Penghimpunan dana
WADIAH MUDHARABAH
PENYIMPAN
OBJEK AKAD PENERIMA
PELAKU AKAD
IJAB QABUL
Macam-Macam Wadiah
Wadiah Yad Ad
Wadiah Yad Al Amanah Dhamanah
Akad antara dua pihak, satu pihak sebagai pihak
merupakan titipan murni dari pihak
yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain
yang menitipkan barangnya kepada sebagai pihak yang menerima titipan. Pihak
pihak penerima titipan. Pihak penerima penerima titipan dapat memanfaatkan barang
yang dititipkan. Penerima titipan wajib
titipan harus menjaga dan memelihara mengembalikan barang yang dititipkan dalam
barang titipan dan tidak diperkenankan keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan
untuk memanfaatkannya. Penerima diberikan imbalan dalam bentuk bonus yang tidak
diperjanjikan sebelumnya.
titipan akan mengembalikan barang
titipan dengan utuh kepada pihak yang
Aplikasi perbankan:
menitipkan setiap saat barang itu
Giro wadiah
dibutuhkan
Aplikasi perbankan:
Safe deposit box
Rahn
SKEMA
Akad Wadiah Yad Al- Akad Wadiah Yad
amanah Dhamanah
GIRO WADIAH
Giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah,
yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki. Dalam konsep wadiah yad al-dhamanah, pihak yang
menerima titipan boleh menggunakan atau memanfaatkan uang
atau barang yang dititipkan. Dengan demikian, pemilik dana dan
bank tidak boleh saling menjanjikan untuk memberikan imbalan
atas penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang titipan
tersebut
Karakteristik dari giro wadiah antara lain
Harus dikembalikan utuh seperti semula sehingga tidak
boleh overdarft
“sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada yang berhak
menerimannya”
Di samping itu terdapat juga dalam surat al-baqarah : 283 yang artinya:
“jika sebagian kamu mempercayai sebagaian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya.”
Hadist: Ketentuan hadis dalam prinsip wadiah dapat kita baca dalam hadist yang diriwayatkan oleh abu
daud yang artinya:
“abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah SAW bersabda sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang
berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah menghianatimu”
Ijma’: Bahwa telah terjadi ijma’ dari para ulama’ terhadap legitimasi wadiah, mengingat kebutuhan
manusia mengenai hal ini sudah jelas terlihat.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan
ketentuan Tabungan&giro Wadiah sebagai berikut:
Bersifat simpanan
Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan
kesepakatan.
Tabungan yang bersifat titipan murni yang harus dijaga dan
dikembalikan sesuai kehendak pemiliknya.
Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atau
pemanfaatan dana menjadi milik bank, sedangkan nasabah
itu sendiri tidak dijanjikan imbalan dan juga tidak
menanggung kerugiannya.
Bank dibolehkan memberikan bonus kepada nasabah
sebagai tanda insentif asalkan tidak dijanjikan diawal.
Penghimpunan Dana Prinsip
Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan
atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik
modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana
tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau
ijarah . Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan
nisbah yang disepakati.
Rukun mudharabah terpenuhi sempurna bila ada
yaitu :
Ada mudharib
Ada pemilik dana
Ada usaha yang akan dibagi hasilkan
Ada nisbah
Ada ijab qabul
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana,
prinsip mudharabah terbagi dua yaitu :
Mudharabah Mutlaqah . Mudharabah Muqayyadah
(URIA) (RIA)
Dalammudharabah mutlaqah tidak ada Mudharabah muqayyadah
pembatasan bagi bank dalam
menggunakan dana yang dihimpun.
adalah akad yang dilakukan
Nasabah tidak memberikan persyaratan antara pemilik modal untuk
apapun kepada kepada bank, ke bisnis usaha yang ditentukan oleh
apa dana yang disimpannya itu hendak pemilik modal dengan
disalurkan, atau menetapkan
penggunaan akad-akad tertentu,
pengelola. Nisbah bagi hasil
ataupun mensyaratkan dananya dari akad itu disepakati di awal
diperuntukkan bagi nasabah tertentu. untuk dibagi bersama,
Jadi bank memiliki kebebasan penuh sedangkan kerugian
untuk menyalurkan dana URIA ini ke
bisnis manapun yang diperkirakan
ditanggung oleh pemilik
menguntungkan. modal.
Mudharabah RIA ini ada dua jenis, yaitu
Modal deposito yang diberikan shahibul maal harus dalam bentuk tunai.
Bank sebagai mudharib berhak lakukan berbagai usaha asalkan tidak melenceng pada
prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan
pihak lain.Bank menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya untuk
menutupi biaya operasional deposito.Bank tidak boleh mengurangi nisbah
keuntungan tanpa persetujuan nasabah.Pembagian keuntungan harus dinyatakan
dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
Terhadap kerugian yang terjadi bukan akibat kelalaiannya. Namun, bila yang terjadi
adalah miss management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh atas kerugian
tersebut.
Kesimpulan
Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro,
tabungan dan deposito. Sedangkan prinsip operasional
syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.
Prinsip wadi’ah implikasi hukumnya sama dengan qardh,
dimana nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan
uang dan bank bertindak sebagai peminjam. Sedangkan
prinsip mudharabah adalah bahwa deposan atau
penyimpan bertindak sebagai shahibul mal dan bank
sebagai mudharib.