Muamalat
 Bank Syariah Mandiri (BSM)
 BRi Syariah
 BNI Syariah
 Permata Bank Syariah
 Bank Bukopin Syariah
 Bank Tabungan Pensiunan Negara Syariah (BTPS)
 BCA Syariah
 Panin Dubai Syariah
 Mega Syariah
 Bank DKI Syariah
 BJB Syariah
 NTB Syariah
 Danamon Syariah
 NET Syariah
1. Bank Muamalat

Bank Muamalat adalah salah satu bank syariah di Indonesia yang bisa jadi pilihanmu menabung. Kenapa
Muamalat?

Selain udah berdiri cukup lama yaitu sejak tahun 1991, Bank Muamalat juga merupakan bank syariah di
Indonesia pertama yang mendasarkan sistem kerjanya pada aturan syariat.

Bank Muamalat juga sudah mendapatkan izin sebagai bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1994.

Menariknya lagi, salah satu produk tabungan Bank Muamalat ada yang bebas biaya administrasi bulanan
lho.

Berikut adalah beberapa fasilitas produk menarik yang ditawarkan Bank Muamalat.

 Muamalat Prioritas
 Tabungan
 Giro
 Deposito
 Pembiayaan

Buat informasi lebih lengkapnya kamu bisa mengunjungi situs resmi atau datang ke kantor cabang Bank
Muamalat terdekat.

2. Bank Syariah Mandiri (BSM)

BSM berdiri sejak tahun 1999. Meski terbilang baru, BSM menjadi salah satu bank yang tumbuh
berkembang dengan cepat.

Terbukti, pada 2017, BSM sudah memiliki 737 kantor layanan di seluruh Indonesia dan 196 ribu jaringan
ATM. BSM juga memberikan banyak penawaran menarik kepada masyarakat, seperti:

 Tabungan
 Giro
 Deposito
 Pembiayaan
 Investasi
 BSM Prioritas

Sama halnya dengan Bank Muamalat, salah satu jenis tabungan BSM juga ada yang bebas biaya
administrasi. Gak cuma itu, kamu juga bisa gadai dan mencicil emas lho di BSM. Menarik banget deh.

Tunggu apalagi, langsung aja datang ke kantor cabang terdekat atau cek dulu di situs resminya buat cari
informasi lebih lanjut.

3. BRI Syariah

BRI Syariah berdiri sejak tahun 2008 dengan mengubah kegiatan usaha yang bermula beroperasi secara
konvensional menjadi bank syariah. Bank syariah di Indonesia yang satu ini sendiri terus berkembang dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Berikut beberapa penawaran menarik dari BRI Syariah.

 Tabungan
 Giro
 Deposito
 Investasi
 Pembiayaan

Sama halnya seperti bank konvensional, BRI Syariah juga memiliki penawaran menarik seperti Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang sesuai dengan syariat.

Buat kamu yang tertarik ingin menabung atau pembiayaan di BRI Syariah, kamu bisa cek di situs
resminya atau mendatangi kantor cabang terdekat ya.

4. BNI Syariah

BNI Syariah didirikan sejak tahun 2010 dan terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

Hingga tahun 2014, bank syariah di Indonesia yang satu ini sudah memiliki 65 kantor cabang, 161 kantor
cabang pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan gerak dan 20 payment point.

Penasaran apa saja fasilitas yang ditawarkan BNI Syariah? Berikut di antaranya.
 Tabungan
 Giro
 Deposito
 Investasi
 Pembiayaan

Bukan cuma bebas biaya administrasi bulanan di salah satu jenis tabungannya, BNI Syariah juga
menawarkan pembiayaan buat nasabah yang bakal membuka usaha kecil maupun menengah.

5. Permata Bank Syariah

Bank syariah di Indonesia yang berada di bawah naungan PT Astra International Tbk ini juga
menyediakan layanan perbankan syariah lho.

Buat kamu yang belum tahu asal usul Bank Permata, bank ini sejatinya adalah hasil merger dari PT Bank
Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, Bank Prima Express, Bank Artamedia, dan Bank Patriot.

Apa saja yang ditawarkan Permata Bank Syariah?

 Tabungan
 Tabungan berencana
 Deposito
 Investasi
 Pembiayaan

6. Bank Bukopin Syariah

Bukopin juga memiliki layanan perbankan syariah lho. Bank syariah di Indonesia ini juga cukup aktif
dalam bidang pembiayaan di sektor mikro.

Beberapa produk perbankan syariah yang dimiliki Bukopin Syariah, yaitu: 

 Tabungan
 Giro
 Deposito
 Investasi
 Pembiayaan
7. Bank Tabungan Pensiunan Negara Syariah (BTPS)

BTPS adalah bank syariah di Indonesia yang sebagian sahamnya dimiliki Bank Tabungan Pensiunan
Negara (BTPN).

Gak sedikit juga kok pakar yang menyebut bahwa bank ini bisa jadi the next BCA, tapi versi syariahnya.
BTPS memang terkenal dengan produk pendanaan ultramikronya.

Namun, secara garis besar, produk yang mereka tawarkan gak jauh beda dengan bank lainnya, seperti:

 Tabungan
 Giro
 Deposito
 Investasi
 Pembiayaan

Buat kamu yang tertarik, mending langsung aja datangi kantor cabang terdekat atau cek situs resminya
dulu.

8. BCA Syariah

Sebagai salah satu bank yang cukup ternama di Indonesia, BCA juga punya sistem perbankan Syariah.
Ada beragam produk yang ditawarkan oleh BCA Syariah, baik itu Pendanaan, Pembiayaan, Pinjaman,
maupun layanan jasa. 

Nah, berikut ini produk bank syariah di Indonesia ini.

 Tabungan (Tahapan iB)


 Tabungan Berjangka (Tahapan Rencana iB)
 Giro
 Deposito
 Simpanan Pelajar
 Tabungan Haji (Tahapan Mabrur)
 Pinjaman Pembiayaan Umrah
 Pinjaman Pembiayaan Modal Kerja
 Pinjaman Pembiayaan UMKM Bina Usaha Rakyat (BUR)
 KPR Syariah iB   

Tertarik menjadi nasabah BCA Syariah? Kamu bisa langsung mendatangi cabang BCA Syariah terdekat
ya. Hingga saat ini BCA Syariah memiliki 68 jaringan cabang yang terdiri dari 13 Kantor Cabang (KC),
15 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 40 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia. 

9. Panin Dubai Syariah

Untuk memenuhi kebutuhan transaksi syariah seluruh lapisan masyarakat Indonesia, Panin Bank juga
menghadirkan perbankan syariah untuk melayani seluruh golongan masyarakat. 

Sejak 2017, PT Bank Panin Syariah Tbk meresmikan nama dan logo baru menjadi PT Bank Panin Dubai
Syariah sejalan dengan masuknya Dubai Islamic Bank (DIB) sebagai salah satu pemegang saham
mayoritas sebesar 40 persen.  

Sama seperti instansi perbankan berbasis syariat lainnya, bank syariah di Indonesia ini juga menawarkan
berbagai produk, baik titipan maupun investasi yang dijamin sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24
tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga nilai maksimal Rp2 miliar.

Adapun produk yang ditawarkan bank syariah di Indonesia yang satu ini, yaitu:

 Tabungan 
 Tabungan Berjangka
 Giro
 Deposito
 Pinjaman KPR Syariah
 Pinjaman Kepemilikan Kendaraan Mobil
 Investasi

Jika tertarik memiliki produknya, kamu bisa langsung cek situs resmi Panin Dubai Syariah untuk
mengetahui lokasi cabang terdekat.

10. Mega Syariah

Sebagai salah satu kelompok bisnis CT Corp, Mega Syariah menjadi salah satu bank syariah di Indonesia
yang layak kamu perhitungkan.
Produk yang ditawarkan juga beragam. Selain tentunya tabungan dan pinjaman, Mega Syariah juga
menjadi bank devisa yang dapat melakukan transaksi devisa dan terlibat dalam perdagangan
internasional. 

Di samping itu, sejak tahun 2009, Mega Syariah memperoleh izin dari Departemen Agama Republik
Indonesia (Depag RI) sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). 

Apa saja produk yang ditawarkan Mega Syariah? Berikut ini beberapa diantaranya: 

 Deposito Plus
 Tabungan Umroh
 Tabunganku 
 Tabungan Utama Syariah Dollar
 Giro 
 Deposito  
 Tabungan Haji 
 Tabungan Haji Anak
 Tabungan Investasi Syariah

 Yuk, langsung datangi cabang terdekat buat kamu yang pengen jadi nasabah Mega Syariah.

11. Bank DKI Syariah

Bank DKI Syariah adalah Unit Usaha Syariah (UUS) yang dimiliki PT Bank DKI. Sejak dioperasikan
pada 16 Maret 2004 ini, bank syariah di Indonesia ini telah melayani banyak nasabah berdasarkan prinsip
syariah. 

Saat ini, Bank DKI Syariah memilih untuk fokus menekuni bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM), karena sektor UMKM telah terbukti lebih tahan terhadap krisis dan lebih bermanfaat untuk
kemaslahatan masyarakat.

Namun, kamu juga tetap bisa memiliki produk Bank DKI Syariah. Buat yang pengen tahu beragam
produk Bank DKI Syariah, berikut ini beberapa di antaranya:

 Tabungan
 Tabungan Berjangka untuk Haji dan Umrah
 Giro
 Deposito
 Wakaf Uang
 Pinjaman KPR Syariah
 Pinjaman Modal Kerja
 Gadai Emas

Jika tertarik dengan produk yang ditawarkan Bank DKI Syariah, kamu dapat melihat persyaratannya di
situsnya atau langsung datang ke cabang terdekat.

12. BJB Syariah

PT Bank BJB Syariah adalah bank syariah di Indonesia yang menjadi bagian dari Bank Jawa Barat
Banten.

Sejak berdiri tahun 2010, bank ini bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat dan Banten
yang ingin menggunakan jasa perbankan syariah. 

Berpusat di Jalan Braga, Bandung, BJB Syariah kini telah memiliki 8 kantor cabang, 55 Kantor Cabang
Pembantu, 2 Kantor Kas, 2 Payment Point dan 3 Kas Mobil Keliling yang tersebar di wilayah Jawa Barat,
Banten dan Jakarta.

Sama seperti bank syariah di Indonesia lainnya, BJB Syariah melayani berbagai transaksi.

 Tabungan
 Tabungan Berjangka untuk Haji 
 Giro
 Deposito 
 Pinjaman KPR Syariah
 Pinjaman Kendaraan
 Pinjaman Modal Kerja
 Gadai Emas

 Langsung saja lihat situs resmi BJB Syariah bagi yang ingin tahu lebih lengkapnya.
13. NTB Syariah

Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu provinsi yang tengah gencar melakukan branding halal dan
syariah.

Tingginya pertumbuhan ekonomi syariah di NTB membuat provinsi ini optimistis untuk bisa menjadi
benchmark keuangan syariah bagi daerah lain. 

Akhirnya tahun 2018, Bank Pembangunan Daerah NTB menjadi bank daerah yang sepenuhnya berbasis
syariah.

NTB Syariah memiliki keunggulan yang bisa ditonjolkan, yaitu besarnya share perbankan syariah di
NTB, terjaganya rasio NPF, hingga pertumbuhan aset syariah yang signifikan. 

Mengenai produk perbankan syariah yang ditawarkan, hampir sama dengan bank-bank sejenis lainnya.
Berikut ini beberapa di antaranya:

 Tabungan
 Tabungan Berjangka untuk Haji 
 Simpanan Pelajar
 Giro
 Deposito 
 Pembiayaan KPR Syariah
 Pembiayaan untuk Pembelian Kendaraan
 Pembiayaan Modal Kerja
 Investasi

14. Danamon Syariah

Danamon Syariah adalah bank syariah di Indonesia yang menjadi bagian Bank Danamon dengan prinsip
syariah Wadiah (titipan) sebagai solusi bertransaksi dengan berbagai kemudahan bertransaksi.

Jangka waktu produk akan berakhir pada saat nasabah menutup rekening. Adapun produk yang Danamon
Syariah sebagai berikut.

 Tabungan 
 Tabungan Qurban 
 Tabungan Haji dan Umrah  
 Deposito
 Giro
 Pembiayaan KPR Syariah

Miliki segera produk Danamon Syariah tersebut dengan langsung mengunjungi cabang terdekat, ya.  

15. NET Syariah

Pada awalnya, NET Syariah adalah perusahaan bernama Maybank Nusa Internasional yang merupakan
patungan usaha antara Maybank dan Bank Nusa Nasional.

Tujuan NET Syariah untuk melakukan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis syariah dengan
menyasar sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) 

 Simpanan
 Tabungan Haji dan Umrah
 Pembiayaan Personal dan Bisnis
 Layanan Zakat, Infaq, dan Sedekah

Fakta terkini seputar bank syariah

Lantaran bank syariah kini kian diminati masyarakat Indonesia, ada beberapa fakta bank syariah yang
akan bermanfaat dan membantu kamu dalam melakukan beragam transaksi, lho. Apa saja?

1. Perhatikan logo iB

Setelah memastikan memilih tabungan syariah, kamu harus memperhatikan logo iB yang dipasang di
depan kantor bank yang telah resmi beroperasi sebagai bank syariah (BUS, UUS dan BPRS), baik kantor
pusat, kantor cabang maupun kantor layanan syariah. Logo iB biasanya juga dipasang di papan reklame,
spanduk, neon sign atau billboard.

2. Bisa bertransaksi di bank konvensional dan kantor pos

Selain di kantor resmi bank syariah, biasanya kamu juga bisa mendapatkan layanan perbankan syariah di
bank-bank konvensional yang membuka layanan office channeling Bank Syariah.
Penandanya adalah stiker Logo iB layanan syariah yang umumnya terpasang di pintu masuk kantor
cabang bank konvensional.

Biasanya di depan konter pelayanan syariah, bank juga memasang banner atau poster yang memberikan
penjelasan mengenai produk dan jasa perbank syariah yang tersedia.

Informasi lebih lengkap layanan syariah ini juga dapat diperoleh melalui customer service atau staf di
kantor bank konvensional tersebut.

3. ATM Bank syariah sudah tersebar di banyak tempat

Untuk mengambil uang tunai dan transfer sekarang juga tidak lagi sulit, masyarakat bisa menggunakan
ATM bank syariah, ataupun ATM bank konvensional yang mencantumkan Logo iB di mesin Anjungan
Tunai Mandiri (ATM). Bank-bank syariah juga telah bekerjasama dengan lebih dari 6000 jaringan ATM
Bersama dan 7000 jaringan ATM Prima dan BCA.

Melalui jaringan ATM di seluruh Indonesia, nasabah dapat menarik tunai, transfer dan melakukan
pembayaran tagihan rutin bulanan seperti membayar tagihan telepon, listrik, internet, pesan tiket pesawat
dan masih banyak lagi.

4. Kartu debit bank syariah bisa untuk belanja

Kartu Debit bank syariah juga sudah dapat digunakan untuk berbelanja di supermarket, mall, restoran dan
tempat-tempat wisata yang mempunyai hubungan kerja sama dengan bank syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2011. Kebijakan Pengembangan Perbankan
Syariah, Jakarta : 2011

Jundiani,2019. Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Malang: UIN Malang.

M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, Bandung:
CV Pustaka Setia

Sutan Remy Sjahdeini,2007. Perbankan Islam, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Sholihin, A.I. (2015). Ini Loh Bank Syariah!, Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai