Anda di halaman 1dari 7

Referensi Materi Kompetisi Ekonomi Syariah Nasional (KESN) 2022

7. Kompetensi Mendeskripsikan Lembaga Keuangan Syariah

Ruang Lingkup Materi :

a. Pengertian Perbankan Syariah


Perbankan syariah merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang
paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan selain menyalurkan dana atau
memberikan pembiayaan juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat
luas dalam bentuk simpanan, memberikan jasa keuangan.
b. Prinsip Kegiatan Bank Syariah
1) Prinsip antiriba
2) Prinsip produktivitas
3) Prinsip pentingnya akad syariah
c. Produk Perbankan Syariah
 Al-Wadi’ah (Simpanan)
Al-Wadi’ah atau disebut juga dengan titipan/simpanan adalah titipan murni dari
satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hokum yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki.
 Pembiayaan dengan bagi hasil
1). Al-Musyarakah (Partisipasi Modal)
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Hal ini dalam praktik perbankan diaplikasikan
dalam hal pembiayaan proyek.
2). Al-Mudharabah
Al-Mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah akad perjanjian di-
antara dua belah pihak, dimana pihak pertama sebagai pemilik modal
(shahib al-mal/al-mal), memercayakan kepada pihak kedua atau pihak
lain (pengusaha) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Dalam
praktiknya terbagi dua macam, yaitu mudharabah muthlaqah merupakan
kerja sama antara pihak pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih
luas, dan mudharabah muqayyah merupakan dimana pihak lain dibatasi
oleh waktu spesifikasi usaha dan daerah bisnis.
3). Al-Muzara’ah
Al-Muzara’ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan
dengan penggarap. Dalam dunia perbankan, kasus ini diaplikasikan untuk
pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil panen.
4). Al-Musaqah
Al-Musaqah adalah bagian dari Al-Muzara’ah yaitu penggarap hanya ber-
tanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan mengguna-
kan dana dan peralatan mereka sendiri.
 Bai’al Murabah
Bai’al Murabah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan
tambahan keuntungan yang disepakati.
 Bai’as-Salam
Bai’as-Salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka.
 Bai’al Istishma’
Bai’al Istishma’ adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen
(pembuat barang)
 Al-Ijarah
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri.
 Al-Wakalah
Al-Wakalah artinya penyerahan atau pendelegasian atau pemberian mandat
dari satu pihak ke pihak lain.
 Al-Kafalah
Al-Kafalah artinya jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung
 Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya.
 Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang di terimanya.
d. Pasar Modal Syariah dan Produknya
Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara
para pencari dana (emiten) dan para penanam modal (investor). Pasar modal syariah
di Indonesia diresmikan tahun 2003 dengan berbagai aturan yang pelaksanaan yang
secara operasional diawasi oleh OJK, dan pemenuhan prinsip syariahnya diatur oleh
DSN MUI. Adapun yang di perjualbelikan adalah efek-efek seperti saham, obligasi,
reksa dana, waran, right, dan produk derivative lainnya.
e. Asuransi Syariah dan Produknya
Asuransi syariah adalah sebuah system asuransi yang mana peserta saling
menanggung risiko dengan menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi melalui
dana tabarru’. Dalam penerapannya, perusahaan bertindak sebagai pemegang
amanah dalam mengelola dan menginvestasikan dana dari kontribusi peserta.
Adapun produknya, yaitu asuransi jiwa syariah, asuransi pendidikan syariah, asuransi
kesehatan syariah, asuransi dengan investasi syariah, asuransi kerugian syariah, dan
asuransi syariah berkelompok
f. Lembaga Pembiayaan Syariah dan Produknya
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bank
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan yang mencakup usaha sewa guna, usaha anjak piutang, usaha
kartu plastik dan pembiayaan konsumen
g. Pegadaian Syariah dan Produknya
Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman
dengan jaminan tertentu. Jaminan nasabah tersebut digadaikan, kemudian ditaksir
oleh pihak pegadaian untuk menilai besarnya nilai jaminan. Pegadaian syariah
menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah. Pinjaman dengan
menggadaikan barang sebagai jaminan utang dilakukan dalam bentuk rahn (gadai)
h. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah lembaga keuangan mikro Indonesia.
Merupakan lembaga berbadan hokum yang menjalankan operasionalnya mengacu
pada prinsip-prinsip syariah. Koperasi ini dijalankan dengan kegiatan usahanya
bergerak dalam bidang pembiayaan, investasi, dan smipanan sesuai pola bagi hasil
(syariah)
8. Kompetensi Mendeskripsikan Konsep Dasar Ekonomi Makro Islam

Ruang Lingkup Materi :

a. Pengertian Ekonomi Makro Islam


Ekonomi makro Islam pada hakikatnya adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Jika ekonomi makro berjalan dengan baik, pekerjaan mudah didapatkan, pendapatan
pada umumnya akan meningkat, dan keuntungan perusahaan tinggi. Namun, jika
ekonomi makro dalam keadaan buruk, lowongan kerja sangat sulit, pendapatan tidak
meningkat secara rill, dan keuntungan bisnis rendah dan ketidakpastian tinggi.
b. Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro Islam
Tujuannya diturunkan dari konsep maqasid syariah, yaitu tercapainya falah dalam
bentuk konteks ekonomi makro. Dalam konteks ekonomi makro, tujuan kebijakan
ekonomi dapat dipilah menjadi :
 Tujuan primer
1). Pengembangan dan pemeliharaan kerangja kelembagaan yang
mendukung aktivitas ekonomi
2). Pemenuhan kebutuhan dasar minimum (hak asasi ekonomi) untuk setiap
individu dan keluarga
3). Mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri, teknologi asing
dan penguasaan asing terhadap perekonomian nasional
4). Memberikan pendidikan kepada warganya untuk bias hidup dengan baik
 Tujuan sekunder
1). Mengurangi kesenjangan ekonomi antardaerah
2). Mengintegrasikan ekonomi nasional ke dalam ekonomi global
3). Pengembangan infrastruktur ekonomi
4). Pengentasan kemiskinan
c. Indikator Ekonomi Makro Islam
Indikator ekonomi makro Islam didasarkan pada maqasid syariah. Pengembangan
Indicator ekonomi makro berbasis maqasid syariah telah diinisiasi oleh Umar Chapra
(2008) yang kemudian di kembangkan oleh berbagai pemikir ekonomi Islam lainnya.
Ide dasarnya adalah bahwa kinerja ekonomi makro semestinya diukur berdasarkan
Keberhasilannya mewujudkan maqasid syariah yang secara garis besar terdiri dari
Lima variabel, yaitu agama, jiwa, intelektual, keturunan, dan material.
d. Peran Pemerintah dalam Ekonomi Islam
1). Meningkatkan efisiensi dalam mekanisme pasar
2). Peduli lingkungan dan mengatasi kerusakan pasar
3). Menyediakan barang public yang diperlukan
4). Mendorong proses distribusi dan redistribusi kekayaan dan pendapatan
e. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam
Kebijakan ekonomi terdiri dari :
 Kebijakan fiskal, sering dikaitkan dengan upaya mengendalikan
perekonomian melalui pengelolaan keuangan negara. Kebijakan fiskal dalam
ekonomi Islam menurut Faridhi (1983) memiliki empat tujuan pokok :
1) Mewujudkan keadilan dan kesetaraan
2) Penyediaan kesejahteraan social ekonomi
3) Mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya
ekonomi
4) Memperbaiki moralitas dan budaya ekonomi masyarakat
 Kebijakan moneter, seringkali dikaitkan dengan pengendalian jumlah uang
yang beredar atau penawaran uang untuk memengaruhi kondisi dan kinerja
perekonomian. Kebijakan moneter dalam Islam menurut Umer Chopra (2000)
pada bukunya berjudul Sistem Moneter Islam adalah :
1) Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi
yang optimal
2) Mewujudkam keadilan social ekonomi dan distribusi pendapatan dan
kekayaan yang sepadan
3) Menjaga stabilitas mata uang negara
f. Instrumen Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam
 Instrumen kebijakan fiscal dalam ekonomi islam
Beberapa instrument kebijakan fiscal menurut para ekonomi muslim :
1). Zakat maal
2). Penerimaan pajak
3). Pemasukan pemerintan lainnya
4). Penerimaan sumbangan dari masyarakat
5). Kerja sama pembiayaan pemerintah dan swasta
 Instrumen kebijakan moneter dalam ekonomi Islam
Secara umum, dikelompokkan menjadi enam kategori :
1). Operasi pasar terbuka (open market operation)
2). Cadangan wajib minimum (reserve requirement)
3). Pembiayaan selektif yang berorientasi kepada falah
4). Himbauan moral (moral suassion)
5). Rasio pembiayaan tanpa bunga (financing ratio)
6). Rasio bagi hasil (profit sharing ratio)
 Instrumen kebijakan fiscal dan moneter dalam ekonomi Islam di Indonesia :
1). Giro Wajib Minimum (GWM)
2). Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank Syariah (Sertifikat IMA)
3). Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
4). Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara (SBSN)

9. Kompetensi Mendeskripsikan Konsep Dasar Keuangan Syariah

Ruang Lingkup Materi :

a. Konsep Dasar Keuangan Syariah


Keuangan syariah adalah system keuangan yang beroperasi sesuai dengan hokum
dan prinsip syariah. Seperti halnya system keuangan konvensional, komponen
keuangan syariah mencakup pasar, lembaga keuangan, instrument keuangan, dan
jasa keuangan. Sistem keuangan syariah selalu berinteraksi dengan system
keuangan secara umum.
b. Peran Sistem Keuangan Syariah
Keuangan syariah mempunyai dua peran sekaligus, yaitu peran usaha dan peran
social. Pada peran usaha, keuangan syariah berfungsi sebagai manager investasi,
investor dan jasa pelayanan. Peran sosial, keuangan syariah berfungsi sebagai
pengelola dana sosial untuk penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak,
sedekah, dan wakaf.
c. Prinsip Keruangan Syariah
1). Penghapusan bunga dari system keuangan
2). Berbagi risiko (Risk sharing)
3). Nilai uang
4). Keterkaitan antara transaksi keuangan dan sector produktif
5). Larangan perilaku spekulatif berlebihan
6). Kesakralan suatu kontrak
7). Kegiatan investasi yang syariah
d. Instrumen Keuangan Syariah
Instrumen keuangan adalah kontrak keuangan antarpihak, yang dapat diper-
dagangkan, dimodifikasi dan diselesaikan secara langsung. Demikian pula

dengan keuangan syariah. Namun, pada keuangan syariah proses penyusunan

instrument keuangan harus mengikuti ketentuan dan prinsip syariah, maka

keuangan syariah tidak mengenal instrument derivative. Hal ini disebabkan oleh

faktor gharar dan kecenderungan maysir dan riba pada instrument derivative.

Jenis instrument keuangan syariah antara lain Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN), Sukuk/Obligasi Syariah, Negotiable Certificate of Deposit Syariah (NCDS),

Sukuk BI (SukBI)

Anda mungkin juga menyukai