1 PS F
Akad Jual Beli adalah suatu kegiatan yang biasanya dilakukan oleh dua pihak, yaitu pembeli dan penjual
dalam proses kegiatan jual beli. Dalam Islam, akad ini termasuk dalam peraturan pada kegiatan
muamalah, yang merupakan bagian dari sostem ekonomi syariah.
Akad jual beli ini disesuaikan dengan peraturan dalam agama Islam, baik itu yang telah dijabarkan dalam
Al-Qur’an maupun hadist.
Pada dasarnya, akad jual beli memiliki manfaat agar suatu proses transaksi jual beli yang dilakukan oleh
dua pihak, tidak akan menimbulkan dampak buruk di kemudian hari. Akad yang juga bisa dikenal
dengan istilah shighat (ijab qabul) diucapkan agar sebuah transaksi dapat dianggap ‘sah’ secara hukum
Islam, yang biasanya dilakukan dalam dua metode, yaitu lisan dan perbuatan.
Pada metode lisan, seorang penjual akan mengucapkan ijab dan dilanjutkan pengucapan qabul oleh
pembeli. Sedangkan pada metode perbuatan, yaitu ketika penjual menyerahkan barang kepada pembeli
tanpa adanya pelafalan ijab dan qabul dari masing-masing pihak.
Di dalam Islam, terdapat peraturan dalam perekonomian yang disebut dengan muamallah. Salah satu
hal yang diatur dalam muamalah adalah tentang sistem ekonomi Syariah, yang nantinya memiliki kaitan
dengan akad jual beli.
Akad tersebut diperuntukkan agar orang-orang yang berkaitan dalam proses ini mendapatkan keadilan
yang menjadi hak mereka, tanpa salah satu pihak merasa dirugikan. Umumnya, sistem ekonomi Syariah
ini membawa dampak baik dalam proses perekonomian, yang tentunya menghindari pelakunya dari
asas seperti riba, ghahar, dan maysir. Unsur-unsur tersebut tentunya dapat memberikan dampak buruk
bagi para pelaku perekonomian.
Oleh karena itu, akad jual beli pun diciptakan, agar unsur-unsur ini tidak terjadi di kemudian hari. Akad
diperuntukkan agar suatu transaksi jual beli dapat dilakukan dengan aman.
Jenis-Jenis Akad Jual Beli
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, akad jual beli diperuntukkan agar para pelaku ekonomi dapat
merasakan keadilan dengan menggunakan sistem ekonomi Syariah. Dalam penerapannya, akad jual beli
terbagi menjadi beberapa jenis.
1. Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah kondisi di mana penjual dan pembeli mengetahui hasil laba yang akan diterima
oleh penjual, yang sebelumnya telah disepakati secara bersama oleh pembeli.
Akad ini memungkinkan pembeli untuk mengetahui seberapa besar jarak keuntungan dan jarak harga
jual yang akan diterima oleh penjual.
Biasanya, pembiayaan dana dalam sistem ekonomi Syariah ini dilakukan dengan berlandaskan prinsip
Syariah, dimana seseorang akan mendapatkan pembiayaan dana dengan jaminan barang berharga.
3. Akad Mudharabah
Akad Mudharabah, merupakan sebuah akad yang biasanya digunakan untuk proses pembiayaan secara
Syariah yang biasanya dilakukan dalam bentuk kerja sama, antara pemberi modal dan pengelola modal.
Dalam Akad Mudharabah, akan ada pembagian keuntungan antara pemilik modal dan pengelola modal.
Akan tetapi, dalam akad ini, pemilik modal akan menanggung semua kerugian yang terjadi, namun
pengecualian ketika pengelola melakukan kelalaian secara sengaja atau mungkin menyalahi aturan.
4. Akad Istishna’
Akad Istishna merupakan akad yang dilakukan ketika seorang pembeli melakukan sebuah pemesanan
secara khusus kepada penjual dengan beberapa syarat tertentu, sebelum nantinya akan dikerjakan oleh
penjual.
Di sini, penjual harus bisa memenuhi permintaan yang telah disebutkan sebelumnya, sesuai dengan
ketentuan serta kesepakatan yang telah disetujui secara bersama.
5. Akad Salam
Akad Salam merupakan sebuah akad ketika seorang pembeli melakukan pemesanan dengan cara
memberikan biaya di awal kepada penjual, agar penjual dapat segera melakukan pemrosesan
pemesanan. Akad ini berlangsung ketika kedua belah pihak telah menyetujui kesepakatan yang telah
ditentukan, seperti jangka waktu pembuatan, dan lain sebagainya.
6. Akad Musyarakah
Akad Musyarakah yaitu akad yang dilakukan oleh beberapa pihak, dan masing-masing melakukan
penyetoran dana sebagai modal awal sebuah usaha sesuai dengan kesepakatan yang telah diberlakukan.
Selanjutnya, modal itu nantinya akan dikelola oleh salah satu dari pemodal atau meminta bantuan pihak
ketiga untuk memutar modal yang ada.
Syarat dan Cara Menjalankan Akad Jual Beli
Terdapat beberapa syarat yang dilakukan agar akad jual beli dapat dilaksanakan. Syarat-syarat tersebut
meliputi:
Syarat di sini dimaksudkan bahwa antara penjual dan pembeli telah memenuhi hal yang perlu mereka
penuhi sebelum melakukan akad jual beli, antara lain:
Telah merdeka atas keinginan mereka sendiri dan bukan seorang hamba sahaya
Maksudnya, antara penjual dan pembeli yang melakukan kegiatan akad jual beli telah ridha atau ikhlas
perihal apa yang akan mereka dapatkan serta apa yang akan mereka berikan. Tidak ada pihak yang
merasa terpaksa atau merasa dirugikan.
Hal ini merujuk ke hal yang diperjualbelikan bersifat tidak dilarang oleh agama.
Struktur Akad Jual Beli
Dalam kegiatan ini ada struktur yang harus dipenuhi sebelum kegiatan tersebut dapat diberlangsungkan.
Sebelum akan diberlangsungkan, tentunya harus ada penjual dan pembeli sebagai pihak yang akan
melangsungkan akad jual beli.
Selanjutnya, ada barang atau jasa yang menjadi objek yang akan diperjualbelikan, yang tentunya tidak
melanggar syariat Islam.
3. Akad
Terakhir, pelafalan akad jual beli sesuai dengan transaksi yang akan dilakukan. Akad berisi tentang
persetujuan di antara kedua belah pihak, sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati.