Anda di halaman 1dari 5

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH

1. Pengertian
Standar akuntansi syariah (SAS) adalah pernyataan standar akuntansi keuangan
(PSAK) syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah
baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah.
Hal yang di atur dalam standar akuntansi keuangan syariah adalah transaksi-
tranaksi syariah yang berlaku untuk para pihak yang melakukan transaksi
tersebut. Saat ini transaksi syariah yang utama telah diatur dalm standar
akuntansi keuangan syariah, seperti murabahah, istishna, salam, mudharabah,
musyarakah, ijarah, tabarru’, sukuk, zakat, wa’d, serta wakaf.

2. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah


a. Pertanggungjawaban (Accountability)
Prinsip pertanggungjawaban (accountability) selalu berkaitan dengan
konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil
transaksi manusia dengan sang khalik. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi
adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu
melakukan pertanggunghjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat
kepada pihak-pihak yang terkait.
b. Prinsip keadilan
Menurut penasiran Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282 terkandung prinsip
keadilan yang merupakan nilai penting dalam etika kehidupan social dan
bisnis, dan nilai inheren yang melekat dalam fitrah manusia. Pada konteks
akuntansi menegaskan kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah,
dilalkukan oleh perusahaan harus dicatat dengan benar.
c. Prinsip kebenaran
Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan.
Sebagai contoh, dalam akuntansi kita selalu dihadapkan pada masalah
pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan
baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran.
3. Standar pelaporan keuangan syariah
Berikut standar pelaporan keuangan syariah :
1. PSAK 101 - Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK No. 101 ini berfungsi untuk mengatur penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) untuk entitas syariah yang
selanjutnya disebut “laporan keuangan” . Pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur
dalam Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

2. PSAK 102 - Akuntansi Murabahah


Murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan prinsip
jual beli, dimana bank membelikan kebutuhan barang
nasabah (investasi/modal kerja) dan bank menjual kembali kepada
nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati , dengan
prinsip persaudaraan (ukhuwah.
Rukun Murabahah :
1. Subjek (penjual dan pembeli),
2. Objek, dan
3. Akad (shighat). Syarat Murabahah :
1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
diterapkan,
3. Kontrak harus bebas dari riba,
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian, dan
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya bila pembelian dlakukan secara hutang.

3. PSAK 103 - Akuntansi Salam


Salam adalah akad pembelian suatu hasil produksi (komoditi) untuk
pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera sesuai
dengan persyaratan tertentu atau penjualan suatu komoditi untuk
pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera/di
muka.
Rukun Salam :
1. Subjek : muslam (pembeli) dan muslam ilaih (penjual)
2. Akad (shighat)
3. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu modal/harga dan muslam fiih
(barang yang dipesan)
Syarat Salam :
1. Modal/harga : harus jelas dan terukur, berapa harga barangnya,
berapa uang mukanya dan berapa lama, sampai pembayaran
terakhirnya.
2. Muslam fiih (barang yang dipesan) : harus jelas jenis, ciri-
cirinya, kualitas dan kuantitasnya.

4. PSAK 104 – Akuntansi Istishna’


Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria tertentu yang disepakati
antara pemesan dan penjual. Terdapat istilah istishna paralel, yaitu
akad yang memerlukan pihak lain sebagai pembeli untuk
mememenuhi kewajibannya si pemesan kepada pembeli.
Rukun Istishna‟ :
1. Subjek : shaani‟ (produsen atau penjual) dan mustashni‟
(konsumen atau pembeli)
2. Ma‟qud „alaih (barang yang dipesan)
3. Akad (shighat) Syarat Istishna‟ :
1. Jenis barang yang dibuat, macam, kadar, dan sifatnya jelas,
2. Barang berlaku muamalat di antara manusia, dan
3. Tidak ada ketentuan mengenai tempo penyerahan barang yang
dipesan.

5 . PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah


Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama pemilik dana menyediakan seluruh dana
sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kespakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh
pemilik dana apabila kesalahan terjadi murni karena regulasi usaha.
Tetapi jika kesalahan/kerugian disebabkan karena kelalain
mudharib maka kerugian ditanggung oleh mudharib. Prinsip dalam
mudharabah adalauh persaudaraan.
Rukun Mudharabah :
1. Subjek : pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib)
2. Objek
3. Akad (shighat)
Syarat Mudharabah :
1. Modal ditangan pengusaha berstatus amanah, seperti wakil
dalam jual beli,
2. Pengusaha berhak atas keuntungan sesuai kesepakatan,
3. Komponen biaya disepakati sejak awal akad, dan
4. Pemilik modal (shahibul maal) berhak atas keuntungan dan
menanggung resiko.
2.2.

6. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah


Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi
kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset non-kas yang
diperkenankan oleh syariah.
Rukun Musyarakah :
1. Subjek („aqidani)
2. Objek (ma‟qud alaihi)
3. Akad (shighat)
4. Nisbah bagi hasil Syarat Musyarakah :
1. Diperbolehkan untuk menerima atau mengirimkan wakil untuk
bertindak hukum terhadap objek perserikataan sesuai dengan izin
pihak lainnya,
2. Presentase pembagian keuntungan jelas, dan
3. Keuntungan untuk masing-masing pihak ditentukan sesuai
kesepakatan.
7. PSAK 107 - Akuntansi Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.
Rukun Ijarah :
1. Subjek : mu‟jir (pemberi sewa) dan musta‟jir (penyewa)
2. Objek
3. Akad (shighat) Syarat Ijarah :
1. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan,
2. Barang yang disewakan tidak termasuk kategori haram, dan
3. Harga sewa harus terukur.

8. PSAK 108 - Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah


Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional - Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) adalah usaha saling melindungi dan
tolong-menolong di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam
bentuk aset dan / atau Tabarru‟ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang
sesuai dengan syariah. Prinsipnya adalah persaudaraan (ukhuwah).
Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling
mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong
(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan
beraliansi (tahaluf) dan prinsip tersebut diaplikasikan pada asuransi
syariah.

4. Perkembangan Transaksi Syariah di Indonesia


Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI)
merupakan landasan awal diterapkannya ajaran islam menjadi pedoman
bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses perjuangan
sekelompok masyarakat dan para pemikir islam dalam upaya mengajak
masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama.
Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak
terpisahkan. Antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan,
auditing, kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah dan lain-lain.
Dengan demikian banyak peneliti yang meyakini bahwa kemunculan
kebutuhan, pengembangan teori dan praktik akuntansi syariah adalah kerena
berdirinya bank syariah. Pendirian bank syariah merupakan salah satu bentuk
implementasi ekonomi islam.
Sektor syariah yang sedang berkembang adalah tansaksi investasi syariah dan
sektor keuangan non-bank. Transaksi ini terus mengalami peningkatan,
diantaranya :
1. Obligasi Syariah (Sukuk)
2. Pasar Modal Syariah
3. Dana pensiun Syariah
4. Pendanaan Proyek Syariah
5. Real Estat Syariah

Anda mungkin juga menyukai