Anda di halaman 1dari 16

STANDAR

TERKAIT
KEGIATAN
BISNIS SYARIAH
Kelompok 2 :
1. Dhimas Surya Guritno /S432308011
2. Tri Utami /S432308007
3. Isnayni Sabila
/S432308009
STANDAR
KEGIATAN BISNIS
TERKAIT SAK
BISNIS DAN SAK
SYARIAH
DEFINISI
1. Standar kegiatan bisnis adalah aturan yang mengatur bagaimana entitas harus mencatat dan melaporkan transaksi dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan usahanya. Standar kegiatan bisnis ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
SAK Bisnis dan SAK Syariah.
a. SAK Bisnis
SAK Bisnis adalah standar kegiatan bisnis yang berlaku umum untuk semua entitas, baik entitas konvensional
maupun entitas syariah. SAK Bisnis disusun berdasarkan kerangka konseptual yang menekankan pada keandalan
dan relevansi informasi akuntansi.
b. SAK Syariah
SAK Syariah adalah standar kegiatan bisnis yang berlaku khusus untuk entitas syariah. SAK Syariah disusun
berdasarkan kerangka konseptual yang menekankan pada prinsip syariah, yaitu:
• Keadilan
• Kehati-hatian
• Kebenaran
• Transparansi
• Kelengkapan
JENIS-JENIS
AKAD PADA
KEGIATAN
BISNIS
SYARIAH
Akad adalah perjanjian atau kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang menimbulkan hak dan kewajiban di
antara mereka. Dalam kegiatan bisnis syariah, akad merupakan dasar dari setiap transaksi yang
dilakukan.Berikut adalah beberapa jenis akad yang umum digunakan dalam kegiatan bisnis syariah:

Jenis Akad Pengertian Contoh Transaksi


Wadiah Akad penitipan barang atau uang antara pihak yang Nasabah menitipkan uangnya di bank
mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi syariah.
kepercayaan.
Murabahah Akad jual beli barang dengan menegaskan harga belinya dan Bank syariah membeli barang dari supplier
pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai dan menjualnya kembali kepada nasabah
keuntungan yang disepakati. dengan harga lebih.
Salam Akad jual beli barang dengan pembayaran di awal dan Bank syariah membeli gabah dari petani
pengiriman barang di kemudian hari. dengan pembayaran di awal dan pengiriman
gabah di kemudian hari.
Istisna' Akad jual beli barang yang pesanan (muslam fiih) dibuat Bank syariah memesan pembangunan
sesuai dengan spesifikasi yang disepakati antara penjual rumah kepada kontraktor dengan spesifikasi
(muslam ilaihi) dan pembeli (muslam fiih). yang disepakati.
Ijarah Akad sewa menyewa barang atau jasa dengan pembayaran Bank syariah menyewakan mobil kepada
sewa secara periodik. nasabah.
Mudharabah Akad kerja sama antara dua pihak, yaitu shahibul mal (pemilik Bank syariah memberikan modal kepada
modal) dan mudharib (pengelola modal), di mana shahibul mal nasabah untuk memulai usaha.
memberikan modal kepada mudharib untuk dikelola dan
keuntungannya dibagi sesuai kesepakatan.
TRANSAKSI YANG
DILARANG DALAM
KONSEP BISNIS
SYARIAH
Jenis Akad Pengertian Contoh Transaksi
Musyarakah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha Dua orang rekanan membuka usaha bersama.
tertentu dengan modal yang mereka miliki, dan keuntungannya
dibagi sesuai kesepakatan.

Qardh Akad pinjam meminjam uang atau barang antara dua pihak, di mana Seorang teman meminjam uang kepada
pihak yang meminjamkan (murtahin) tidak boleh meminta imbalan temannya untuk keperluan mendesak.
atau keuntungan atas pinjamannya.

Kafalah Akad jaminan yang diberikan oleh satu pihak (kafil) kepada pihak Seorang nasabah bank syariah menjamin
lain (mudarrib) untuk memenuhi kewajiban pihak ketiga (makful pinjaman yang diambil oleh keluarganya.
alaih) kepada pihak yang dijamin (mudarrib).

Hibah Akad pemberian sesuatu kepada orang lain tanpa imbalan atau Seorang dermawan memberikan uang kepada
penggantian. panti asuhan.
Transaksi yang dilarang dalam konsep bisnis syariah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Transaksi Yang Dilarang


Transaksi Yang Dilarang
Berdasarkan Objek
Berdasarkan Cara Bertransaksinya
Transaksinya
• Riba : jual beli dengan sistem • Suht : makanan dan minuman haram,
bunga bangkai, darah, daging babi, dan
• Maysir : perjudian organ tubuh manusia
• Gharar : jual beli barang yang
belum ada
• Dharar : jual beli barang yang
dipalsukan
• Maksiat : jual beli barang-barang
haram
KONSEP
KEUNTUNGAN
KEGIATAN
BISNIS
SYARIAH
Konsep keuntungan kegiatan bisnis syariah adalah perolehan manfaat yang diperoleh dari kegiatan
usaha yang dilakukan oleh entitas syariah. Keuntungan dalam SAK Syariah didefinisikan sebagai
selisih antara penghasilan dan beban yang merupakan hasil dari kegiatan usaha entitas syariah.
Keuntungan dalam SAK Syariah harus memenuhi kriteria berikut:
• Merupakan hasil dari kegiatan usaha entitas syariah. Keuntungan harus merupakan hasil dari
kegiatan usaha yang dilakukan oleh entitas syariah, bukan dari kegiatan yang bersifat non-usaha,
seperti sumbangan atau hibah.
• Merupakan selisih antara penghasilan dan beban. Keuntungan diperoleh dari selisih antara
penghasilan yang diterima dari kegiatan usaha dengan beban yang dikeluarkan untuk menjalankan
kegiatan usaha tersebut.
• Merupakan manfaat yang dapat diukur secara objektif. Keuntungan harus dapat diukur secara
objektif, sehingga dapat diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan PSAK Syariah
No. 101, penghasilan adalah arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban dari trans
aksi atau peristiwa lain yang memengaruhi entitas syariah selama periode pelaporan, dan dari pelaks
anaan aktivitas normal entitas syariah, dan dari pelepasan aset, kecuali arus masuk tersebut berasal
dari penerimaan pinjaman atau ekuitas. Beban adalah arus keluar atau penurunan aset atau peningk
atan kewajiban dari transaksi atau peristiwa lain yang memengaruhi entitas syariah selama periode p
elaporan, dan dari pelaksanaan aktivitas normal entitas syariah, dan dari perolehan aset, kecuali arus
keluar tersebut berasal dari pembayaran pinjaman atau ekuitas.
SAK BISNIS DAN
SAK SYARIAH
MEMILIKI
PERBEDAAN
KONSEP DASAR
1. Prinsip pengakuan dan pengukuran
SAK Bisnis mengakui dan mengukur transaksi dan peristiwa sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi umum,
sedangkan SAK Syariah mengakui dan mengukur transaksi dan peristiwa sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Prinsip penyajian dan pengungkapan
SAK Bisnis menyajikan dan mengungkapkan informasi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi umum,
sedangkan SAK Syariah menyajikan dan mengungkapkan informasi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
3. Perbedaan transaksi dan peristiwa
SAK Bisnis dan SAK Syariah mengatur transaksi dan peristiwa yang berbeda, yaitu:
a. Transaksi dan peristiwa yang dilarang oleh syariah yaitu SAK Syariah melarang pengakuan dan pengukuran
transaksi dan peristiwa yang dilarang oleh syariah.
b. Transaksi dan peristiwa yang diwajibkan oleh syariah yaitu SAK Syariah mewajibkan pengakuan dan
pengukuran transaksi dan peristiwa yang diwajibkan oleh syariah.
4. Perbedaan pengungkapan
SAK Syariah memiliki persyaratan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan dengan SAK Bisnis, yaitu:
a. Informasi tentang prinsip-prinsip syariah yang diterapkan yaitu SAK Syariah mewajibkan pengungkapan
informasi tentang prinsip-prinsip syariah yang diterapkan.
b. Informasi tentang transaksi dan peristiwa yang diwajibkan atau dilarang oleh syariah yaitu SAK Syariah
mewajibkan pengungkapan informasi tentang transaksi dan peristiwa yang diwajibkan atau dilarang oleh
syariah.
Contoh
Laporan
Keuangan
Berstandar
SAK Syariah
Contoh
Laporan
Keuangan
Berstandar
SAK Bisnis
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai